Cinta Yang Dalam - Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
Beberapa hari berikutnya, Winda sudah menanggung tanggung jawabnya sebagai seorang penjual.
Tetapi hal yang harus di lakukan oleh seorang penjual membuatnya merasa tidak bisa berkata - kata.
Jelas - jelas ingin membicarakan masalah pekerjaan, tetapi laki - laki ini malah tidak pernah mengungkit sedikitpun hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Sebaliknya mengobrol membicarakan urusan keluarga dengan Winda, menyuruh Winda membawanya keluar untuk berpergian menikmati pemandangan alam, Winda malah menjadi pemandu untuknya.
Dan ini membuat Winda merasa sangat tidak senang, dia beberapa kali memberi sinyal ke Gandi bahwa mereka harus mengerjakan hal yang serius.
Tetapi jawaban Gandi malah "Hiburan juga merupakan bagian dari pekerjaan, cocok dengan hal yang serius ! "
Baiklah, membicarakan alasan Winda tidak bisa menang dari Gandi dan jika bermain fisik Winda juga tidak bisa menang darinya.
Sebagai gadis muda cantik dan tangguh dari keluarga kecil, Winda hanya bisa menahannya.
Orton tidak besar, pemandangan yang bisa dikunjungi juga hanya tidak seberapa, sangat cepat Winda sudah selesai berkeliling.
Tetapi bentuk Gandi masih ingin melanjutkan, Winda hari ini tetap harus membawanya keluar.
Winda teringat film baru partai pemerintah yang dirilis baru-baru ini tentang pria dan wanita lajang, yang di bintangi oleh Chelsi ratu film partai pemerintah dan menduduki peringat paling tinggi di internet, oleh karena itu Winda bersiap mengajak Gandi untuk pergi melihatnya.
Untuk nonton film tentunya harus nonton di kursi-kursi umum, begitu baru ada dapat perasaannya.
Winda memilih tempat terbaik dan duduk bersama dengan Gandi.
Yang sangat kebetulannya adalah, yang duduk di depan belakang kiri kanan dia semuanya terisi penuh oleh orang - orang yang berpasangan.
Orang sekitaran semuanya sangat intim, ini membuat Winda sedikit canggung dan Gandi menatapnya dengan penuh niat bercanda.
Untungnya, setelah film dimulai, teater dengan cepat menjadi sunyi.
Chelsi adalah aktris paling berkemampuan dari generasi muda di partai pemerintah, kemampuan beraktingnya tidak diragukan lagi.
Winda saat menonton juga tidak lupa memasukan popcorn ke mulutnya dan menikmatinya.
Setelah melihat tokoh utama wanita difitnah dan mengeluh ke tokoh utama laki - laki, bahwa semua ini adalah palsu.
Tetapi tokoh utama laki - laki malah sedikitpun tidak mempercayai tokoh utama wanita tersebut dan juga langsung menyuruh orang untuk mengusirnya pergi.
Tokoh utama wanita putus asa, kecewa hingga memilih untuk meninggalkan kota ini.
Tetapi jalan didepan pintu stasiun itu, terdapat sebuah mobil yang melaju dengan sangat cepat ke arahnya dan menabrak terbang tinggi dirinya, mobil tersebut perintahkan oleh tokoh wanita kedua.....
Adegan penyiksaan hati semacam ini, membuat mata Winda merah, air mata mengalir didalam.
Winda tanpa sadar ingin mencari sedikit sandaran, sehingga meraih tangan di sebelahnya.
Suhu panas di tangan Gandi memberinya rasa aman yang kuat.
Tapi detik berikutnya, tangan Winda digenggam erat.
" Ah ? " Winda dipaksa tersadar dari adegan tersebut dan melihat ke laki - laki disampingnya dengan sedikit marah "Bisakah menonton film dengan baik ! "
" Apakah suka perasaan genggaman tangan seperti ini ? " Gandi langsung bertanya kembali.
Wajah Winda merasa malu dan saai ini baru sadar bahwa dirinya yang dulu memegang tangan Gandi.
Winda ragu-ragu sejenak dan akhirnya mendengus dan tidak niat untuk menonton film lagi.
Gandi seperti sedang memikirkan sesuatu melihat ke Chelsi yang di layar, tiba - tiba bertanya "Apakah kamu masih ingat kepadanya ? "
Dia ? Siapa ? Otak Winda berpikir sejenak, merasa bahwa orang yang dikatakan Gandi seharusnya adalah tokoh utama wanita ini.
" Bagaimana mungkin tidak ingat! Chelsi adalah ratu film, Chelsi sekarang ini sangatlah populer, oke?"
Winda ada semacam perasaan seperti penduduk kota sedang melihat orang desa, apakah mungkin orang dengan identitas seperti Gandi ini, semuanya tidak mengikuti industri hiburan ?
Bukankah dengar - dengar orang beridentitas seperti dia ini, justru semakin tertarik terhadap aktris pria dan wanita di industri hiburan ?
Gandi tertawa dan berkata "Kamu tidak mengenalinya ? "
Perkataan ini, membuat hati Winda timbul sebuah firasat yang buruk.
" Aku mengenalinya, tetapi dia tidak mengenali aku. "
" Kalian adalah teman baik, termasuk sahabat yang sangat baik. "
Perkataan Gandi membuat tubuh Winda bergetar, Winda tanpa sadar meninggikan suara "Bagaimana mungkin ! "
Bisikan keduanya telah menimbulkan ketidakpuasan bagi penonton di sekitarnya.
Kemudian Winda tiba-tiba mengatakan sesuatu dengan keras seperti ini, membuat semua mata di sekitarnya terfokus padanya.
Winda merasa sangat tidak tenang, tanpa sadar tersenyum canggung, mengangguk dan membungkuk "Maaf, maaf..... "
Selanjutnya melihat dengan galak ke arah Gandi, dalam mata penuh dengan maksud “gara - gara kamu”.
Gandi menggeleng - gelengkan kepala dan tidak melanjutkan topik pembicaraan ini.
Dan saat Winda kembali berkonsentrasi melihat tokoh utama wanita di layar, entah kenapa, dia merasa sangat familiar.
Siapa nama asistennya ? Sepertinya belakangan menjadi populer karena masalah pasar saham.
Oh iya, Emra.
Winda tiba-tiba bingung, dia jelas - jelas tidak peduli dengan industri hiburan.
Mengapa bisa mengingat nama orang dengan begitu jelas ?
Setelah selesai menonton, rencana awalnya yakni pergi makan bersama.
Tapi saat melewati konter khusus pakaian di lantai bawah, Winda kebetulan melihat keluaran model baju terbaru dari seorang desainer pakaian anak-anak yang sangat cocok dengan seleranya.
Winda sangat menyukai pakaian desainer ini dan terlihat bagus dikenakan oleh Sabrina, lalu membeli tujuh atau delapan potong sekaligus.
Oleh karena itu, Gandi menjadi kaum pembawa tas yang mulia.
Winda sedikit canggung, meskipun mengatakan bahwa hubungan keduanya adalah mitra kerjasama, tapi bagaimanapun, tidak enak membiarkan Presdir Tirta membantunya membawa barang belanjaannya.
Winda mengulurkan tangan ingin mengambil kantong baju dan berkata "Tuan Tirta, aku saja yang memegangnya ! "
Gandi menggelengkan kepala, berkata "Tidak perlu. "
Penolakkan singkat ini, membuat Winda juga tidak tahu harus berkata apa lagi.
Saat baru melewati tikungan, Winda lalu melihat pakaian wanita keluaran terbaru, pakaian ini jika di kenakan oleh kakak ipar, pasti sangat cocok.
Winda berhenti dan menatap sesaat, kemudian melihat ke pergelangan tangannya dan baru menyadari sudah jam satu lewat dan mereka masih belum makan siang.
Winda baru ingin pergi, Gandi langsung berkata "Suka baju itu ? "
Winda mengangguk tanpa sadar, selanjutnya menggelengkan kepala "Ayo makan dulu, ini bisa dilain hari, Tuan Tirta. "
Tetapi Gandi malah berjalan masuk kedalam toko, setelah melihat sebentar baju dalam toko, lalu menunjuk ke Winda dan berkata "Carikan ukuran setiap helai baju yang cocok untuk wanita ini dan kemasi semuanya. "
Laki - laki tampan sampai dimanapun selalu menjadi pusat perhatian.
Beberapa pandangan asisten toko dan juga pelanggan wanita yang sedang berkunjung, semua mengalihkan pandangan iri mereka kepada Winda.
Winda tiba - tiba merasa dirinya seperti terekspos, dia segera melangkah maju dan berkata dengan pelan "Tuan Tirta, bajuku sangat banyak, tidak perlu beli. "
Yang dikatakan Winda adalah kenyataan, sebagai nona besar keluarga Yang.
Asalkan ada musim pakaian dengan model keluaran terbaru, Winda pasti akan memiliki sebuah model keluaran terbaru itu didalam lemarinya.
Satu tahun empat musim, baju yang sama tidak akan dipakai kemewahannya dua kali.
Gandi menunduk melirik ke rambut hitamnya dan berhenti di leher putih mulusnya, rok yang dikenakan Winda hari ini kerahnya sedikit terbuka lebar, samar - samar bisa terlihat isi dalam yang seksi.
Gandi tiba - tiba merasa sedikit haus, segera mengalihkan pandangan dan berkata "Kalau begitu pilih yang kamu suka dan coba ! "
Meskipun Winda sangat tidak menginginkan barang pemberian Gandi, tapi melihat sikap Gandi sekarang, walaupun dirinya tidak mau, khawatirnya Gandi akan membeli semua model baju yang ada dalam toko.
Maka dari itu Winda hanya bisa memilih beberapa helai lalu masuk ke kamar pas.
Gandi duduk di area istirahat, elegan dan tenang, dalam setiap gerakannya tersirat karisma yang sulit dikatakan, sekelompok wanita menunjuk dan berbisik dari tempat tidak jauh.
Setelah mencoba beberapa set pakaian, Winda memilih yang paling bagus, lalu berjalan ke depan Gandi.
Lagipula Gandi yang ingin membelikan untuknya, hasil tes bajunya bagaimana juga harus mendengar pendapat Gandi.
Winda sendiri juga tidak menyadari, tidak tahu sejak kapan dalam hatinya sangat memperhatikan pandangan laki - laki ini terhadap dirinya.
Terhalang oleh sederet gantungan baju, Winda ingin berjalan ke area istirahat, sebentar kemudian mendengar suara wanita.
" Gandi, lama tidak bertemu ! "
" Ng. "
" Beberapa tahun ini bagaimana kabar kamu ? "
" Baik. "
" Apakah masih tidak bisa melupakan wanita itu ? "
" Ng. "
" Sama seperti kamu yang tidak bisa melupakan wanita itu, begitu juga aku yang tidak bisa melupakan kamu..... "
Saat wanita itu ingin mengatakan inti perkataan, tanpa terduga Winda batuk pelan dan berjalan kemari.
" Tuan Tirta, kamu lihat, apakah bagus ? "
Winda berputar satu kali didepan Gandi, rok panjang berwarna pink muda menari dengan lembut, menampilkan kaki kecil yang putih dan mulus, tersirat semacam keindahan yang segar dan alami.
Mata Gandi sedikit menyipit dan berkata "Lumayan bagus ! "
Dan saat ini, wanita di samping Gandi saat melihat Neva, seolah - olah seperti bertemu dengan hantu.
" Neva ? "
" Aku bukan Neva, aku adalah Winda ! "
Winda segera berkata menjelaskan, khawatir wanita ini salah paham.
Maria melihat lekat sebentar ke Winda, lalu tersenyum dan berkata "Kalau begitu aku yang salah lihat, silakan aku tidak menganggu keduanya lagi. "
Selesai berkata Maria berdiri lalu melangkah dengan ringan meninggalkan toko itu.
Setelah keluar, Maria belok kiri dan setelah berjalan puluhan meter, dia membuka pintu lintasan darurat dan setelah menutupnya.
Maria berteriak sebentar, lalu meninju dengan keras kedinding.
Tubuh dan tembok yang mana lebih kuat, itu tidak perlu ditanyakan lagi.
Sakit ditangannya tidak sebanding dengan sakit dalam hatinya.
Maria dan Gandi apakah hanya bertemu secara kebetulan saja ?
Itu tentu saja tidak mungkin.
Sejak setelah Maria tahu bawah Neva telah meninggal, dia selalu menyusun rencana untuk mendekati Gandi.
Maria tahu bahwa perasaan Gandi terhadap Neva perlahan - lahan pasti akan memudar.
Oleh karena itu Maria bekerja keras untuk menyentuh hati Gandi, siapa tahu akan menjadi wanitanya.
Oleh karena itu Maria mengejar Gandi tapi Gandi menghindarinya dan menghilang.
Tapi pelan - pelan Maria juga bisa merasakan perubahan Gandi.
Bagaimanapun Gandi adalah manusia, tidak peduli seberapa tidak berperasaan, akan ada hari tertaklukan.
Tetapi sekarang semua ini menjadi berubah, karena kemunculan wanita yang bernama Winda tadi.
Apa - apaan Winda, wajah itu jelas - jelas adalah Neva.
Maria benci hingga menggertakkan gigi, punggung tangannya terluka dan mengalir keluar darah segar, namun Maria juga tidak bergerak.
Maria tidak bisa hanya duduk diam, dia harus menghilangkan semua penyebab ketidakpastian !
Setelah Gandi memberi pendapat, dalam hati Winda sudah mendapat jawabannya.
Winda kembali ke kamar pas, setelah menganti baju lalu berkata "Bungkus gaun itu, yang ini aku tidak suka. "
Asisten toko tertegun sebentar, gaun ini sangat cantik dikenakan oleh nona ini !
" Nona, gaun ini sangat cocok dengan warna kulit dan watak kamu, sangat cantik..... "
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Winda melambaikan tangannya berkata "Lakukan seperti yang aku katakan. "
Asisten melihat Winda sudah membuat keputusan, lalu juga tidak menghentikannya lagi.
Menunggu setelah beberapa baju dikemas dan dibawakan kemari, Gandi dengan sendiri menerimanya, melirik sebentar kemudian berkata "Nyonya, kenapa kamu tidak membeli gaun tadi ? "
Kata nyonya ini membuat Winda tertegun sejenak, dalam hati seolah - olah terdapat sepuluh ribu kuda lumpur rumput sedang berlari kencang, berjalan berputar-putar di tempat.
Nyonya ? Siapa nyonya kamu ?
Saat Winda ingin membuka mulut, asisten dibelakang berkata "Tuan, nyonya terhormat terlihat sangat bagus mengenakan gaun itu, tapi tidak tahu mengapa, nyonya sepertinya tidak terlalu suka. "
Gandi melangkah kedepan, merangkul tubuh kaku juga penuh perlawanan Winda dan memberi kartu lalu berkata "Bungkuskan juga gaun tadi dan kirimkan ke Manor Keluarga Yang bersama semua ini. "
" Baik, anda tunggu sebentar. "
Setelah selesai, Gandi tetap merangkul pinggang Winda dan berjalan keluar toko pakaian wanita.
Dari belakang tubuh terdengar samar suara bisikkan asisten toko.
" Yang barusan tadi, apakah kalian merasa sangat familiar ? Kartunya ternyata adalah kartu hitam tanpa limit ! "
" Aku pernah melihatnya di tv, yakni penerus Grup Tirta, sangat tampan ! "
" Benar - benar sangat iri dengan nona itu, bisa menikah dengannya, pasti sangat bahagia ! "
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeBeautiful Lady
ElsaLoving Handsome
Glen ValoraIstri Yang Sombong
JessicaHis Second Chance
Derick HoCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip