Cinta Yang Dalam - Bab 273 Masuk Dapur

Gandi bangkit pergi mengambil daun teh di dalam kulkas, malah melihat berbagai lauk yang ada di dalam kulkas.

Meskipun berada di luar negeri, Neva tetap mengatur dengan beraturan.

Dia memasukkan daun teh kembali ke tempat semula, memutuskan hari ini mempersiapkan makanan enak untuk Neva.

Masalah memasak, kali pertama asing kali kedua sudah terlatih, meskipun sudah lama sekali tidak pernah memasak, tetapi dasar memasaknya masih tetap ada.

Gandi menyuruh bawahan untuk pergi membeli bahan masak, cepat sekali sudah diantar kembali.

Agar lebih muda, satu set lemari dapur peralatan untuk memasak, orang hotel Flowles Star sudah menyiapkan ruangan ultilitas di dalam kamar.

Tinggal di hotel kelas atas seperti ini, masih harus memasak, para karyawan di hotel juga sangat terkejut.

Setelah semuanya disiapkan, Gandi mengambil daging, berencana memasak irisan daging rebus.

Permintaan seni pisau irisan daging rebus sangat tinggi.

Dia sudah memotong beberapa irisan berturut-turut, semuanya tidak rapi.

Ini membuat dia yang dulunya kemampuan masaknya dipuji keluarganya, dalam sekejap merasa sebuah penghinaan.

Ini mungkin pisaunya yang tidak tajam, dia berpikir dalam hati, lalu mengganti pisau lainnya.

Hasilnya, lebih baik sedikit, rasa lebih terlatih lebih inggi dibandingkan mengganti pisau..............

Saat Neva membuka pintu, dia terpancing oleh aroma lezat masakan.

Bau ini, ayam cabe kering, irisan daging rebus, sayur tumis........

Aromanya menyebar di seluruh ruangan, Neva merasa jiwanya sudah terbawa pergi.

Dia melangkah mau, mengambil sumpit dan mengapit sepotong daging, hari ini dia janjian dengan Shivas pergi menum kopi, secara tidak langsung mengungkapkan belajar dengan Shivas beberapa pengalaman untuk menyelesaikan masalah seperti ini.

Oleh karena itu, kopi masih belum minum habis, dessert terlebih tidak disenuh.

Hanya saja irisan daging rebus masih belum masuk ke dalam mulut, Neva langsung mendengar suara bedehem.

Neva mengangkat kelopak matanya, tatapannya bertubrukan dengan Gandi yang memakai celemek.

"Tuan, tuan Gandi......." Perasaan tertangkap basah seperti ini, membuatnya sedikit canggung.

Gandi melihat Neva, wanita ini, hidupnya santai sekali, apakah tidak tau harus cuci tangan dan datang membantu? Dia berkata: "Sudah lapar?"

Neva bergumam dengan tidak sadar, lalu langsung menggeleng dan berkata: "Tuan Gandi, kamu kemari makan saja, pekerjaan seperti ini, serahkan saja kepadaku."

Tapi Gandi malah menggeleng, berkata: "Kamu lanjut makan saja!"

Setelah mengatakannya, tiba-tiba menutup pintu dapur.

Setelahnya asal dia berteriak, Neva pun masuk untuk mengambil sayur.

Satu per satu makanan lezat dengan berbagai warna, benar-benar sangat menggunggah selera.

Neva tidak pernah terpikir, rupanya Gandi pintar sekali memasak.

Saat sayur keenam berakhir, Gandi melepaskan celemek, Neva langsung mengambilnya dan menggantung di atas dinding.

Neva juga sudah menarik tempat duduk Gandi.

Saat Gandi duduk, Neva pun dengan sigap menuangkan setengah gelas anggur merah.

Mereka berdua saling bertatapan, atmosfir berubah sedikit hening, Gandi mengangkat gelas, bersulang dengan Neva.

"Tuan Gandi sudah bekerja keras!"

Anggur merah yang membuka lambung, Neva pun mulai makan dengan lahap.

Dia harus memuji setiap sayur yang dihidangkan.

Tapi sampai pada irisan daging rebus yang awal tadi, setelah melihat potongannya ada yang kecil ada yang besar, Neva tiba-tiba tidak bisa berkata-kata.

Tatapan Gandi menjadi canggung, seperti menjelaskan: "Ini, karena sudah lama sekali tidak memasak, jadi tanganku sedikit kaku........"

Neva tersenyum, berkata: "Tidak penting cantik atau tidak, yang penting enak sudah cukup!"

Setelah makan, pekerjaan mencuci piring pun diambil alih oleh karyawan hotel.

Neva dan Gandi bergandengan tangan, berjalan-jalan di halaman hotel sekeliling, lalu kembali ke kamar.

Setelah kenyang dan hangat, nafsu lain pun akan bangkit, melihat sudah waktunya tidur.

Neva gosok gigi dulu baru naik ke atas tempat tidur, mengambil sebuah buku yang dia beli di toko buku tadi, berencana membacanya sekilas.

Tapi setelah Gandi menyelesaikan beberapa hal sepele, setelah mandi langsung menindih di atas Neva.

Hal seperti ini sudah biasa, Neva sudah tidak memberontak lagi.

Dia mencium wajah Neva, turun ke bawah, setelah sampai di bagian yang paling penting, lalu ditahan oleh Neva.

"Tuan Gandi, tidak boleh........."

Gandi sudah terangsang sedikit bernafsu, tapi dia mau melakukan hal seperti itu lagi, Neva tidak bisa menerima.

Bagaimana juga, tidak peduli bagaimana pun, posisi itu sedikit memalukan.

Tangan Gandi sudah berada di titik lembut Neva yang membara.

Tubuh Neva menegang, tetap mencengkram Gandi dengan kuat, dengan pelan berkata: "Kumohon......"

Melihat wanita dengan mata besar yang berkaca-kaca, Gandi melepaskan tangan, lalu menindihnya dan berkata: "Sesuai keinginanmu."

Suasana romantis memenuhi ruangan, Neva juga sudah tidak ingat sudah berapa kali dibuat Gandi sampai ke puncak nafsu.

Hari kedua pagi-pagi saat terbangun, Gandi sudah mempersiapkan sarapan.

Kehidupan seperti ini, membuat hati Neva sedikit terlena.

Sebenarnya, bisa tinggal terus di negara W, juga lumayan bagus.

Setelah makan sarapan, Neva awalnya mau keluar, tapi diberhentikan oleh Gandi.

Hati Neva bergetar, melihat tatapan Gandi yang duduk di atas sofa, ada semacam perasaan untuk mengungkapkan kejahatan.

"Akhir-akhir ini kamu sedang sibuk apa?" Gandi sudah menerima email Rey tadi pagi.

Mengenail Fandi menyelidiki Ligen, sudah dapat siapa dalangnya.

Neva membuka bibirnya, ragu sebentar lalu berkata: "Tidak, tidak ada."

"Ehn?" Gandi mengangkat kelopak mata, membuat hati Neva bergetar.

Dia menghela nafas, tau sikap Gandi seperti ini, pasti menyatakan kalau dia sudah tau.

"Aku ada orang tua seorang teman, sudah hilang, jadi aku memohon Fandi......"

Perkataan Neva masih belum selesai, sudah langsung dihentikan Gandi dengan dingin.

"Masalah sepert ini, kenapa tidak mencariku?"

Dalam hati Gandi sedikit marah, Neva ada masalah, selalu menyimpan dalam hati, tidak pernah memberitahunya.

Dia adalah suami Neva!

Neva berpikir sebentar, lalu berkata dengan pelan: "Karena kamu sangat sibuk dan aku merasa juga bukan masalah besar, makanya minta tolong kepada Fandi untuk membantu cari."

Setelah ragu sebentar, Neva juga menambahkan: "Aku tidak mau kamu kelelahan!"

Kalimat ini, membuat Gandi yang awalnya sedikit marah, langsung meredam.

Satu kalimat tidak ingin dia kelelahan, malah membuat Gandi sama sekali tidak bisa membantah.

Sikap dan juga intonas wanita ini, menjelaskan kalau semuanya benar dari dalam hatinya.

"Sekarang aku sudah tau, bagaimana?" Ucapnya.

"Kalau begitu tolong tuan Gandi bantu aku carikan, dia pernah menolong adikku, jadi kebaikan besar ini, aku harus membalasnya......" Ucap Neva dengan pelan.

"Adikmu?" Gandi menekankan nadanya di kata ini.

Neva mengangguk: "Ehn......"

Terhadap adik Neva, Gandi selalu merasa kalau itu adalah palsu.

Tapi kali ini, Neva sungguh tidak ada alasan untuk menipu dirinya.

Dia dengan suara berat berkata: "Kalau sudah membantumu mencari, bagaimana kamu berterimakasih kepadaku?"

Perkataan Gandi, membuat Neva tercengang.

Identitas dan statusnya, hubungan mereka berdua, apakah masih harus berterimakasih?

Neva tergagap, berkata: "Tuan Gandi, ingin, ingin bagaimana?"

Gandi terkekeh, bersandar di sofa, melewati meja teh hampir mau menindih tubuh Neva, berkata: "Menurutmu?"

Penampilannya yang sembrono itu, membuat Neva dengan gugup mencengkram sofa, kalau lebih kuat lagi hampir akan membuat sofa robek.

Semalam baru saja sekali, pagi ini kalau melakukannya lagi, takutnya dia tidak bisa keluar.

"Aku, aku tidak tau......." Ucap Neva pelan.

Dia dengan tidak sadar ingin mengatakan mau mentraktir Gandi makan, lalu dalam sekejap teringat, ketrampilan memasak Gandi, sudah bisa disetarakan dengan koki hotel, kalau makan jelas sekali tidak tulus.

Ekspresi wajah Gandi mengeras, wanita ini sungguh tidak mempunyai sedikit pendapat pun.

Dia mengecup pinggir bibir Neva, lalu kembali duduk di sofa, berkata: "Sudah, ini adalah panjar!"

Neva bergumam, lalu berkata: "Apakah masih ada pelunasan?"

Gandi yang baru saja mengambil telepon bersiap menyuruh Rey mencari orang, dalam hatinya langsung menghela nafas, dia awalnya berencana ingin menyicipi lalu berhenti, sekarang tampaknya mau makan hidangan besar.

"Tampaknya aku hari ini seharusnya ambil pelunasannya sekaligus! Kalau tidak hanya dengan koneksi Fandi, meskipun membalikkan seluruh dunia, juga tidak akan dapat." Gandi berdiri, duduk di sebelah Neva, lalu menariknya ke dalam pelukan Gandi.

Koneksi yang bisa diberikan Fandi adalah koneksi grup Tirta.

Tapi ada banyak sekali koneksi jaringan yang gelap, ada di tangan Gandi.

Oleh karena itu kalau mencari orang di negara M yang besar, tidak ada bedanya dengan mencari jarum di samudra.

Neva meskipun bodoh sekali, juga mengerti maksud pelunasan Gandi artinya apa.

Gandi mengulurkan tangan, mengangkat dagu Neva, bertatapan dengan dia.

Lalu, dia dengan pelan mendekatinya.

Neva dengan gugup menutup matanya, bibirnya juga mencoba untuk sediki maju.

Benda lembut itu bersatu, Gandi membuka pertahanan gigi Neva, berusaha menyicipi kemanisannya.

Satu menit, dua menit, tiga menit......

Nafas Neva tersenggal, dua bibir yang saling beradu, membuat perasaan aneh menyebar di dalam hatinya.

Kalau menggunakan kata yang lebih umum, yaitu dia menginginkannya.

Tangan Gandi tidak diam, sekali lagi masuk ke dalam baju Neva.

Otak Neva kosong, taklukan Gandi membuatnya tidak mempunyai tenaga untuk memberontak.

Selama 7 menit, Gandi baru melepaskannya.

Sedangkan detik dimana dia dilepas, dia malah tidak bisa menahan suara erangannya.

Suara seperti ini, membuatnya malu sekali, langsung menenggelamkan kepala di dada Gandi.

Ciuman sampai kehabisan nafas seperti ini, rasanya membuat dia mempunyai keinginan kuat untuk bereproduksi.

Gandi sedikit tersenggal, dia dengan pelan memeluk Neva, berkata: "Ini adalah sebagian pelunasan."

Mendengar sebagian, Neva langsung panik.

"Tuan Gandi, pelunasan itu hanya sekali!"

Dia memberontak, ingin turun dari tubuh Gandi.

Tapi Gandi malah mengekangnya berkata: "Sekali atau bukan, aku yang menentukan, tau tidak apa yang disebut dengan interpretasi akhir?"

Tirai kamar sudah ditutup dengan remot.

Neva berada di bawah tubuh Gandi, Gandi hanya memerlukan puluhan detik untuk melucuti baju Neva.

Dia melihat tubuh yang bersih dan berkilau, seperti minyak perangsang yang kuat, memasang senyum iblis dan berkata: "Sudah harus menerima pelunasan kedua!"

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu