Cinta Yang Dalam - Bab 103 Tercengang

Ibu guru juga menarik nafas panjang dan berkata: “Akhirnya bisa menghubungi anda, sebelumnya saat menelepon keponsel anda, kenapa tidak aktif. Nana sudah ditemukan, ada seorang tuan yang menelepon kepada kami, apakah kamu bisa mencata nomor tuan ini sekarang?”

Neva dengan segera memberi respon, setelah mencatat nomor yang disebutkan oleh guru, ia menekan nomor ditelponnya dan menelepon, seketika ia tercengang.

Nomor ini, bagaimana bisa ini nomor Gandi!

Ia kebingungan dan tidak dapat menahan diri untuk kembali menelepon guru Nana, memastikan lagi nomor ini dengannya, ternyata benar-benar nomor Gandi.

Neva meletakkan ponselnya, layar ponselnya yang pecah hancur seperti hati Neva saat ini, ini juga tidak dapat dihindari……

Gandi sedang menunggu telepon dari ibu Nana, tetapi nomor telepon yang diberikan oleh gurunya, ia menelepon dua kali nomor itu semuanya sedang tidak aktif.

Ia minum sedikit alcohol, tetapi tentu saja tidak banyak, setelah mengantarkan Julia pulang, ia sendiri pulang ketempat baru yang disediakan oleh Rey.

Setelah masuk kedalam kamar, Nana langsung mengeluarkan buku dari dalam tas nya, mulai menulis PR nya.

Kelakuannya yang manis dan pintar ini membuat rasa suka Gandi kepada Nana semakin dalam.

Jika boleh, ia pun memiliki pemikiran untuk menjadikan Nana sebagai putri angkatnya.

Melihat usaha Nana mengerjakan PR nya, Gandi menyuruh pelayan hotel untuk menyediakan sepiring buah-buahan dan juga snack, setelah mengantarkan masuk, ia meletakkannya disamping Nana.

Nana mendongakkan kepalanya, dengan mata besar berbinar-binar menatap Gandi, wajahnya tersenyum manis, kedua lesung pipit dipipi kiri dan kanannya sangat lucu, dengan suara lembut ia berkata: “Terima kasih paman.”

Gandi dengan sayang mengelus kepala Nana, berkata: “Selesaikan PR mu dengan baik, kita akan segera bertemu dengan ibumu.”

Nana bergumam menjawabnya, tiba-tiba matanya terlihat sedikit memerah, dengan suara sedikit terisak ia berkata: “Ibu, Nana rindu dengan ibu, Nana sudah lama sekali tidak bertemu dengan ibu……”

Emosi anak kecil jika berubah langsung berubah, malah membuat Gandi sedikit terkejut.

Gadis kecil ini menangis, seharusnya dihibur kan.

Tetapi, bagaimana menghiburnya, dengan cara seperti apa?

Saat ini mata besar dan bening Nana sudah mulai tes tes tes meneteskan air mata.

Gandi duduk disamping Nana, mengulurkan tangannya dan dengan lembut menepuk-nepuk punggung Nana, menghiburnya dan berkata: “Anak baik, Nana jangan menangis, paman akan membawamu mencari ibu, ok?”

Suara menangis Nana seketika berhenti, mata besarnya menoleh kearahnya dan berkata: “Paman benar-benar akan membawa Nana bertemu dengan ibu?”

Gandi kembali terkejut, air mata gadis kecil ini begitu cepatnya dihentikan?

Tetapi, mencari ibu Nana pasti bukanlah hal yang sulit kan?

Dengan suara lembut ia menjawab: “Tentu saja, paman suruh menyuruh orang untuk mencarinya.”

Kali ini Nana dengan ragu melihat kearah Gandi, berkata: “Paman, ibuku pergi ketempat yang sangat jauh, tidak ada disini!”

Gandi tercengang, tempat yang sangat jauh?

Kalimat ini, membuatnya teringat akan hal-hal yang kurang bagus.

“Ibu pergi kemana memang?” Gandi mengikuti pola pikir Nana dan berusaha mencari tahu.

Nana sedikit memiringkan kepalanya dan jari-jari kecilnya dengan ringan menuju kemulutnya, berpikir sebentar kemudian menjawab: “Nenek memberitahu Nana, ibu dalam waktu yang sangat lama baru bisa kembali……”

Dalam hati Gandi baru mengerti, disaat yang bersamaan ia pun menghela nafas lega, seperti ibu Nana hanya pergi ketempat yang lain.

Akan tetapi pergi ketempat yang lain, meskipun bisa segera dihubungi, apakah dia bisa segera menyusul untuk kembali?

Setelah Nana selesai mengerjakan PR nya, Gandi merayu Nana untuk makan sedikit makanan manis.

Nana memakan beberapa gigitan, kemudian terlihat sedikit tidak rela menaruh kembali.

Melihatnya yang penuh dengan keraguan, Gandi berkata: “Jika suka, makan lebih banyak lagi.”

Nana kebingungan dengan mengerutkan alisnya yang imut, akhirnya memutuskan untuk tetap menggelengkan kepalanya: “Paman, ibu tidak membolehkanku makan terlalu banyak manis-manis, katanya gigiku bisa rusak, apalagi dimalam hari, lebih tidak boleh.”

“Kalau begitu, makan satu gigitan saja lagi bagaimana?” Gandimerasa dirinya nantinya bukanlah ayah yang baik, sekarang sudah mulai terlihat, jelas-jelas tahu itu tidak bole masih saja menyuruh Nana untuk lanjut makan.

Nana melihat kearah makanan lagi, otaknya kembali teringat-ingat dengan peringatan ibu.

Setelah sekejap perperangan pemikiran diotaknya, baru akhirnya berkata: “Kalau begitu aku makan sedikit lagi saja, sedikit saja tidak apa-apa.”

Gandi dibuat tertawa dengan ekspresi Nana yang seperti ini, disaat Nana melanjutkan makanannya, ia kembali menelepon nomor ibu Nana.

Dua telepon kali ini sudah berhasil menyambung.

Tetapi tidak tahu kenapa, tetap tidak ada orang yang menerima panggilan itu.

Waktu Nana menghilang masih belum mencapai 24jam, karena itu pihak kepolisian masih tidak berkerjasama untuk mengeluarkan data Nana.

Setelah Nana selesai memakan makanannya, Gandi awalnya mau membujuknya untuk tidur.

Tetapi Nana tetap tidak mau naik ke ranjang, kali ini matanya kembali memerah, katanya ia ingin pulang kerumahnya untuk tidur, bervideo call dengan ibunya, ibu akan membacakan cerita untuknya, dengan begitu ia baru bisa tertidur.

Gandi mengerutkan keningnya, melihat sorotan mata Nana yang bersikeras, ia tahu bahwa hari ini tidak mengirimkan Nana pulang, maka malam ini juga Nana tidak akan tidur.

Ia mengutus orang untuk pergi kesekolah Nana untuk melihat alamat tempat tinggal Nana yang terdaftar, tetapi 2 tahun yang lalu tempat tersebut sudah dirobohkan.

Ditengah malam, Gandi menyuruh penanggung jawab dari cabang perusahaan Tirta untuk mengutus beberapa supir mengendarai mobil memutari kota W.

Kota W adalah kota diperbatasan, malam hari masih sangat ramai, tetapi yang baik dan buruk bercampur menjadi satu, sama sekali tidak aman.

Gandi secara khusus mengendari kedaerah sekolah Nana, mulai menyuruh supir untuk berkendara perlahan sepanjang jalan, meminta Nana agar jika ada jalan yang terlihat akrab baginya bisa langsung mengatakannya dan supir akan menghentikan mobilnya.

Tetapi Nana jarang sekali keluar dimalam hari, karena itu, sayang sekali ia buta arah.

Berputar-putar selama kurang lebih 1 jam, tidak ada yang didapatkan.

Tepat disaat ini, Gandi melihat dipinggir jalan ada 2 pria dan seorang wanita diujung jalan yang sangat gelap, sedang saling tarik-menarik.

Wanita itu sekuat tenaga berusaha untuk melawan dan juga berteriak meminta tolong.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu