Cinta Yang Dalam - Bab 371 Penasihat
“Terima kasih, terima kasih atas bimbingan Direktur Yang, aku pasti aku berusaha bekerja, pasti ….”
Dania baru saja ingin memperlihatkan kesan berambisi dalam bekerja kepada Winda, agar Winda dapat bersyukur karena tindakannya, namun Winda malahan langsung melambaikan tangan dan memutuskan aksinya.
“Sudahlah, bukan rapat besar perusahaan juga, tidak perlu bersumpah. Sudah cukup asalkan setiap harinya dapat bekerja dengan baik, lalu hidup dengan bahagia dan bebas.”
Kata-kata yang sederhana, dan juga harapan yang sederhana.
Namun ketika Winda mengatakan semua ini, dirinya juga merasa berat.
Kadang kalanya, hal yang paling sederhana malahan adalah hal yang paling sulit dilakukan.
“Iya….” Dania mengangguk.
“Mengenai kejadian di dalam perusahaan, kamu juga tidak perlu berkenan. Aku yang terlibat saja tidak mengatakan apapun, kamu anggap saja seperti mendengar lelucon.”
Winda tentu saja juga mengerti, Dania terlibat dalam permasalahan ini juga dikarenakan ingin membela dirinya.
Namun Winda mengerti bahwa meskipun meredakan rumor seperti ini dalam sementara waktu, rumor tersebut pasti akan muncul kembali apabila mendapat kesempatan.
Lagi pula saat ini di dalam kantor masih ada Sansan yang menjadi penghasut, Sansan selalu menanti kesempatan untuk bertindak terhadap dirinya.
Meskipun Winda tidak pernah mencari masalah dengan Sansan, namun tidak menandakan kalau dirinya takut terhadap Sansan.
Saat ini mereka masih sebagai rekan kerja, ditambah lagi dirinya masuk ke dalam perusahaan ini berkat hubungan internal, oleh sebab itu dia selalu bersabar dalam bergabung di ruang lingkup rekan kerja.
Namun segala sesuatu pasti ada batasannya, apabila masalah ini terus berlanjut dan tidak memiliki penyelesaian, Winda juga tidak berkenan untuk memperlihatkan kepada mereka mengenai kekuasaan yang dimiliki dirinya beserta bagaimana rasanya tertekan secara keseluruhan.
“Direktur Yang, itu, aku boleh menanyakan sesuatu padamu ?” Dania tetap saja bertanya meskipun ragu sejenak.
Winda terbengong sekilas, lalu melirik Dania dengan tatapan kaget, tidak tahu juga apa yang sedang dipikirkannya.
“Kenapa ? Ada apa bilang saja, kita sudah begitu dekat, masih perlu berhati-hati ya ?” Kata-kata Winda membuat wajah Dania sedikit memerah.
Dia buru-buru melambaikan tangan dan berkata :”Bukan, bukan, itu, orang kantor bilang kamu sering mengganti mobil baru, lalu …..lalu …..”
“Lalu bilang berdasarkan kemampuan ekonomi dan gaji aku pada saat ini, pasti tidak sanggup membeli mobil mewah seperti itu kan ? Jadi aku pasti mendapatkan seorang pria yang kaya, lalu aku pasti menjadi wanita simpanan semua orang dengan tidak mengenal batas kan ?”
Winda tersenyum sambil berkata, mengenai kalimat bagaikan isi skenario ini, dia sudah hampir menghafal semuanya.
Hal ini membuat Dania mengalami sedikit ilusi, dia merasa pada detik ini, senyuman Winda bahkan sedikit menawan.
Sementara Winda juga merasa tidak berdaya di dalam hatinya.
Dia tidak menyangka kalau segala tingkah laku dirinya di perusahaan bahkan sudah berada di dalam pengawasan orang lain.
Bukannya hanya sekedar membawa mobil untuk datang bekerja ya ? Apa hubungannya dia membawa mobil apa dengan rombongan rekan kerja ini ?
Lagi pula dia selalu memarkir di tempat yang berbeda-beda, pastinya ada orang yang sengaja memperhatikan mobilnya pada setiap hari, jika tidak demikian bagaimana orang tersebut mengetahui kalau dirinya sering mengganti mobil ?
Di dalam laci yang berada di kamar tidur Winda, bahkan sudah ada belasan buah kunci mobil.
Pada saat berangkat kerja, Winda selalu mengambil kunci mobil secara sembarang untuk menentukan kendaraannya di hari tersebut.
Winda tidak bermaksud untuk pamer kepada orang lain, dengan sikap dirinya yang begitu riang, dia tidak memedulikan jenis kendaraannya.
Seandainya bukan karena keluarga Yang selalu menyediakan mobil mewah untuk dirinya, dia tetap saja akan membawa mobil apapun meskipun hanya sekedar mobil yang murah.
Akan tetapi dia sama sekali tidak menyangka kalau orang yang ada di kantor akan begitu menggosipkan dirinya, hanya dengan kendaraan dirinya pada setiap hari, bahkan juga sanggup menciptakan berbagai jenis rumor.
Tidak perlu diragukan lagi, saat ini di dalam pandangan semua rekan kerjanya, mobil mewah yang dimiliki dirinya pasti adalah hasil pemberian orang kaya.
Sementara citra dirinya pada saat ini pastinya sudah menjadi wanita yang memiliki hubungan mesra dengan berbagai lelaki, demi mendapatkan uang, dia bahkan sudah menjadi wanita licik yang tidak mengenal batas.
“Direktur Yang, mereka memang mengatakan hal ini. Tetapi di dalam pandanganku, kamu bukan, bukan orang seperti itu ….”
Winda merenung masalah ini di dalam hatinya, meskipun bahasanya cenderung santai dan tidak peduli, namun hatinya tidak mungkin mengabaikan hal tersebut.
Namun dalam pandangan Dania, reaksi Winda pada saat ini malahan berkesan seperti emosi karena kata-katanya.
Hal ini membuat Dania merasa panik dan tegang, dalam hatinya juga merasa sedikit menyesal, dia merasa seharusnya dirinya tidak melontarkan kalimat ini.
“Ya ?” Winda langsung sadar dari renungan dirinya, dia buru-buru melambaikan tangan dan berkata :”Kamu pikir apa ? Tidak masalah, aku sama sekali tidak memedulikan masalah ini.”
Winda mengambil dua buah permen karet dari permukaan meja, kemudian memberikan salah satunya kepada Dania.
Dia memasukkan permen karet dirinya ke dalam mulut, rasa manis dari permen karet membuat hatinya tenang kembali.
“Mulut ada di tubuh mereka, terserah mereka mau bilang apa, jangan-jangan kita harus menjahit mulut mereka hanya karena tidak suka ya ? Mengenai orang ini, Dania kamu tidak perlu memedulikannya.”
Kata-kata Winda yang begitu terus terang membuat Dania terbengong sejenak.
Komentar dari berbagai karyawan kantor sudah begitu parah, jangan-jangan masih tidak perlu berkenan ya ?”
“Kamu boleh mengganti sudut pandang untuk berpikir, kenapa mereka selalu menyeret dirimu dan terus menciptakan rumor untukmu ?”
Winda menanyakan masalah tersebut kepada Dania dengan cara pandang yang berbeda.
Dania sangat pintar, dia hanya berpikir sejenak saja sudah mengerti inti permasalahan tersebut.
“Rumor ini dikarenakan iri hati ? Mereka sedang iri padamu ?”
“Iya.” Winda sangat setuju dan mengangguk kepalanya, kemudian berkata dengan nada tidak acuh :”Orang yang tidak berkemampuan dan tidak mau mengubah sikap diri sendiri, malahan akan menganggap kalau orang lainnya tidak memiliki kehebatan seperti dirinya. Sementara ketika orang lain lebih baik daripada mereka, mereka juga tidak bakal mengintrospeksi diri. Mereka malahan akan berpikir apakah orang ini naik ke atas ranjang siapa atau memanfaatkan jalan pintas siapa ? Atau mungkin saja telah menggunakan strategi licik yang tidak dapat diumumkan ? Sedangkan bagaimana pada kenyataannya ?”
“Pada kenyataannya kita sama sekali tidak melakukan apapun, kita hanya sekedar menjadi diri sendiri saja. Sedangkan dengan sikap kita yang fokus pada diri sendiri dan tidak memedulikan apapun, malahan akan membuat api amarah orang yang iri kepada kita menjadi semakin meledak.”
Dania menyambung pembicaraan Winda dan terus menjelaskannya.
Dengan bimbingan Winda pada detik ini, Dania bahkan merasa seolah-olah dirinya telah menjadi seorang psikolog.
“Benar sekali.” Winda menodong jempol kepada Dania, kemudian lanjut berkata :”Jadi, mengapa kita harus memedulikan mereka ? Kita selalu berusaha untuk maju, dan juga selalu lebih sukses daripada mereka. Tetapi kalau mereka ? Mereka hanya bisa menetap di tempat. Sebuah perusahaan yang dapat berkembang maju, bukan hanya sekedar mengandalkan usaha karyawan, tetapi juga cara pimpinan dalam mengambil sebuah keputusan. Sedangkan di dalam Young Grup, asalkan kamu adalah orang yang unggul, kamu pasti bisa sukses !”
Kata-kata Winda membuat Dania terbengong beberapa saat di tempat.
Sebenarnya dia juga bukan manusia yang tidak memiliki rasa iri hati.
Hal ini dikarenakan dia juga manusia biasanya, meskipun fasilitas keluarganya lumayan baik, namun dia juga bakal memiliki hasrat dan keinginan.
Seandainya melihat ada orang yang lebih maju dari dirinya meskipun bermula di tempat yang sama, Dania juga bakal merasa iri dengan orang tersebut.
Namun rasa iri seperti ini hanya sedikit saja.
Sisanya hanya restu dan keinginan untuk belajar dengan orang unggul tersebut.
Oleh sebab itu meskipun Dania telah lama bekerja di Young Grup dan juga lama sebagai bawahan Sansan, Dania tetap saja dapat mempertahankan karakter dasarnya.
Tidak lama setelah Winda selesai berbicara, ada sebuah email yang masuk, isinya adalah prosedur pekerjaan yang terbaru.
Dia melihat di dalamnya ada beberapa dokumen yang mesti menjemput di ruang penulis skenario, sehingga memerintahkan Dania untuk menjemputnya.
Pada saat Dania bermaksud untuk keluar ruangan, Winda malahan memanggilnya.
“Seandainya mereka masih ribut lagi, kamu juga tidak perlu peduli, cukup fokus dengan pekerjaanmu saja.”
Dania mengangguk dengan kuat, kemudian membuka pintu dan keluar dari ruangan.
Dia bukan orang yang mudah terkendali oleh emosional, apalagi setelah mendengar nasihat dari Winda pada barusan.
Pada saat tiba di depan ruang penulis skenario, pintu ruangan tersebut malahan dalam keadaan tertutup.
Dania terbengong sekilas, bagaimanapun pada biasanya ruangan ini selalu ramai, sehingga pintu tersebut jarang sekali ditutup.
Dia mendekati pintu dan baru saja ingin mengetuknya, sudah terdengar suara tajam yang berasal dari ruangan.
Pemilik suara tersebut adalah Ruri yang mempersulit dirinya pada beberapa waktu yang lalu.
Di dalam ruangan penulis skenario, Sansan sedang duduk di tempatnya, tangannya yang memegang gunting kuku sedang merapikan kukunya yang berwarna merah.
Sementara Ruri sedang berada di tempat yang tidak jauh dari dirinya, di layar komputer ada dokumen yang sudah terbuka, isinya hanya diselesaikan sebagian saja, namun saat ini dia malahan tidak lanjut mengerjakannya.
Ruri duduk di tempatnya dan berkata kepada beberapa karyawan yang berada di ruang penulis skenario :”Dania itu ya, aku semakin emosi kalau berpikir lagi. Dia benar-benar tidak tahu malu lagi hanya demi menyanjung Winda. Dia hanya orang apaan juga ? Dia bahkan merasa Winda akan mengangkat dirinya ya ?”
“Benar sekali, jangan membahas dulu tentang identitas Winda, setidaknya Winda masih sebagai simpanan pria kaya. Tetapi Dania memiliki apanya ? Kalau bukan karena kak Sansan sangat perhatian dengan dirinya, dia mungkin saja sudah dipecat oleh perusahaan !”
“Jangan bilang begitu, keluarga Dania juga lumayan kaya. Sebelumnya aku pernah pulang ke kantor ketika di waktu makan siang, aku melihat ada sebuah mobil Benz yang mengantar barang kepadanya, mobil itu adalah versi teratas dan sudah pernah reparasi, setidaknya memiliki harga sepuluh miliar !”
“Punya keluarganya ? Jangan-jangan dia juga menjadi simpanan pria kaya ya ? Makanya begitu akur dengan Winda ….”
Sebagian besar karyawan di dalam ruangan turut menghentikan pekerjaan di tangan, kemudian ikut membahas dengan gaya seru.
Sementara karyawan yang tidak menghentikan pekerjaannya, kadang kalanya juga akan ikut membahas dan melontarkan kata-kata tidak memihak kepada siapapun.
Dikarenakan saat ini tubuh Dania telah tertanda oleh Winda, sehingga mereka juga tidak berani menyinggungnya.
Namun saat ini mereka masih bekerja di bawah bimbingan Sansan, mereka adalah bawahan Sansan, sehingga tetap saja tidak berani menyinggung perasaan Sansan.
Sementara sejak awal hingga saat ini, Sansan sama sekali tidak mengatakan apapun.
Setelah selesai merapikan kuku, dia mengambil cermin di atas meja dan mengeluarkan kosmetik untuk berdandan.
Pada saat ini, Dania yang tidak sanggup bersabar akhirnya mengetuk pintu.
Tok tok tok ….
Suara ketukan tersebut sangat kuat dan terus berlanjut, kesannya dalam hatinya Dania benar-benar merasa tidak senang. Meskipun barusan Winda telah memberikan nasihat dan bimbingan kepadanya, namun Dania tetap saja tidak memiliki kesabaran seperti Winda.
Rombongan mereka benar-benar tidak ada habisnya !
Seiring dengan suara ketukan pintu yang kuat dan mendesakkan, semua karyawan yang berada di dalam ruangan langsung terdiam.
Semua orang saling bertatapan, tidak tahu juga apa yang sedang terjadi ?
Jangan-jangan Winda yang datang kemari ?
Beberapa wanita yang turut menyanjung dan hebat bergosip pada barusan, wajahnya langsung pucat dalam seketika.
Sementara pada saat ini Sansan hanya batuk sekilas, tatapan matanya seolah-olah melirik ke arah Ruri dengan tanpa sengaja.
Ruri duduk di tempat yang paling jauh dengan pintu, sudah menyadari kalau saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyanjung.
Oleh sebab itu dia berdiri dan melangkah kakinya, kemudian membuka pintu dengan tangan yang sedikit kejang.
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMy Cold Wedding
MevitaAwesome Guy
RobinMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip