Cinta Yang Dalam - Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar

Gordon dengan segera menampilkan ekspresi yang seolah-olah hal ini sulit dipercaya dan berkata : "Jangan-jangan, jangan-jangan..."

"Kamu telah menebaknya dengan benar!" Perkataannya tertahankan dan tak dapat terucapkan olehnya, karena dia sungguh tidak berani untuk membayangkan akibatnya.

Akan tetapi perkataan yang keluar dari mulut Andrew, seolah-olah dirinya telah kehilangan impiannya.

Dia pun terjatuh ke atas tanah dengan lemas, dengan suara yang lemah dia memohon : "Tuan Garfid, Tuan Garfid... aku masih, belum ingin mati!"

Tidak ada orang yang tidak takut dengan kematian, Gordon juga tak terkecuali.

Namun Andrew, paling benci dengan orang semacam ini yang tidak melakukan persiapan ketika permasalahan datang barulah dia menghadapinya dengan panik.

jika ada permasalahan maka selesaikanlah permasalahan tersebut, untuk apa kamu di sini menangis dengan suara nyaring?

Andrew pun menendang dada Gordon, tanpa mempedulikan Gordon yang batuk dengan keras karena kesulitan bernafas, dia pun berkata dengan suara yang mendalam : "Masih memiliki waktu, pikirkanlah bagaimana kamu akan menebus kekuranganmu. Sekarang, pergi dari sini!"

Gordon pun tertegun sejenak, kemudian barulah dia bereaksi kembali, Andrew bukan ingin membunuh dirinya.

Dia berpikir, orang yang masih hidup saat ini, hanya tersisa Ghost dari Club Golden.

Wanita murahan ini, dahulu saat mengikuti King Tiger, masih mengerlingkan mata kepadanya.

Gordon berpikir bahwa dirinya sendiri adalah orang yang jujur, maka dari itu sejak awal dia tidak pernah menanggapinya.

Setelah berpamitan dia pun turun ke bawah dan menaiki mobil Range Rovernya sendiri, dengan menginjak pedal gas dia pun berkendara dengan cepat menuju ke Club Golden.

Tiba di depan halaman Club Golden, setelah menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas parkir, Gordon dengan langkah yang besar berjalan memasuki ruang rapat.

Pada saat itu Manager Sun telah muncul di depan pintu, dengan langkah yang cepat dia datang ke hadapan Gordon kemudian berkata : "Kakak Gordon telah tiba!"

Tatapan mata Gordon pun terhenti sejenak di hadapan Manager Sun, dia pun langsung berbicara pada intinya : "Dimanakah Ghost ?"

Pada saat mendengar dia mengatakan Ghost, Manager Sun pun langsung berkata sambil menampilkan raut wajah yang tidak senang : "Manager Sun, peraturan yang ada disini, kamu juga telah mengetahuinya. Ghost telah menyinggung orang yang tidak seharusnya disinggung, oleh karena itu saat ini dia telah diatur ke dalam kegelapan untuk melakukan pekerjaan!"

Kegelapan! Pupil mata Gordon mengecil tanpa dapat dicegah, dia mengetahui nama dari kegelapan ini.

Setelah pergi ke dalam sana, ditakutkan Ghost telah memiliki banyak nasib buruk.

"Dia sudah mendapatkan klien?" Gordon bertanya seperti biasa.

Manager Sun menganggukkan kepalanya dan berkata : " dia adalah orang yang mendapatkan perhatian dari Tuan muda kedua Tirta, tentu saja setiap harinya akan mendapatkan klien. Meskipun tidak ada klien sekalipun, pengawal kami yang ada di Club Golden, setiap harinya melihat gadis cantik, juga memerlukan pelampiasan..."

Mendengar perkataan Manager Sun yang sengaja berkata dengan nada yang jahat, Gordon pun menatapnya dengan tatapan yang mendalam dan berkata : "Kamu tidak mengetahuinya kah, bahwa King Tiger dan Ghost adalah orangku?"

Manager Sun tidak menjawab pertanyaan ini, melainkan dia berkata : "Perasaan yang terjalin diantara hubungan saudara, tentu saja aku bisa melihatnya, bagaimanapun juga ketika bertindak juga harus dipikirkan baik-baik terlebih dahulu. Akan tetapi jika anjing ini, benar-benar terlalu sombong, melakukan kesalahan yang tidak dapat dimaafkan, aku bantu kamu untuk mengendalikannya, Kakak Gordon kamu tidak akan tidak senang bukan?"

Perkataan yang bertanya kembali kepadanya ini, membuat Gordon menghela nafas yang dalam.

Dia meminta Manager Sun untuk menyiapkan sebuah kamar untuknya, kemudian memanggil Ghost untuk datang kemari,

Gordon baru saja duduk di dalam kamarnya, pintu kamarnya pun telah dibuka.

Kemudian sesosok dengan tubuh yang putih dan cantik, Ghost yang tubuhnya hanya tertutup selapis kain, dengan terhuyung berjalan masuk.

Wajahnya terdapat sebuah memar, walaupun bentuk tubuhnya mempesona, akan tetapi membuat orang setelah melihatnya, merasa bahwa dia sedikitpun tidak memiliki harapan lagi.

Dengan bingung dia pun memandangi sekeliling ruangan tersebut, pandangannya melewati tubuh Gordon, alam bawah sadarnya pun ingin berbaring di atas meja teh yang ada di sampingnya.

Karena beberapa hari ini telah begitu banyak melayani orang, telah membuatnya memahami peraturan dari rumah kegelapan.

Jika ingin hidup lebih lama, maka harus menjadi pelacur yang tak tertandingi, siapa yang datang maka dengan siapa dia akan ditiduri.

Dia baru saja ingin berbaring di atas meja teh, otaknya yang kacau balau, tiba-tiba teringat siapakah orang yang ada di hadapannya ini.

Terdengar bunyi gedebuk, Ghost pun bangkit dengan cepat dan langsung berlutut, dia pun berteriak dengan suaranya yang serak : "Kakak Gordon, tolong selamatkan aku!"

Awalnya Gordon sedang berpikir harus bagaimana menangani Ghost, barulah dapat membuat Gandi merasa puas.

Baru saja dia mendapatkan sedikit pemikiran dengan susah payah, tiba-tiba saja disela oleh dia.

Hal ini membuat kemarahan yang ada di dalam hati Gordon, pada saat itu juga tidak dapat tertahankan lagi.

Dia pun bangkit dari tempatnya, kemudian menjambak rambut Ghost, menyeretnya hingga sampai ke hadapannya sendiri, lalu berkata : "Kamu wanita murahan, masih memiliki wajah untuk berteriak minta tolong? Tidak becus melakukan apa pun, diluar dugaan ingin pergi menyinggung Tuan muda kedua Tirta yang merupakan tuan muda ganas itu!"

Rambutnya pun sudah dijambak hingga tercabut, Ghost pun segera merintih kesakitan.

Dia segera berkata : "Tidak ada, Kakak Gordon, aku tidak mengetahuinya... "

Sambil berbicara, dia pun menangis, bahkan ingusnya pun telah mengalir hingga ke seluruh wajahnya.

Gordon merasa jijik, dia pun menendang Ghost.

"Permasalahan ini telah membesar, Tuan Garfid sendiri pun telah datang bertanya, kamu coba katakan harus bagaimana?" Gordon pun menatap Ghost dengan marah dan jijik, kemudian mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara yang mendalam.

Ghost tersedak kemudian berkata : "Kakak Gordon, aku yakinkan kamu, aku hanya terlibat konflik dengan wanita itu sejak awal. Permasalahan yang terjadi setelah itu, sama sekali tidak ada hubungannya denganku, itu merupakan Kakak Hu dan kakak ketiga serta orang-orang itu...."

Dia belum selesai mengatakan hal tersebut, terdengar suara plakk yang begitu nyaring, Gordon menampar wajahnya.

"Keparat, sudah sampai pada situasi yang seperti ini pun, masih saja berpura-pura tidak bersalah di hadapanku? jika tidak ada kamu, akankah terjadi begitu banyak masalah?"

Tamparannya ini, membuat wajah Ghost saat itu pun membengkak.

Pada saat itu Ghost pun mengerti, ketakutan dirinya bahwa dia telah menyinggung manusia yang hebat.

Hukuman yang ada dirumah kegelapan, beberapa hari ini telah membuatnya kesakitan hingga tidak berharap untuk hidup lagi.

Akan tetapi asalkan dapat bertahan selama satu bulan, berdasarkan peraturan yang ada di Club Golden, maka dirinya pun dapat bebas dan masih akan mendapatkan uang dalam jumlah yang besar.

Akan tetapi rumah kegelapan ini, mungkinkah begitu baik untuk dilalui?

Beberapa hari ini Ghost beberapa kali, merasa dirinya ingin mati di dalam ruangan ini.

Akan tetapi pada akhirnya, dengan tarikan nafas dia pun bertahan.

Saat ini, Gordon yang di dalam hatinya merupakan kakak tertua yang sesungguhnya telah datang, namun malah tidak dapat melindungi dia, takutnya dia benar-benar bernasib buruk.

"Kakak Gordon, aku mohon, tolong aku, berikan aku sebuah jalan untuk tetap hidup!"

Ghost yang mengetahui bahwa dia tidak memiliki jalan untuk mundur lagi, dia pun berlutut di hadapan Gordon, sambil meratap dengan memeluk kakinya.

Gordon menjulurkan tangan, tangan Ghost dengan perlahan satu jari satu jari, semuanya dilepaskan dari kakinya.

Dia menjulurkan tangan, mengangkat dagu Ghost.

Walaupun wajahnya telah bengkak hingga seperti kepala babi, akan tetapi asalkan lampu telah dimatikan, dia tetap akan bisa membuat dirinya menikmati kesenangan tanpa batas.

Ghost mengira bahwa dirinya masih memiliki jalan untuk mundur, oleh karena itu dia pun segera tersenyum dengan menawan, satu tangannya memegang tangan Gordon, ingin memasukkannya ke dalam pakaiannya sendiri.

Dia yang memegang tangan Gordon, akan tetapi malah tidak dapat dilepaskan.

Tangan Gordon sama seperti patung, dengan begitu keras mengangkat dagu miliknya.

Akhirnya semakin diangkat dengan tinggi, bunyi yang keras, sendinya pun berbunyi dengan nyaring, seluruh ruangan tersebut pun masuk kedalam keheningan.

Gandi pulang ke rumah Keluarga Tirta, baru saja dia memasuki rumah, dia melihat bayangan berwarna kuning, mencuat ke atas.

Suara lolongan yang familiar ini, telah menyadarkan Gandi, berasal dari makhluk hidup apakah itu.

Dia menjulurkan tangannya, kemudian langsung mencengkram ekor dari makhluk yang datang itu, lalu diangkatnya ke atas.

Anjing serigala yang sebenarnya memiliki sikap yang ganas, pada saat ini pun langsung mengeluarkan lolongan rintihan, seolah-olah seperti ekornya akan diangkat hingga putus.

Gandi pun menarik pintu hingga terbuka, kemudian melempar keluar anjing serigala tersebut.

Tepat pada saat itu Mbok Ding pun berjalan keluar dari dapur, dia pun merasa terkejut setelah melihat Gandi dan berkata : "Gandi, mengapa pulang begitu cepat?"

Gandi pun tersenyum tipis dan berkata : "Hari ini kantor tidak begitu sibuk, Oh iya, Mbok Ding, malam ini aku akan makan malam dirumah, maka dari itu maaf merepotkanmu untuk mempersiapkannya."

Mbok Ding sedikit memajukan bibirnya, kemudian berkata : "Lihat dirimu, lagi-lagi berbicara dengan kata sungkan seperti ini, apakah kamu ingin mengingatkanku bahwa aku adalah pembantumu?"

Gandi tahu jika Mbok Ding hanya sedang bercanda, dia baru saja akan membalas perkataannya, namun telah mendengar Mbok Ding yang mengingatkan dirinya : "Nyonya muda sedang membaca buku di balkon atas, kamu pergilah untuk menemaninya!"

Gandi pun terdiam sejenak, akan tetapi dia menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Dia pun bangkit dari tempatnya, sampai di lantai atas, pintu kamarnya tidak tertutup, masih menyisakan sedikit celah.

Dia pun dengan pelan mendorong pintu tersebut, tidak mengeluarkan suara apa pun.

Di atas balkon terdapat bayangan dari seorang wanita cantik, pada saat itu dia sedang membaca buku yang ada di tangannya, dengan penampilan yang sangat serius, sedikitpun tidak merasakan kehadiran tamu tak diundang yang ada di belakangnya.

Gandi berjalan hingga tiba di belakang tubuhnya, lalu menjulurkan tangannya untuk diletakkan di atas bahu Neva, kemudian memijatnya dengan ringan.

Tiba-tiba di atas bahunya terasa dua buah benda yang tak dikenalinya, masih bisa bergerak juga, itu membuat Neva merasa terkejut, dengan segera dia berteriak gemetaran dalam hatinya.

Namun saat dia menolehkan kepalanya dan melihat sosok yang ada di sampingnya itu, pada saat itu juga dia merasa gugup.

Dia membuka mulutnya, kemudian mengambil sebuah buku tulis dari dalam bukunya, dengan cepat dia menuliskan : "Tuan Tirta, kamu bekerja dengan begitu melelahkan, perlu istirahat dengan baik, seharusnya aku yang memijatkan bahu mu!"

Neva mengangkat buku tulis tersebut dan memberikannya ke hadapan Gandi.

Dokter mengatakan bahwa dia harus mengurangi waktu bicaranya, oleh karena itu Neva saat ini hanya dapat membalas perkataan dengan mengandalkan kertas dan pulpen.

Gandi pun tersenyum sejenak dan berkata : "Melihat ekspresimu yang begitu serius, pijatan pada bahu ini merupakan hadiah untukmu."

Setelah mengatakan itu, Gandi pun menepuk-nepuk pundah Neva, kemudian baru melepaskan tangannya.

Tepat saat itu dari arah lantai bawah terdengar suara Mbok Ding yang memanggil mereka untuk makan, Gandi menjulurkan tangannya hingga ke hadapan Neva.

Neva tertegun sejenak, beberapa saat kemudian barulah dia memahami maksud dari Gandi, lalu segera memegang tangan tersebut.

Gandi menggandeng tangan Neva, lalu turun ke bawah.

Wangi harum dari makanan yang ada di atas meja, telah menyebar hingga ke seluruh ruang tamu.

Neva menghirup nafas dalam-dalam, tak disangka perutnya pun mengeluarkan suara pertanda lapar.

Gandi menolehkan kepalanya dan memandang Neva, wajahnya segera memerah.

Tiba di depan meja makan, Gandi menarikkan kursi untuk Neva dan membiarkan dia untuk duduk, kemudian dirinya sendiri pun ikut duduk.

Terhadap kelembutan Gandi yang seperti itu, jangankan Neva, bahkan Mbok Ding pun, merasa agak terkejut.

Mereka tidak mengerti, perubahan Gandi, disebabkan karena apa?

Hal ini hanya hati Gandi yang mengetahuinya dengan jelas, setelah beberapa kali hampir mengalami perpisahan antara hidup dan mati.

Di dalam hatinya dia telah memahami, bahwa di dalam hatinya, sebenarnya ada Neva.

Karena mencintainya, maka dari itu harusnya ditunjukkan!

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu