Cinta Yang Dalam - Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
"Presdir Gandi, jejak nyonya hanya sampai bandara, lalu menghilang.”
"Apakah dia sudah naik pesawat?"
"Penerbangan hari itu, semuanya terbang dan nyonya tidak naik pesawat manapun.”
“Aku tahu, sekarang juga siapkan penerbangan, aku mau pergi ke kota W.”
Neva hilang, ini benar-benar membuat Gandi bingung.
Neva tidak mungkin menghilang begitu saja, jadi hanya ada satu poin yang benar, dia sedang bersembunyi.
Gandi duduk di pesawat dan dengan tanpa tujuan mengambil koran lalu membacanya.
Ada insiden tabrakan di dekat bandara kemarin. Pengemudi salah menggunakan pedal gas sebagai rem, akibatnya, beberapa orang tewas serta ada juga yang luka-luka.
Tiga jam kemudian, Gandi turun dari pesawat.
Penanggung jawab Grup Tirta di kota W sudah menunggu untuk menjemput Gandi. Setelah melihat Gandi, dia bergegas maju menghampiri "Presdir Gandi, ini adalah informasi yang anda minta aku selidiki."
Setelah memiliki orang-orang hebat, mengambil informasi dari kantor polisi ini adalah masalah yang sangat sederhana bagi cabang Grup Tirta yang berada di kota W.
Gandi melihat ke alamatnya, lalu menyuruh sopir itu untuk pergi kesana.
Dia duduk di mobil, Gandi tidak bisa menjelaskan emosi apa yang dirasakannya saat ini.
Hasil DNA rambut itu juga sudah keluar, wanita malam itu memang benar adalah Neva.
Dan setelah ini, dia akan bertemu Neva dan juga putrinya sendiri.
Anak perempuan yang lucu itu adalah putrinya sendiri.
Dia tidak berani meyakini, apa yang ditulis Neva di surat itu benar atau palsu.
Tapi di dalam lubuk hatinya, Gandi sudah sangat percaya hal ini.
Neva hilang, tapi jika berdasarkan dengan sifat dan karakter Neva, meskipun gempa bumi ataupun ada bencana apapun, Neva pasti akan memilih berada di samping putrinya.
Gandi sudah memikirkan semuanya, begitu dia bertemu dengan Neva, dia akan menghukum Neva dengan kejam. Dia akan memeluk Neva dengan erat di dekapannya.
Tanpa ada izin darinya, mana boleh Neva pergi begitu saja!
Padahal jelas-jelas, Gandi telah menyiapkan dengan baik semua urusan pernikahan mereka!
Mobil pun berhenti di depan gerbang sebuah distrik kecil. Satu baris berisi delapan mobil mewah kelas atas dalam sekejap menarik banyak perhatian orang-orang yang ada di distrik kecil perkampungan ini.
Di depan ada orang yang membuka jalan, Gandi berjalan melangkah dan dengan cepat sampai di depan rumah unit 3 nomer 202.
Pengawal mengetuk pintu rumah itu, tapi tidak ada satupun orang yang membuka pintu setelah cukup lama pintu diketuk.
Gandi juga menghubungi lagi ponsel Neva, telepon Neva sedari tadi dalam keadaan mati.
Pada saat ini, ada orang yang menjulurkan kepala mencoba mengintip pemandangan ini. Begitu melihat banyak pengawal berbaju hitam di sana, dia ketakutan dan berniat segera menarik kepalanya lagi.
Rey menahan pintu rumah orang itu, lalu bertanya “Halo, permisi mau tanya, apa ada orang yang tinggal di depan rumah anda ini?”
Wanita muda yang menjulurkan kepala itu pun berkata “Beberapa hari ini, aku tidak pernah melihat mereka keluar sekalipun! Apa mungkin mereka pergi tamasya?”
Mendengar ucapan ini, Gandi langsung mengerutkan kening.
Saat ini, Rey melangkah maju “Presdir Gandi, sepertinya kita sia-sia saja kesini.”
“Hancurkan pintunya!”
Kata Gandi dengan dingin. Rey sampai terkejut mendengarnya.
Di sini adalah perkampungan rakyat biasa, ada begitu banyak orang disini. Mereka ini bukan polisi, jika masalah menghancurkan pintu ini ada orang yang memperhatikan dan akhirnya tersebar, maka bisa membawa pengaruh tidak baik untuk Grup Tirta.
Tapi melihat sikap Gandi yang begitu yakin dan bulat, dia hanya bisa melambaikan tangan mengisyaratkan kepada para pengawal untuk mengusir orang-orang yang datang berkumpul melihat keributan ini di lantai atas maupun lantai bawah.
Namun, Rey masih memiliki cara lainnya. Dia menyuruh orang mencari perusahaan pembuka kunci atau gembok. Lalu orang dari perusahaan itu pun membantu membuka pintu rumah nomer 202 itu.
Setelah Gandi melangkah maju, di dalam rumah itu kosong. Tidak ada satupun orang di sana.
Gandi menarik tatapan matanya, dalam sekejap hatinya terasa berat.
Mereka pindah, tapi kemana mereka akan pergi?
Selama beberapa waktu ini, kota W terlihat begitu tenang. Tapi, di dalam kegelapannya sudah berantakan tidak karuan.
Grup Tirta mengeluarkan perintah berhadiah untuk mencari beberapa orang.
Tapi walaupun seluruh sudut kota diawasi, orang-orang yang dicari oleh mereka seperti menghilang begitu saja tanpa jejak apapun.
Hanya satu cctv yang melihat beberapa orang itu naik sebuah mobil SUV.
Nomer plat kendaraan mobil SUV itu sengaja dikaburkan dan tidak ada yang terlihat disana.
Gandi terus tinggal menetap di kota W. Sebelum dia menemukan Neva, dia tidak berniat pulang.
Masalah perusahaan ada Fandi yang sementara ini berusaha keras untuk menangani semuanya.
Pagi tadi, Rey mengirimkan dokumen ke kamar Gandi.
Begitu dia masuk, bau alkohol menyebar di setiap sudut kamar membuatnya tanpa sadar terhuyung mundur ke belakang.
Ruangan itu sangat berantakan, botol alkohol, pakaian dan berbagai dokumen lain berserakan di mana-mana.
Gandi sedang duduk di sofa sambil memegang sebotol alkohol di tangannya, tampak jenggotnya yang sepertinya beberapa hari ini sudah tidak dicukur.
Jika dia tidak melihatnya dengan matanya sendiri, Rey tidak percaya Presdir Gandi yang selalu bersih dan rapi ini, sekarang telah berubah jadi berantakan dan tak terurus seperti ini.
"Presdir Gandi, ini ..."
Sebelum perkataan Rey selesai, Gandi terbatuk-batuk dan menyelanya dengan berkata "Jual semua saham Perusahaan Aska yang kita miliki."
Rey membeku, dia mengerti apa artinya dengan menjual ini.
Karena hubungan kedua keluarga tersebut, Shinta membeli 70% saham Perusahaan Aska dengan harga tinggi, yang akhirnya membuat harga saham Perusahaan Aska tetap berada di posisi yang tinggi dan kepercayaan pasar saham pada perusahaan itu ikut tinggi.
Dan sekarang jika seluruh saham Grup Tirta itu dijual pasti akan menimbulkan efek turunnya saham dan perusahaan Aska akan langsung bangkrut.
"Aku mengerti."
Pagi harinya, Grup Tirta menjual seluruh saham Perusahaan Aska.
Saham Perusahaan Aska langsung jatuh merosot, kekayaan bersih Gilbert menyusut lebih dari sepuluh kali lipat.
Gilbert langsung panik, dia tidak berani pergi menemui Gandi. Dia hanya bisa membawa tiga anggota keluarganya ini pergi ke rumah besar keluarga Tirta dan memohon Shinta untuk bicara kepada Gandi, meminta Gandi melepaskan mereka.
“Shinta, demi Neva, tolong, biarkan Grup Tirta membeli kembali sahamnya. Kalau tidak, Grup Perusahaan Aska akan berakhir!"
Lexi menangis, tapi Shinta tetap cuek dan tidak terlalu peduli.
Dia tidak tahu jelas mengenai penjualan saham ini.
Tapi mengenai keluarga Aska, dia sudah merasa muak dan jijik sampai ke tulang.
Dulu yang bilang kalau Neva tidak baik dan meminta Nevi yang menikah dan masuk ke keluarga Tirta adalah keluarga Neva, sekarang yang bilang demi Neva dan minta melepaskan mereka dan memberi belas kasihan pada mereka juga adalah keluarga Aska.
Keluarga Aska ini apakah menganggap keluarga Tirta ini orang bodoh yang mudah dipermainkan?
Shinta dulu mau membantu keluarga Aska hanya karena hubungan besan di antara kedua keluarga ini. Jadi dia juga tidak menyelidiki informasi apapun tentang keluarga Aska.
Tapi, setelah semua kejadian ini terjadi, Shinta menyuruh orang untuk menyelidiki mereka. setelah itu, dia pun akhirnya tahu detail perbuatan kotor Keluarga Aska.
“Ini urusan operasional perusahaan dan aku tidak bisa ikut campur di dalamnya.” Kata Shinta dengan dingin.
Lexi melihat kalau cara terlihat menyedihkan ini tidak berguna. Dia pun segera melihat Gilbert untuk minta bantuan.
Gilbert menghela napas lagi, dia merasa identitas adalah hal yang tidak mudah untuk dimainkan pada saat itu. dan sekarang instingnya itu terbukti benar.
"Nyonya Lie , banyak kesalahan yang ada adalah kesalahan kami. Tapi perusahaan Aska tidak boleh sampai mati. Perusahaan ini adalah harta peninggalan kakak dan kakak iparku. Tolong beri kesempatan untuk perusahaan ini agar bisa terus berlanjut!"
Ucapan Gilbert membuat Shinta tidak bisa menahan diri untuk tidak menatapnya beberapa kali lagi.
Dia mengambil poin yang tepat sekali. Jangan melihat orangnya tapi lihatlah perusahaannya, karena bagaimanapun semua ini adalah kenangan.
Shinta mengamati Nevi. Dia sudah tidak peduli lagi dengan identitas Nevi.
Apakah itu benar atau salah, itu hanya intrik para tetua dan keturunan-keturunan ini hanyalah korbannya.
Jika Nevi benar-benar anak mereka, maka dia harus tetap memberikan satu jalan agar Nevi bisa melanjutkan hidupnya.
"Aku akan mempertimbangkannya, silahkan pergi!”
Shinta melambaikan tangannya. Pelayan pun melangkah maju dan mendorong memaksa mereka bertiga keluar.
Lexi biasanya adalah orang yang sangat memaksa untuk jadi kaya raya dan punya banyak keuntungan. Tapi kali ini, dia sudah berlebihan.
Dia benar-benar takut. Dia tidak menyangka setelah sekian lama merencanakan semua ini, bisa-bisanya malah dibalas dengan hasil akhir cerita seperti ini.
Setelah naik ke dalam mobil, Gilbert hanya diam sambil mengemudikan mobilnya.
Lexi yang ada di bangku penumpang depan berkata “Gilbert, bagaimana kalau kita pergi menemui Neva dan menyuruhnya untuk bicara minta belas kasihan pada keluarga Tirta?”
Gilbert yang awalnya sudah dalam suasana hati yang tidak enak dan begitu berantakan, dalam sekejap langsung menginjak rem mobil secara dadakan begitu mendengar ucapan Lexi ini.
Lexi tidak memakai sabuk pengamannya dan hampir melompat keluar ke kaca depan mobil.
“Kenapa kamu mengerem dadakan sih, kamu sudah gila ya!” Teriak Lexi begitu marah.
Gilbert melihat ke samping, melihat orang tercintanya yang telah bersamanya selama lebih dari 20 tahun ini.
Pada saat ini, dia sedikit menyesal, bagaimana dulu dia bisa menikahi wanita seperti itu.
Jika tidak ada wanita seperti ini, Keluarga Aska sekarang pasti masih berada di bawah kepemimpinan kakak dan kakak iparnya dan berkembang dengan baik dan sangat pesat kan.
Tidak perlu sampai menjadi seperti dia yang sekarang, begitu licik banyak perhitungan, tanpa prinsip dan bertahan hidup dengan cara memohon orang lain.
"Apa kamu bisa menemukan Neva sekarang? Apa yang ingin kamu katakan padanya ketika kamu bertemu Neva? Apakah kamu lupa semua hal yang kamu lakukan dulu padanya?"
Kata-kata Gilbert sepertinya menghantam hati Lexi dengan palu yang berat.
Dia membuka mulutnya dan berkata dengan sedikit memaksa terdengar masuk akal “Kamu tidak perlu menanyakan semua ini padaku. Seolah kamu tidak melakukan apa-apa saja ketika dulu melawan dan bersikap seperti itu pada Neva! Sekarang walaupun dia tidak mau menyelamatkan kita, dia tetap harus menyelamatkan dan membantu kita. Aku bisa menculik anak haram itu sekali, maka aku juga bisa menyuruh orang menculiknya untuk kedua kalinya.”
Sosok Lexi yang mengerikan ini membuat Gilbert merasa takut.
Gilbert langsung memukul setir mobil dan berkata dengan suara yang berat "Cukup, hal ilegal dan hal kriminal semacam ini, jangan lakukan itu lagi kedepannya. Kalau sudah kalah ya sudah kalah. Kamu mau meributkan ini sampai kapan sih?”
“Aku ribut? Kamu bisa-bisanya bilang aku ribut? Gibert, kamu ini dasar tidak punya hati.” Kata Lexi dengan marahnya sampai meremas tangan Gilbert. Kuku jemarinya yang tajam ingin mencakar wajah Gilbert.
Dia sekarang mencoba menyelesaikan krisis masalah ini, tapi bagaimana Gilbert? Dia malah tidak mengatakan apa-apa dan tidak melakukan apa-apa dan bahkan malah mengatakan kalau dirinya ini yang terlalu meributkan ini.
Hal ini membuat rasa kesal dan marah di hati Lexi meningkat sampai ke puncak.
Gilbert tadi awalnya menginjak rem mobil. Begitu Lexi ribut seperti ini, dia yang sedang dalam kebingungan pun langsung melepaskan remnya.
Saat persneling dimajukan, jarak ke pinggir jalan semakin dekat dan Gilbert hendak menginjak rem, tapi saat Lexi menariknya, dia malah menginjak pedal gas.
Terdengar suara raungan mesin, mobil melaju seketika dengan cepat. Lalu, menabrak pagar di pinggir jalan dengan keras.
Keheningan sesaat menyelimuti mobil, Gilbert menarik tangan Lexi dan dia langsung menampar wajah Lexi dengan marahnya.
"Wanita gila!"
Dia turun dari mobil, menghentikan sebuah taksi dan langsung pulang ke rumah keluarga Aska.
Lexi menyentuh wajahnya yang ditampar. Tidak lama kemudian, dia bereaksi dan memandang Nevi yang duduk di bangku belakang dan berkata "Nevi, ayahmu, ayahmu, dia menamparku?"
Nevi juga akan menyalahkan dan marah kepada Lexi. Jika masalah ini, bukan karena Lexi yang memanipulasinya dan mengubah identitas dirinya untuk menyelamatkan keluarga ini, maka hasil akhir ini pasti bukanlah seperti ini.
Dia menghela napas dingin dan merasa ibunya merusak pandangan matanya. Jadi dia membuka pintu mobil dan langsung pergi meninggalkan ibunya dan hanya menyisakan satu kalimat untuk diucapkan "Bagus sekali menamparnya!"
Lexi duduk tercengang di dalam mobil. Pada saat ini, pandangan mengenai dunia di sisa hidupnya ini langsung hancur berantakan.
Setelah Gilbert pulang, dia langsung menuju ke ruang kerja dan melihat ke layar komputer ruang kerja yang menunjukkan stok saham Perusahaan Aska sudah mencapai batas terbawahnya.
Saat ini, sekretaris meneleponnya dan memberi tahu Gilbert kalau dia telah menegosiasikan beberapa hal dengan bank dan sedang menunggu pinjaman.
Namun, bank hari ini menginformasikan karena mengingat kepercayaan pasar saham Perusahaan Aska, bank akan memperpanjang mengurusi persetujuan waktu pinjaman yang diajukan tanpa batas yang jelas, kecuali jika saham Perusahaan Aska naik kembali.
Gilbert tidak menjawab, dia langsung menutup ponselnya. Dan diam sendirian sejenak di depan meja kerjanya.
Tiba-tiba, dia melambaikan tangannya dan menghempaskan tangannya dengan kasar, mendorong semua barang yang ada di mejanya termasuk komputer dan barang lainya ke lantai.
Dengan suara besar barang-barang jatuh itu, tiba-tiba pintu ruang kerja dibuka.
"Ayah, kenapa kamu menggila?"
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMy Superhero
JessiStep by Step
LeksDiamond Lover
LenaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip