Cinta Yang Dalam - Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
Terdengar suara dari belakangnya, bagaikan suara juru penyelamat dari surga, membuat hati Neva seketika merasa lega.
Mbok Ting berjalan keluar dari kamar mandi, sedang mengelap bekas air di tangannya dengan kain.
“ Tuan Muda Gandi, jika kamu tidak suka, aku antar pergi saja.”
Lalu Mbok Ting berjalan maju, hendak menggendong Meko dari tangan Neva.
Meko sepertinya merasakan sesuatu, dia berjuang mati-matian untuk menyusut ke dalam pelukan Neva.
Saat ini Neva pun sedikit panik, dia tidak ingin Meko pergi.
Dengan adanya Meko di sisinya, dia samar-samar bisa merasakan hawa Nardi, selalu berada di sekitarnya.
Dia tidak ingin berpisah dengan Meko , ini adalah semacam pegangan dalam hatinya.
Tidak menunggunya berbicara, Gandi berdeham dan berkata, “Mbok Ting, jika kamu suka, pelihara saja!”
Gandi menatap Neva dengan dalam, dan berkata penuh makna.
Dalam hati Neva memiliki sebuah firasat, seharusnya Gandi tahu bahwa Mbok Ting sedang membantunya untuk berbohong.
Bertambah satu orang asing di dalam rumah, Meko sedikit waspada.
Selama Gandi bergerak sedikit, maka Meko akan berlari ke sekitarnya dan menatapi, lalu sewaktu-waktu mengerang memperingatkan Gandi.
Hal ini sangat membuat Neva sakit kepala, anjing bodoh ini, tidakkah dia tahu bahwa orang yang dia teriaki adalah setan berbentuk manusia?
Jika benar-benar membuatnya marah, Meko dan dia pun harus pergi bersama.
“Anjing kecil, emosimu tidak kecil yah!” Gandi sekali lagi diteriaki oleh Meko , dia langsung menjinjing belakang leher Meko , dan mengangkatnya.
Meko langsung bagaikan anjing mati, sama sekali tidak berani bersuara.
Saat ini Neva sedang berpura-pura membantu Mbok Ting melakukan pekerjaan rumah tangga di samping, dia tidak tahu mengapa Gandi pulang ke sini.
Tetapi dia sangat takut bersama dengan Gandi, dia akan mencari masalah dengannya untuk memberesinya.
Melihat Meko diberesinya karena bertingkah, tangan Neva bergetar, dia melemparkan kain lap untuk mengelap meja, dan berjalan cepat ke depan Gandi, “ Tuan Tirta, Meko bukan sengaja, dia hanya sedikit asing denganmu….”
Gandi mengangkat mata, menatap Neva, dan berkata, “Asing denganku, atau ingin mengusirku pergi?”
Seketika Neva kehabisan kata-kata, dia berkata terbata-bata, “Bagaimana bisa… kamu adalah… tuan rumah pria… dari rumah ini, Meko bisa merasakan tekananmu!”
“Tekanan?” Gandi merasakan perkataan ini di mulutnya, kenapa kedengarannya, tidak seperti pujian.
Saat ini, Mbok Ting berjalan maju, dan mengambil Meko dari tangan Gandi. Dia meletakkan Meko ke lantai, dan berkata, “ Tuan Muda Gandi, untuk apa kamu memperhitungkan dengan anjing kecil!”
Begitu Meko bebas dari tangan Gandi, dia segera bersembunyi di belakang Neva. Sepasang mata besarnya menatap pada Gandi, dia langsung berseru lagi, makna melawannya jelas sekali.
Neva segera berjongkok, dan mendekap mulut Meko .
Anjing bodoh ini, jika dia terus mengganggu Raja abadi ini, mereka berdua pun akan celaka.
Setelah Meko hening sesaat, sepasang mata besar yang kasihan, membuat Neva melepaskannya.
Namun detik berikutnya, Meko menerjang, dan langsung menyerbu ke depan Gandi. Dia melompat dan menggigit ke arah kakinya!
Gandi secara refleks membela diri ingin menendang Meko , tetapi ketika dia hendak menendang Meko terbang keluar, dia melihat ukuran Meko yang menyedihkan.
Dia menggeleng kepala, dan sudut bibirnya terangkat tanpa alasan. Sekali lagi dia menjinjing Meko dari kakinya.
“Anjing kecil, masih bisa balas dendam?”
Seketika Neva sedikit panik, akhir-akhir ini juga ada orang yang datang ke rumah untuk mengantarkan paket, tetapi Meko hanya menggonggong saja, sama sekali tidak pernah gigit orang.
Kenapa dia hari ini, jangan-jangan dia bisa melihat bahwa Gandi tidak menyukainya?
“ Tuan Tirta, dia….”
Masih baik jika Neva Asta tidak berbicara, begitu dia bersuara, wajah Gandi menjadi suram, dan dia berkata dengan suara berat, “Dia apa?”
Jelas-jelas anjing kecil yang menggigitnya, dia tidak perhatian apakah dirinya terluka di saat pertama, sebaliknya perhatian dengan anjing kecil ini.
Gandi berdiri sambil menjinjing belakang leher Meko , dia berjalan ke depan pintu, lalu membuka pintu dan membuang Meko keluar.
Meko segera ingin menyerbu kembali, tetapi Gandi membanting pintu, lalu terdengar suara ‘phoom’, sepertinya Meko menabrak pintu.
Neva menatap keluar pintu dengan gelisah, khawatir apakah Meko terluka, apakah dia akan sedih dan pergi.
Saat ini, Mbok Ting memberinya tatapan tenang, dan pergi keluar menghibur Meko , barulah Neva merasa tenang.
“Seekor anjing lebih penting dariku?”
Baru saja dia ingin bertanya kepada Gandi apakah dia terluka, tetapi Gandi sudah berkata terlebih dahulu.
Wajah Neva menjadi kaku, dia bergegas bergeleng dan berkata, “Tidak, tidak… Tuan Tirta, apakah kamu terluka?”
Tatapan datar Gandi menyapu pelan pada Neva, sekarang baru ingat untuk perhatian kepadanya, sudah terlambat!
Dia duduk kembali ke atas sofa, sementara Neva pergi ke dapur membawakan satu piring buah. Dia mengupas kulit anggur dengan hati-hati, membuang bijinya, dan meletakkan buah anggur yang mengkilap di atas piring kecil, lalu menyodorkannya ke depan Gandi.
Ini jelas-jelas penampilan untuk menyenangkannya, membuat kemarahan dalam hati Gandi memudar sedikit.
Mbok Ting menenangkan Meko dan menegurnya sesaat, lalu menggendongnya pulang.
Namun kali ini Meko tidak memiliki hak untuk berlari sembarangan di dalam rumah, dia diletakkan Mbok Ting ke dalam kamar barang.
Awalnya Neva Tirta mengira Gandi hanya pulang untuk melihat-lihat, lalu akan pergi.
Tetapi tak disangka, ketika Mbok Ting memasak pada siang hari, Gandi masih duduk di atas sofa.
Melihat tampangnya ini, jelas-jelas akan tinggal untuk makan.
Mbok Ting membuatkan enam sayur, lalu meminta Gandi dan Neva untuk makan terlebih dahulu.
Tetapi Gandi tidak menggerakkan sumpitnya, hingga Mbok Ting duduk setelah selesai sibuk, barulah dia mulai makan.
Suasana di meja makan sedikit canggung, Neva tidak berani berbicara, sementara Mbok Ting menanyakan kondisi Gandi terkini, Gandi hanya menjawab dengan datar.
Setelah itu, tidak ada topik pembicaraan lagi.
Neva menunduk kepala meminum sup di depannya, sesuap kecil demi sesuap kecil.
Dia tidak berani untuk mengambil sayur di depannya, karena itu perlu mengangkat kepala. Jika mengangkat kepala, akan bertemu dengan tatapan mata pria itu yang dingin.
Tatapan mata itu, bisa membunuh orang!
Namun semangkuk sup ini, akhirnya juga habis.
Perut Neva masih kosong, karena pagi hari tadi dia juga tidak makan banyak.
Rasa laapr bisa ditahan, tetapi tatapan mata pria ini yang tajam, membuatnya gelisah sampai tidak berani bernapas dengan keras.
“Aku, aku sudah kenyang, Tuan Tirta, Mbok Ting, kalian makan pelan-pelan….”
Selesai berkata, Neva hendak bangkit berdiri dan pergi ke ruang tamu.
Tetapi tidak menunggu dia berdiri, mangkuk di depannya diambil, Gandi sendiri bahkan mengambilkan semangkuk sup kerang kampak, dan menyodorkannya ke depan Neva.
“Minum semangkuk lagi!”
Dalam perkataan Gandi, penuh dengan aura yang tidak terbantahkan.
Neva menyusutkan badannya secara tidak sadar, lalu berkata, “ Tuan Tirta... aku sudah kenyang….”
“Makan terlalu sedikit, tidak heran lambungmu tidak nyaman. Kata dokter badanmu butuh banyak asupan, kamu lupa lagi?”
Perkataan Gandi membawa nada bicara menyalahkan, tetapi ada makna perhatian di dalamnya.
Neva tertegun, dia sedang perhatian kepadanya?
Neva meminum dua teguk, dalam hatinya terasa hangat.
Setelah lama dilukai oleh seseorang, sedikit perhatian saja, sudah bisa membuatnya kacau.
Setelah menghabiskan semangkuk sup ini, akhirnya kali ini dia merasa kenyang.
Dia meletakkan mangkuk, dan berkata pelan, “Terima kasih Tuan Tirta, kali ini aku benar-benar sudah kenyang!”
“Kalau begitu kenyang yang sebelumnya adalah palsu?” Gandi melanjutkan dengan cepat.
Seketika Neva tidak tahu harus bagaimana, dia berkata, “Tidak, tidak ada….”
Melihat tampang Neva yang ketakutan, Gandi merasa dirinya bagaikan binatang buas.
Seketika dia merasa hambar, dia melambaikan tangan, mengisyaratkan Neva sudah boleh pergi.
Neva kembali ke ruang tamu dan duduk di sana, menatap punggung Gandi, sudut bibirnya terangkat.
Dia mengambil ponsel, dan melihat ada pesan baru di Wechat.
“Ibu, anjing kecil lucu sekali! Apakah dia adik Nana?”
Hari ini Neva merekam banyak video singkat mengenai Meko , dan mengirimkannya kepada Nana.
Mengenai hal-hal yang lucu, anak kecil selalu tidak bisa menolaknya.
Melihat perkataannya yang polos, senyum di wajah Neva pun semakin lebar, dia membalas, “Iya! Adik kecil akan merebut makanan, mainan, dan kasur besar dengan Nana!”
Setelah mengirimkannya, Neva hendak meletakkan ponselnya, karena jam ini adalah jam tidur Nana.
Tetapi baru saja dia mematikan layar, ponselnya langsung bergetar.
Dia menyalakan layar dan melihatnya, ada pesan baru.
“Tidak perlu rebut, barang Nana, semuanya milik adik. Adik ingin apa, Nana akan berikan kepada adik!”
Melihat perkataan Nana, Neva seolah-olah bisa membayangkan senyuman yang cerah di wajahnya.
Sifat Nana mirip dengan Neva, sangat mudah untuk puas/
Tetapi ini adalah setengah dari sifatnya, dalam tulangnya dia mengikuti ayahnya, bersifat keras kepala.
Dulu ketika dia baru bersekolah, anak kecil di taman kanak-kanak berkata bahwa Nana adalah anak yang tidak punya ayah.
Kata Nana, dia punya ayah, tetapi ayah pergi ke tempat yang jauh sekali.
Beberapa kata saja, sudah berkelahi.
Nana tidak bertubuh tinggi, tenaganya juga tidak besar, bagaimana bisa menang berkelahi dengan orang, maka dia kalah.
Tetapi dia menahan amarah ini di dalam hatinya, ketika orang sedang bermain, dia mendorongnya, anggap sebagai balasannya.
Karena hal ini, Neva sering kali dipanggil ke sekolah.
Setelah itu, nama Nana pun tersebar luas di dalam sekolah, tidak ada lagi orang yang berani mengungkit masalah orang tuanya di depan Nana.
“Apa yang seharusnya Nana lakukan di jam ini?” Neva mengirimkan pesan.
Kali ini Nana membalas dengan lebih lambat, sepertinya berkata dengan enggan, “Tidur.”
Lalu terlihat dia sedang mengetik, “Tetapi Nana rindu ibu, rindu adik. Ibu, kapan kamu pulang?”
Perkataan Nana ini, membuat Neva samar-samar memiliki hasrat untuk menangis.
Hidungnya menghisap dengan dalam-dalam, dan dia membalas Nana, “Setelah ibu selesai sibuk, ibu akan pulang. Sayang, sekarang tidur siang, oke?”
Nana berkata dengan enggan, “Aku ingin lihat ibu yang sekarang!”
Melakukan panggilan video saat ini pasti tidak bisa, Gandi dan Mbok Ting masih ada di ruang makan.
Maka Neva mengambil fotonya sendiri yang tersenyum berseri, dan mengirimkannya, akhirnya Nana tidur.
Dalam hatinya terasa sedikit masam, meskipun ada Tante Chen yang merawatnya.
Tetapi dia tumbuh besar bersamanya dari kecil, setelah berpisah begitu lama, pasti sudah rindu sampai ke tulangnya!
Neva membuka foto Nana yang diproteksi di dalam moments Wechat, sejak Nana dilahirkan sampai tumbuh besar, Neva selalu merekamnya di dalam moments Wechat.
Bertatih-tatih belajar berjalan, bergumam belajar berbicara, berputar di bawah karena girang, memanggil ibu dengan lantang dan keras….
Mata Neva memerah tak tertahankan, segera. Pandangannya pun buram.
Secara tidak sadar dia tenggelam ke dalam pikirannya, dalam benaknya penuh dengan sosok Nana!
Tepat ketika itu, terdengar suara yang dingin berkata, “Gadis kecil lebih manis darimu!”
Novel Terkait
More Than Words
HannyThat Night
Star AngelInventing A Millionaire
EdisonMarriage Journey
Hyon SongPernikahan Kontrak
JennyVillain's Giving Up
Axe AshciellyMy Cute Wife
DessyCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip