Cinta Yang Dalam - Bab 19 Kita Suami Istri

Neva tidur dengan tidak nyenyak, tiba-tiba ditarik oleh sebuah tenaga yang kuat, seiring dengan sakitnya di lengan, dia langsung terjatuh di lantai, keramik lantai yang sejuk membuat dia kembali sadar.

Dia memegang bahunya, lalu mengangkat kepala dan menatap Gandi yang berekspresi seram, setelah merenung sejenak, sudah bisa menebak juga kalau Julia yang mengadu padanya.

Gandi melihat gerakannya, wajahnya muncul sedikit rasa tidak enak, dia tidak ingin melukainya. Gandi baru saja mengulurkan tangannya untuk membantunya, langsung terdengar Neva berkata dengan suara sinis :”Pak Tirta, aku yang istrimu, Julia hanya apaan ?”

Mungkin juga dikarenakan rasa sakit di bahu yang tidak tertahan, mungkin juga dikarenakan tidurnya di ganggu seseorang dengan cara seperti ini, intinya, ada api amarah yang terus membakar di hati Neva, membuat dirinya tidak ingin memperlihatkan kelemahannya di depan Gandi.

Gandi mendengar kata-kata Neva, langsung emosi meledak, tangan yang ingin membantunya langsung berubah menjadi tangan yang mencekik pada lehernya, dia melotot Neva dengan tatapan kejam :”Kamu hanya apaan ?”

Pernafasan Neva sedikit menyesakkan, wajahnya juga sudah berubah merah, namun mulutnya tetap tidak ingin mengalah :”Dari segi hukum, kita suami istri. Dalam pengakuan nyonya Tirta, kita juga suami istri…”

Mendengar kata nyonya Tirta, tatapan Gandi menjadi sedikit ragu, setelah kaku beberapa detik, tangannya perlahan-lahan juga dilepaskannya.

Bagaimana Gandi emosi terhadap keputusan dan tindakan ibunya, ibunya tetap saja juga ibunya, ibu yang telah mempertahankan satu Keluarga Tirta dengan punggungnya yang lemah, ibu yang telah membesarkan dia dan beberapa saudaranya sampai dewasa. Seperti seberapa tidak terimanya dia terhadap keputusan ibunya, akhirnya tetap saja akan menuruti keinginan ibunya dan menikah dengan Neva.

Dia adalah anak yang turut dan berbakti.

Neva buru-buru mengambil nafas, duduk berjongkok di atas lantai, dia batuk keras dan wajahnya masih kemerahan karena sesak nafas.

Dia sekarang sudah yakin, hanya Shinta yang dapat melindunginya, dia berusaha berdiri, lalu mengambil selimut kecil di kasurnya, ingin membuka pintu dan keluar dari kamar.

Setelah kejadian malam ini, Neva tidak ingin tinggal satu kamar lagi bersama Gandi.

Gandi yang sebenarnya sudah emosi karena Neva memanfaatkan ibunya untuk mengancam dirinya, sekarang malah melihat wanita ini ingin keluar kamar, dengan refleksnya dia mengira bahwa Neva ingin mengadu pada mbok Ting, tatapannya langsung menjadi seram.

Dia melangkah kaki panjangnya, langsung memeluk tubuh Neva, Neva juga menjerit kekagetan, dengan refleksnya juga memeluk Gandi, dan berteriak : “Kamu mau apa…”

Kata-kata Neva masih belum selesai, tubuhnya langsung terlempar oleh Gandi ke atas kasurnya.

“Kamu !”

Pada saat berbicara, Gandi sembarang membuka dasinya dan melempar ke samping, bajunya juga belum dilepaskan, dia sudah menimpa seluruh tubuhnya di atas tubuh Neva.

Dia sama sekali tidak ada jejak lembut, juga tidak mempedulikan tubuh Neva yang kecil, yang tidak dapat menahan berat badan orang dewasa.

Neva merasa nafasnya semakin susah, sudah hampir menyesak nafasnya, dia berusaha memukul Gandi, ingin membuat dia turun dari badannya.

Gandi sama sekali tidak mempedulikan Neva yang memberontak, dia menimpa di atas tubuhnya, tangannya yang besar langsung menarik baju tidur Neva, tubuh Neva yang kecil dan berbentuk langsung terpapar keluar.

Dikarenakan kulitnya yang putih mulus, bekas memar di tubuhnya menjadi semakin jelas, bahkan ada rasa indah yang luar biasa. Nafas Gandi menjadi semakin berat.

Dia dengan cepatnya menyelip antara kedua kaki Neva, setelah merasakan nafsu dan niat Gandi, Neva menjadi lebih panik lagi. Dia berusaha merapatkan kedua kakinya dan semakin bergeser ke samping, namun kata-kata di mulutnya tetap saja keras :”Gandi, kamu tidak boleh begini, kamu sedang memperkosa…”

Selesai bicara, Gandi tersenyum sinis dan menegapkan badannya, tubuh Neva telah dirampasnya dengan kejam, akhirnya Neva tetap tidak dapat menahan dan menjerit kesakitan.

Pada saat keluar rumah sakit dokter sudah sering berpesan padanya, memberitahukan dia tidak boleh melakukan hubungan badan selama satu bulan, jika tidak akan sangat membahayakan kondisi tubuhnya.

Rasa kesakitan membuat wajah Neva pucat bagaikan kertas, bibirnya tidak bisa bertahan untuk gemetar, dahinya telah dipenuhi oleh keringat dingin.

Gerakan Gandi menjadi kaku, dia mengerti kalau wanita ini paling hebat berpura-pura, sehingga bisa membuat ibunya yang begitu pintar juga tertipu olehnya.

Namun adegan di depan mata, dia bahkan tidak dapat meyakinkan diri sendiri bahwa wanita ini hanya berpura-pura. Pada saat dia sedang ragu, cairan di bawah tubuh menarik perhatiannya.

Ketika Gandi meraba ke bawah dan memperhatikannya, dia langsung terbengong.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu