Cinta Yang Dalam - Bab 223 Merundingkan sesuatu

Bibi yang dibicarakan oleh Mustika, pasti adalah Shinta.

Didalam pembicaraannya ini, sudah membawa sedikit arti ancaman.

Orang yang paling dibenci oleh Shinta seumur hidup ini adalah, orang yang memiliki latar belakang tidak bersih.

Lingkaran dunia hiburan selamanya tidak memiliki garis dasar, karena itu Shinta terlebih membenci aktris.

Ditambah lagi Julia demi mendapatkan posisinya itu telah melakukan berbagai macam hal yang tidak bersih, sama sekali tidak dapat mengelabuinya.

Hal yang sama seperti itu jika terjadi kepada Shivas, Shinta pasti langsung meminta Gandi untuk menggambar garis batasan dunia yang jelas dengannya.

Neva menghela nafas berat, ia berdebat didalam wechat, berkata lebih banyak pun tidak akan ada gunanya.

Ia dan Mustika menentukkan satu lokasi, bersiap-siap untuk berbincang-bincang.

Didalam hati ia masih memegang sedikit harapan, berharap setelah rekonsiliasi dibawahnya, Mustika dan Shivas dapat bersaing secara adil.

Mustika adalah seseorang yang benar-benar memperhitungkan lokasi, Neva kemudian datang kesebuah Rumah Red Wine.

Disaat ia memarkirkan mobilnya, ia langsung melihat mobil-mobil disekitarnya yang sangat mewah, mobil range rovernya dalam perbandingan seperti ini, seperti QQ yang berpapasan dengan Volks Wagen.

Dibawah petunjuk dari pelayannya, ia masuk kedalam sebuah ruangan.

Yang diluar dugaannya adalah, didalam ruangan itu tidak hanya terdapat Mustika seorang saja, didalamnya masih ada lagi seorang wanita yang terlihat lebih tua, duduk disamping bermain HP.

Melihat Neva yang telah datang, Mustika dengan segera bangkit berdiri, wajahnya membawa sebuah senyuman tanpa sedikitpun cacat yang dapat menjadi sebuah cela, mempersilahkan Neva untuk duduk dan berbincang.

Paling tidak dalam hal memberi muka, sudah cukup memberikannya kepada Neva.

Semakin seperti ini, didalam hati Neva semakin mengerti, hari ini pertemuannya dengan Mustika, mungkin tidak akan berakhir dengan baik.

Setelah duduk, Mustika menuangkan segelas anggur untuk Neva, berkata: “Kakak ipar, anggur merah Wine Laviete De Rum sangat terkenal adalah anggur merah yang sangat disukai oleh para keluarga dilingkaran kelas atas, kamu bisa mencobanya.”

Setelah selesai berbicara, Mustika mengangkat gelasnya menyentuhkannya perlahan dengan gelas milih Neva.

Neva hanya sedikit mencicipinya, untuk penilaian mengenai anggur merah, ia pun masih sedikit mengerti, memang cukup nikmat.

Tetapi ia datang mengendarai mobilnya sendiri, karena itu anggur ini ia tidak dapat meminumnya.

Mustika sudah menghabiskan anggur yang berada didalam gelasnya itu, tetapi Neva hanya sedikit mencicipinya, ini membuat pandangan matanya sedikit menyipit, terlihat sedikit tidak puas.

Akan tetapi ia dengan segera tersenyum menutupinya, melanjutkan dan berkata: “Kakak ipar, apakah kamu benar-benar telah mengenal Shivas dengan baik?”

Sambil berkata, Mustika mengambil setumpuk file dari bawah meja, menyerahkannya kedepan Neva.

Neva tidak dengan segera membukanya, dia berkata: “nona Alif, bisakah merundingkan sesuatu denganmu?”

Mustika tercengang, tidak mengerti apa arti dari sikap Neva ini.

Ia mengangguk-anggukkan kepalany berkata: “Kakak ipar silahkan.”

Neva berkata: “Bagaimanapun juga kamu belum masuk kedalam pintu keluarga Tirta, memanggilku dengan sebutan kakak ipar jika terdengar oleh orang lain takutnya akan menimbulkan kesalahpahaman. Karena itu, mohon kamu dapat mengerti.”

Arti dari kata-kata itu, Neva tidak secara langsung mengucapkannya, bagaimanapun juga ia masih ingin memberikan muka kepada Mustika.

Wajah Mustika seketika menjadi merah, Neva saat ini seperti sedang menampar wajahnya.

Tetapi salah satu tangannya mengepal erat-erat, memberitahukan dirinya untuk tetap tenang, tenang.

Ia adalah nona Mustika yang anggun, hari ini tujuannya untuk datang adalah untuk membuka topeng Shivas yang sebenarnya kepada Neva.

“Apa yang dikatakan oleh Nyonya Tirta benar, aku akan lebih perhatian.”

Diwajah Mustika tergores senyuman yang sangat sopan, tetapi matanya tetap terlihat sedikit merah.

Neva didalam hatinya sedikit menghela nafas lega, Mustika sebenarnya adalah seorang gadis yang cukup baik. Tetapi Shivas adalah sahabatnya, keduanya jika dibandingkan, nilai tinggi dan nilai rendah terbagi jelas.

Ia membuka amplop document, dari dalamnya mengeluarkan sekumpulan data-data.

Mustika demi data-data ini telah melakukan perjuangan setengah mati untuk mendapatkannya.

Didalamnya tidak hanya ada document tertulis, terdapat tidak sedikit juga gambar, CCTV yang tertangkap, dll, wajah-wajah didalamnya pun sangat mirip dengan Shivas.

Neva yang mulanya tidak percaya kepada perkataan Mustika, karena bagaimanapun juga ia mengenal kepribadian Shivas dengan baik.

Meskipun ia demi suatu hal melakukan segala carapun juga tidak mungkin menghancurkan dirinya sendiri seperti ini.

Tetapi dengan adanya gambar, bahkan Neva pun curiga, didalamnya itu mungkin adalah benar-benar asli.

Dan juga gambar didalam sebuah file yang berkata berhubungan intim dengan sedarah itu, pria itu, jika Neva tidak salah mengingatnya adalah kakak sepupu Shivas.

Dalam hatinya ia sudah mulai sedikit tergerak, tangannya yang membawa file itu pun terlihat sedikit bergetar.

Mustika yang terus menerus memperhatikan Neva seketika merasa puas, ia menambahkan minyak keatas api berkata: “ Nyonya Tirta, aku juga pernah mendengar, Shivas adalah sahabatmu yang paling baik. Tetapi aku ingin berkata kepadamu, manusia selamanya bisa terus menerus berubah. Tidak peduli Shivas dulunya seberapa lurusnya dan seberapa baik dan lembutnya, didalam tekanan dari luar dan lingkungannya, semuanya pasti akan ada perubahan. Lagipula sepengetahuanku, sekarang keuangan keluarga Valia sedang mengalami masalah, sudah mengalami tingkatan yang mungkin tidak dapat diselamatkan. Sedangkan tepat disaat ini Shivas malah merayu Fandi, masalah yang ada didalam itu, meskipun aku tidak mengatakannya kurang lebih kamu juga mengerti kan? Nanti disaat Bibi mengetahuinya, kemudian ia kembali memeriksa hubungan antara dirimu dan Shivas, takutnya pada akhirnya……”

Neva meletakkan file itu, ia memandang Mustika dengan tatapan yang dalam.

Mustika terlihat seperti orang yang mudah untuk didekati, tetapi terdapat rasa superioritas yang sangat kuat dari dalam dirinya.

Bahkan sekarang saat sedang menatap mata Neva, ia membawa sedikit rasa tidak puas, tetapi ia menyembunyikannya dengan baik.

Bagaimanapun juga didalam hatinya yang terdalam, Neva jugalah karena keluarga Aska yang membutuhkan uang karena itu memberikan dirinya kepada keluarga Tirta.

“Hal ini sebenarnya bagiku tidaklah penting, karena hubungan diantara diriku dan Shivas, hanyalah hubungan pertemanan. Selain itu, aku tidak dapat memberikannya bantuan apapun.” Neva dengan tanpa ekspresi berkata padanya, karena tadinya Mustika sedikit menyiratkan ancaman dalam kata-katanya, kemudian berkata: “Jika kamu merasa maksud Shivas tidak murni, maka kamu seharusnya mencari Fandi. Fandi adalah orang yang telah dewasa, aku rasa hal seperti ini ia juga pasti bisa menyelesaikannya dengan baik.”

Selesai berbicara, Neva berdiri dan bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu.

Dari awal hingga akhir, wanita yang berada disisi Mustika sama sekali tidak membuka mulutnya, seakan-akan ia hanya menemani Mustika dan berperan sebagai pengamat saja.

Tetapi Neva menyadari, saat Mustika berbicara, sorot matanya sesekali melihat kearah wanita itu.

Terkadang akan berhenti selama beberapa detik, hanya saat wanita itu sedikit mendongakkan kepalanya, ia baru kemudian melanjutkan pembicaraannya.

Mustika melihat Neva yang akan pergi, ia dengan segera berteriak untuk menghentikan Neva.

Neva tidak berhenti, membuatnya emosi dan mengeluarkan kata-kata yang berat.

Terhadap orang-orang yang tidak sesuai dengan mulutnya sendiri, seketika membalikkan wajahnya, Neva sudah terbiasa.

Ia memesan sekotak anggur merah di Rumah Wine, hari ini akan dengan segera dikirimkan ke kediaman Tirta.

Shinta sangat menyukai anggur merah, ia pasti akan menyukai rasa anggur merah dari tempat ini.

Selamat malam, kediaman keluarga Tirta.

Mulanya menetapkan malam ini untuk keluar dan berkumpul bersama-sama, tetapi tiba-tiba Shinta mengubah pemikirannya, menyiapkan sebuah acara keluarga.

Seluruh teman-teman Gandi datang, Gandi terhadap acara seperti ini, sebenarnya agak sedikit tidak menyukainya.

Makan dirumah, tetapi juga tepat sekali sesuai dengan maksud hatinya.

Gandi menbawa teman-teman yang tidak benar itu kembali kerumah, Neva melihat Mustika, Shinta yang memanggilnya kemari.

Tetapi saat Gandi pulang kerumah, mata Neva mengecil, Julia, ada disampingnya.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu