Cinta Yang Dalam - Bab 156 Bangun
Suara yang tiba-tiba dikeluarkan Neva mengejutkan semua orang di bangsal.
Namun, wajah Gandi menjadi semakin dingin dan muram setelah mendengar nama "Nardi" yang tidak henti digumamkan Neva.
Apakah alasan wanita ini tidak ingin bangun adalah karena pria liar yang bernama Nardi ini?
Nardi, mungkin masih berusia muda. Wanita ini semakin bertindak terbuka dan sewenang-wenangnya sekarang.
Fandi kaget, sebelum dia bereaksi, Shivas sudah menekan tombol bel.
Setelah beberapa saat, dokter bergegas masuk.
Neva merasa ada orang yang membuka tutup kelopak matanya, juga ada orang yang mengutak-atik tubuhnya.
Apa yang terjadi pada dirinya? Mengapa tubuhnya begitu sakit?
Selain sakit, ada juga perasaan seperti mati rasa. Ini membuat Neva merasa tubuhnya lepas kendali.
Neva perlahan membuka mata. Pakaian yang terlihat seperti mantel putih muncul di depannya. Wajah itu sangat asing, dia belum pernah melihatnya.
“Pasien bangun, pasien sudah bangun!” Neva mendengar beberapa sorakan.
Kepala Neva yang kaku berputar-putar. Dia sepertinya sudah sedikit memahami situasi. Dirinya adalah pasien yang disebut mereka, bukan?
Neva baru saja bangun, tubuhnya masih kaku dan tidak bisa bergerak. Bola matanya sedikit berputar, dia melihat Gandi yang berdiri tidak jauh darinya.
Tuan Gandi juga ada di sini?
Neva telah kehilangan banyak ingatan tentang kejadian sebelum kecelakaan.
Tetapi satu-satunya yang tidak bisa dilupakannya adalah Gandi, suami yang tidak begitu baik padanya.
Dokter memeriksa Neva. Karena Neva telah bangun, dokter memijat otot-otot Neva agar Neva bisa mendapatkan kembali kendali atas tubuhnya sendiri. Setelah itu, dokter pun keluar.
Gandi mengambil beberapa langkah ke depan dan menatap mata Neva yang sudah jernih. Kata-kata lembut yang hendak dikatakannya seketika berubah menjadi: "Kamu akhirnya mau bangun?"
Mendengar kata-kata dingin ini, Neva malah merasakan sedikit kegembiraan yang tak terkatakan.
Ini adalah suaminya, ayah dari putrinya, hubungan di antara mereka tidak akan bisa diputuskan.
"Tuan Gan-di..." Sebut Neva dengan kening berkerut.
Melihat kegagapan Neva, Gandi tidak bisa mengeluarkan suara.
"Apakah kamu tahu berapa hari kamu tidur?"
Menghadapi pertanyaan Gandi, Neva ingin menggelengkan kepala, tetapi lehernya tidak terkendali, jadi dia hanya bisa mengedipkan mata, berkata, "Tidak..."
Gandi memandangi mata Neva yang dulunya hitam dan cerah menjadi buram setelah tidur selama beberapa hari.
"Kedepannya kamu tidak boleh mengemudi lagi. Aku akan menyewa seorang sopir untukmu. Kamu harus melapor padaku ke mana pun kamu pergi supaya tidak terjadi apa-apa lagi padamu dan membuat sekeluarga khawatir padamu..."
Berkomunikasi dengan Neva yang berkondisi semacam ini secara tidak langsung membuat Gandi mulai menjadi perhatian.
Neva sekadar mengiyakannya, lalu berkata: "Aku... lapar..."
Gandi tampak tertegun. Namun, dia segera teringat kembali bahwa Neva telah tidur selama beberapa hari, tubuhnya pasti sangat membutuhkan nutrisi.
Gandi segera meminta orang-orang untuk menyiapkan bubur. Shivas memandangi mereka berdua dari samping, dia masih tidak menyukai Gandi dan selalu mencari kesempatan untuk menyindir Gandi.
Apa yang menjadi kesan pertama selalu tercetak paling dalam di dalam pikiran. Shivas masih mempermasalahkan kelakuan Gandi pada istrinya yang baru saja sembuh dari penyakit serius, hampir tidak berbeda dari memperlakukan seorang pembantu.
Fandi terus mengawasi dari samping, dia mungkin hanya tidak mengambil langkah untuk membungkam mulut Shivas agar Shivas tidak meledak lagi.
Setelah melihat Gandi selesai berbicara, barulah Fandi melonggarkan kewaspadaannya. Shivas mengambil beberapa langkah maju, menatap wajah kuyup Neva, berkata, "Neva, apakah kamu masih ingat aku?"
Bola mata Neva berputar untuk melihat wanita di depannya. Setelah berpikir sejenak, dia menggelengkan kepala, "Kamu, siapa?
Gandi berkata dengan sedikit tidak senang: "Dia baru saja bangun, tidak boleh banyak bicara."
Shivas tidak menghiraukan Gandi. Dia duduk di sebelah Neva, memegang tangannya dan meremasnya dengan lembut, berkata, "Aku Shivas. Apakah kamu ingat kita duduk semeja saat sekolah? Sekadar mengingatkan, aku bukan Julia, aku Shivas."
Shivas takut kalau Neva akan teringat orang jahat, jadi dia membuat klarifikasi khusus.
Neva menatap wanita di depannya, dia tampaknya mulai ingat.
Ketika dia memaksa pikirannya untuk mengingat lebih jelas, dia merasakan sakit di kepalanya. Dia lalu pun tidak mengingat apapun.
Neva menyentakkan sudut mulutnya, tetapi otot-otot wajahnya tidak mematuhi perintah. Dia berkata, "Aku tidak menyangka kita masih bisa bertemu lagi. Aku kira aku bakal mati kali ini!"
Shivas mengerutkan kening, menepuk tangan Neva dengan ringan, "Omong apaan kamu? Pantang."
Neva akhirnya menyeringai, tetapi senyumnya amat canggung.
Dia bisa melihat suaminya dan temannya ketika bangun, kehidupan seperti ini tampaknya cukup mengasyikkan.
Adapun adik ipar di samping, tapi rasa keberadaannya terlalu lemah sehingga dia diabaikan oleh Neva.
Neva tinggal di rumah sakit selama setengah bulan, Shinta mengunjunginya beberapa kali dalam periode itu.
Neva sudah bisa bangun dari ranjang dan berjalan-jalan, tubuhnya berangsur pulih.
Hanya saja gegar otak yang disebabkan oleh benturan pada batu nisan agaknya membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Neva sangat beruntung, walaupun truk besar menabraknya, tetapi dia mendadak rem, airbag mobil mengembang dan tingkat perlindungan dari mobil juga sangat tinggi sehingga tidak banyak bagian tubuhnya yang terluka.
Tidak menunggu lama, dokter mengizinkannya keluar dari rumah sakit.
Pada hari keluar rumah sakit, Neva berjalan ke pintu rumah sakit selangkah demi selangkah dengan bantuan Fandi dan Shanti.
Neva sebenarnya boleh duduk di kursi roda saja, tetapi dia ingin pulih sesegera mungkin, jadi dia memilih untuk melakukan sendiri hal-hal yang mampu dilakukan.
Begitu tiba di pintu, Neva melihat Range Rover diparkir di depan.
Jendela mobil diturunkan, wajah Gandi muncul di posisi pengemudi. Gandi menatap Neva dan berkata, "Kamu tidak boleh jalan sendiri!"
Gandi selalu bersikap sangat dingin, Neva sudah terbiasa.
Shinta sekilas melihat Gandi dengan kening berkerut, berkata, "Kamu lihai omong saja."
Neva dipapah untuk masuk ke dalam mobil, kemudian mereka bersama-sama pulang ke rumah.
Untuk pulih lebih cepat, Shinta memaksa Neva harus tinggal di Rumah Tirta. Bahkan Mbok Ting pun dipanggil kembali.
Gandi membersihkan kamar tamu di lantai bawah, dia memilih tidur di kamar tamu agar tidak mengganggu istirahat dan pemulihan Neva.
Tapi dalam hati Neva tahu alasan Gandi tidur di kamar tamu adalah karena Gandi enggan melihat dirinya.
Di rumah, aktivitas Neva masih hanya makan dan tidur, tetapi selain itu dia juga sering mengobrol dengan Shinta, mereka selalu bercanda gurau, ini membuat suasana hatinya lebih baik setiap hari.
Neva berteman dengan Shivas di WeChat. Shivas sering mengirim pesan untuk mengobrol dengannya, menanyakan bagaimana kondisinya.
Wendi telah pergi bersama Gaoha, dia kelihatan tidak rela pergi, tetapi dipaksa pergi oleh Shinta.
Anak perempuan harus tumbuh dewasa, tidak seharusnya tinggal terlalu lama di rumah pihak ibu kandung.
Setelah tubuh Neva benar-benar pulih, dia meminta sopir yang disewa Gandi untuk membawanya ke pemakaman Keluarga Aska lagi.
Demi keamanan, Shinta mengutus dua mobil untuk melindungi Neva dari depan dan belakang.
Setelah insiden terakhir, kuburan tidak memiliki penjaga lagi, bahkan pintu otomatis yang baru saja dipasang pun sudah dibongkar, gerbang besi besar semula juga tidak dipasang kembali, sepertinya akan ditinggalkan begitu saja.
Neva meminta pengawal untuk menunggu di luar, sementara dia berjalan perlahan ke kuburan.
Dua cekungan yang disebabkan dirinya yang berlutut saat hujan masih terlihat, cekungan tersebut mengingatkan Neva tentang apa yang terjadi di sini.
Bunuh diri? Mustahil.
Neva sudah berpikir terbuka, almarhum sudah pergi, orang yang masih hidup harus menjalani hidup sebaik mungkin.
Putrinya masih perlu bergantung pada dirinya, dia tidak boleh mundur.
Dia datang hari ini untuk bertanya kepada orang tuanya apakah mereka telah menemukan Nardi.
“Ayah, ibu, apakah kalian sudah menemukan Nardi?” Neva berlutut di depan batu nisan, meletakkan makanan manis favorit ibu yang disiapkan olehnya dan anggur favorit ayahnya.
Batu nisan yang dingin, serta foto yang agak buram.
Dia merasa sudah waktunya untuk mengganti foto, mengganti foto yang berisikan kedua orang tua dan Nardi.
Ketika dirinya pergi pada suatu hari nanti, dia juga akan meminta seseorang untuk mengganti foto di batu nisan menjadi foto mereka berempat.
Tidak masalah di mana tempat kita mati, apa yang lebih penting adalah hati sekeluarga tetap satu.
Neva berlutut di depan batu nisan, tiba-tiba terdengar suara bising dari pintu masuk kuburan.
Kemudian, ada suara langkah kaki yang semakin mendekat dari belakang: "Nona muda, orang dari Keluarga Aska datang, dia mengatakan bahwa dia ingin berziarah."
Neva sekadar meresponsnya dengan tawar, "Siapa itu?"
Si pembicara mengerutkan kening, seolah memikirkan sesuatu, berkata setelah beberapa saat kemudian: "Gilbert dan istrinya, mereka juga membawa beberapa orang."
“Biarkan Gilbert masuk!” Jawab Neva dengan ringan.
Beberapa saat kemudian, langkah kaki tergesa-gesa datang dari belakang Neva, suara marah terdengar di belakangnya: "Neva, apa maksudmu? Ini adalah pemakaman Keluarga Aska!"
Neva bangkit, menoleh untuk melihat Gilbert, berkata dengan tawar, "Kamu yang merencanakan kecelakaan mobil yang terjadi padaku, bukan?"
Gilbert tertegun sesaat, kecelakaan mobil? Dia yang merencanakannya?
Kemarahan melonjak dalam hatinya. Dirinya hanya akan merencanakan agar Neva terjadi kecelakaan begitu meninggalkan pemakaman Keluarga Aska jika otaknya kemasukan air, siapa yang akan melakukan hal bodoh semacam ini.
"Omong kosong! Bagaimana mungkin! Aku bahkan tidak tahu kamu datang ke sini hari itu." Gilbert meraung.
Neva memandang Gilbert yang amuk, terdapat keraguan dan keheranan di dalam hatinya. Kecuali Gilbert adalah aktor, jika tidak, reaksi dan ekspresi semacam ini sulit dipalsukan.
"Aku tidak peduli siapa kalian, masalah ini sedang diselidiki. Aku menyarankan kalian untuk melenyapkan bukti sesegera mungkin. Jika tidak, jangan mengharapkanku untuk menyelematkan kalian kalau Keluarga Tirta berhasil menemukan bukti-bukti itu.”
Neva berkata dengan acuh tak acuh, kemudian melewati Gilbert.
Gilbert memandangi sosok Neva yang menjauh. Dia selalu merasa bahwa Neva tampaknya telah berubah, tetapi dia tidak bisa menjelaskan perubahan apa yang terjadi.
Tampaknya sikapnya berubah dingin, lebih dewasa.
Sesampainya di pintu masuk pemakaman, Neva melihat Lexi sedang mendorong-dorong pengawal Keluarga Tirta sambil berteriak: "Aku mau masuk, sini, tahan aku kalau kalian bisa!"
"Di mana Neva? Wanita jalang itu, suruh dia keluar. Apakah dia merasa dengan bersembunyi di dalam pemakaman, aku pun tidak bisa mengapa-apakannya?"
Pengawal Keluarga Tirta berbaris lurus bak dinding, menghalangi Lexi untuk bergerak maju.
Mengenai orang-orang yang dibawa oleh Keluarga Aska, Neva hanya tersenyum dingin.
Sungguh konyol, karakter orang yang berkuasa menentukan bawahan berkarakter seperti apa yang dipelihara.
Gilbert dan Lexi sama-sama merupakan penindas yang menggertak pihak lemah tapi menakuti pihak kuat, Lexi yang melangkah maju dan berseru tidak akan dipukuli, tetapi orang-orang yang dibawa kemari pasti akan dipukuli jika mereka melangkah maju, jadi mereka semua berdiri di kejauhan tanpa bergerak.
Neva melangkah maju, berkata, "Biarkan anjing-anjing itu masuk, ayo kita pergi."
Setelah kejadian terakhir, Neva sudah lebih terbuka.
Nardi sudah mati, dia sudah tidak ada kerabat, apa yang perlu ditakuti dirinya lagi?
Takut mereka menghancurkan batu nisan orang tua? Membuang abu ke hutan belantara?
Jika Keluarga Aska berani berbuat demikian, Neva pasti akan memberi tahu mereka betapa pahitnya untuk menulis kata penyesalan!
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Lifetime
DevinaLelaki Greget
Rudy GoldThe Richest man
AfradenAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMy Goddes
Riski saputroAir Mata Cinta
Bella CiaoCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip