Cinta Yang Dalam - Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta

Setelah mendengar kata-kata Gandi, Neva pun tertekun dan menyadari dia sudah lama tidak mengirim makanan untuk Gandi.

Sejak masuk rumah sakit, masalah ini sepertinya juga sudah ikut dilepaskan.

Dulu yang memasak selalu ibu Tirta, Neva hanya mengantarnya. Setelah belajar sendiri, Neva pun mulai memasak sendiri.

Tetapi Neva tahu bahwa Gandi tidak menyukainya, jadi dia pun meminta ibu Tirta untuk tidak memberi tahu Gandi bahwa yang memasak itu dia.

Neva berkata dengan gugup: "Tidak! Semuanya ibu, ibu yang memasak"

Jangankan Gandi, Mbok Ting saja tahu Neva sedang berbohong hanya dari kata-kata dan sikapnya.

Tetapi, Gandi hanya melirik Neva sejenak dan lanjut makan lagi tanpa memperdalam topik.

Neva menghela nafas lega, merasa dirinya berhasil selamat lagi.

Dia tidak menyangka, 5 lauk yang dia buat sesuai selera Gandi dihabiskan semuanya oleh dia.

Melihat piring kosong di atas meja, Neva meragukan apakah dirinya sedang mimpi?

Gandi menghabiskan semua masakannya?

Begitu setelah makan, Gandi menerima sebuah telpon lagi dan sepertinya masalah kali ini sangat darurat.

Jadi dia pun meninggalkan rumah dengan buru-buru pada saat yang lain sedang memberes meja.

Mbok Ting melarang Neva untuk mencuci piring, katanya kulit tangan gadis muda itu sangat lembut, sabun cuci piring bisa melukai kulitnya.

Jadi Neva pun kembali ke lantai atas, melihat pemandangan di luar jendela, tidak tahu mengapa Neva memiliki perasaan hari-hari bahagia telah tiba setelah melewati kesusahan.

Gandi tidak menyukai dia, tetapi dia menghabiskan semua masakan dia ketika dia jelas tahu semua makanan itu dimasak oleh Neva.

Apakah hal ini berarti hubungan mereka berdua sudah muali terbaiki?

Hal ini adalah hal yang patut diingatkan, jadi Neva bermaksud mau mencatatnya.

Dia membuka buku tulis harian pribadinya dan melihat catatan tentang masa lalu yang senang maupun sedih.

Penampilan Nardi yang malu ketika dia datang ke rumahnya untuk pertama kali.

Penampilan Neva yang ceroboh dan bahagia pada saat ibu dan ayah membawa Neva dan Natdi Aska keluar bermain di kasino.

Pertama kali Neva bertemu dengan Dunhil Yang, Dunhil Yang menyatakan perasaan dia kepada Neva, penampilan mereka berdua berpegangan tangan di bawah matahari musim gugur.

Orang tua Neva mengalami insiden, keluarga Aska berubah secara total. Di ruang berkabung yang redup, Neva dan Nardi mengenakan pakaian putih berbakti dan berlutut di atas lantai.

Neva diusir keluar dari rumah, kemudian dia menyewa sebuah rumah kecil yang kuno dengan uang yang diberikan pembantu, penampilan Neva yang kasihan pada saat tinggal di rumah kuno itu.

Nardi jatuh sakit dan pingsan dengan sengsara, penampilannya yang kesakitan dengan alis mengerut.

Bertemud dengan Gandi...

Neva akan menambahkan foto di setiap halaman catatannya...

Tetapi Neva berhente menulis buku harian lagi setelah bertemu dengan Gandi.

Gandi mengubah kehidupan Neva secara total.

Kehidupan Neva menjadi sangat tergesa-gesa sampai dia tidak menuli buku harian lagi. Megganti pekerjaan, hamil, meninggalkan kota Z, menetap di kota W, mencari pekerjaan baru, mengasuh Nana sampai dewasa.......

Tampaknya ada terlalu banyak hal yang terlewatkan tahun ini.

Neva mengeluarkan sebuah laptop yang agak berat dari lemari, di atas laptop masih tertempel stiker gadis cantik.

Ini adalah laptop pertama yang Neva beli sendiri dengan hasil kerja kerasnya.

Spesifikasinya tidak terlalu tinggi, penampilannya juga tidak terlalu cantik, tetapi laptop ini telah menemani Neva banyak tahun.

Sampai laptop ini benar-benar tidak bisa mengunduh perangkat lunak desain, Neva baru eleminasi laptop ini.

Neva memasuki akunnya dan mulai membuat catatan pribadi.

Nama catatannya adalah: Tahun-tahun mengenal Tuan Tirta.

Karena sudah tidak mengingat tanggal, Neva hanya bisa mencatat dengan judul tahun pertama dan tahun kedua.

Tahun pertama.

Demi menyelamatkan Nardi, aku hanya bisa menjual diriku.

Tetapi aku langsung menyesal setelah melihat pria gendut itu.

Aku melarikan diri, pada saat aku merasa putus asa, aku bertemu dengan seorang tuan yang baik hati.

Dia menyelamatkan aku dan bahkan memberi aku uang.

Uang operasi Nardi akhirnya terkumpul, tetapi hasil operasi malah gagal.

Nardi tidak bisa tinggal di dalam negeri lagi, bibi Zhang datang dan aku hanya bisa menahan diri, membiarkan Nardi salah paham dengan aku dan pergi bersama bibi Zhang.

Nardi, aku berharap kamu bisa memaafkan aku.

bibi Zhang memberikan aku 1M, sehingga aku memiliki uang untuk mengembalikan pada tuan itu.

Tetapi aku tidak menyangka dia melakukan hal seperti itu kepada aku pada saat aku bertemu dengannya.

Lupakan saja, aku menganggap sebagai balas budi, uang juga aku kembalikan kepadanya.

Aku tahu nama tuan itu, namanya Gandi.

Tetapi mengapa? Mengapa bisa jadi Julia?

Mengapa dia bisa menjadi pacar Gandi?

Aku menyadari aku hamil, orang di perusahaan juga mengetahui hal ini. Apakah sudah saatnya aku pergi?

Tahun kedua.

Aku pindah ke kota baru dan mengenal tetangga baru, Tante Chen sekeluarga sangat baik kepada aku, anak gadis Tante Chen, Tingwang, adalah teman baik aku.

Perutku membesar dan bergerak menjadi semakin susah.

Aku sudah berpikir, kalau anakku itu gadis, namanya Nana, kalau anak laki-laki, namanya Tiantian.

Anakku itu seorang gadis, aku merasa sangat senang. Tetapi aku harus memberi dia nama apa? Dia harus ikut marga siapa?

Aku berdiskusi dengan Tante Wang dan Tingwang tanpa berharap, tetapi mereka malah setuju membiarkan Nana memasukki kartu keluarga mereka.

Tetapi, apakah Nana mau bermarga Tirta?

.........

Sambil mengetik, air mata Neva ikut mengalir, sampai matanya terasa buram dan tidak bisa melihat dengan jelas.

Neva menarik nafas dalam dan menghentikan gerakannya.

Buat apa mengenang masa lalu? Manusia itu harus melihat ke depan.

Neva mulai menulis masalah yang terjadi tahun ini.

Aku menikahi Tuan Tirta, tetapi dia tidak tahu identitas Nana dan salah paham kepadaku.

Nyonya Tirta sangat baik kepada aku, semua anggota keluarga juga sangat menghargai aku.

Tuan Tirta menjumpai Nana, ini adalah pertama kali Nana bertemu dengan ayahnya, bisa jadi terakhir kali juga.

Hari ini Tuan Tirta mengetahui makanan yang diantar dulu semuanya adalah masakan aku, dia menghabiskannya semua....

Neva mematikan komputernya dan memasukkannya kembali ke lemari.

Mungkin ini adalah terakhir kali dia merangkum catatan, rangkuman berikutnya mungin adalah meninggalkan Neva dan kembali ke kota W.

Kebahagiaan itu selalu berumur pendek, Neva tahu hal itu, jadi dia tidak akan mengenangnya lagi.

Villa keluarga Tirta, sebuah mobil limo langsung memasuki halaman dan berhenti tepat di depan gerbang.

Seorang wanita anggun membantu seorang pria berambut putih turun dari mobil.

Pada saat ini Shinta sudah menunggu di gerbang, dia menghampiri mereka dan berkata: "Paman Lie sudah datang ya"

Shinta tersenyum kepada wanita itu, meskipun wanita itu tidak senang, dia tetap bereaksi dengan tersenyum kembali karena dia mengerti perbedaan keluarganya dengan keluarga Tirta.

Sekelompok orang duduk di ruang tamu, Shinta berdiri untuk menuangkan teh kepada Tuan Tua Lie.

"Paman Lie, angin apa yang meniup anda ke sini?" Shinta tidak tahu tujuan kedatangan Tuan Lie, tetapi melihat ekspresinya yang gelap ini, takutnya ada sesuatu yang terjadi.

"Kamu tidak tahu?" Sebelum Tuan Tua Lie bersuara, Nyonya Lie di samping sudah berkata duluan.

Shinta menatapnya dengan dalam dan tidak mempermasalahkan sikap dia yang kurang sopan.

Di kota Z, tidak ada yang berani berbicara terus terang dengan Shinta seperti ini.

Nyonya Lie yang merasa dirinya kurang sopan tadi pun menundukkan kepalanya dengan canggung.

"Aku tidak tahu apa-apa. Apakah anakku membuat masalah lagi di luar?" Shinta berkata dengan nada suara datar.

Tuan Tua Lie tertawa dengan dingin, usia dia sekarang memiliki hak berkata kata-kata berat: "Anakkmu membuat masalah besar! Anak kedua kamu itu hampir memukul cucuku sampai mati, cucuku sampai sekarang masih berbaring di rumah sakit!"