Cinta Yang Dalam - Bab 162 Arogan
Fandi tertegun sejenak, ia tidak merespon perkataan tersebut.
Permainan apa ini?
Orang yang datang berkunjung memberikan berbagai macam benda pun ada, akan tetapi ini datang memberikan kejutan, apa-apaan ini?
"Aku tidak salah mendengarnya bukan? Nona Tan, apakah kamu sedang mempermainkan aku?" Fandi memandang Shivas dengan ekspresi yang tidak dapat mempercayainya kemudian ia berkata.
Shivas dengan raut wajah yang tidak berubah melanjutkan perkataannya:"Kamu tidak salah dengar, akan tetapi aku memiliki sebuah permintaan!"
"Permintaan apa?" Fandi terhadap wanita yang ada di hadapannya ini, tiba-tiba merasa tertarik.
"Aku berharap kamu dapat menjadi kepala keluarga dari Keluarga Tirta." Suara Shivas tiba-tiba berubah menjadi dingin.
Fandi merasa bingung, kemudian wajahnya mengeluarkan ekspresi yang sangat marah, dengan suara rendah ia berkata : "Apa yang kamu katakan? Kamu ingin memprovokasi agar kami kedua bersaudara ini saling menyerang satu sama lain?"
"Bukan seperti itu, Tuan muda ketiga berpikiran terlalu banyak. Hanya saja Keluarga besar seperti Keluarga Tirta ini, jika dikemudian hari hanya diteruskan oleh Tuan muda kedua seorang diri, Tuan muda ketiga tidak akan merasa diperlakukan berbeda kah?" Shivas sangat mengerti bagaimana menangkap hati seseorang,
Fandi berjalan keluar dari belakang meja kerjanya, ia berjalan hingga ke hadapan Shivas , dengan perlahan ia mengangkat dagunya, kemudian berkata:"Bagian ini yang dioperasi bukan?"
Shivas pun tertawa, kemudian berkata : " Tentu saja, sekujur tubuh aku banyak tempat yang juga merupakan hasil operasi, Tuan muda ketiga!"
"Kamu tahu aku tidak menyukai wanita cantik hasil operasi." Tangannya perlahan-lahan menyusuri wajah Shivas yang halus, rasanya di tangan lumayan juga.
"Kalau begitu tidak apa-apa, Tuan ketiga ingin bagaimana memperlakukannya maka berlakulah seperti itu, dipastikan dibandingkan dengan bentuk aslinya akan lebih menantang ...!" Kata terakhir ini, Shivas ucapkan tepat disamping telinga Fandi.
Dalam hati Fandi terasa tergelitik saat dibicarakan demikian, dia pun melepaskan Shivas , kemudian duduk di sofa yang ada disebelahnya, ia pun berkata tanpa dapat ditahan : "Kamu memang benar-benar wanita penggoda yang menarik!"
Shivas pun menatap Fandi dengan tatapan mengejek, lalu berkata : "Hal yang tuan muda ketiga sendiri telah lakukan, dengan memalingkan wajah maka sudah tidak mau mengakuinya kah? Ataukah memang benar-benar sesuai dengan perkataan orang jaman dahulu mengenai lelaki, jika sudah berbuat maka ia akan pergi memalingkan wajahnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa?"
Wajah yang penuh dengan rasa kesal memenuhi kepala Fandi, dengan suara yang rendah ia berkata : "Kecelakaan, semuanya adalah kecelakaan, kamu tahu akan hal itu. Pada hari itu aku terlalu banyak minum, kamu juga terlalu banyak minum, maka dari itu ...."
"Maka dari itu apa? Setelah kata maka dari itu kemudian bagaimana? Tuan muda ketiga kamu jangan lupa, aku dapat memberitahu orang-orang bahwa kamu seorang pemerkosa!" Ucapakan Shivas begitu cepat, yang ternyata membuat Fandi tidak dapat berkata apa-apa.
Dia pun memandang Shivas dengan kaku, kemudian berkata : "Baiklah, aku mengakuinya, kamu menang. Sekarang katakan maksud kedatanganmu!"
Shivas pun tersenyum, kemudian berkata : "Tuan muda ketiga sangatlah lucu, aku sangatlah mudah puas. Karena telah terjadi hubungan yang semacam itu, kalau begitu biarkan aku menjadi istrimu."
"Di depan bukankah masih berbicara menjadi kekasih?" Fandi tidak dapat menahan setelah membatah, ia pun menjadi kehilangan kata-kata.
Omong kosong ini, orang ini pun sudah datang kemari, pastinya tidak mungkin benar-benar hanya demi identitas sebagai kekasih ini.
Untuk pertama kalinya Fandi memiliki semacam perasaan memindahkan batu malah menimpa kaki sendiri, dia memandang Shivas dengan perasaan curiga dan menilai, ia memiliki semacam pemikiran bahwa mungkin saja malam itu mungkin dirinya telah masuk ke dalam perangkap Shivas .
Shivas pun bangkit berdiri, kemudian melangkah dengan perlahan, kali ini ia duduk di atas kursi milik bos, lalu melihat Fandi yang sedang duduk di atas sofa dan berkata : "Kamu juga mengetahuinya, aku dan Neva adalah teman baik, benar-benar teman baik. aku tidak tahan melihat Neva yang berkali-kali dijadikan mainan seperti ini oleh Gandi, kebetulan aku dan kamu juga berjodoh, oleh karena itu aku ingin membantu dia. Selain itu dapat memasuki Keluarga Tirta, bagiku itu juga merupakan salah satu cara untuk mendaki lebih tinggi."
Melihat penampilan Shivas yang seperti ini, Fandi ternyata memiliki semacam perasaan bahwa dia adalah ratu, benar-benar terasa cukup arogan!
Fandi adalah orang yang memiliki pemikiran yang cepat, setelah ia berpikir sejenak, kemudian berkata : "Aku dapat menerima kamu untuk berada di sisi aku, akan tetapi dengan tidak memiliki status. Kamu boleh membantu kakak ipar aku, karena aku juga tidak menyukai Julia, selain dari itu, apa pun tidak akan aku campuri. jika karena kamu mempengaruhi hubungan persaudaraan kami, aku akan menendangmu keluar!"
Shivas di dalam hatinya menarik nafas panjang, hasil ini masihlah termasuk tidak terlalu buruk, setidaknya Fandi sudah menganggukkan kepalanya.
Keluarga Shivas tidak termasuk begitu berkuasa, usahanya baru saja meningkat itu sudah cukup baginya.
Sebenarnya dia datang kemari mencari Fandi, masih memiliki alasan satu lagi yang belum ia katakan, itu adalah karena Keluarga Tan saat ini sedang mengalami serangan dari musuh dalam dunia bisnis mereka, memerlukan orang kuat yang dapat membantu mereka.
Kalau tidak hanya sebuah perasaan berjodoh yang kecil, tidak akan membuat ia dengan tidak bermoral seperti ini untuk melepaskan serangannya.
Wendi pun pulang, ia pulang pada saat Neva bertugas mengawasi dan pada saat Chelsi bertugas untuk memasak.
Saat membuka pintu kemudian melihat Wendi, Neva pun tertegun, dengan merasa bingung ia berkata : "Wendi, kamu mengapa telah kembali pulang?"
Wendi pun berkata dengan sedikit kecewa : "Kakak ipar, aku sudah tidak dapat tinggal di rumah itu lagi, ibu juga tidak membiarkanku pulang, maka dari itu aku hanya dapat datang kemari untuk menghindari bencana ini."
Neva pun mengerutkan alisnya, bencana ini jangan-jangan karena Wendi dan Gaoha berselisih lagi?
Dia pun membukakan pintu, membiarkan Wendi untuk masuk ke dalam, Wendi yang melihat Chelsi ada di dalam ruang tamu pun tertegn sejenak, ia pun berkata dengan tanpa menyangka : "Kamu bukankah merupakan bintang film itu? Merkel, Merkel apa itu? Berita gosip kamu yang terdahulu, yang diperbincangkan hingga dimana-mana!"
Chelsi pun tersenyum dengan sedikit canggung, kemudian berkata : "Nama aku adalah Chelsi, semuanya hanyalah permasalahan yang tidak pantas untuk diperhatikan, aku tidak memasukkannya ke dalam hati."
Setelah Chelsi selesai mengucapkan hal tersebut, Wendi pun melangkah dengan cepat ke sisi Chelsi, dengan tatapan yang memuja ia berkata : "Katakan sejujurnya, Kak Chelsi, kamu sebenarnya apakah benar-benar menabrak asisten dari Julia itu?"
Chelsi pun menghentikan senyumnya, pada saat ini Neva pun menyela dan berkata : "Wendi, apa yang sedang kamu katakan? Chelsi bukanlah orang yang seperti itu."
Mendengar Neva yang berkata demikian, dalam sekejap wajah Chelsi pun menunjukkan sorot kesepian, lalu berkata : "Haishh, hal itu sangatlah disayangkan. sebenarnya tidak perlu menabrak asisten dari Julia itu, akan lebih baik jika tabrak saja Julia itu, segala permasalahan yang ada pun akan langsung terselesaikan, kemudian langsung menutup mulut rapat-rapat."
Wendi pun mengatakan hal tersebut dengan penampilan yang acuh tak acuh, Neva dan Chelsi pun terkejut hingga menganga, kemudian saling memandang satu sama lain, Neva pun tertawa dengan merasa tidak enak dan berkata : "Chelsi, aku perkenalan terlebih dahulu, ini adalah adik perempuan dari Gandi yang bernama Wendi, satu-satunya tuan putri yang dimanjakan dirumah. Jika berbicara dia sedikit sembarangan, kamu jangan mempedulikannya."
Chelsi mendengar bahwa Wendi adalah orang yang begitu terus terang, dia pun tertawa dan berkata : "Begini juga bagus, berkata dengan jujur dan terus terang, tidak ada maksud jahat tertentu yang tersembunyi di dalamnya."
"Wendi, kamu duduklah dahulu, aku dan Chelsi akan memasak. Sebentar lagi akan kedatangan satu orang lagi, kita makan bersama-sama." Neva pun berkata sambil tersenyum.
Wendi baru saja duduk, akan tetapi dengan segera ia mengangkat bokongnya lagi dan berkata : "Kakak ipar, luka mu baru saja sembuh, tidak boleh memasak, aku akan membantumu untuk memasak."
Sambil berbicara, Wendi pun menarik Neva untuk duduk.
Akan tetapi Neva mengetahui permasalahan pribadi dari Wendi, dengan segera ia menarik Wendi dan berkata : "Kamu disini istirahatlah sebentar dengan baik, pada saat makan nanti, kamu harus menjelaskannya dengan baik-baik kepadaku, mengapa kamu tanpa persetujuan dari ibu, sudah pulang kemari."
Wendi saat mendengar akan dihakimi, dalam sekejap wajahnya menampilkan ekspresi yang sedih, dengan sedikit merasa tidak senang ia berkata : "Kakak ipar, apakah kamu juga tidak menyambut kedatangan aku?"
Penampilannya saat ini yang memajukan bibirnya dengan manja dan terlihat kasihan, membuat Neva tidak dapat menahan diri untuk menaikan ujung bibirnya, dengan ringan ia menyentuh dahi Wendi dan berkata : "Kamu jangan berpura-pura untuk dikasihani, permasalahan ini tidak dapat diabaikan begitu saja!"
Kedua orang itu pun kembali masuk ke dalam dapur, Neva akhirnya menyadari, semua hal mengenai selebriti yang serba bisa dalam hal-hal yang mendasar itu semua hanyalah kebohongan belaka.
Dengan kegigihan Chelsi, kedua orang itu pun memaksakan untuk membuat dua macam sayur.
Neva ingin turun tangan untuk membantu, akan tetapi Chelsi menjadikan kondisi Neva saat ini sebagai alasan untuk tidak cocok melakukan pekerjaan ini dan langsung menolaknya.
Untungnya pada saat membuat sayur ketiga, Emra pun datang.
Dia pun menggantikan Chelsi, makanan ini pun baru dapat selesai dibuat dengan lancar.
Semua orang yang ada di meja tersebut makan dengan bahagia, terakhir semuanya pun memegang perut masing-masing dan duduk di atas sofa.
Chelsi dan Emra di sisi lainnya sedang mendiskusikan mengenai pemotretan, Neva pun menggunakan kesempatan ini untuk menarik Wendi dan mengobrol dengan dirinya.
Wendi sedikit merasa bertentangan, lalu memajukan bibirnya dan berkata : "Kakak ipar, aku sudah sangat jengkel, jangan lagi menasehatiku."
Neva pun mengerutkan alisnya, dengan sabar ia berkata : "Wendi, kamu saat ini bukan sedang berada di rumah Keluarga Tirta. Kamu telah menikah, sudah menjadi istri dari Gaohan dan menjadi bagian dari keluarga Gao, bagaimana bisa mengatakan pergi dan langsung pergi begitu saja? Hal ini jika difoto dan dibuat menjadi gosip miring oleh paparazi dan semacamnya sebagai suami istri yang tidak harmonis, hal ini bagaimana mungkin bisa baik?"
Mata Wendi agak sedikit memerah, merasa tidak menerima ia pun berkata : "Aku juga tidak ingin seperti ini, akan tetapi permasalahan ibu Gaohan sungguhlah sangat banyak. Dengan mudahnya hanya karena hal sepele, maka langsung menuduhku melakukan hal ini tidak baik, melakukan hal itu tidak benar, tidak ada habis-habisnya, benar-benar menjengkelkan."
Neva perlahan-lahan menaruh tangannya di atas pundak Wendi, ia berkata menenangkannya : "Ini adalah perihal menjadi menantu dari orang lain, ada berapa banyak yang dapat sebahagia dan seberuntung seperti aku, begitu dilindungi dan dibela oleh ibu, permasalahan apa pun pasti menyalahkan kakak kedua mu yang tidak baik."
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiI'm Rich Man
HartantoCinta Dan Rahasia
JesslynNikah Tanpa Cinta
Laura WangUntouchable Love
Devil BuddyBeautiful Lady
ElsaSee You Next Time
Cherry BlossomCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip