Cinta Yang Dalam - Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
Winda memandang Ramon dengan bodoh, kasih sayang yang terlihat di mata Ramon hampir meluluhkan kegigihan terakhir di hati Winda.
Winda tanpa sadar menyimpan kembali air matanya, mengertakkan giginya untuk tidak melihat ke arah Ramon, dan pada saat yang sama melepaskan tangan Ramon.
Ramon duduk kembali di sofa, meskipun masih duduk dengan tegak, tetapi tampak seperti sudah tua belasan tahun.
Sering kali, kekecewaan terhadap obsesi dapat menghancurkan hati seseorang.
Ramon tidak bisa merelakannya, tetapi juga tidak bisa menolaknya.
Yang terpenting, Ramon tidak ingin Winda kembali menderita.
"Winda, mengenai masalah Gandi, kamu ..."
Sebelum Ramon menyelesaikan pembicaraannya, Winda langsung menyelanya.
Winda tampaknya menjelaskan dengan cemas: "Ramon, aku memberitahumu tentang ini bukan karena Gandi."
Ramon menggelengkan kepalanya dan berkata dengan acuh tak acuh: "Aku tahu, kamu bukanlah orang seperti itu di hatiku. Namun, aku punya nasehat, aku harap kamu harus mendengarkannya."
"Kamu boleh bersama siapa saja, kecuali dia. Dia adalah jurang maut yang akan membuatmu hancur berkeping-keping!"
Saat Gandi datang ke Australia, Ramon sudah bersiap menerima yang terburuk.
Dan Ramon sudah mengetahui sejak awal kontak antara Winda dan Gandi melalui orang-orang di sekitarnya.
Namun, Ramon selalu berpura-pura tuli dan bodoh.
Ramon tidak ingin menyulitkan Winda, Ramon memberinya kebebasan, bukan karena Gandi yang mendominasi.
Bahkan, Ramon barusan juga berpikir, Winda begitu tegas tidak ingin bersama dirinya, apakah itu dikarenakan paksaan dari Gandi?
Winda terlalu polos, Gandi bisa mempermainkan Winda dengan trik yang begitu sederhana.
Pria ini, di hati Ramon, selalu termasuk orang yang keji.
Dulu Gandi menikahi Winda, tetapi tidak memperlakukannya dengan baik. Sebaliknya, malah menyiksa dan menghinanya dengan segala cara. Jika bukan karena telah di dorong hingga ke jalan buntu, akankah Winda pergi?
Selain itu, Ramon juga telah menyelidiki kecelakaan mobil tahun itu.
Supir itu telah menerima sejumlah uang yang dikirimkan oleh orang di sisi Julia.
Setelah itu, Julia disegel oleh Gandi dan digantung di web gelap.
Jika bukan petunjuk dari Gandi, apakah Julia berani menyentuh orang-orang disekitar Gandi?
Pada saat yang sama, Ramon juga selalu membenci dirinya sendiri di dalam hati.
Karena Ramon tahu, Winda tidak mungkin akan kenal dengan Gandi jika bukan karena 1 miliar di waktu itu.
Jika begitu, maka tidak akan terjadi hal-hal yang seperti sekarang.
Untungnya, takdir dewi sangat beruntung, Winda masih bisa selamat dan menjadi Nona besar di keluarga Yang dan hidup dengan sangat bahagia di sini.
Dalam hati Ramon, Ramon benar-benar sangat membenci Gandi. Namun, kenyataannya dirinya tidak bisa melawannya.
Winda tertegun sejenak, Ramon bukanlah orang yang tidak berlapang dada, inti dari perkataannya pasti ada penjelasan yang masuk akal.
“Apakah kamu sangat membencinya?” Winda bertanya dengan nada pelan.
Ramon mengangguk.
“Mengapa?” Meskipun Winda suka dan benci terhadap Gandi, tetapi itu juga hanya ambigu.
Tetapi Winda tidak mengerti, Ramon yang jarang berkontak dengan Gandi, mengapa sangat tidak menyukainya.
"Karena dia memperlakukanmu dengan tidak baik."
"Ah? Bagaimana kamu bisa tahu? Apakah kami berdua sudah saling kenal sebelumnya?"
"Um."
Masalah sudah sampai pada titik ini, Ramon tidak perlu menyembunyikan apa pun lagi.
Hati Winda sangat memahami masalah ini, tetapi jika mendengar orang lain yang menceritakannya, itu sebuah perasaan yang lain.
"Bisakah kamu menceritakan hubunganku dengan dia waktu dulu?"
Sepertinya ini terlalu berlebihan, Winda buru-buru mengoreksinya lagi: "Jika kamu tidak ingin mengatakannya, maka lupakan saja."
"Oh, ini tidak apa-apa."
Ramon sepertinya tenggelam dalam ingatan, dan setelah beberapa saat barulah Ramon berkata: "Kamu pernah diperkosa olehnya dan memiliki anaknya, kamu pergi menjauh darinya. Tetapi karena paksaan dari keluargamu, kamu hanya bisa kembali dan menikah dengannya. Dia tidak mencintaimu, tapi kenyataanya kamu sangat mencintainya. Tapi dia tidak menyayangimu dan memperlakukanmu dengan sangat buruk. Kemudian, kamu frustrasi dan pergi. Dan mengalami kecelakaan mobil ... "
Sisanya Ramon tidak menceritakannya lagi, Winda juga sudah tahu.
Hati Winda sangat terkejut karena tidak ada yang pernah memberitahunya tentang masalah pemerkosaan atau pemaksaan.
Tidak heran, perasaan Winda terhadapnya selalu cinta dan benci.
Keduanya saling memandang, dan akhirnya Winda menunduk dan berkata dengan nada pelan: "Kamu masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, aku tidak mengganggumu lagi."
Setelah itu, Winda bangun.
Mungkin karena duduk terlalu lama, tubuhnya terasa ringan dan hampir terjatuh, tapi untungnya Winda memegang sofa.
Ramon bangkit ingin membantunya, tetapi Winda melambaikan tangannya, lalu keluar.
Setelah keluar dari kantor, Winda langsung meninggalkan perusahaan.
Winda tidak berani tinggal di sini lagi, jika dirinya tinggal lebih lama, maka dirinya akan merasa malu pada Ramon.
Ramon berdiri di depan jendela Paris, samar-samar, Ramon sepertinya melihat mobil Winda keluar dari tempat parkir bawah tanah.
Sepertinya itu mobil Winda, kan?
Kedepannya mungkin Winda tidak akan datang lagi, kan?
Padahal, kehidupan dua tahun terakhir ini bagi Ramon bukanlah sebuah mimpi.
Sekarang, saatnya bangun dari mimpi, Ramon juga sudah harus mengenali dirinya sendiri dengan jelas.
Hubungan antara Ramon dan Winda awalnya memang saudara.
Ada beberapa hal yang memang tidak boleh serakah, semakin banyak keinginan, maka akan semakin banyak kehilangan.
Memikirkan perkataan Winda barusan, Ramon berkata pelan: "Kak, apakah kamu tahu? Di mataku, tidak ada wanita di dunia ini yang bisa menyaingimu!"
Masih ada dua kilometer jauhnya, Winda akan tiba dan kembali ke Manor keluarga Yang.
Di depan, tiba-tiba sebuah mobil Raptor menyeberang.
Mobil Raptor sepanjang lima meter itu berhenti secara diagonal di jalan dan langsung menghalangi jalan pulang Winda.
Winda berhenti dan melihat wanita di kursi pengemudi Raptor.
Winda masih ingat dengan samar-samar, sepertinya, wanita ini adalah wanita yang dilihatnya di Vila Gandi hari itu, namanya sepertinya Maria.
Maria membuka pintu mobil dan melompat keluar dari mobil Raptor yang tinggi itu.
Jaket dan celana kulit yang ketat memperlihatkan sosoknya yang seksi dan cantik.
Sangat disayangkan, Winda juga seorang wanita, Winda tidak tergerak sama sekali dan bahkan tidak melihatnya untuk kedua kali.
Maria berdiri di depan mobil Winda, menepuk kap mobil dan berkata, "Sudah lama sekali tidak bertemu, Nona Yang. Bagaimanapun aku ini juga bisa dianggap sebagai tamu? Inikah cara keluarga Yang memperlakukan tamu?"
Beberapa hari ini, Maria telah mengetahui semua informasi tentang Winda.
Hanya saja Maria hanya bisa menemukan informasi yang umum saja, informasi yang lebih dalam telah disegel sejak lama.
Tetapi untuk perubahan identitas Winda, Maria masih merasa sedikit bingung.
Apakah wanita ini benar-benar Neva?
Winda berhenti dan turun dari mobil, di sini jaraknya hanya dua kilometer dari Manor keluarga Yang.
Dan di sini masih termasuk jajaran patroli pengawal Yang.
Jika memberi Maria sepuluh keberanian, Maria juga tidak berani berbuat apa-apa terhadap dirinya.
"Tidak tahu ada hal apa Nona ini menghentikanku?"
Maria tertegun, lalu menunjuk ke arah Winda dengan heran: "Neva, tidak, tidak, sekarang harusnya panggil Winda. Kamu, kamu tidak mengenalku?"
Winda bingung, Winda benar-benar tidak menyangka bahwa orang yang dilihatnya di vila Gandi, ternyata mungkin juga seorang kenalan.
Winda menggelengkan kepalanya dan berkata, "Maaf, aku bukan Neva dan aku tidak mengenalmu. Jika tidak ada hal penting, tolong beri jalan!"
Setelah itu, Winda hendak masuk ke dalam mobil.
Tapi Maria berjalan cepat, lalu menyambar ke sisi Winda dan bersandar di pintu mobil, mencegah Winda membuka pintu mobil.
Maria memandang Winda dengan heran, dan berkata tanpa basa-basi: "Aneh, apakah kamu ini benar-benar bodoh atau berpura-pura bodoh? Apakah kamu sudah lupa bahwa kamu dipukuli hingga pingsan dan berdarah di rumah kami, dan dilempar ke ruang bawah tanah dan hampir menjadi manusia lumpuh? "
Winda tidak berekspresi sama sekali di wajahnya, tapi di dalam hatinya tidak bisa menahan raungan amarah.
Apakah kehidupan aku sebelumnya itu begitu menyedihkan?
Tidak perlu dikatakan lagi, Gandi pasti yang telah membawa dirinya ke rumah Maria.
Tetapi Gandi tidak melindungi Winda dengan baik, dan bahkan mengatakan bahwa Gandi yang memerintahkan keluarganya untuk bertindak?
Winda tidak tahu bahwa dirinya telah salah memahami Gandi, dan jika Maria mengetahuinya kesalahpahaman ini, maka Maria akan melompat dengan gembira dan memberitahu Winda bahwa dirinya memang harus berpikir demikian, Gandi adalah manusia sampah yang sangat keji.
"Maaf, kamu sudah salah orang."
Meski keduanya berbicara sebentar, waktu yang dihabiskan tidak lebih dari lima menit.
Pada saat ini, mobil patroli keluarga Yang telah tiba.
"Orang di depan, pindahkan mobilnya. Ini tempat pribadi keluarga Yang, cepat pergi!"
Maria melirik pengawal yang datang dari belakang, dan tidak menganggapnya serius.
Bukankah itu hanya sebuah mobil? Jika hancur, Maria masih bisa membeli seratus unit, seribu unit.
Fokusnya hari ini adalah melihat wanita yang mirip Neva ini, apakah benar Neva atau bukan?
"Apakah kamu tidak ingat bahwa kamu memiliki seorang putri bernama Nana? Nama paman mudamu adalah Fandi? Dan sahabatmu bernama Shivas? Sainganmu bernama Julia ..."
Saat Maria mengatakan setiap karakter itu, Maria dengan cermat melihat pandangan mata Winda.
Namun, tatapan Winda terlihat datar, hanya menggelengkan kepalanya dan akhirnya berkata dengan tidak sabar: "Sudah, Nona Maria, kesabaranku ada batasnya, tolong jangan melewati batas. Jangan khawatir, aku pasti tidak akan berebut Tuan Tirta denganmu!"
Maria sangat gembira, wajahnya penuh dengan senyuman kemenangan.
Oh, Maria datang kemari kali ini, karena ingin mendengar kata-kata itu.
Maria masuk ke dalam mobil dan mesin Raptor meraung, saat melewati Winda, Maria memandangnya dan berkata: "Nona Yang, kamu harus ingat dengan perkataan hari ini!"
Winda mengangkat matanya, melihat wajah wanita di depannya yang merupakan campuran China dan Barat, lalu berkata dengan acuh tak acuh: "Nona Maria harusnya lebih mengkhawatirkan diri sendiri. Tampaknya Tuan Tirta tidak tertarik pada dirimu!"
"Kamu……"
Begitu Maria ingin melampiaskan amarahnya, Winda bergegas keluar sambil menginjak pedal gas.
Setelah masalah Maria, suasana sedih di hati Winda barulah sedikit mereda.
Saat memasuki manor dan melewati danau, Winda melihat abang pertamanya.
Isko sedang memancing dan mendapatkan seekor ikan besar dipancingannya.
Isko sudah berjuang bersusah payah dengan ikan besar ini selama sepuluh menit, dan ikan besar ini sudah sangat lelah, dan menunggu ditarik alat pancingannya.
Winda berjalan ke sisi abang pertama, setelah menonton beberapa menit, seekor ikan mas dengan berat lebih dari sepuluh kilogram akhirnya di tarik ke atas.
Setelah Isko memotretnya, Isko langsung melepaskan ikan besar itu.
"Kakak pertama, kamu sudah menangkapnya untuk kelima kalinya dalam bulan ini, kan?"
"Um, idiot ini, mulutnya sudah hampir robek oleh kail ikan, dan ingatannya masih saja pendek!"
Winda memandang Isko dan tidak bersuara. Katanya ingatan ikan itu hanya tujuh detik. Apakah mungkin untuk mengingatnya?
“Ada apa mencariku?” Isko mengerti jika tidak ada sesuatu adik perempuannya ini pasti tidak akan datang ke Singgasana-ku.
Winda menekan bibirnya, dan berkata dengan suara pelan, "Aku sudah berbicara dengan jelas kepada Gandi!"
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinMy Greget Husband
Dio ZhengCinta Tapi Diam-Diam
RossieSee You Next Time
Cherry BlossomCintaku Pada Presdir
NingsiEverything i know about love
Shinta CharityHei Gadis jangan Lari
SandrakoPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip