Cinta Yang Dalam - Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
Rey memandang Gandi yang tidak sadar diri dengan tatapan tidak berdaya, dia hanya bisa berkata: “Nyonya muda, tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa masalah ini memiliki hubungan dengan Nona Morez. Jadi hanya bisa menunggu setelah Tuan kembali sadar baru menanganinya……”
Jawaban yang tak terduga, tapi juga dalam dugaan.
Neva menjawab oh, dan tidak berkata lagi.
Perasaan dalam hatinya sangat rumit, dia semakin sakit hati.
Neva mengetahui Rey, dia biasanya lebih mengutamakan keluarga Tirta.
Sekarang Gandi diberi obat, telah dipastikan Julia yang melakukannya, tapi Rey malah tidak melakukan apapun.
Apa maksudnya?
Apa mungkin Gandi pernah meminta Rey untuk melindungi Julia?
Dia berdiri, dan berkata: “Kamu menemani Tuan Tirta, aku ingin berkeliling di luar!”
Selesai berkata, Neva langsung keluar dari bangsal.
Sebenarnya saat ini dia tidak cocok terlalu banyak berjalan, setiap kali melangkah, dia dapat merasakan tubuh bagian bawahnya sangat menyakitkan.
Dia bersikeras berjalan ke balkon, dan merasakan kelembapan di bawah tubuhnya, sepertinya berdarah lagi.
Dia meminta sebuah kursi baring dan selimut dengan perawat, lalu duduk di depan kaca balkon, terkadang ada angin dingin yang menghembus masuk ke dalam, dia melamun memandangi sinar bulan di luar.
Gandi, di dalam hatimu, siapa yang lebih penting, aku atau Julia!
Bisakah jangan terus ragu-ragu seperti ini di antara kami berdua?
Dirinya sangat lapar, juga sangat lelah, digabungkan bersama, akan menjadi sangat lemah.
Tidak butuh lama, langsung tertidur.
Ketika dia bangun kembali, sudah pagi hari.
Dia berbaring di ranjang, tubuhnya ditutupi selimut tebal.
Ada seseorang yang sedang mengupas kulit apel di depannya, dia bisa mengupas semua kulit apel dalam satu kali potongan.
Neva merasa sakit kepala, tubuhnya agak panas, sepertinya demam.
Dia berusaha memfokuskan tatapannya, barulah melihat orang di depannya adalah Gandi.
“Tu, Tuan Tirta…..” Neva berkata.
Tangan Gandi yang sedang mengupas kulit apel tiba-tiba bergetar, dan kulit apel tiba-tiba putus.
Dia meletakkan apelnya, dan nampan buah di sebelah kanannya telah meletakkan enam biji apel.
Dia memotong sepotong apel, dan menyerahkannya ke mulut Neva.
Apel yang segar, membuat Neva membuka mulutnya tanpa sadar, dan menggigitnya.
“Semalam tidur di balkon?” Gandi berkata dengan tenang.
Tubuh Neva menjadi tegang, dia terlalu mengerti Gandi, situasinya semakin tenang berarti amarah dalam hatinya semakin besar.
“Aku…. Aku ingin melihat bulan dan bintang.” Neva menjawab dengan lemah.
Gandi mengerutkan kening, alasan seperti apa ini? Malam dingin seperti ini, cuaca di luar hanya belasan derajat, dia malah menjawab ingin melihat bulan dan bintang?
“Mengapa?”
“Aku, aku, aku menyukainya!”
Neva memiliki banyak alasan di dalam pikirannya, tapi tidak ada yang cocok.
Jadi dia menggunakan alasan ini, untuk menjawab pertanyaan Gandi.
Gandi tertegun sejenak, dia benar-benar tidak dapat membantah alasan ini.
“Cahaya sinar bulan semalam sangat indah, bintang-bintang bersinar terang. Aku menyukai cahaya malam seperti ini, ini membuatku merasa dunia ini masih bersih dan indah.”
Hanya hati orang baik, yang akan menjawab seperti ini.
Gandi menyipitkan matanya, mengalihkan topik pembicaraan, mengambil kotak di samping, dan mengeluarkan cincin dari dalam, lalu mengenakannya di jari tangan Neva, dan berkata: “Kalau suka harus terus mengenakannya.”
Neva agak bingung, apa yang dia maksud bukan ini!
Dia membuka mulutnya, ingin mencoba menjelaskannya pada Gandi.
Tapi setelah melihat tatapan Gandi, dia langsung menjadi diam.
Dia adalah bos, menurut kata-katanya baru bisa hidup.
Mbok Ting selalu tidak tenang, oleh karena itu setelah mengetahui Gandi dan Neva belum kembali pada hari kedua, dia langsung memberitahu Nyonya Tirta.
Siang hari, Mbok Ting dan Shinta datang ke rumah sakit pribadi keluarga Tirta
Dan bertemu Neva di bangsal VIP.
Gandi berdiri di samping, menyerahkan satu-satunya kursi pada Nenek keluarga Tirta.
Shinta menarik tangan Neva, dan berkata dengan sedih: “Apa yang telah terjadi? Mengapa masuk rumah sakit lagi?”
Bekas luka yang sensitif ini, tentu sulit menjelaskannya.
Untungnya Gandi dan Neva telah melakukan persiapan sebelumnya, dan menjawab dengan lembut: “Aku tidak hati-hati jatuh, tidak apa-apa.”
Sambil berkata, Neva membuka selimutnya, menunjukkan luka memar di kakinya.
Ini adalah bekas luka yang baru “disiapkan” Gandi dan Neva dua jam sebelum Shinta datang.
Melihat luka memar ini, Shinta langsung merasa sakit hati, mengalihkan pandangannya pada Gandi, dan berkata dengan kesal: “Gandi, kamu sebagai suami, bagaimana melindungi istrimu? Mengapa Neva akan jatuh tanpa alasan?”
Gandi berkata sambil mendesah: “Bu, ini hanya kecelakaan…….”
“Kecelakaan, kecelakaan!” Shinta mengulanginya dua kali dengan suara tajam, kemudian menarik Gandi dan berkata: “Kalau kecelakaan, mengapa tidak terjadi padamu?”
Mendengar kata-kata ini, wajah Gandi berubah.
Mana ada Ibu seperti ini, mengapa begitu memihak sebelah?
Tidak peduli bagaimana pun, dialah putranya, oke?
Mbok Ting memandang Gandi dengan tatapan aneh, lalu menatap ke arah Neva.
Dia ingat dengan sangat jelas, saat itu mengatakan Gandi yang terjadi sesuatu, dan Nyonya muda pergi menyelamatkannya?
Mengapa tiba-tiba orang yang berbaring di ranjang dalam bangsal berubah menjadi Nyonya muda?
Dan tidak peduli bagaimana pun dia melihat, tetap merasa luka di kaki Neva terlihat palsu.
Tapi baginya, selama mereka baik-baik saja, dia tidak akan banyak berkata.
Dengan tidak mudah telah mengantar pergi Shinta, setelah makan siang, Gandi dan Neva melakukan pemeriksaan, setelah memastikan bahwa tubuh mereka baik-baik saja, Gandi langsung melakukan prosedur meninggalkan rumah sakit.
Neva menunggu sebentar di dalam bangsal, tiba-tiba teringat Gandi masih merasa sakit kepala pada siang hari, seharusnya meminta meresepkan obat untuk dimakan di rumah, mencegah terjadinya efek samping di masa depan.
Dia keluar dari bangsal, berjalan menuju ke lorong lantai bawah.
Rumah sakit di siang hari sangat sepi, semuanya sedang istirahat, tidak ada seorang pun di koridor.
Ketika tiba di belokan tangga, terdengar sebuah suara wanita yang familiar, membuatnya tiba-tiba berhenti melangkah.
“Gandi, apakah kamu baik-baik saja? Aku sangat mengkhawatirkanmu!”
Julia, dia….. mengapa dia datang lagi!
Hati Neva terkejut, tiba-tiba merasa dirinya tidak dapat berdiri stabil, dan hampir jatuh.
Gandi telah bangun, seharusnya tahu apa yang telah terjadi malam itu dilakukan oleh Julia.
Mengapa, dia masih bertemu dengannya?
Begitu bertemu Julia, suasana hati Gandi menjadi sangat rumit.
Wajah Julia agak pucat, dia berpenampilan sangat gelisah, dan berkata: “Gandi, semua ini salahku, aku tidak menyangka ada orang yang ingin menjebak kita….”
“Saat itu, aku tidak memiliki pikiran lain, melihat matamu memerah, aku benar-benar sangat khawatir akan terjadi sesuatu padamu. Aku mendengar sepertinya kamu diberi obat, jadi aku ingin mencoba menyerahkan diriku padamu……” Julia berkata dengan penuh perasaan, karena nadanya penuh ketakutan dan kekhawatiran, sehingga tubuhnya sedikit bergetar.
Gandi melihat jam tangan di pergelangan tangan, berkata: “Sekarang aku baik-baik saja, jangan khawatir. Aku telah menyelidiki masalah malam itu, setelah hasilnya keluar, aku akan memberitahumu.”
Sebenarnya Rey telah menyelidiki Liswei, tapi karena pemantauan titik buta, pelayan melihat foto, memastikan botol alkohol itu diberikan Mili, tapi tidak ada bukti yang pasti.
Wajah Julia terlihat sedih, dia maju dan mendekati Gandi, lalu memegang erat tangannya.
Gandi menolak dan merentangkan tangannya ke belakang, tapi Julia mendekatinya dan memegang tangannya lebih erat lagi.
Gandi menghela nafas, berkata: “Mengapa harus begini?”
Kata-katanya membuat Julia tiba-tiba menjadi gelisah.
“Gandi, sebenarnya malam itu kamu bisa menjadikanku sebagai obat. Mengapa, akhirnya harus memanggil orang lain. Apakah kamu tidak menyukaiku lagi?”
Julia membuka lebar matanya, air matanya sedikit berlinang.
Seolah-olah begitu Gandi menjawab tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan langsung menangis.
Gandi melihat penampilan Julia, dia sudah curiga, yang manakah sifat Julia yang sebenarnya.
“Maaf Julia, aku telah menikah. Kamu juga sebagai figur publik, aku tidak ingin karena diriku menyebabkan skandal padamu, itu tidak berguna bagimu.”
Kata-kata Gandi membuat hati Julia terkejut.
Benar saja, hatinya telah berubah.
“Malam itu kamu bukan mengatakan seperti ini padaku…..” Air mata mengalir dari pipi Julia.
Dia berkata dengan sedih: “Emangnya masih sedikit skandal tentang kita berdua dalam beberapa tahun ini? Bukankah Nyonya Tirta telah memblokirkan semua pertunjukkanku? Aku juga tidak mengatakan apapun, Gandi, kamu melakukan seperti ini, apakah tidak merasa bersalah padaku?”
Dia mengatakan semua kata-katanya dengan sangat tegas, seolah-olah memukul di hati Gandi.
Tatapan Gandi agak muram, dia berkata dengan nada rendah: “Masalah dulu adalah salahku. Aku pernah berjanji akan menikahimu. Tapi tekanan dari keluarga terlalu keras, ada beberapa hal yang tidak dapat kupilih. Dan diriku telah menikah, aku tidak dapat mengkhianati wanita yang mencintaiku saat ini. Julia, aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan, benar-benar maaf…..”
Bagi Gandi, dia hanya dapat melakukan seperti ini.
Julia terkejut, dia selalu menyangka dirinya hanyalah ingin mempergunakan Gandi untuk mendapatkan posisinya.
Tapi Julia lupa, manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan, dia telah bergaul dengan Gandi selama bertahun-tahun, dirinya sudah tidak dapat hidup tanpanya.
Dia berkata dengan lembut: “Bagiku, baik uang kekuasaan rumah ataupun mobil, tidak ada yang lebih penting darimu. Selama bisa bersamamu, meskipun tinggal di tepi jalan, aku juga rela. Gandi, kamu tidak boleh, tidak boleh meninggalkanku!”
Selesai berkata, Julia langsung berlutut, memeluk paha Gandi, dan bersikeras tidak ingin melepaskannya.
“Kita sudah bersama selama bertahun-tahun, meskipun hanya seekor hewan peliharaan, juga berperasaan. Mengapa Neva baru muncul tidak lama, langsung membuatmu berubah pikiran? Bagaimana aku hidup tanpamu?”
Julia menempelkan wajah pada paha Gandi, pandangannya terlihat kejam.
Dia sangat marah, dan ingin membunuh orang.
Semua ini kesalahan Neva, kalau bukan dia, mungkin dirinya telah melewati semua hambatan, dan duduk di posisi Nyonya muda Tirta.
Demi mendapatkan Gandi, dia telah berusaha keras.
Tapi tidak pernah berhasil.
Dan malam itu, dia bagaikan seorang wanita murahan, menyerahkan diri pada Gandi.
Tapi malah diikat oleh Gandi, membuatnya menjadi badut.
Julia menganggap kemaluan ini menjadi kebencian terbesar dalam hidupnya.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Di Balik Awan
KellyMy Superhero
JessiMy Perfect Lady
AliciaMata Superman
BrickThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensLove at First Sight
Laura VanessaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip