Cinta Yang Dalam - Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
Gordon dengan segera menampilkan ekspresi yang seolah-olah hal ini sulit dipercaya dan berkata : "Jangan-jangan, jangan-jangan..."
"Kamu telah menebaknya dengan benar!" Perkataannya tertahankan dan tak dapat terucapkan olehnya, karena dia sungguh tidak berani untuk membayangkan akibatnya.
Akan tetapi perkataan yang keluar dari mulut Andrew, seolah-olah dirinya telah kehilangan impiannya.
Dia pun terjatuh ke atas tanah dengan lemas, dengan suara yang lemah dia memohon : "Tuan Garfid, Tuan Garfid... aku masih, belum ingin mati!"
Tidak ada orang yang tidak takut dengan kematian, Gordon juga tak terkecuali.
Namun Andrew, paling benci dengan orang semacam ini yang tidak melakukan persiapan ketika permasalahan datang barulah dia menghadapinya dengan panik.
jika ada permasalahan maka selesaikanlah permasalahan tersebut, untuk apa kamu di sini menangis dengan suara nyaring?
Andrew pun menendang dada Gordon, tanpa mempedulikan Gordon yang batuk dengan keras karena kesulitan bernafas, dia pun berkata dengan suara yang mendalam : "Masih memiliki waktu, pikirkanlah bagaimana kamu akan menebus kekuranganmu. Sekarang, pergi dari sini!"
Gordon pun tertegun sejenak, kemudian barulah dia bereaksi kembali, Andrew bukan ingin membunuh dirinya.
Dia berpikir, orang yang masih hidup saat ini, hanya tersisa Ghost dari Club Golden.
Wanita murahan ini, dahulu saat mengikuti King Tiger, masih mengerlingkan mata kepadanya.
Gordon berpikir bahwa dirinya sendiri adalah orang yang jujur, maka dari itu sejak awal dia tidak pernah menanggapinya.
Setelah berpamitan dia pun turun ke bawah dan menaiki mobil Range Rovernya sendiri, dengan menginjak pedal gas dia pun berkendara dengan cepat menuju ke Club Golden.
Tiba di depan halaman Club Golden, setelah menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas parkir, Gordon dengan langkah yang besar berjalan memasuki ruang rapat.
Pada saat itu Manager Sun telah muncul di depan pintu, dengan langkah yang cepat dia datang ke hadapan Gordon kemudian berkata : "Kakak Gordon telah tiba!"
Tatapan mata Gordon pun terhenti sejenak di hadapan Manager Sun, dia pun langsung berbicara pada intinya : "Dimanakah Ghost ?"
Pada saat mendengar dia mengatakan Ghost, Manager Sun pun langsung berkata sambil menampilkan raut wajah yang tidak senang : "Manager Sun, peraturan yang ada disini, kamu juga telah mengetahuinya. Ghost telah menyinggung orang yang tidak seharusnya disinggung, oleh karena itu saat ini dia telah diatur ke dalam kegelapan untuk melakukan pekerjaan!"
Kegelapan! Pupil mata Gordon mengecil tanpa dapat dicegah, dia mengetahui nama dari kegelapan ini.
Setelah pergi ke dalam sana, ditakutkan Ghost telah memiliki banyak nasib buruk.
"Dia sudah mendapatkan klien?" Gordon bertanya seperti biasa.
Manager Sun menganggukkan kepalanya dan berkata : " dia adalah orang yang mendapatkan perhatian dari Tuan muda kedua Tirta, tentu saja setiap harinya akan mendapatkan klien. Meskipun tidak ada klien sekalipun, pengawal kami yang ada di Club Golden, setiap harinya melihat gadis cantik, juga memerlukan pelampiasan..."
Mendengar perkataan Manager Sun yang sengaja berkata dengan nada yang jahat, Gordon pun menatapnya dengan tatapan yang mendalam dan berkata : "Kamu tidak mengetahuinya kah, bahwa King Tiger dan Ghost adalah orangku?"
Manager Sun tidak menjawab pertanyaan ini, melainkan dia berkata : "Perasaan yang terjalin diantara hubungan saudara, tentu saja aku bisa melihatnya, bagaimanapun juga ketika bertindak juga harus dipikirkan baik-baik terlebih dahulu. Akan tetapi jika anjing ini, benar-benar terlalu sombong, melakukan kesalahan yang tidak dapat dimaafkan, aku bantu kamu untuk mengendalikannya, Kakak Gordon kamu tidak akan tidak senang bukan?"
Perkataan yang bertanya kembali kepadanya ini, membuat Gordon menghela nafas yang dalam.
Dia meminta Manager Sun untuk menyiapkan sebuah kamar untuknya, kemudian memanggil Ghost untuk datang kemari,
Gordon baru saja duduk di dalam kamarnya, pintu kamarnya pun telah dibuka.
Kemudian sesosok dengan tubuh yang putih dan cantik, Ghost yang tubuhnya hanya tertutup selapis kain, dengan terhuyung berjalan masuk.
Wajahnya terdapat sebuah memar, walaupun bentuk tubuhnya mempesona, akan tetapi membuat orang setelah melihatnya, merasa bahwa dia sedikitpun tidak memiliki harapan lagi.
Dengan bingung dia pun memandangi sekeliling ruangan tersebut, pandangannya melewati tubuh Gordon, alam bawah sadarnya pun ingin berbaring di atas meja teh yang ada di sampingnya.
Karena beberapa hari ini telah begitu banyak melayani orang, telah membuatnya memahami peraturan dari rumah kegelapan.
Jika ingin hidup lebih lama, maka harus menjadi pelacur yang tak tertandingi, siapa yang datang maka dengan siapa dia akan ditiduri.
Dia baru saja ingin berbaring di atas meja teh, otaknya yang kacau balau, tiba-tiba teringat siapakah orang yang ada di hadapannya ini.
Terdengar bunyi gedebuk, Ghost pun bangkit dengan cepat dan langsung berlutut, dia pun berteriak dengan suaranya yang serak : "Kakak Gordon, tolong selamatkan aku!"
Awalnya Gordon sedang berpikir harus bagaimana menangani Ghost, barulah dapat membuat Gandi merasa puas.
Baru saja dia mendapatkan sedikit pemikiran dengan susah payah, tiba-tiba saja disela oleh dia.
Hal ini membuat kemarahan yang ada di dalam hati Gordon, pada saat itu juga tidak dapat tertahankan lagi.
Dia pun bangkit dari tempatnya, kemudian menjambak rambut Ghost, menyeretnya hingga sampai ke hadapannya sendiri, lalu berkata : "Kamu wanita murahan, masih memiliki wajah untuk berteriak minta tolong? Tidak becus melakukan apa pun, diluar dugaan ingin pergi menyinggung Tuan muda kedua Tirta yang merupakan tuan muda ganas itu!"
Rambutnya pun sudah dijambak hingga tercabut, Ghost pun segera merintih kesakitan.
Dia segera berkata : "Tidak ada, Kakak Gordon, aku tidak mengetahuinya... "
Sambil berbicara, dia pun menangis, bahkan ingusnya pun telah mengalir hingga ke seluruh wajahnya.
Gordon merasa jijik, dia pun menendang Ghost.
"Permasalahan ini telah membesar, Tuan Garfid sendiri pun telah datang bertanya, kamu coba katakan harus bagaimana?" Gordon pun menatap Ghost dengan marah dan jijik, kemudian mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara yang mendalam.
Ghost tersedak kemudian berkata : "Kakak Gordon, aku yakinkan kamu, aku hanya terlibat konflik dengan wanita itu sejak awal. Permasalahan yang terjadi setelah itu, sama sekali tidak ada hubungannya denganku, itu merupakan Kakak Hu dan kakak ketiga serta orang-orang itu...."
Dia belum selesai mengatakan hal tersebut, terdengar suara plakk yang begitu nyaring, Gordon menampar wajahnya.
"Keparat, sudah sampai pada situasi yang seperti ini pun, masih saja berpura-pura tidak bersalah di hadapanku? jika tidak ada kamu, akankah terjadi begitu banyak masalah?"
Tamparannya ini, membuat wajah Ghost saat itu pun membengkak.
Pada saat itu Ghost pun mengerti, ketakutan dirinya bahwa dia telah menyinggung manusia yang hebat.
Hukuman yang ada dirumah kegelapan, beberapa hari ini telah membuatnya kesakitan hingga tidak berharap untuk hidup lagi.
Akan tetapi asalkan dapat bertahan selama satu bulan, berdasarkan peraturan yang ada di Club Golden, maka dirinya pun dapat bebas dan masih akan mendapatkan uang dalam jumlah yang besar.
Akan tetapi rumah kegelapan ini, mungkinkah begitu baik untuk dilalui?
Beberapa hari ini Ghost beberapa kali, merasa dirinya ingin mati di dalam ruangan ini.
Akan tetapi pada akhirnya, dengan tarikan nafas dia pun bertahan.
Saat ini, Gordon yang di dalam hatinya merupakan kakak tertua yang sesungguhnya telah datang, namun malah tidak dapat melindungi dia, takutnya dia benar-benar bernasib buruk.
"Kakak Gordon, aku mohon, tolong aku, berikan aku sebuah jalan untuk tetap hidup!"
Ghost yang mengetahui bahwa dia tidak memiliki jalan untuk mundur lagi, dia pun berlutut di hadapan Gordon, sambil meratap dengan memeluk kakinya.
Gordon menjulurkan tangan, tangan Ghost dengan perlahan satu jari satu jari, semuanya dilepaskan dari kakinya.
Dia menjulurkan tangan, mengangkat dagu Ghost.
Walaupun wajahnya telah bengkak hingga seperti kepala babi, akan tetapi asalkan lampu telah dimatikan, dia tetap akan bisa membuat dirinya menikmati kesenangan tanpa batas.
Ghost mengira bahwa dirinya masih memiliki jalan untuk mundur, oleh karena itu dia pun segera tersenyum dengan menawan, satu tangannya memegang tangan Gordon, ingin memasukkannya ke dalam pakaiannya sendiri.
Dia yang memegang tangan Gordon, akan tetapi malah tidak dapat dilepaskan.
Tangan Gordon sama seperti patung, dengan begitu keras mengangkat dagu miliknya.
Akhirnya semakin diangkat dengan tinggi, bunyi yang keras, sendinya pun berbunyi dengan nyaring, seluruh ruangan tersebut pun masuk kedalam keheningan.
Gandi pulang ke rumah Keluarga Tirta, baru saja dia memasuki rumah, dia melihat bayangan berwarna kuning, mencuat ke atas.
Suara lolongan yang familiar ini, telah menyadarkan Gandi, berasal dari makhluk hidup apakah itu.
Dia menjulurkan tangannya, kemudian langsung mencengkram ekor dari makhluk yang datang itu, lalu diangkatnya ke atas.
Anjing serigala yang sebenarnya memiliki sikap yang ganas, pada saat ini pun langsung mengeluarkan lolongan rintihan, seolah-olah seperti ekornya akan diangkat hingga putus.
Gandi pun menarik pintu hingga terbuka, kemudian melempar keluar anjing serigala tersebut.
Tepat pada saat itu Mbok Ding pun berjalan keluar dari dapur, dia pun merasa terkejut setelah melihat Gandi dan berkata : "Gandi, mengapa pulang begitu cepat?"
Gandi pun tersenyum tipis dan berkata : "Hari ini kantor tidak begitu sibuk, Oh iya, Mbok Ding, malam ini aku akan makan malam dirumah, maka dari itu maaf merepotkanmu untuk mempersiapkannya."
Mbok Ding sedikit memajukan bibirnya, kemudian berkata : "Lihat dirimu, lagi-lagi berbicara dengan kata sungkan seperti ini, apakah kamu ingin mengingatkanku bahwa aku adalah pembantumu?"
Gandi tahu jika Mbok Ding hanya sedang bercanda, dia baru saja akan membalas perkataannya, namun telah mendengar Mbok Ding yang mengingatkan dirinya : "Nyonya muda sedang membaca buku di balkon atas, kamu pergilah untuk menemaninya!"
Gandi pun terdiam sejenak, akan tetapi dia menganggukkan kepalanya dengan cepat.
Dia pun bangkit dari tempatnya, sampai di lantai atas, pintu kamarnya tidak tertutup, masih menyisakan sedikit celah.
Dia pun dengan pelan mendorong pintu tersebut, tidak mengeluarkan suara apa pun.
Di atas balkon terdapat bayangan dari seorang wanita cantik, pada saat itu dia sedang membaca buku yang ada di tangannya, dengan penampilan yang sangat serius, sedikitpun tidak merasakan kehadiran tamu tak diundang yang ada di belakangnya.
Gandi berjalan hingga tiba di belakang tubuhnya, lalu menjulurkan tangannya untuk diletakkan di atas bahu Neva, kemudian memijatnya dengan ringan.
Tiba-tiba di atas bahunya terasa dua buah benda yang tak dikenalinya, masih bisa bergerak juga, itu membuat Neva merasa terkejut, dengan segera dia berteriak gemetaran dalam hatinya.
Namun saat dia menolehkan kepalanya dan melihat sosok yang ada di sampingnya itu, pada saat itu juga dia merasa gugup.
Dia membuka mulutnya, kemudian mengambil sebuah buku tulis dari dalam bukunya, dengan cepat dia menuliskan : "Tuan Tirta, kamu bekerja dengan begitu melelahkan, perlu istirahat dengan baik, seharusnya aku yang memijatkan bahu mu!"
Neva mengangkat buku tulis tersebut dan memberikannya ke hadapan Gandi.
Dokter mengatakan bahwa dia harus mengurangi waktu bicaranya, oleh karena itu Neva saat ini hanya dapat membalas perkataan dengan mengandalkan kertas dan pulpen.
Gandi pun tersenyum sejenak dan berkata : "Melihat ekspresimu yang begitu serius, pijatan pada bahu ini merupakan hadiah untukmu."
Setelah mengatakan itu, Gandi pun menepuk-nepuk pundah Neva, kemudian baru melepaskan tangannya.
Tepat saat itu dari arah lantai bawah terdengar suara Mbok Ding yang memanggil mereka untuk makan, Gandi menjulurkan tangannya hingga ke hadapan Neva.
Neva tertegun sejenak, beberapa saat kemudian barulah dia memahami maksud dari Gandi, lalu segera memegang tangan tersebut.
Gandi menggandeng tangan Neva, lalu turun ke bawah.
Wangi harum dari makanan yang ada di atas meja, telah menyebar hingga ke seluruh ruang tamu.
Neva menghirup nafas dalam-dalam, tak disangka perutnya pun mengeluarkan suara pertanda lapar.
Gandi menolehkan kepalanya dan memandang Neva, wajahnya segera memerah.
Tiba di depan meja makan, Gandi menarikkan kursi untuk Neva dan membiarkan dia untuk duduk, kemudian dirinya sendiri pun ikut duduk.
Terhadap kelembutan Gandi yang seperti itu, jangankan Neva, bahkan Mbok Ding pun, merasa agak terkejut.
Mereka tidak mengerti, perubahan Gandi, disebabkan karena apa?
Hal ini hanya hati Gandi yang mengetahuinya dengan jelas, setelah beberapa kali hampir mengalami perpisahan antara hidup dan mati.
Di dalam hatinya dia telah memahami, bahwa di dalam hatinya, sebenarnya ada Neva.
Karena mencintainya, maka dari itu harusnya ditunjukkan!
Novel Terkait
Mata Superman
BrickCinta Yang Berpaling
NajokurataBretta’s Diary
DanielleBack To You
CC LennyGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCinta Yang Tak Biasa
WennieMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraBeautiful Love
Stefen LeeCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip