Cinta Yang Dalam - Bab 134 Kontrak

Setelah mendengar kata-kata Gandi, mulut Neva terbuka dengan terkejut, kedua mata besarnya yang imut terlihat seperti mau jatuh: "Tuan... Tuan Tirta, aku.... merasa ini tidak sesuai!"

Neva berkata dengan gugup, dia bukan tipe gadis yang tidak memiliki wawasan.

Dia sudah pernah mendengar banyak masalah pasangan mandi bersama, dia sendiri juga tidak membantah hal itu.

Kalau pasangan yang normal, masalah seperti ini bisa saja sering ada.

Tetapi, Neva dan Gandi adalah suami istri tidak normal yang memiliki kontrak!

Gandi mengerutkan alisnya, ekspresinya langsung menggelap: "Apakah kamu bukan istri aku?"

Neva melamun sejenak dan melirik ke Gandi dengan cepat, tatapan dia yang tajam itu membuat Neva sama sekali tidak berani menatapnya dengan terus terang.

Neva berkata dengan lembut: "Iya...."

"Kalau begitu kamu masih menunggu apa?" Setelah berkata, Gandi langsung memegang tangan Neva dan menarik dia ke dalam toilet.

Neva berusaha membantah, tetapi dia takut Gandi menggunakan satu tangannya lagi untuk menahan dia, takutnya luka dia merobek lagi nanti.

Lupakan saja, bukannya hanya masalah kecil saja?

Dia adalah ayahnya Nana, melakukan hal seperti ini dengan dia juga sudah bukan pertama kali, Neva hanya berharap Gandi bisa bersikap agak lembut.

Gandi menekan tombol untuk melepaskan air hangat, kemudian menoleh ke Neva: "Lepaskan bajumu!"

Kedua tangan Neva bergerak dengan gugup, setelah meragu beberapa menit, merasa tatapan Gandi sudah menjadi semakin tidak sabar, Neva akhrinya hanya bisa menurut dan melepaskan cheongsamnya.

Ini adalah pertama kali Neva menghadapi Gandi dengan kondisi hanya mengenakan baju dan celana dalam pada saat mereka berdua itu sadar diri. Wajah Neva memerah lagi dan kedua kakinya merapat secara refleks.

Ini juga merupakan pertama kali Gandi memperhatikan bentuk tubuh Neva secara serius, kulit dia sangat putih dan lembut. Setiap kali menyentuh Neva, bagi tangan Gandi adalah sebuah kenikmatan fisik.

Sementara penampilan Neva yang malu sekarang juga membuat nafsu di dalam tubuh Gandi terasa semakin kuat.

Tangan Gandi yang tidak terluka bergerak ke dada Neva dengan lembut.

Neva ingin mengangkat tangannya dan menghalang, tetapi batuk Gandi membuat dia langsung berhenti gerak dan berdiri dengan tegak.

Tangan Gandi mengulur ke dalam baju dalam Neva dan mencubit dengan lembut.

Gerakan ini membuat tubuh Neva bergetar, dia merasa dirinya sudah lemas dan tidak bisa berdiri.

Gandi mengerti titik sensitif Neva di mana, jadi tangannya bergerak secara perlahan, menikmati kulit Neva yang putih dan lembut.

Untuk mandi, sama saja. Bahkan bisa dilakukan secara bersamaan.

Neva merasa kesusahan karena sentuhan Gandi, reaksi tubuhnya membuat dia malu sampai ingin menggali lubang dan bersembunyi di dalam.

Tubuh Neva sudah memerah, terlihat seperti apel yang sudah matang dan sedang menunggu Gandi memetiknya.

"Tuan, Tuan Tirta...."

Suara Neva bergetar dan mencakup sedikit unsur manja dan imut.

Gandi berhenti bergerak: "Katakan!"

"Itu, apakah boleh jangan begitu.. aku.. aku merasa... sedikit kesusahan" Neva memberanikan dirinya untuk berkata, meskipun dia tahu kata-katanya memiliki resiko membuat Gandi marah.

Disentuh Gandi sesuka hati dengan posisi berdiri membuat Neva merasa malu dan terhina.

Dia merasa dirinya itu mainan Gandi yang dipermainkan sesuka hati.

Gandi merasa dirinya telah mendengar sebuah lelucon, dia bisa merasa kesusahan?

Berpikir tentang tatapan orang-orang tadi, berpikir tentang dokumen yang pernah menyatakan bahwa Neva menyukai berhubungan dengan banyak orang, Gandi merasa wanita ini benar-benar sangat pandai berpura-pura.

"Kamu bisa merasa kesusahan? Waktu berhubungan dengan banyak orang juga begitu? Waktu itu kamu meniduri mereka satu per satu kan? Aku mendengar paling banyak bisa menjadi belasan orang bersamaan. Apakah kamu masih bisa bangun pada besok harinya?"

Kata-kata Gandi yang terus terang, nada suaranya yang penuh penghinaan membuat hati Neva terasa seperti dipotong menjadi dia, dioles air garam panas, Neva merasa sangat sakit hati.

Hati Neva terasa dingin, tiba-tiba dia memiliki perasaan seperti terjauh ke dalam gua es.

Ternyata semua tingkah laku pria ini itu demi mempermalukan dia!

Mata Neva sudah terasa basah, dia memaksa dirinya untuk menahan agar air matanya tidak jauh.

Neva tahu, mau apa pun yang dia lakukan, Gandi tidak akan mengasihani dia, malahan dia akan merasa Neva itu sedang akting.

"Kenapa? Tidak puas?" Gandi menyentuh Isyana dengan lembut, kemudian memperat pegangannya sampai Neva hampir teriak dengan kesakitan.

"Aku tidak ada...." Neva berkata.

"Apakah kamu tahu? Kamu adalah tipe wanita pelakor yang paling pandai menggoda orang?" Semakin berpikir, Gandi merasa semakin marah. Kalau dirinya tidak ada, Gendut Guo itu sudah memperkosa Neva tadi.

Neva itu memiliki pesona apa sampai pria berpengalaman seperti gendut Guo pun berminat kepadanya?

Tidak perlu berpikir banyak, Neva pasti pergi menggodanya waktu dia sedang bermain mahjong sini.

Pada saat Gandi berpikir sampai sini, kebetulan suara ding berdering, menandakan air telah penuh. Gandi berkata 'ikuti aku' kemudian berbaring ke dalam bak mandi.

Bak mandi ini adalah bak mandi tipe tunggal, setelah Gandi masuk ke dalam, sana sudah tidak ada tempat untuk Neva lagi.

Neva berdiri di depan Gandi begitu saja, dia ingin menundukkan kepalanya tetapi tidak berani.

Karena sebelum masuk ke dalam bak mandi, Gandi sudah melepaskan pakaian terakhir yang dia pakai.

"Kamu juga masuk ke sini!" Gandi berkata.

Neva mengangguk, pada saat dia mau melangkah, Gandi pun menepuknya dengan air.

"Kamu bisa masuk dengan berpakaian seperti ini?"

Gandi berkata dengan marah. Dia merasa Neva itu sedang sengaja membuat dia marah.

Kalau dia marah, Neva akan merasa agak nyaman.

Tubuh Neva bergetar: "Tuan Tirta, kalau tidak...."

Sebelum dia selesai berkata, Gandi sudah memotongnya dengan suara marah: "Tidak ada kalau, kalau kamu masih tawar menawar dengan aku, aku akan membuat kamu tidak bisa turun dari tempat tidur selama 1 bulan!"

Neva tentu saja mengerti apa maksud pria ini.

Pria ini tidak sedang mengancam dengan omong kosong, dia benar-benar memiliki kemampuan ini.

Neva menahan rasa terhina dan melepaskan semua pakaian dalamnya, sementara di dalam bak mandi sudah tidak ada tempat untuk dia.

Jadi Neva hanya bisa berdiri di depan Gandi dengan kondisi telanjang, membiarkan dia menatapnya dari atas sampai bawah.

"Kamu sedang melakukan apa? Berkibar bendera?" Gandi berkata.

Neva tidak tahu dirinya harus melakukan apa untuk memuaskan Gandi, jadi dia pun berkata: "Aku.... bak mandi ini terlalu kecil, tidak ada tempat untuk aku...."

Suara Neva sudah terdengar seperti ingin menangis. Dia tidak tahu dirinya salah membuat apa sampai Gandi mau memperlakukan dia seperti itu.

Hanya saja, Neva tidak tahu kalau dia semakin bersikap begitu, kemarahan Gandi akan semakin meninggi.

Gandi berkata dengan ekspresi gelap: "Duduk di sini!"

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu