Cinta Yang Dalam - Bab 27 Dokumen

Tapi detik berikutnya dia ingat dokumen Neva……

Wajah Gandi tiba-tiba berubah menjadi dingin, dia mengulurkan tangan mengetuk kursi dua kali: “Heh, tidur di sini lalu besok pagi biarkan ibuku melihatnya? Menunjukkan wajah kasihan agar ibuku merasa kasihan padamu. Neva, kamu benar-benar licik!”

Neva ketakutan saat ini, tiba-tiba dia mendengar seseorang berbicara di belakangnya, dia tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan, ketakutan melompat turun dari kursi hingga tidak memakai sandalnya.

Setelah dia sadar dan perlahan-lahan mencerna makna kata-kata itu, tiba-tiba dia mengerti siapa orang itu, setelah hening sejenak, dia tidak marah pada Gandi, dan bertanya dengan lembut: “Pak Gandi, kenapa keluar?”

Meskipun Neva tidak ingin melihatnya saat ini, karena luka sebelumnya. Tidak disangka pria ini akan keluar mencarinya, apakah mungkin……dia sedang……mengkhawatirkannya?

Begitu ide ini muncul, langsung buyar dicela oleh kata-kata Gandi, dia berkata dengan serius: “Kamu benar-benar tidak melepaskan kesempatan yang bisa dimanfaatkan, kamu pikir dengan begitu ibuku akan memberiku tekanan, lalu aku akan memperlakukanmu dengan baik?”

Neva yang mendengar Gandi mengatakan ini, dia tahu Gandi salah paham pada dirinya, Neva sedikit tidak berdaya, seharusnya dirinya sudah terbiasa, tidak peduli apa yang terjadi, selama salah satu pihak adalah dirinya, pria ini akan selalu berspekulasi yang terburuk pada dirinya.

Tapi Neva masih menjelaskan: “Kamu yang mengatakan agar aku……aku tidak ada tempat untuk pergi, jadi ingin duduk di sini sebentar……”

Kata-kata Neva membuat wajah Gandi semakin dingin, Gandi menjawab tanpa sungkan: “Aku menyuruhmu turun dari tempat tidur, tapi apakah aku menyuruhmu keluar dari rumah?”

Wajah Neva terkejut.

Intuisi memberitahunya, pria ini sedikit tidak masuk akal.

Namun, Neva tidak memiliki bukti untuk membuktikannya.

Bulu matanya bergerak dengan cepat beberapa kali, tangannya memegang sudut pakaian dengan erat, lalu mengambil napas dalam-dalam, dan berbisik dengan kecepatan tercepat: “Maaf.”

Gandi menatap Neva cukup lama, jelas-jelas wajah ini begitu polos, kenapa dia bisa melakukan hal-hal kotor itu?

“Pulang istirahat!”

Neva menundukkan kepalanya, dengan cepat melewatinya, berlari kembali ke rumah keluarga Tirta.

Gandi tertegun, melihat sosok wanita ini pergi, ekspresinya sedikit aneh.

Neva semalaman tidur di sofa merah yang ada di kamar.

Keesokan hari ketika dia bangun, seluruh tubuhnya sakit, serasa tubuh ini bukan miliknya.

Neva berdiri dengan kaku, menahan kebas di kakinya, lalu pergi mandi dan turun ke bawah.

Shinta sudah bangun, duduk di ruang tamu minum teh sambil menonton berita pagi.

Ketika melihat postur jalan Neva ketika berjalan turun terlihat aneh, wajah Shinta tiba-tiba berubah.

Dia tiba-tiba bangkit, ekspresi wajahnya tampak jelek, lalu tangannya bergerak dengan sangat lembut memapah Neva, nada bicaranya tiba-tiba meninggi, berkata: “Semalam Gandi menyentuhmu lagi, pria brengsek ini kenapa begitu padamu, jelas-jelas tahu kamu……”

Mata Neva memerah, dan adegan tadi malam muncul kembali, setelah menerima semua penghinaan dari pria yang sangat dicintainya. Saat ini, perhatian dan cinta Shinta hampir membuatnya meneteskan air mata.

Neva tersenyum pahit, membuang pikiran-pikiran yang kacau, dan buru-buru menghibur Shinta.

“Bu, kamu jangan mengatakan Gandi begitu, dia tahu kondisi tubuhku tidak nyaman, dan tidak memperlakukanku……Gandi sangat baik kepadaku……kakiku kebas karena tidur……”

Hati Neva sedih, suaranya semakin pelan. Dia buru-buru menundukkan kepala, dan Shinta tersenyum bahagia menganggapnya malu dengan hubungan suami istri.

Neva inisiatif pergi ke dapur, memasakkan sarapan untuk Shinta.

Shinta sangat menyukai menantu ini, orangnya cantik, pengertian, lembut dan pintar memasak.

Untuk anak muda yang terburu nafsu, itu hanya satu dari sejuta, terutama kalau dibanding dengan aktor film syur.

“Neva, apakah kamu sering memasak di rumah?”

“Ehn, sudah terbiasa makan dan minum sendiri.”

Shinta yang mendengar Neva mengatakan kata-kata ini, hatinya sedikit sedih.

Tidak ada yang lebih tahu darinya apa yang terjadi kepada keluarga Aska setelah itu, karena ini juga yang menyebabkan dia sebagai teman orang tua Neva, jelas-jelas tahu setelah itu Neva dalam keadaan hancur, tapi malah bersikeras meminta Gandi menikahi Neva.

“Gandi, ini, sejak dari kakaknya……menjadi nakal dimanjakan olehku. Kalau dia melakukan sesuatu yang membuatmu sakit hati, kamu bisa memberitahuku, aku akan mewakilimu memberinya pelajaran.”mengungkit putra sulung yang membanggakannya, tatapan Shinta dalam sekejap memancarkan kesepian.

Mengingat pria jangkung dan tampan di album foto, Shinta seolah tiba-tiba berubah menjadi tua beberapa tahun, Neva berusaha keras menahan pertanyaan yang ingin dia tanyakan, dan mengangguk dengan nurut: “Mengerti bu. Gandi sangat baik kepadaku, ibu tenang saja.”

Setelah Gandi kembali dari lari pagi, dia melihat di meja sudah disiapkan sarapan.

Di satu sisi Shinta terus memuji keahlian dan kebajikan Neva.

Gandi menatap Neva dengan dingin tidak mengeluarkan suara, seolah setuju.

Neva baik hati menyerahkan segelas air hangat, berkata dengan lembut: “Gandi, setelah olahraga mengeluarkan banyak keringat, ini minum segelas air garam.”

Gandi menerimanya tanpa ekspresi, hatinya sedikit tersentuh.

Wanita ini, terkadang sangat teliti.

Setelah sarapan, Neva mengikuti Gandi meninggalkan kediaman Tirta.

Mobil baru saja keluar dari kediaman keluarga Tirta, Supir Parto tidak tahan, berkata: “Tuan Muda, nyonya besar tadi terus memuji kebaikan nona~”

Neva yang duduk berdampingan dengan Gandi tiba-tiba menertawakan Parto yang menggodanya, lalu di sampingnya tiba-tiba terdengar suara dingin: “Heh.”

Neva tidak tahan untuk menengadah, melihat wajah Gandi penuh dengan ketidakpuasan, tiba-tiba hatinya bagai jatuh ke lembah es.

Singkatnya Neva dimata Gandi adalah sebuah besi karat, tidak peduli apa pun yang dia lakukan, tetap tidak bisa menyenangkan putra kedua keluarga Tirta.

“Kalau tidak berperilaku baik di depan nyonya besar Tirta, aku mungkin tidak akan memiliki posisi sekarang ini.” ucap Neva tersenyum dan mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan hatinya, tangannya perlahan-lahan mengepal erat, karena terlalu kuat kukunya menusuk ke dalam daging.

Gandi menatapnya dengan jijik dan meminta supir menghentikan mobil.

Kali ini kebetulan berada di dalam terowongan, Gandi berteriak: “Turun!”

Neva memandang Gandi dengan lembut, dari matanya jelas terpancar Gandi membenci dirinya. Neva tidak bersuara mendorong pintu mobil, dan turun.

Setelah mesin berderu, mobil melaju kencang.

Terowongan itu sepanjang 3 Km dan tidak diperbolehkan berhenti di tengah jalan. Neva yang memakai sepatu heels, berjalan sepanjang jalan, dengan lecet di kakinya, sakit ini jika dibandingkan dengan rasa sakit yang diberikan oleh Gandi, apalah ini semua?

Sejak Neva ditinggalkan di terowongan, Gandi memberitahu mbok Ting dia tidak pulang ke rumah dengan alasan perusahaan sibuk.

Ketika Neva sedang menonton Fashion Show terbaru, di sudut kanan bawah whatsapp muncul sebuah berita, yang mengatakan kompetisi desain mahasiswa internasional, dimenangkan oleh mahasiswa yang misterius.

Neva membukanya, ketika melihat nama itu, hatinya gemetar.

Itu Nardi !

Neva senang sampai hampir meneteskan air mata.

Neva tidak pernah berpikir akan menghubungi Nardi kembali, dia menelepon Berty beberapa kali, Nardi yang mengetahui itu dirinya segera mematikannya.

Berty pernah memberikan nomor Nardi kepada Neva, setelah dia menelepon beberapa kali, dirinya langsung di blacklist.

Mengingat dirinya pernah mengatakan kata-kata yang menyakitkan Nardi, Neva tersenyum sedih, atas dasar apa dia meminta Nardi memaafkannya?

Dia menulis komentar di bawah: “ Nardi yang terbaik!”

Meskipun sudah mendapatkan begitu banyak likes, saat ini ada sebuah balasan yang menarik perhatian Neva, yang bertuliskan dua kata: “Terima kasih.”

Neva terpana untuk sementara waktu, kemudian ada kegembiraan di hatinya.

Apakah pemiliki akun ini adalah Nardi ?

Neva segera mengklik menambah teman, lalu pihak lain tidak menerima pertemanan ini.

Setelah menunggu cukup lama, Neva kecewa menerima kenyataan ini, pihak lain tidak mempedulikannya.

Malam jam 12, ketika Neva sedang tidur, Gandi pulang.

Gandi menggedor pintu kamar dengan kasar, hingga Neva terbangun dan mengucek matanya, lalu bangkit membukakan pintu.

Tidak menunggu Neva merespon, sesosok makluk besar langsung terjatuh menimpanya.

Neva terhuyung mundur, dirinya yang ditimpa Gandi terus mundur ke belakang sampai jatuh ke tempat tidur, rasa penindasan yang berat datang darinya.

Neva mencium bau alkohol yang kuat di tubuh Gandi, tidak tahu apa yang terjadi pada pria ini, minum begitu banyak dan mendatanginya.

Neva sekuat tenaga menggunakan kedua tangan dan kakinya mendorong Gandi, hingga sudah payah menyeretnya naik ke atas tempat tidur.

Lalu berjinjit diam-diam pergi ke dapur, karena takut membangunkan mbok Ting, Neva memasakkan semangkuk sup penghilang mabuk.

Ketika dia kembali dengan semangkuk sup, Neva melihat seluruh tubuh Gandi sudah masuk ke dalam selimut, dan tangannya memegang perut.

Raut wajah Gandi sangat buruk, dia mengerutkan kening, mengeram bibir tipisnya, bahkan nafasnya menjadi berat, seolah sedang menahan rasa sakit yang hebat.

Apakah sakit perut?

Neva buru-buru memberi Gandi sup penghilang mabuk, lalu mencarikan obat sakit perit, dan memberikannya kepada Gandi. Setelah beberapa saat, kerutan alis Gandi masih ada.

Neva tiba-tiba teringat, ketika Nardi masih kecil dia makan sangat banyak hingga perutnya kesakitan, lalu dirinya menggosok perutnya beberapa kali.

Neva meniupkan nafas ke tangannya, lalu menggosok tangannya dengan kuat, lalu menggosok ke perut Gandi dengan lembut.

Tidak tahu berapa lama, tangan Neva mulai kesakitan, dan nafas Gandi perlahan-lahan berubah stabil.

Gandi dengan lembut membelai kedua tangan Neva, berkata: “ Julia, tetap kamu yang baik padaku……”

Hati Neva sedih, rasa sakit yang tidak terkatakan menyebar di hatinya.

Jelas-jelas Neva sepenuh hati mencintai Gandi, tapi tidak peduli berapa banyak yang dia lakukan, Neva, di hati Gandi, tetap tidak bisa dibandingkan dengan sehelai rambut Julia, bahkan namanya saja tidak layak berada di hati Gandi, seperti sekarang, meskipun Gandi mabuk tidak sadarkan diri, dia tetap memanggil nama Julia.

Wajah Neva tiba-tiba berubah menjadi putih pucat. Dia dengan lembut menarik tangannya, menatap alis pria tampan yang tidur di depannya, dan tidak tahan meneteskan air mata.

Meskipun dia sangat rakus akan kehangatan tangan Gandi, tapi dia tidak ingin menjadi wanita pengganti di hati pria yang di cintainya.

Neva bangkit dan pergi, tapi detik berikutnya, pinggangnya tiba-tiba dipeluk oleh lengan yang kuat, lalu tubuhnya tiba-tiba ditarik ke tempat tidur……

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu