Cinta Yang Dalam - Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
Dia tahu, mungkin Neva Aska tidak suka bersama dengannya!
Asalkan bersama orang yang disukai walaupun harus tidur di jalanan, dia juga bersedia.
Tapi bersama dirinya, walau dia terus membelikan ini itu padanya, Neva tetap tidak pernah menunjukkan senyuman.
“Jadi, kamu tidak suka bersama denganku, benar kan!” Dalam suara Gandi Tirta terdapat rasa dingin yang kuat.
Saat ini, Neva merasa apakah dirinya mengalami halusinasi pendengaran?
Menghadapi pertanyaan yang sulit ini, Neva tanpa berpikir, langsung menggeleng kepala, berkata: “Tuan Tirta, bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku sangat senang bersama denganmu, tapi bukan berarti kita harus memboroskan uang di sini, walaupun hanya jalan-jalan santai, aku juga sangat senang……”
Ganti Tirta merasa sedikit terkejut, wanita ini, benar-benar berbeda dari para karyawannya itu, apakah begitu mudah merasa puas?
Dia mengulurkan tangan, pelan-pelan membelai pipi lembut Neva, berkata: “Hanya jalan-jalan saja, sudah cukup? Tidak suka barang apa pun yang ada di mal? Juga tidak suka dengan barang-barang yang aku belikan padamu?”
Ekspresi Neva kebingungan sesaat, tampaknya dia sudah mengerti.
Hari ini Gandi membawa dia ke sini, agar dia bisa merasa senang.
Dia mengangkat matanya, bertatapan langsung dengan mata Gandi yang mendalam, berkata: “Aku suka dengan semua yang dibelikan Tuan Tirta untukku.”
Dua orang saling memandang sejenak, pada akhirnya Neva yang gagal dan menyerah duluan.
Gandi tidak bicara, hanya saja sudut bibir sedikit terangkat, menunjukkan senyuman yang sulit dipahami.
Wanita ini, kata-katanya ini, takutnya hanya untuk membodohi diriku saja bukan?
Tadi sudah keliling begitu banyak tempat, dia selalu mengelilingi diriku dan berkata padaku jangan beli lagi.
Sekarang saat melihat diriku marah, baru terpikir untuk memberitahuku bahwa dia menyukai semuanya.
Dia berbuat begini hanya demi menjaga harga diriku saja.
Memikirkan hal ini, raut wajah Gandi semakin suram.
Aura yang memancar dari dalam dirinya, membuat Neva agak sulit menahannya, dia sedikit bersusah payah mengatakan: “Tuan Tirta, apa yang aku katakan benar, aku sangat menyukai semua itu. Hanya saja, aku merasa, aku sudah memiliki banyak, jika terus membeli dan hanya menyimpannya di rumah, itu sangat boros……”
Tidak peduli pakaian atau perhiasan.
Sebenarnya banyak gaya barang yang dibeli agak berbeda dari yang disukai Aska Neva.
Tapi bagaimana dengan semua itu? Asalkan pemberian Gandi, dia sangat menyukainya.
Dia tahu dirinya sudah mau berulang tahun, Gandi membawanya berbelanja.
Dia sudah menganggap belanja kali ini sebagai hadiah ulang tahun dari Gandi untuknya.
Gandi menatap Neva dalam-dalam, ternyata dia memang tidak bisa menerimanya!
Kemudian menghadap ke pelayan toko pakaian yang telah mengeluarkan banyak kantong belanjaan, berkata: “Pakaiannya tidak mau lagi!”
Manager toko yang ada di depan tertegun sejenak, tidak mau lagi?
Orang kaya ini, tidak boleh mempermainkan orang seperti ini bukan!
Tadi mereka telah bekerja keras baru selesai melipat dan mengantongi semua pakaian ini dengan baik.
Dalam hati dia mengoceh sudah dikantongi tidak boleh dikembalikan lagi, tetapi jawaban Gandi selanjutnya membuat dia merasa tak terduga.
“Buang saja semuanya! Totalnya berapa besok pergi ke departeman keuangan Time Square untuk mendapatkan cek!”
Time Square , sekarang sepenuhnya menjadi milik Grup Tirta.
Pelayan toko tercengang, apakah semua orang kaya bermain seperti ini?
Selesai bicara, Gandi langsung melangkah cepat menuju lift di depan.
Begitu pintu lift dibuka, dia langsung masuk dan menutup pintu lalu pergi ke lantai bawah tanah.
Neva panik, mengejar dari belakang, setelah memukul pintu beberapa kali, terpikir kalau dirinya berbuat seperti ini sangatlah berbahaya.
Dia terus menekan tombol lift, tapi lift yang ada di sebelah tidak mau turun.
Setelah dia berputar-putar, akhirnya hanya bisa segera menggunakan eskalator untuk pergi mengejar Gandi.
Tadi dia sudah lihat, lift berhenti di lantai dasar.
Neva terus berlari menuju tempat parkir bawah tanah, ketika berada di eskalator terakhir, dia hampir saja jatuh terguling dari eskalator karena terlalu tergesa-gesa.
Untung dia tepat waktu memegang eskalator, hanya saja keningnya terbentur hingga memar.
Akhirnya, masuk ke dalam tempat parkir bawah tanah, dia melihat mobil Maybach yang berhenti tidak jauh.
Neva maju beberapa langkah, berjalan ke samping Gandi, dia sangat marah, baru saja mau membuka mulut untuk bertanya kenapa tadi meninggalkan dirinya, ragu-ragu sejenak lalu menahannya kembali.
Ekspresi wajah Gandi menyeramkan sekali seperti ingin membunuh orang, dia tidak berani mengatakannya.
“Tuan Tirta, kamu, apakah kamu menungguku?”
Dia tidak bisa mengungkapkan perasaan dalam hatinya, apakah dirinya ditinggalkan oleh Gandi lagi.
Tadi saat berada di eskalator, dia sudah merasa ingin menangis.
Dan saat ini di samping mobil sudah ada dua puntung rokok Gandi.
Dia tidak tahu dirinya marah atau sedih, sepertinya niat baik dirinya telah diinjak orang karena dianggap tidak berharga.
Adik laki-lakinya yang katanya telah meninggal, melalui tangan Rangga, memberikannya sebuah gelang, dia menganggap gelang itu lebih berharga dari nyawanya sendiri.
Tapi diriku, memberikan dia begitu banyak barang berharga, dibandingkan gelang itu, ribuan kali bahkan puluh ribuan kali lebih mahal hingga tak terukur harganya.
Lalu, dia?
Dia sangat datar, seolah-olah tidak berarti apa-apa.
Gandi merasa harga dirinya sebagai seorang pria telah mendapatkan pukulan hebat.
Dia menaikkan jendela, menyalakan mesin lalu menginjak pedal gas langsung meninggalkan tempat parkir bawah tanah.
Neva panik sekali, dia memukul jendela mobil beberapa kali, saat mobil menambah kecepatan melaju keluar, hampir saja menyeretnya terjatuh ke tanah.
Dia melihat mobil Maybach yang menjauh, berteriak memanggil Tuan Tirta, tapi mobil Maybach tampaknya tidak berhenti.
Gandi telah pergi sendirian dan meninggalkan dia.
Neva maju selangkah ke depan, mendadak tubuh kehilangan tenaga, seluruh tubuhnya langsung lemah terjatuh ke tanah.
Tapi matanya tetap menatap ke arah perginya Gandi.
Dia tidak menyangka, hanya sebuah hal sepele saja, ternyata bisa menyebabkan Gandi marah besar.
Ini termasuk masalah apa? Diriku sebagai istrinya, apakah sudah membuat dia marah hanya karena tidak menerima hadiah darinya?
Sebenarnya dalam mata Gandi dia adalah seorang istri atau hanya mainan yang saat diperlukan akan dimanjakannya dan saat marah langsung menendangnya pergi?
Air mata mengalir di pipinya.
Dia menarik nafas dalam-dalam, ingin menahan air matanya agar tidak keluar namun dia gagal.
Semakin banyak air mata yang mengalir keluar, seolah-olah ada sebuah hal penting dalam hati yang telah dianggap seperti nyawanya, pada saat ini benar-benar sudah dilucuti dan menghilang.
Gandi telah keluar dari tempat parkir bawah tanah Time Square, saat berada di pintu keluar, satu kaki malah menginjak rem sampai mati.
Mobil menerobos keluar karena inersia, gesekan ban mobil mengeluarkan bau terbakar yang kuat.
Dia melirik kaca spion, menunggu sejenak, sosok Neva tetap tidak muncul.
Hanya beberapa ratus meter saja, dia masih ingat saat mobilnya melaju pergi, Neva masih ketakutan dan berteriak menyuruh dia berhenti.
Tapi hanya sedikit jarak, apakah dia tahu untuk mengejar?
Dia meraih tongkat pelindung diri yang ada di samping, sekuat tenaga menekuk kemudian benar-benar patah.
Amarah dalam hati, baru sedikit menghilang.
Saat ini tampaknya ada suara yang berteriak dalam hatinya: “Lihat, kamu masih enggan untuk meninggalkannya, ingin kembali untuk menjemputnya bukan!”
Dan satu suara lainnya, sedang mengatakan: “Dia adalah wanitamu, dia bersedia menerima hadiah murah dari pria lain, tapi tidak menginginkan barang-barangmu, benar-benar penghinaan besar!”
Gandi merasa telinganya berdengung, kepala juga hampir meledak.
Dia langsung menginjak pedal gas, Maybach langsung menerobos keluar dari tempat parkir bawah tanah, menggunakan semacam tindakan balap mobil yang tak terbayangkan, melayang ke jalanan di luar sana.
Gandi masih ada satu identitas, tidak pernah beritahu siapa pun.
Sebagai pria, dulu dia juga pernah menyukai mobil.
Dia bergabung ke dalam tim mobil, menaklukkan satu demi satu balapan, akhirnya memenangkan gelar raja mobil di F1.
Kemudian, tidak ada kemudian lagi. Kembali ke dalam negeri untuk menerima apa yang diaturkan ibunya, secara resmi menduduki Grup Tirta, mengakhiri masa mudanya.
Dia tidak pergi ke Keluarga Tirta, mengemudi menuju arah Distrik Mashita.
Saat menunggu lampu merah, dia melihat sepasang suami istri tua, saling menuntun menyeberang jalanan.
Kaki pria sedikit tidak gesit, saat berjalan sangat lambat, sudah lampu hijau, tapi tidak ada satu mobil pun yang jalan, semua menunggu mereka lewat.
Gandi merasa lubuk hatinya sedikit tersentuh, dia menelepon Rey, berkata: “Neva masih berada di tempat parkir bawah tanah Time Square , pergi antar dia kembali ke rumah.”
Neva berdiri dengan linglung, tempat parkir bawah tanah yang agak redup, membuat dia merasa agak ketakutan.
Saat ini ada seberkas cahaya lampu yang memancar ke sini, selanjutnya sebuah mobil Mercedes Benz S600 berhenti di hadapannya.
Rey keluar dari jok pengemudi, berkata dengan sopan: “Nyonya muda, presdir Tirta menyuruhku ke sini untuk menjemputmu pulang.”
Neva melihat Rey sejenak, ada senyuman sedih di sudut bibirnya.
“Tidak perlu, aku naik taksi saja.”
Selesai bicara, dia tertatih-tatih berjalan menuju arah lift.
Karena tadi terseret sebentar oleh mobil, kakinya keseleo, saat itu tidak merasa sakit, sekarang dia malah merasa jalan saja sudah sulit.
Rey maju beberapa langkah, menghalangi Neva mengatakan: “Nyonya muda, mohon kamu jangan mempersulit aku, kamu juga tahu sifat Presiden Tirta .”
Neva menaikan tatapannya, melihat tampang Rey yang tersenyum pahit.
Dia tahu dirinya tidak perlu melampiaskan amarah pada Rey, bagaimanapun dia hanya melakukan sesuai dengan apa yang diperintahkan Gandi.
Dia masuk ke dalam mobil, kemudian tiba di Keluarga Tirta.
Billy sudah mendapat pemberitahuan dari Rey dan sedang menunggu di depan pintu.
Setelah membantu memeriksa tulang Neva dia baru pergi.
Neva seorang diri berbaring di ranjang besar, mengulurkan tangan mengambil gelang di laci samping.
Gelang berada di sampingnya, dia langsung merasa Nardi Aska berada di sampingnya.
Set perhiasan yang diberikan Gandi untuknya, diam-diam tergeletak di laci posisi lain.
Dia sangat menyukainya, tapi dia tidak memakainya.
Sudah sampai tahap ini, bagaimana dia tidak tahu, pada malam itu Gandi telah menganggap dia sebagai Julia .
Tapi ada beberapa kata, dia tidak tahu harus bagaimana mengatakannya.
Rambut yang sebelumnya telah hilang, tampaknya telah diambil oleh Gandi.
Apakah dia harus pergi mengatakan pada Gandi bahwa mau pergi tes DNA, lihat apakah rambut itu miliknya atau bukan?
Takutnya DNA tidak dapat dilakukan, malah penghinaan dari Gandi yang akan terus mengikutinya bagai bayangan!
Malam ini Gandi tidur di Mashita garden sambil memeluk Richie, hatinya terasa sangat hampa, hanya bisa mencari Richie untuk mendapatkan sedikit rasa ditemani.
Tetapi Richie sudah terbiasa tidur di ranjang besar sendirian, sekarang tuan rumah sudah kembali, tengah malam masih terus mengelus dirinya.
Ini membuat dia merasa sangat kesal.
Bagaimanapun Richie juga tuan putri, apakah tidak tahu pria dan wanita itu berbeda?
Oleh karena itu, saat Gandi mengelus dia ke 599 kali, mendadak Richie berjuang lepas dari dalam pelukannya, melalui pintu kecil yang ada di bawah kamar tidur, pergi tidur di sofa lantai bawah.
Gandi tertegun melihat pelukannya yang kosong, setelah beberapa saat muncul senyuman mengejek di wajahnya.
Ini termasuk apa? Bahkan kucing yang dia besarkan sendiri, juga tidak sehati lagi dengannya?
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAir Mata Cinta
Bella CiaoCinta Yang Tak Biasa
WennieCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMy Cute Wife
DessyCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip