Cinta Yang Dalam - Bab 139 Pesta

Saat acara selesai, Neva sudah bersandar di sofa dengan bingung, tidak bisa melihat dengan jelas lagi wajah Chelsi dan Emra didepan.

Emra sedikit mengernyit, berkata dengan sedikit menyalahkan:”Chelsi, sudah mengatakan kepadamu jangan membiarkan Neva minum terlalu banyak, sekarang kamu lihat, dia sudah mabuk seperti ini!”

Chelsi melihat Neva yang wajahnya sudah memerah didepannya, rupa dia yang mabuk ini, sangat imut, dia berkata:”Mabuk juga bagus, kamu lihat Neva, sangat jelas tidak dalam kondisi pikiran yang baik. Banyak desas-desus mengatakan Gandi tidak menyukai dia, hal seperti ini juga tidak bisa datang begitu saja, pasti ada penyebabnya. Keluarga kaya zaman sekarang, bagaimana mungkin bisa membaur dengan mudah!”

Dia dan Neva adalah teman seangkatan, tentu saja tahu bagaimana perlakuan keluarga Aska terhadap Neva.

Emra tidak minum alkhol, dia pergi membawa mobil sampai ke depan pintu hotel, Chelsi sudah memapah Neva menunggu didepan pintu.

Melihat mobil di depan, Neva merasa sedikit pusing, orang didepannya terlihat seperti memiliki banyak bayangan, dia berkata dengan terputus-putus:”Ini… Em, Emra, kenapa, begitu banyak, kamu….”

Wajah Emra tanpa ekspresi, rupa Neva mabuk seperti ini, sudah terlihat oleh orang-orang yang meninggalkan acara.

Supaya tidak menjadi sebuah drama mabuk, Emra dan Chelsi buru-buru menggendong Neva, memasukkan dia ke dalam mobil.

Neva tidak melawan, tapi dengan tidak sadar tangannya menangkap apa yang dipegang.

Untung saja tubuhnya ringan, tapi walaupun begitu, dua orang memindahkan dia dengan begitu lama, akhirnya saat melepaskan dahi mereka berdua sudah berkeringat.

Emra mengelap keringat di dahinya, naik ke mobil lalu menyuruh Chelsi dibelakang menjaga Neva, lalu teringat sebuah pertanyaan penting, mereka tidak tahu harus kemana.

Mereka berdua saling pandang, setelah berpikir sebentar, Chelsi lalu mengeluarkan ponsel Neva, melihat nomor Mbok Ting kontak terakhir yang dia hubungi, lalu menelepon kesana.

Setelah tahu alamat dari Mbok Ting, Emra lalu mengemudikan mobil ke villa.

Mbok Ting sudah menunggu didepan pintu, melihat Neva yang minum sampai mabuk, sedikit mengernyit dan berkata:”Hah, kenapa dengan Nyonya muda? Minum begitu banyak!”

Chelsi dan Emra bertukar pandang, memperhatikan senyum canggung diantara keduanya, lalu mencari alasan untuk pergi.

Tapi Chelsi belum melangkahkan kaki keluar, bajunya sudah di tarik, Neva hanya merasa benda didepannya terus berputar, tapi dengan sadar mengingat ada dua orang yang mengantar dia pulang.

“Em, Emra, minum kopi terlebih dahulu, baru pergi!”

Neva berkata, merasakan lidahnya sedikit tidak patuh.

Emra berbalik, menggenggam tangan Neva, lalu melepaskan tangan dia dari bajunya, berkata:”Neva, kamu istirahat baik-baik, lain kali jika tidak bisa minum, maka jangan minum. Lihatlah kamu mabuk sampai seperti ini, banyak orang akan khawatir!”

Mendengar dia berkata begini, suasana hati Neva yang awalnya sedikit lemah setelah minum alkohol, tiba-tiba menjadi emosi.

“Siapa yang khawatir, tidak ada orang yang mengkhawatirkan aku, aku makan dan tinggal sendiri, disini hanya ada Mbok Ting yang baik padaku. Jika kalian ada pria muda yang cocok, boleh perkenalkan padamu, suamiku adalah…”

Kata-kata Neva belum selesai, sudah di tutup mulutnya oleh Mbok Ting yang tidak bisa bertahan lagi.

Jika dia melanjutkan berkata lagi, sudah akan membuat Keluarga Tirta malu.

Dia tersenyum, lalu berpamitan:”Tengah malam seperti ini, sudah merepotkan kalian, aku akan membawa Nyonya muda untuk kembali istirahat.”

Selesai dia berkata, lalu menyeret Neva untuk masuk kedalam.

Emra dan Chelsi berdiri ditempat, setelah melihat Neva sudah masuk, baru naik ke mobil dan pergi.

Tapi mobil baru saja bergerak, melihat didepan ada sebuah kilatan cahaya menyilaukan mata, diikuti oleh suara deru mesin.

Sebuah mobil dengan cepat berjalan kemari, kemudian berhenti dibelakang mobil Chelsi.

Chelsi sedikit tercengang melihat pemandangan didepannya, seperti tidak menyadari, jika dia tidak salah lihat, mobil ini seharusnya adalah rolls royce phantom.

Sebuah mobil bisnis, bahkan sudah keluar dari model mobil sport.

Dia seperti sudah bisa menebak siapa dibelakang, saat orang dibelakang turun dari mobil, menatap mobil dia dengan mengernyit, lalu masuk ke dalam rumah.

Gandi sudah mengenali, plat mobil ini ada dalam informasi yang diberikan oleh Grup Tirta kepadanya, milik Chelsi.

Untuk apa dia malam-malam begini datang kemari? Apakah ingin memohon bantuan dari Neva?

Jika memang seperti ini, takutnya dia sudah salah langkah, Neva untuknya, hanya untuk penampilan saja.

Gandi sampai didepan pintu, baru teringat jika dirinya lupa membawa kunci.

Dia mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka.

Gandi menelepon nomor Mbok Ting, juga tidak bisa tersambung.

Dia sedikit marah, dirinya sendiri hanya jarang pulang, bukannya tidak pulang, bahkan tidak membiarkan dia masuk lagi?

Dan yang paling penting dalam villa sekarang terang benderang, didalam pasti ada orang, tetapi mereka mengabaikan dia, sepertinya sengaja.

Gandi menekan bel, bersamaan mengetuk pintu, terus sampai terdengar sebuah kalimat, sepertinya suara Mbok Ting, sesaat kemudian baru membuka pintu.

Gandi sedikit bingung melihat Mbok Ting, seperti tidak mengerti kenapa Mbok Ting berpenampilan seperti ini.

Mbok Ting memegang satu ember air, dan juga beberapa handuk.

“Mbok Ting, ada apa?” Gandi bertanya.

Mbok Ting menggeleng, berkata:”Tidak apa-apa, hanya saja Nyonya muda minum terlalu banyak, tadi hampir muntah dalam kamar, aku pergi membersihkan.”

Wajah garang Gandi menjadi suram, dia ternyata sudah minum alkohol?

“Mbok Ting, kamu tunggu saja dibawah, jangan naik.”

Gandi melewati Mbok Ting, bersiap naik keatas.

Mbok Ting sangat mengerti sifat Gandi, buru-buru berteriak:”Gandi, kamu jangan terlalu galak!”

Hati Gandi dipenuhi dengan kekesalan, lalu menendang terbuka pintu kamar.

Suara keras itu, membuat Neva membuka matanya dengan bingung, melihat tamu tak diundang didepannya.

“Kamu, Siapa kamu!”

Ekspresi wajah Gandi telriat suram, berjalan maju, dan muncul didepan Neva.

“Siapa yang membiarkanmu minum begitu banyak?”

Neva mendengar suara yang familiar ini, seperti suara yang sangat dia takuti, tapi memikirkan dengan rinci, malah tidak bisa mengingat pemilik suara ini.

Dia menggeleng diatas ranjang, berkata:”Aku, aku minum alkohol, apa ada hubungannya denganmu? Mengurus terlalu luas!”

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu