Cinta Yang Dalam - Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu

Terdengar suara dari belakangnya, bagaikan suara juru penyelamat dari surga, membuat hati Neva seketika merasa lega.

Mbok Ting berjalan keluar dari kamar mandi, sedang mengelap bekas air di tangannya dengan kain.

“ Tuan Muda Gandi, jika kamu tidak suka, aku antar pergi saja.”

Lalu Mbok Ting berjalan maju, hendak menggendong Meko dari tangan Neva.

Meko sepertinya merasakan sesuatu, dia berjuang mati-matian untuk menyusut ke dalam pelukan Neva.

Saat ini Neva pun sedikit panik, dia tidak ingin Meko pergi.

Dengan adanya Meko di sisinya, dia samar-samar bisa merasakan hawa Nardi, selalu berada di sekitarnya.

Dia tidak ingin berpisah dengan Meko , ini adalah semacam pegangan dalam hatinya.

Tidak menunggunya berbicara, Gandi berdeham dan berkata, “Mbok Ting, jika kamu suka, pelihara saja!”

Gandi menatap Neva dengan dalam, dan berkata penuh makna.

Dalam hati Neva memiliki sebuah firasat, seharusnya Gandi tahu bahwa Mbok Ting sedang membantunya untuk berbohong.

Bertambah satu orang asing di dalam rumah, Meko sedikit waspada.

Selama Gandi bergerak sedikit, maka Meko akan berlari ke sekitarnya dan menatapi, lalu sewaktu-waktu mengerang memperingatkan Gandi.

Hal ini sangat membuat Neva sakit kepala, anjing bodoh ini, tidakkah dia tahu bahwa orang yang dia teriaki adalah setan berbentuk manusia?

Jika benar-benar membuatnya marah, Meko dan dia pun harus pergi bersama.

“Anjing kecil, emosimu tidak kecil yah!” Gandi sekali lagi diteriaki oleh Meko , dia langsung menjinjing belakang leher Meko , dan mengangkatnya.

Meko langsung bagaikan anjing mati, sama sekali tidak berani bersuara.

Saat ini Neva sedang berpura-pura membantu Mbok Ting melakukan pekerjaan rumah tangga di samping, dia tidak tahu mengapa Gandi pulang ke sini.

Tetapi dia sangat takut bersama dengan Gandi, dia akan mencari masalah dengannya untuk memberesinya.

Melihat Meko diberesinya karena bertingkah, tangan Neva bergetar, dia melemparkan kain lap untuk mengelap meja, dan berjalan cepat ke depan Gandi, “ Tuan Tirta, Meko bukan sengaja, dia hanya sedikit asing denganmu….”

Gandi mengangkat mata, menatap Neva, dan berkata, “Asing denganku, atau ingin mengusirku pergi?”

Seketika Neva kehabisan kata-kata, dia berkata terbata-bata, “Bagaimana bisa… kamu adalah… tuan rumah pria… dari rumah ini, Meko bisa merasakan tekananmu!”

“Tekanan?” Gandi merasakan perkataan ini di mulutnya, kenapa kedengarannya, tidak seperti pujian.

Saat ini, Mbok Ting berjalan maju, dan mengambil Meko dari tangan Gandi. Dia meletakkan Meko ke lantai, dan berkata, “ Tuan Muda Gandi, untuk apa kamu memperhitungkan dengan anjing kecil!”

Begitu Meko bebas dari tangan Gandi, dia segera bersembunyi di belakang Neva. Sepasang mata besarnya menatap pada Gandi, dia langsung berseru lagi, makna melawannya jelas sekali.

Neva segera berjongkok, dan mendekap mulut Meko .

Anjing bodoh ini, jika dia terus mengganggu Raja abadi ini, mereka berdua pun akan celaka.

Setelah Meko hening sesaat, sepasang mata besar yang kasihan, membuat Neva melepaskannya.

Namun detik berikutnya, Meko menerjang, dan langsung menyerbu ke depan Gandi. Dia melompat dan menggigit ke arah kakinya!

Gandi secara refleks membela diri ingin menendang Meko , tetapi ketika dia hendak menendang Meko terbang keluar, dia melihat ukuran Meko yang menyedihkan.

Dia menggeleng kepala, dan sudut bibirnya terangkat tanpa alasan. Sekali lagi dia menjinjing Meko dari kakinya.

“Anjing kecil, masih bisa balas dendam?”

Seketika Neva sedikit panik, akhir-akhir ini juga ada orang yang datang ke rumah untuk mengantarkan paket, tetapi Meko hanya menggonggong saja, sama sekali tidak pernah gigit orang.

Kenapa dia hari ini, jangan-jangan dia bisa melihat bahwa Gandi tidak menyukainya?

“ Tuan Tirta, dia….”

Masih baik jika Neva Asta tidak berbicara, begitu dia bersuara, wajah Gandi menjadi suram, dan dia berkata dengan suara berat, “Dia apa?”

Jelas-jelas anjing kecil yang menggigitnya, dia tidak perhatian apakah dirinya terluka di saat pertama, sebaliknya perhatian dengan anjing kecil ini.

Gandi berdiri sambil menjinjing belakang leher Meko , dia berjalan ke depan pintu, lalu membuka pintu dan membuang Meko keluar.

Meko segera ingin menyerbu kembali, tetapi Gandi membanting pintu, lalu terdengar suara ‘phoom’, sepertinya Meko menabrak pintu.

Neva menatap keluar pintu dengan gelisah, khawatir apakah Meko terluka, apakah dia akan sedih dan pergi.

Saat ini, Mbok Ting memberinya tatapan tenang, dan pergi keluar menghibur Meko , barulah Neva merasa tenang.

“Seekor anjing lebih penting dariku?”

Baru saja dia ingin bertanya kepada Gandi apakah dia terluka, tetapi Gandi sudah berkata terlebih dahulu.

Wajah Neva menjadi kaku, dia bergegas bergeleng dan berkata, “Tidak, tidak… Tuan Tirta, apakah kamu terluka?”

Tatapan datar Gandi menyapu pelan pada Neva, sekarang baru ingat untuk perhatian kepadanya, sudah terlambat!

Dia duduk kembali ke atas sofa, sementara Neva pergi ke dapur membawakan satu piring buah. Dia mengupas kulit anggur dengan hati-hati, membuang bijinya, dan meletakkan buah anggur yang mengkilap di atas piring kecil, lalu menyodorkannya ke depan Gandi.

Ini jelas-jelas penampilan untuk menyenangkannya, membuat kemarahan dalam hati Gandi memudar sedikit.

Mbok Ting menenangkan Meko dan menegurnya sesaat, lalu menggendongnya pulang.

Namun kali ini Meko tidak memiliki hak untuk berlari sembarangan di dalam rumah, dia diletakkan Mbok Ting ke dalam kamar barang.

Awalnya Neva Tirta mengira Gandi hanya pulang untuk melihat-lihat, lalu akan pergi.

Tetapi tak disangka, ketika Mbok Ting memasak pada siang hari, Gandi masih duduk di atas sofa.

Melihat tampangnya ini, jelas-jelas akan tinggal untuk makan.

Mbok Ting membuatkan enam sayur, lalu meminta Gandi dan Neva untuk makan terlebih dahulu.

Tetapi Gandi tidak menggerakkan sumpitnya, hingga Mbok Ting duduk setelah selesai sibuk, barulah dia mulai makan.

Suasana di meja makan sedikit canggung, Neva tidak berani berbicara, sementara Mbok Ting menanyakan kondisi Gandi terkini, Gandi hanya menjawab dengan datar.

Setelah itu, tidak ada topik pembicaraan lagi.

Neva menunduk kepala meminum sup di depannya, sesuap kecil demi sesuap kecil.

Dia tidak berani untuk mengambil sayur di depannya, karena itu perlu mengangkat kepala. Jika mengangkat kepala, akan bertemu dengan tatapan mata pria itu yang dingin.

Tatapan mata itu, bisa membunuh orang!

Namun semangkuk sup ini, akhirnya juga habis.

Perut Neva masih kosong, karena pagi hari tadi dia juga tidak makan banyak.

Rasa laapr bisa ditahan, tetapi tatapan mata pria ini yang tajam, membuatnya gelisah sampai tidak berani bernapas dengan keras.

“Aku, aku sudah kenyang, Tuan Tirta, Mbok Ting, kalian makan pelan-pelan….”

Selesai berkata, Neva hendak bangkit berdiri dan pergi ke ruang tamu.

Tetapi tidak menunggu dia berdiri, mangkuk di depannya diambil, Gandi sendiri bahkan mengambilkan semangkuk sup kerang kampak, dan menyodorkannya ke depan Neva.

“Minum semangkuk lagi!”

Dalam perkataan Gandi, penuh dengan aura yang tidak terbantahkan.

Neva menyusutkan badannya secara tidak sadar, lalu berkata, “ Tuan Tirta... aku sudah kenyang….”

“Makan terlalu sedikit, tidak heran lambungmu tidak nyaman. Kata dokter badanmu butuh banyak asupan, kamu lupa lagi?”

Perkataan Gandi membawa nada bicara menyalahkan, tetapi ada makna perhatian di dalamnya.

Neva tertegun, dia sedang perhatian kepadanya?

Neva meminum dua teguk, dalam hatinya terasa hangat.

Setelah lama dilukai oleh seseorang, sedikit perhatian saja, sudah bisa membuatnya kacau.

Setelah menghabiskan semangkuk sup ini, akhirnya kali ini dia merasa kenyang.

Dia meletakkan mangkuk, dan berkata pelan, “Terima kasih Tuan Tirta, kali ini aku benar-benar sudah kenyang!”

“Kalau begitu kenyang yang sebelumnya adalah palsu?” Gandi melanjutkan dengan cepat.

Seketika Neva tidak tahu harus bagaimana, dia berkata, “Tidak, tidak ada….”

Melihat tampang Neva yang ketakutan, Gandi merasa dirinya bagaikan binatang buas.

Seketika dia merasa hambar, dia melambaikan tangan, mengisyaratkan Neva sudah boleh pergi.

Neva kembali ke ruang tamu dan duduk di sana, menatap punggung Gandi, sudut bibirnya terangkat.

Dia mengambil ponsel, dan melihat ada pesan baru di Wechat.

“Ibu, anjing kecil lucu sekali! Apakah dia adik Nana?”

Hari ini Neva merekam banyak video singkat mengenai Meko , dan mengirimkannya kepada Nana.

Mengenai hal-hal yang lucu, anak kecil selalu tidak bisa menolaknya.

Melihat perkataannya yang polos, senyum di wajah Neva pun semakin lebar, dia membalas, “Iya! Adik kecil akan merebut makanan, mainan, dan kasur besar dengan Nana!”

Setelah mengirimkannya, Neva hendak meletakkan ponselnya, karena jam ini adalah jam tidur Nana.

Tetapi baru saja dia mematikan layar, ponselnya langsung bergetar.

Dia menyalakan layar dan melihatnya, ada pesan baru.

“Tidak perlu rebut, barang Nana, semuanya milik adik. Adik ingin apa, Nana akan berikan kepada adik!”

Melihat perkataan Nana, Neva seolah-olah bisa membayangkan senyuman yang cerah di wajahnya.

Sifat Nana mirip dengan Neva, sangat mudah untuk puas/

Tetapi ini adalah setengah dari sifatnya, dalam tulangnya dia mengikuti ayahnya, bersifat keras kepala.

Dulu ketika dia baru bersekolah, anak kecil di taman kanak-kanak berkata bahwa Nana adalah anak yang tidak punya ayah.

Kata Nana, dia punya ayah, tetapi ayah pergi ke tempat yang jauh sekali.

Beberapa kata saja, sudah berkelahi.

Nana tidak bertubuh tinggi, tenaganya juga tidak besar, bagaimana bisa menang berkelahi dengan orang, maka dia kalah.

Tetapi dia menahan amarah ini di dalam hatinya, ketika orang sedang bermain, dia mendorongnya, anggap sebagai balasannya.

Karena hal ini, Neva sering kali dipanggil ke sekolah.

Setelah itu, nama Nana pun tersebar luas di dalam sekolah, tidak ada lagi orang yang berani mengungkit masalah orang tuanya di depan Nana.

“Apa yang seharusnya Nana lakukan di jam ini?” Neva mengirimkan pesan.

Kali ini Nana membalas dengan lebih lambat, sepertinya berkata dengan enggan, “Tidur.”

Lalu terlihat dia sedang mengetik, “Tetapi Nana rindu ibu, rindu adik. Ibu, kapan kamu pulang?”

Perkataan Nana ini, membuat Neva samar-samar memiliki hasrat untuk menangis.

Hidungnya menghisap dengan dalam-dalam, dan dia membalas Nana, “Setelah ibu selesai sibuk, ibu akan pulang. Sayang, sekarang tidur siang, oke?”

Nana berkata dengan enggan, “Aku ingin lihat ibu yang sekarang!”

Melakukan panggilan video saat ini pasti tidak bisa, Gandi dan Mbok Ting masih ada di ruang makan.

Maka Neva mengambil fotonya sendiri yang tersenyum berseri, dan mengirimkannya, akhirnya Nana tidur.

Dalam hatinya terasa sedikit masam, meskipun ada Tante Chen yang merawatnya.

Tetapi dia tumbuh besar bersamanya dari kecil, setelah berpisah begitu lama, pasti sudah rindu sampai ke tulangnya!

Neva membuka foto Nana yang diproteksi di dalam moments Wechat, sejak Nana dilahirkan sampai tumbuh besar, Neva selalu merekamnya di dalam moments Wechat.

Bertatih-tatih belajar berjalan, bergumam belajar berbicara, berputar di bawah karena girang, memanggil ibu dengan lantang dan keras….

Mata Neva memerah tak tertahankan, segera. Pandangannya pun buram.

Secara tidak sadar dia tenggelam ke dalam pikirannya, dalam benaknya penuh dengan sosok Nana!

Tepat ketika itu, terdengar suara yang dingin berkata, “Gadis kecil lebih manis darimu!”

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu