Cinta Yang Dalam - Bab 319 Pasti Sangat Bahagia

Beberapa hari berikutnya, Winda sudah menanggung tanggung jawabnya sebagai seorang penjual.

Tetapi hal yang harus di lakukan oleh seorang penjual membuatnya merasa tidak bisa berkata - kata.

Jelas - jelas ingin membicarakan masalah pekerjaan, tetapi laki - laki ini malah tidak pernah mengungkit sedikitpun hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Sebaliknya mengobrol membicarakan urusan keluarga dengan Winda, menyuruh Winda membawanya keluar untuk berpergian menikmati pemandangan alam, Winda malah menjadi pemandu untuknya.

Dan ini membuat Winda merasa sangat tidak senang, dia beberapa kali memberi sinyal ke Gandi bahwa mereka harus mengerjakan hal yang serius.

Tetapi jawaban Gandi malah "Hiburan juga merupakan bagian dari pekerjaan, cocok dengan hal yang serius ! "

Baiklah, membicarakan alasan Winda tidak bisa menang dari Gandi dan jika bermain fisik Winda juga tidak bisa menang darinya.

Sebagai gadis muda cantik dan tangguh dari keluarga kecil, Winda hanya bisa menahannya.

Orton tidak besar, pemandangan yang bisa dikunjungi juga hanya tidak seberapa, sangat cepat Winda sudah selesai berkeliling.

Tetapi bentuk Gandi masih ingin melanjutkan, Winda hari ini tetap harus membawanya keluar.

Winda teringat film baru partai pemerintah yang dirilis baru-baru ini tentang pria dan wanita lajang, yang di bintangi oleh Chelsi ratu film partai pemerintah dan menduduki peringat paling tinggi di internet, oleh karena itu Winda bersiap mengajak Gandi untuk pergi melihatnya.

Untuk nonton film tentunya harus nonton di kursi-kursi umum, begitu baru ada dapat perasaannya.

Winda memilih tempat terbaik dan duduk bersama dengan Gandi.

Yang sangat kebetulannya adalah, yang duduk di depan belakang kiri kanan dia semuanya terisi penuh oleh orang - orang yang berpasangan.

Orang sekitaran semuanya sangat intim, ini membuat Winda sedikit canggung dan Gandi menatapnya dengan penuh niat bercanda.

Untungnya, setelah film dimulai, teater dengan cepat menjadi sunyi.

Chelsi adalah aktris paling berkemampuan dari generasi muda di partai pemerintah, kemampuan beraktingnya tidak diragukan lagi.

Winda saat menonton juga tidak lupa memasukan popcorn ke mulutnya dan menikmatinya.

Setelah melihat tokoh utama wanita difitnah dan mengeluh ke tokoh utama laki - laki, bahwa semua ini adalah palsu.

Tetapi tokoh utama laki - laki malah sedikitpun tidak mempercayai tokoh utama wanita tersebut dan juga langsung menyuruh orang untuk mengusirnya pergi.

Tokoh utama wanita putus asa, kecewa hingga memilih untuk meninggalkan kota ini.

Tetapi jalan didepan pintu stasiun itu, terdapat sebuah mobil yang melaju dengan sangat cepat ke arahnya dan menabrak terbang tinggi dirinya, mobil tersebut perintahkan oleh tokoh wanita kedua.....

Adegan penyiksaan hati semacam ini, membuat mata Winda merah, air mata mengalir didalam.

Winda tanpa sadar ingin mencari sedikit sandaran, sehingga meraih tangan di sebelahnya.

Suhu panas di tangan Gandi memberinya rasa aman yang kuat.

Tapi detik berikutnya, tangan Winda digenggam erat.

" Ah ? " Winda dipaksa tersadar dari adegan tersebut dan melihat ke laki - laki disampingnya dengan sedikit marah "Bisakah menonton film dengan baik ! "

" Apakah suka perasaan genggaman tangan seperti ini ? " Gandi langsung bertanya kembali.

Wajah Winda merasa malu dan saai ini baru sadar bahwa dirinya yang dulu memegang tangan Gandi.

Winda ragu-ragu sejenak dan akhirnya mendengus dan tidak niat untuk menonton film lagi.

Gandi seperti sedang memikirkan sesuatu melihat ke Chelsi yang di layar, tiba - tiba bertanya "Apakah kamu masih ingat kepadanya ? "

Dia ? Siapa ? Otak Winda berpikir sejenak, merasa bahwa orang yang dikatakan Gandi seharusnya adalah tokoh utama wanita ini.

" Bagaimana mungkin tidak ingat! Chelsi adalah ratu film, Chelsi sekarang ini sangatlah populer, oke?"

Winda ada semacam perasaan seperti penduduk kota sedang melihat orang desa, apakah mungkin orang dengan identitas seperti Gandi ini, semuanya tidak mengikuti industri hiburan ?

Bukankah dengar - dengar orang beridentitas seperti dia ini, justru semakin tertarik terhadap aktris pria dan wanita di industri hiburan ?

Gandi tertawa dan berkata "Kamu tidak mengenalinya ? "

Perkataan ini, membuat hati Winda timbul sebuah firasat yang buruk.

" Aku mengenalinya, tetapi dia tidak mengenali aku. "

" Kalian adalah teman baik, termasuk sahabat yang sangat baik. "

Perkataan Gandi membuat tubuh Winda bergetar, Winda tanpa sadar meninggikan suara "Bagaimana mungkin ! "

Bisikan keduanya telah menimbulkan ketidakpuasan bagi penonton di sekitarnya.

Kemudian Winda tiba-tiba mengatakan sesuatu dengan keras seperti ini, membuat semua mata di sekitarnya terfokus padanya.

Winda merasa sangat tidak tenang, tanpa sadar tersenyum canggung, mengangguk dan membungkuk "Maaf, maaf..... "

Selanjutnya melihat dengan galak ke arah Gandi, dalam mata penuh dengan maksud “gara - gara kamu”.

Gandi menggeleng - gelengkan kepala dan tidak melanjutkan topik pembicaraan ini.

Dan saat Winda kembali berkonsentrasi melihat tokoh utama wanita di layar, entah kenapa, dia merasa sangat familiar.

Siapa nama asistennya ? Sepertinya belakangan menjadi populer karena masalah pasar saham.

Oh iya, Emra.

Winda tiba-tiba bingung, dia jelas - jelas tidak peduli dengan industri hiburan.

Mengapa bisa mengingat nama orang dengan begitu jelas ?

Setelah selesai menonton, rencana awalnya yakni pergi makan bersama.

Tapi saat melewati konter khusus pakaian di lantai bawah, Winda kebetulan melihat keluaran model baju terbaru dari seorang desainer pakaian anak-anak yang sangat cocok dengan seleranya.

Winda sangat menyukai pakaian desainer ini dan terlihat bagus dikenakan oleh Sabrina, lalu membeli tujuh atau delapan potong sekaligus.

Oleh karena itu, Gandi menjadi kaum pembawa tas yang mulia.

Winda sedikit canggung, meskipun mengatakan bahwa hubungan keduanya adalah mitra kerjasama, tapi bagaimanapun, tidak enak membiarkan Presdir Tirta membantunya membawa barang belanjaannya.

Winda mengulurkan tangan ingin mengambil kantong baju dan berkata "Tuan Tirta, aku saja yang memegangnya ! "

Gandi menggelengkan kepala, berkata "Tidak perlu. "

Penolakkan singkat ini, membuat Winda juga tidak tahu harus berkata apa lagi.

Saat baru melewati tikungan, Winda lalu melihat pakaian wanita keluaran terbaru, pakaian ini jika di kenakan oleh kakak ipar, pasti sangat cocok.

Winda berhenti dan menatap sesaat, kemudian melihat ke pergelangan tangannya dan baru menyadari sudah jam satu lewat dan mereka masih belum makan siang.

Winda baru ingin pergi, Gandi langsung berkata "Suka baju itu ? "

Winda mengangguk tanpa sadar, selanjutnya menggelengkan kepala "Ayo makan dulu, ini bisa dilain hari, Tuan Tirta. "

Tetapi Gandi malah berjalan masuk kedalam toko, setelah melihat sebentar baju dalam toko, lalu menunjuk ke Winda dan berkata "Carikan ukuran setiap helai baju yang cocok untuk wanita ini dan kemasi semuanya. "

Laki - laki tampan sampai dimanapun selalu menjadi pusat perhatian.

Beberapa pandangan asisten toko dan juga pelanggan wanita yang sedang berkunjung, semua mengalihkan pandangan iri mereka kepada Winda.

Winda tiba - tiba merasa dirinya seperti terekspos, dia segera melangkah maju dan berkata dengan pelan "Tuan Tirta, bajuku sangat banyak, tidak perlu beli. "

Yang dikatakan Winda adalah kenyataan, sebagai nona besar keluarga Yang.

Asalkan ada musim pakaian dengan model keluaran terbaru, Winda pasti akan memiliki sebuah model keluaran terbaru itu didalam lemarinya.

Satu tahun empat musim, baju yang sama tidak akan dipakai kemewahannya dua kali.

Gandi menunduk melirik ke rambut hitamnya dan berhenti di leher putih mulusnya, rok yang dikenakan Winda hari ini kerahnya sedikit terbuka lebar, samar - samar bisa terlihat isi dalam yang seksi.

Gandi tiba - tiba merasa sedikit haus, segera mengalihkan pandangan dan berkata "Kalau begitu pilih yang kamu suka dan coba ! "

Meskipun Winda sangat tidak menginginkan barang pemberian Gandi, tapi melihat sikap Gandi sekarang, walaupun dirinya tidak mau, khawatirnya Gandi akan membeli semua model baju yang ada dalam toko.

Maka dari itu Winda hanya bisa memilih beberapa helai lalu masuk ke kamar pas.

Gandi duduk di area istirahat, elegan dan tenang, dalam setiap gerakannya tersirat karisma yang sulit dikatakan, sekelompok wanita menunjuk dan berbisik dari tempat tidak jauh.

Setelah mencoba beberapa set pakaian, Winda memilih yang paling bagus, lalu berjalan ke depan Gandi.

Lagipula Gandi yang ingin membelikan untuknya, hasil tes bajunya bagaimana juga harus mendengar pendapat Gandi.

Winda sendiri juga tidak menyadari, tidak tahu sejak kapan dalam hatinya sangat memperhatikan pandangan laki - laki ini terhadap dirinya.

Terhalang oleh sederet gantungan baju, Winda ingin berjalan ke area istirahat, sebentar kemudian mendengar suara wanita.

" Gandi, lama tidak bertemu ! "

" Ng. "

" Beberapa tahun ini bagaimana kabar kamu ? "

" Baik. "

" Apakah masih tidak bisa melupakan wanita itu ? "

" Ng. "

" Sama seperti kamu yang tidak bisa melupakan wanita itu, begitu juga aku yang tidak bisa melupakan kamu..... "

Saat wanita itu ingin mengatakan inti perkataan, tanpa terduga Winda batuk pelan dan berjalan kemari.

" Tuan Tirta, kamu lihat, apakah bagus ? "

Winda berputar satu kali didepan Gandi, rok panjang berwarna pink muda menari dengan lembut, menampilkan kaki kecil yang putih dan mulus, tersirat semacam keindahan yang segar dan alami.

Mata Gandi sedikit menyipit dan berkata "Lumayan bagus ! "

Dan saat ini, wanita di samping Gandi saat melihat Neva, seolah - olah seperti bertemu dengan hantu.

" Neva ? "

" Aku bukan Neva, aku adalah Winda ! "

Winda segera berkata menjelaskan, khawatir wanita ini salah paham.

Maria melihat lekat sebentar ke Winda, lalu tersenyum dan berkata "Kalau begitu aku yang salah lihat, silakan aku tidak menganggu keduanya lagi. "

Selesai berkata Maria berdiri lalu melangkah dengan ringan meninggalkan toko itu.

Setelah keluar, Maria belok kiri dan setelah berjalan puluhan meter, dia membuka pintu lintasan darurat dan setelah menutupnya.

Maria berteriak sebentar, lalu meninju dengan keras kedinding.

Tubuh dan tembok yang mana lebih kuat, itu tidak perlu ditanyakan lagi.

Sakit ditangannya tidak sebanding dengan sakit dalam hatinya.

Maria dan Gandi apakah hanya bertemu secara kebetulan saja ?

Itu tentu saja tidak mungkin.

Sejak setelah Maria tahu bawah Neva telah meninggal, dia selalu menyusun rencana untuk mendekati Gandi.

Maria tahu bahwa perasaan Gandi terhadap Neva perlahan - lahan pasti akan memudar.

Oleh karena itu Maria bekerja keras untuk menyentuh hati Gandi, siapa tahu akan menjadi wanitanya.

Oleh karena itu Maria mengejar Gandi tapi Gandi menghindarinya dan menghilang.

Tapi pelan - pelan Maria juga bisa merasakan perubahan Gandi.

Bagaimanapun Gandi adalah manusia, tidak peduli seberapa tidak berperasaan, akan ada hari tertaklukan.

Tetapi sekarang semua ini menjadi berubah, karena kemunculan wanita yang bernama Winda tadi.

Apa - apaan Winda, wajah itu jelas - jelas adalah Neva.

Maria benci hingga menggertakkan gigi, punggung tangannya terluka dan mengalir keluar darah segar, namun Maria juga tidak bergerak.

Maria tidak bisa hanya duduk diam, dia harus menghilangkan semua penyebab ketidakpastian !

Setelah Gandi memberi pendapat, dalam hati Winda sudah mendapat jawabannya.

Winda kembali ke kamar pas, setelah menganti baju lalu berkata "Bungkus gaun itu, yang ini aku tidak suka. "

Asisten toko tertegun sebentar, gaun ini sangat cantik dikenakan oleh nona ini !

" Nona, gaun ini sangat cocok dengan warna kulit dan watak kamu, sangat cantik..... "

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Winda melambaikan tangannya berkata "Lakukan seperti yang aku katakan. "

Asisten melihat Winda sudah membuat keputusan, lalu juga tidak menghentikannya lagi.

Menunggu setelah beberapa baju dikemas dan dibawakan kemari, Gandi dengan sendiri menerimanya, melirik sebentar kemudian berkata "Nyonya, kenapa kamu tidak membeli gaun tadi ? "

Kata nyonya ini membuat Winda tertegun sejenak, dalam hati seolah - olah terdapat sepuluh ribu kuda lumpur rumput sedang berlari kencang, berjalan berputar-putar di tempat.

Nyonya ? Siapa nyonya kamu ?

Saat Winda ingin membuka mulut, asisten dibelakang berkata "Tuan, nyonya terhormat terlihat sangat bagus mengenakan gaun itu, tapi tidak tahu mengapa, nyonya sepertinya tidak terlalu suka. "

Gandi melangkah kedepan, merangkul tubuh kaku juga penuh perlawanan Winda dan memberi kartu lalu berkata "Bungkuskan juga gaun tadi dan kirimkan ke Manor Keluarga Yang bersama semua ini. "

" Baik, anda tunggu sebentar. "

Setelah selesai, Gandi tetap merangkul pinggang Winda dan berjalan keluar toko pakaian wanita.

Dari belakang tubuh terdengar samar suara bisikkan asisten toko.

" Yang barusan tadi, apakah kalian merasa sangat familiar ? Kartunya ternyata adalah kartu hitam tanpa limit ! "

" Aku pernah melihatnya di tv, yakni penerus Grup Tirta, sangat tampan ! "

" Benar - benar sangat iri dengan nona itu, bisa menikah dengannya, pasti sangat bahagia ! "

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu