Cinta Yang Dalam - Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih

Winda melihat Gandi keluar dari ruangan, lalu berbelok di tangga.

Pria ini, sudah mau makan saja tidak tenang, banyak sekali masalahnya!

Tetapi setelah beberapa saat, suara biola berhenti.

Lagu merdu bergema di lantai dua.

Nadanya indah dan lembut, telinga orang yang mendengarnya akan sangat nyaman.

Winda merasa lagu ini sangat familiar, setelah memikirkannya beberapa saat, dia baru ingat ini lagu pernikahan dalam mimpi.

Dia mengangkat matanya, menatap pria yang menundukkan kepalanya dengan serius di depan piano di atas panggung.

Setiap gerakannya, menghasilkan nada yang lebih baik.

Winda tertegun sejenak, gelas di tangannya tergelincir ke meja makan tanpa disadari.

Untungnya, terhalang oleh sumpit dan tidak terguling ke tanah.

Winda sangat terkejut atau mungkin, saat ini dia ingin memberi tahu seseorang kenapa bisa begitu mencolok.

Dia penasaran apa yang dilakukan Gandi tiba-tiba keluar, tetapi pria yang berada di atas panggung sekarang, memainkan piano dengan serius, memberitahunya dengan tindakan.

Lagu ini dimainkan untuk siapa?

Mungkin orang-orang yang hadir di lantai dua tidak tahu, tetapi Winda tahu betul.

Gandi sedang mengatakan isi hatinya sendiri kepadanya.

Karena dipisahkan oleh kaca, Winda tidak bisa melihat Gandi dengan jelas. Hanya bisa melihatnya mengangkat kepala dan tatapannya tidak teralihkan, setiap ekspresi melihat ke sisi ruangan Winda.

Telinga yang dipenuhi dengan suara piano yang merdu, membuat Winda memejamkan mata, menikmati suara yang langka ini.

Winda tahu Gandi serba bisa, terlebih beberapa kali dia bisa melakukan sesuatu yang mengejutkan Winda.

Tetapi Winda tidak menyangka, Gandi serba bisa sampai bisa memainkan piano. Apakah ini artinya pria ini juga jago bermain catur, kaligrafi dan melukis?

Saat ini adalah pilihan terbaik untuk tidak berpikir sembarangan, melainkan menutup mata dan mendengarkan musik yang membuat telinga orang nyaman.

Dalam alunan suara piano yang merdu ini, Winda memejamkan mata dan larut dalam alunan musik ini.

Setiap nada yang dimainkan Gandi akan lewat dipikirannya berulang kali.

Hingga lagunya berakhir, tepuk tangan meriah terdengar di seluruh lantai dua yang menunjukkan betapa populernya Gandi.

Mereka yang makan di sekitar panggung tidak membiarkan Gandi turun.

Terutama gadis-gadis muda itu, seolah bisa digambarkan dengan kata main tangan, menggunakan segala macam cara agar Gandi tidak turun, membiarkannya memainkan sebuah lagu lagi.

Namun, Gandi hanya tersenyum, sikapnya sangat tegas dan hanya menggelengkan kepala.

Ini membuat gadis yang menantikannya tiba-tiba merasa kecewa.

Gandi masuk ke dalam ruangan Winda tanpa ekspresi.

“Tuan Gandi, tidak kelihatan kamu serba bisa!”

Begitu Gandi masuk, Winda tidak tahan untuk memujinya.

Mendengar pujian orang luar dengan mendengar pujian dari wanita tercinta memang berbeda.

Sudut mulut Gandi sedikit terangkat “Apakah kamu menyukainya?”

Winda tertegun sejenak, mengerutkan bibirnya dan tanpa sadar mengatakan tidak menyukainya.

Tetapi tidak tahu mengapa, dia mengingat telepon Gandi sebelumnya.

Dia yang di telepon sepertinya marah karena sikapnya?

Saat itu dia tidak menyadarinya, tetapi setelah telepon ditutup, Winda baru sadar.

Pria ini benar-benar pemarah!

Pada akhirnya, dia hanya mengangguk sedikit. Menggunakan sedikit gerakan untuk menunjukkan dirinya puas.

Dan senyuman di sudut mulut Gandi menjadi lebih besar, karena tindakan Winda.

Wanita ini terkadang cukup menarik!

Tetapi di detik berikutnya, pemikirannya ini dipatahkan oleh perkataan Winda.

Winda memandangi gadis-gadis muda di luar jendela yang kehilangan selera setelah dikejutkan oleh penampilan Gandi, lalu sedikit menggoda “Tuan Gandi sangat tidak berperasaan ya, gadis-gadis ini sangat mengharapkan kamu memainkan lagu lain. Tetapi kamu malah menolak tanpa ragu!”

Ucapan Winda membawa sedikit sindiran.

Namun, kelengkungan senyum Gandi semakin membesar.

Terkadang seseorang tidak bisa merasakan perubahan emosional dalam dirinya hingga menyebabkan ekspresinya juga berubah.

Wajah Winda seolah bertuliskan kata cemburu.

Sikapnya ini membuat Gandi sangat bahagia.

Wanita ini berhati besi!

“Itu lagu cinta, tentu saja hanya bisa dimainkan untuk orang yang ada di hatiku.”Jawab Gandi dengan wajar.

Setelah Winda mendengar perkataan Gandi, tiba-tiba ia tertegun.

Lagu cinta? Dimainkan untuk orang yang ada di hatinya?

Sekarang di lantai dua, hanya dia dan Gandi yang mengenal satu sama lain.

Meskipun mengerti apa yang dia katakan, pertunjukan barusan ditujukan kepada dirinya.

Entah kenapa, Windah ingin memastikannya lagi.

“Tuan Gandi, siapa orang yang ada di hatimu! Sangat beruntung sekali, aku juga iri.”

Winda pura-pura bertanya dengan santai, tetapi tangannya tanpa sadar menggenggam pakaiannya, menunjukkan ketegangan yang tenang.

Jelas-jelas Gandi melihat wanita di depannya gelisah, tetapi dia sengaja bersikap tenang dan sudut mulutnya terangkat sampai ke langit.

“Menurutmu?”

“Aku tidak tahu.”

“Kalau begitu tidak tahu!”

Begitu kata-kata Gandi diucapkan, Winda memandang pria itu dengan ekspresi yang luar biasa.

Bagaimana memainkan trik ini?

Menurut pernyataan yang ada di internet, bukankah seharusnya aku yang mengatakan tidak tahu dan dia seharusnya memberitahuku?

Tetapi pandangannya diganti dengan sebuah senyum Gandi.

Pria ini benar-benar terlihat sangat ganteng.

Sayangnya, Winda tidak terjebak dengan trik ini.

“Tuan Gandi tidak ingin mengatakannya, kalau begitu tidak usah dikatakan, Winda tidak akan mempersulitmu.”

Untuk mencegah Gandi terus bermain trik, Winda langsung memotong jalan belakang Gandi.

“Makanlah!” Gandi terdiam beberapa saat, ketika Winda sedang bingung mempertimbangkan apakah dirinya perlu kabur, Gandi akhirnya berbicara.

Winda menghela nafas lega, ia tahu dirinya telah lolos dari serangan emosional pria ini.

Sambil makan, pikirannya terus memikirkan lagu itu dan tampang Gandi yang serius memainkan piano.

Banyak yang mengatakan pria yang serius akan terlihat sangat tampan, dulu Winda tidak percaya dengan ucapan ini.

Baginya, pria ini tampan atau tidak, bukankah ini semua karena didikan orang tuanya?

Tetapi lagu cinta Gandi dan tampangnya yang serius, meninggalkan bekas yang dalam di hati Winda.

Winda yang dulu, sangat jarang mendengarkan lagu.

Terutama pertunjukan opera di Australia, selama dua tahun di Australia, ketika ada waktu istirahat, Riana akan membawa Winda ke sana.

Setelah beberapa saat, meskipun belum pernah memakan daging babi, tetapi pernah melihat babi berlarian.

Pelan-pelan Winda menjadi tertarik pada alat musik.

Jadi, ketika Gandi memainkan lagu hari ini, dia hanya berpikir dan mengerti asal usul karya ini.

Pria ini memainkan lagu untuk dirinya, takutnya lagu ini memiliki makna yang lebih dalam, Gandi tidak mengatakannya, semua orang juga mengerti.

Winda terdiam, tidak menggerakkan sumpitnya, makanan di atas meja sudah sedikit dingin.

Gandi tidak lanjut makan kecuali beberapa suap pertama.

Dia memandang Winda, wanita yang pernah membuatnya memikirkannya.

Sejujurnya, wanita ini tidak bisa dianggap memukau. Tetapi melampaui kecantikan rata-rata. Yang dimiliki Winda adalah aura.

Melihat Winda bengong, Gandi tidak memanggilnya.

Selama dua tahun ini, Gandi berpikir ingin melakukan sesuatu untuknya, tetapi tidak pernah ada kesemapatan.

Dan sekarang, akhirnya dia mempunyai kesempatan, jadi ia ingin melakukan semua yang ingin dia lakukan dan apa yang harus dilakukan sepasang kekasih lakukan, semuanya akan dilakukan pada wanita ini.

Dia yang dulu berhutang terlalu banyak pada wanita ini.

Dan sekarang, saatnya dia menebusnya.

Biarkan kenangan indah ini menggantikan semua masa lalu yang buruk itu.

Gandi tidak menyalahkannya tidak pernah mengingat dirinya.

Ketenangan selama dua tahun terakhir ini, membuat Gandi belajar untuk berempati.

Demikian pula, kalau dia berada di posisinya, mungkin akan menjaga jarak.

Jadi, Winda yang amnesia saat ini, sama saja dengan memberikan kedua pihak kesempatan.

Hanya karena penampilan Gandi memainkan piano, membuatnya mencapai puncak.

Dan penampilan Gandi setelah dia turun, benar-benar menarik perhatian Winda.

Oleh karena itu, saat makan, Gandi mengingatkan Winda beberapa kali agar tidak membiarkannya memasukkan makanan ke lubang hidungnya.

Keadaan ini terjadi beberapa kali, hingga akhirnya wajah Winda yang memerah kembali seperti semula.

Karena terus bengong, bagi orang lain, ini tindakan yang tidak sopan.

Setelah makan, Winda memanggil pelayan untuk membayar tagihan.

Pelayan itu memandang Gandi dengan sedikit malu, Setelah melihat Gandi tidak bergerak, dia berkata “Nona, pacarmu sudah membayarnya.”

“Dia……” Winda ingin menjelaskan hubungannya dengan Gandi.

Tetapi Gandi melambaikan tangannya, menunjukkan pelayan itu sudah bisa keluar.

Pelayan dengan cepat melangkah mundur seolah takut mendengar penjelasan Winda.

“Tuan Gandi, bukankah makan hari ini aku yang traktir?”

Winda masih ingat makan sebelumnya, Gandi mengatakan makan kali ini dibayar masing-masing.

Melihat wanita di depannya masih tidak melupakan dendam lama, Gandi tersenyum main-main di sudut mulutnya dan mengeluarkan dua tiket nonton bioskop dari sakunya “Makan kali ini aku yang traktir, dengan begitu aku memiliki kesempatan agar Nona Winda menemaniku menonton film!”

Winda tercengang, seolah belum sadar dari perkataan Gandi.

Setelah beberapa saat, dia tersadar.

Tidak disangka, Presdir Grup Tirta menggunakan kesempatan makan kali ini untuk menyenangkan dirinya.

Dan tujuan akhirnya adalah meminta dirinya untuk menemaninya menonton film.

Ini seperti hal yang terjadi di antara sepasang kekasih!

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu