Cinta Yang Dalam - Bab 238 Memalukan

Neva tidak memikirkan bahwa, Lexi akan mendorongnya.

Neva ingin membantahnya, tetapi ketika ingin berkata, dia pun merasa sangat sakit.

Gilbert juga tidak memikirkan akan menjadi seperti ini, lalu dia segera mendorong Lexi dan berkata: “Apakah kamu sudah gila?”

Lexi pun sangat beremosi, dia menjerit dan berkata: “Aku sudah gila? Wanita ini tidak menuruti perkataan kita, apakah kamu tidak melihatnya?”

Kemudian Gilbert pun menarik Neva dari atas lantai dan memapahnya untuk duduk di atas sofa.

Setelah menatap seorang pembantu, pembantu itu pun segera pergi mengambil kain hangat, untuk Neva.

“He, betapa pedulinya kamu terhadap wanita ini, apakah kamu mempunyai tujuan lain?”

Lexi melihat Gilbert tidak peduli terhadap dirinya, melainkan berperhatian kepada Neva dan dia pun menjadi sangat marah.

Gilbert pun merasa sedikit marah, karena perkataan yang dikatakan oleh Lexi sedikit tidak cocok.

Di ruang tamu ini masih terdapat empat orang pembantu, Lexi berkata dengan seperti ini bukannya membuat dirinya merasa malu?

“Kamu……”

“Kamu? Gilbert, ketika kamu mengejarku, aku hanya berusia delapan belas tahun dan kamu lebih besar sepuluh tahun dariku. Kenapa, saat ini tertarik dengan keponakanmu yang lebih kecil dua puluh tahun darimu?”

Ketika sedang beradu mulut, Lexi tidak pernah kalah.

Gilbert pertama kali menyadari bahwa, Lexi adalah orang yang kasar.

Tangan Gilbert bergemetaran dan pada akhirnya dia juga tidak berani untuk memarahi istrinya.

Setelah itu, terdapat seorang pengawal yang masuk dengan tergesa-gesa dan berkata: “Tuan, Tuan Tirta sudah datang……”

Pipi pengawal itu sudah membengkak dan terdapat jejak jari tangan.

Keadaan seperti ini, membuat Gilbert terkekeh di dalam hatinya dan dia pun bertanya: “Kenapa? Apa yang terjadi?”

Pengawal berkata: “Bukannya kamu mengatakan hari ini tidak peduli itu siapa yang datang, semuanya harus diperiksa dulu? Kemudian mereka pun……”

Setelah mengatakan ini, pintu villa pun sudah berhasil ditendang.

Sebuah aura kuat, yang seketika membuat Gilbert merasa tidak tenang.

Gilbert mengangkat tangannya dan menampar pengawal itu, setelah itu dia pun memarahinya: “Untuk apa aku merekrutmu? Pergi!”

Sambil berkata, Gilbert menendang pengawal itu dan menatapnya dengan memberi kode.

Kemudian pengawal itu bangkit, ketika berjalan melewati samping Gandi, Gandi pun berkata dengan dingin: “Tunggu!”

Tubuh pengawal itu bergemetaran dan dia pun menghentikan langkah kakinya.

Gandi menatap Gilbert dan wajah Gilbert pun menunjukkan keramahan yang harus dimiliki oleh seseorang orang tua: “Menantuku, kamu sudah datang, kenapa tidak mengatakannya terlebih dahulu?”

Gandi tidak menjawabnya, ketika melihat Neva yang sedang duduk di atas sofa dan kain di tangannya terdapat bekas darah, dia pun mengeryit.

“Apa yang terjadi?”

Perkataan ini menanyakan Neva dan juga pengawal itu.

Awalnya pengawal itu yang tidak takut dengan siapa pun seketika tubuhnya pun menjadi bergemetaran, setelah merasakan aura kuat Gandi.

“Tuan Tirta, Presdir Tirta, masalah, masalah ini, tidak berhubungan denganku, itu……”

Melihat Pengawal ini akan mengungkapkan semua ini merupakan ulah Lexi.

Gilbert pun menjadi sangat marah dan segera menjerit: “Segera keluarkan orang yang memalukan ini.”

Tiga pengawal lain yang dipanggil oleh Gilbert pun segera datang untuk mengeluarkan pengawal yang bergemetaran itu.

Gandi tidak berkata apa-apa dan berjalan ke depan. Gilbert pun langsung menuangkan secangkir teh kepadanya, tetapi Gandi mengabaikannya dan berdiri di samping Neva, lalu dia pun berkata: “Kenapa bisa luka?”

Ini adalah kedua kalinya Gandi bertanya, di atas lantai penuh dengan bercak-bercak darah dan dapat dipastikan bahwa Neva tadi terjatuh ke atas lantai.

Tetapi lantai di ruang tamu adalah lantai marmer, Neva juga tidak meluncur di atas lantai, bagaimana mungkin dia akan terjatuh?

Neva mengerutkan bibirnya, dia masih belum berkata dan Lexi yang ada di samping pun segera berkata: “Gandi, Neva tadi tidak sengaja, dia berjalan dengan tergesa-gesa dan dia pun terpeleset di ruang tamu! Kamu duduk, duduk dulu, aku pergi menyiapkan makan siang dulu, nanti siang jangan pulang dulu.”

Ketika menghadapi Neva, Lexi menunjukkan sikap yang sangat sombong.

Tetapi ketika menghadapi Gandi, Lexi pun merasa sedikit takut, bagaimanapun aura dan identitas pria ini tidak dapat dilawan oleh dirinya sama sekali.

Gandi tidak mengangkat kepalanya, seolah-olah di dalam rumah ini, hanya terdapat dirinya dan Neva.

Lexi diabaikan, dia merasa marah, tetapi dia sudah tidak berani untuk bersikap sombong seperti tadi lagi.

Gilbert menatap Lexi, agar dia pergi dulu.

“Kalian berbicara dulu, aku pergi ke dapur.”

Setelah selesai berkata, Lexi pun berjalan dengan cepat menuju ke dalam dapur, biasanya dia yang tidak pernah takut dengan siapa pun, kali ini pun berkeringat dan merasa tidak tenang.

Lexi memaki Neva di dalam hati, wanita ini pasti sengaja melakukan semua ini.

Pulang untuk memancing emosi dirinya terlebih dahulu, setelah itu baru menyuruh Gandi untuk datang dan memperlihatkan kekuasaannya.

Kemudian Gilbert pun berkata: “Gandi, kamu duduk dulu! Anggap saja ini adalah rumahmu.”

Gandi tetap saja tidak mengatakan apa pun dan wajah Gilbert juga terlihat sedikit canggung.

Lalu Gilbert menatap pembantu yang ada di ruang tamu dan berkata: “Masih berdiri di sana untuk apa? Segera menggantikan kain untuk Nona pertama?”

Pembantu itu pun menurutinya dan pada waktu yang sama, Gilbert juga membungkuk untuk menuangkan teh kepada Gandi dan Neva.

Neva pun melihat ekspresi Gilbert yang terlihat dengan penuh kasih sayang.

Neva tersenyum, dia merasa ini adalah sebuah ejekan.

Sejak kapan, dirinya menjadi Nona pertama?

Ketika sedang tersenyum, Neva pun merasa sakit dan senyumannya pun menjadi agak kaku.

Tidak lama kemudian, pembantu itu datang dan memberikan kain kepada Neva, setelah itu Neva pun berkata: “Ambilkan cermin!”

Pembantu itu tidak langsung menuruti perkataan Neva, melainkan menatap Gilbert.

Amarah Gilbert masih belum dilampiaskan, melihat pembantu itu menatap dirinya, dia pun menjadi lebih marah lagi dan berkata: “Untuk apa menatapku? Apakah kalian tidak mendengar perkataan Nona pertama?”

“Memang tidak berguna, segera keluarkan dia!”

Pengawal yang tadi lagi, mereka pun memberanikan diri untuk masuk.

Pembantu itu merasa sangat takut, baru saja dia ingin meminta pengampunan, dia pun mendengar wanita di sampingnya yang disebut dengan Nona pertama berkata: “Dia hanya agak cemas, tidak perlu memperlakukannya dengan seperti ini, pergi mengambil cermin!”

Saat ini Gandi berada di sini, tentu saja semua hal harus menuruti keinginan Gandi dan Neva.

Gilbert pun mengedipkan matanya, agar beberapa pengawal itu pergi, pembantu itu juga segera pergi mengambil cermin untuk Neva.

Tatapan berterima kasih di dalam matanya, membuat Neva merasa sedih.

Pembantu ini Neva mengingatnya, ketika tadi dirinya masuk, pembantu itu memperlakukan dirinya dengan sombong dan sama sekali tidak menganggap dirinya adalah orang Keluarga Aska.

Tetapi keadaan tadi dan saat ini sudah berbeda, saat ini dirinya dapat menyelamatkannya.

Sikap pembantu itu pun langsung berubah dan dia juga meminta pengampunan kepada Neva.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu