Cinta Yang Dalam - Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
Winda melihat Gandi keluar dari ruangan, lalu berbelok di tangga.
Pria ini, sudah mau makan saja tidak tenang, banyak sekali masalahnya!
Tetapi setelah beberapa saat, suara biola berhenti.
Lagu merdu bergema di lantai dua.
Nadanya indah dan lembut, telinga orang yang mendengarnya akan sangat nyaman.
Winda merasa lagu ini sangat familiar, setelah memikirkannya beberapa saat, dia baru ingat ini lagu pernikahan dalam mimpi.
Dia mengangkat matanya, menatap pria yang menundukkan kepalanya dengan serius di depan piano di atas panggung.
Setiap gerakannya, menghasilkan nada yang lebih baik.
Winda tertegun sejenak, gelas di tangannya tergelincir ke meja makan tanpa disadari.
Untungnya, terhalang oleh sumpit dan tidak terguling ke tanah.
Winda sangat terkejut atau mungkin, saat ini dia ingin memberi tahu seseorang kenapa bisa begitu mencolok.
Dia penasaran apa yang dilakukan Gandi tiba-tiba keluar, tetapi pria yang berada di atas panggung sekarang, memainkan piano dengan serius, memberitahunya dengan tindakan.
Lagu ini dimainkan untuk siapa?
Mungkin orang-orang yang hadir di lantai dua tidak tahu, tetapi Winda tahu betul.
Gandi sedang mengatakan isi hatinya sendiri kepadanya.
Karena dipisahkan oleh kaca, Winda tidak bisa melihat Gandi dengan jelas. Hanya bisa melihatnya mengangkat kepala dan tatapannya tidak teralihkan, setiap ekspresi melihat ke sisi ruangan Winda.
Telinga yang dipenuhi dengan suara piano yang merdu, membuat Winda memejamkan mata, menikmati suara yang langka ini.
Winda tahu Gandi serba bisa, terlebih beberapa kali dia bisa melakukan sesuatu yang mengejutkan Winda.
Tetapi Winda tidak menyangka, Gandi serba bisa sampai bisa memainkan piano. Apakah ini artinya pria ini juga jago bermain catur, kaligrafi dan melukis?
Saat ini adalah pilihan terbaik untuk tidak berpikir sembarangan, melainkan menutup mata dan mendengarkan musik yang membuat telinga orang nyaman.
Dalam alunan suara piano yang merdu ini, Winda memejamkan mata dan larut dalam alunan musik ini.
Setiap nada yang dimainkan Gandi akan lewat dipikirannya berulang kali.
Hingga lagunya berakhir, tepuk tangan meriah terdengar di seluruh lantai dua yang menunjukkan betapa populernya Gandi.
Mereka yang makan di sekitar panggung tidak membiarkan Gandi turun.
Terutama gadis-gadis muda itu, seolah bisa digambarkan dengan kata main tangan, menggunakan segala macam cara agar Gandi tidak turun, membiarkannya memainkan sebuah lagu lagi.
Namun, Gandi hanya tersenyum, sikapnya sangat tegas dan hanya menggelengkan kepala.
Ini membuat gadis yang menantikannya tiba-tiba merasa kecewa.
Gandi masuk ke dalam ruangan Winda tanpa ekspresi.
“Tuan Gandi, tidak kelihatan kamu serba bisa!”
Begitu Gandi masuk, Winda tidak tahan untuk memujinya.
Mendengar pujian orang luar dengan mendengar pujian dari wanita tercinta memang berbeda.
Sudut mulut Gandi sedikit terangkat “Apakah kamu menyukainya?”
Winda tertegun sejenak, mengerutkan bibirnya dan tanpa sadar mengatakan tidak menyukainya.
Tetapi tidak tahu mengapa, dia mengingat telepon Gandi sebelumnya.
Dia yang di telepon sepertinya marah karena sikapnya?
Saat itu dia tidak menyadarinya, tetapi setelah telepon ditutup, Winda baru sadar.
Pria ini benar-benar pemarah!
Pada akhirnya, dia hanya mengangguk sedikit. Menggunakan sedikit gerakan untuk menunjukkan dirinya puas.
Dan senyuman di sudut mulut Gandi menjadi lebih besar, karena tindakan Winda.
Wanita ini terkadang cukup menarik!
Tetapi di detik berikutnya, pemikirannya ini dipatahkan oleh perkataan Winda.
Winda memandangi gadis-gadis muda di luar jendela yang kehilangan selera setelah dikejutkan oleh penampilan Gandi, lalu sedikit menggoda “Tuan Gandi sangat tidak berperasaan ya, gadis-gadis ini sangat mengharapkan kamu memainkan lagu lain. Tetapi kamu malah menolak tanpa ragu!”
Ucapan Winda membawa sedikit sindiran.
Namun, kelengkungan senyum Gandi semakin membesar.
Terkadang seseorang tidak bisa merasakan perubahan emosional dalam dirinya hingga menyebabkan ekspresinya juga berubah.
Wajah Winda seolah bertuliskan kata cemburu.
Sikapnya ini membuat Gandi sangat bahagia.
Wanita ini berhati besi!
“Itu lagu cinta, tentu saja hanya bisa dimainkan untuk orang yang ada di hatiku.”Jawab Gandi dengan wajar.
Setelah Winda mendengar perkataan Gandi, tiba-tiba ia tertegun.
Lagu cinta? Dimainkan untuk orang yang ada di hatinya?
Sekarang di lantai dua, hanya dia dan Gandi yang mengenal satu sama lain.
Meskipun mengerti apa yang dia katakan, pertunjukan barusan ditujukan kepada dirinya.
Entah kenapa, Windah ingin memastikannya lagi.
“Tuan Gandi, siapa orang yang ada di hatimu! Sangat beruntung sekali, aku juga iri.”
Winda pura-pura bertanya dengan santai, tetapi tangannya tanpa sadar menggenggam pakaiannya, menunjukkan ketegangan yang tenang.
Jelas-jelas Gandi melihat wanita di depannya gelisah, tetapi dia sengaja bersikap tenang dan sudut mulutnya terangkat sampai ke langit.
“Menurutmu?”
“Aku tidak tahu.”
“Kalau begitu tidak tahu!”
Begitu kata-kata Gandi diucapkan, Winda memandang pria itu dengan ekspresi yang luar biasa.
Bagaimana memainkan trik ini?
Menurut pernyataan yang ada di internet, bukankah seharusnya aku yang mengatakan tidak tahu dan dia seharusnya memberitahuku?
Tetapi pandangannya diganti dengan sebuah senyum Gandi.
Pria ini benar-benar terlihat sangat ganteng.
Sayangnya, Winda tidak terjebak dengan trik ini.
“Tuan Gandi tidak ingin mengatakannya, kalau begitu tidak usah dikatakan, Winda tidak akan mempersulitmu.”
Untuk mencegah Gandi terus bermain trik, Winda langsung memotong jalan belakang Gandi.
“Makanlah!” Gandi terdiam beberapa saat, ketika Winda sedang bingung mempertimbangkan apakah dirinya perlu kabur, Gandi akhirnya berbicara.
Winda menghela nafas lega, ia tahu dirinya telah lolos dari serangan emosional pria ini.
Sambil makan, pikirannya terus memikirkan lagu itu dan tampang Gandi yang serius memainkan piano.
Banyak yang mengatakan pria yang serius akan terlihat sangat tampan, dulu Winda tidak percaya dengan ucapan ini.
Baginya, pria ini tampan atau tidak, bukankah ini semua karena didikan orang tuanya?
Tetapi lagu cinta Gandi dan tampangnya yang serius, meninggalkan bekas yang dalam di hati Winda.
Winda yang dulu, sangat jarang mendengarkan lagu.
Terutama pertunjukan opera di Australia, selama dua tahun di Australia, ketika ada waktu istirahat, Riana akan membawa Winda ke sana.
Setelah beberapa saat, meskipun belum pernah memakan daging babi, tetapi pernah melihat babi berlarian.
Pelan-pelan Winda menjadi tertarik pada alat musik.
Jadi, ketika Gandi memainkan lagu hari ini, dia hanya berpikir dan mengerti asal usul karya ini.
Pria ini memainkan lagu untuk dirinya, takutnya lagu ini memiliki makna yang lebih dalam, Gandi tidak mengatakannya, semua orang juga mengerti.
Winda terdiam, tidak menggerakkan sumpitnya, makanan di atas meja sudah sedikit dingin.
Gandi tidak lanjut makan kecuali beberapa suap pertama.
Dia memandang Winda, wanita yang pernah membuatnya memikirkannya.
Sejujurnya, wanita ini tidak bisa dianggap memukau. Tetapi melampaui kecantikan rata-rata. Yang dimiliki Winda adalah aura.
Melihat Winda bengong, Gandi tidak memanggilnya.
Selama dua tahun ini, Gandi berpikir ingin melakukan sesuatu untuknya, tetapi tidak pernah ada kesemapatan.
Dan sekarang, akhirnya dia mempunyai kesempatan, jadi ia ingin melakukan semua yang ingin dia lakukan dan apa yang harus dilakukan sepasang kekasih lakukan, semuanya akan dilakukan pada wanita ini.
Dia yang dulu berhutang terlalu banyak pada wanita ini.
Dan sekarang, saatnya dia menebusnya.
Biarkan kenangan indah ini menggantikan semua masa lalu yang buruk itu.
Gandi tidak menyalahkannya tidak pernah mengingat dirinya.
Ketenangan selama dua tahun terakhir ini, membuat Gandi belajar untuk berempati.
Demikian pula, kalau dia berada di posisinya, mungkin akan menjaga jarak.
Jadi, Winda yang amnesia saat ini, sama saja dengan memberikan kedua pihak kesempatan.
Hanya karena penampilan Gandi memainkan piano, membuatnya mencapai puncak.
Dan penampilan Gandi setelah dia turun, benar-benar menarik perhatian Winda.
Oleh karena itu, saat makan, Gandi mengingatkan Winda beberapa kali agar tidak membiarkannya memasukkan makanan ke lubang hidungnya.
Keadaan ini terjadi beberapa kali, hingga akhirnya wajah Winda yang memerah kembali seperti semula.
Karena terus bengong, bagi orang lain, ini tindakan yang tidak sopan.
Setelah makan, Winda memanggil pelayan untuk membayar tagihan.
Pelayan itu memandang Gandi dengan sedikit malu, Setelah melihat Gandi tidak bergerak, dia berkata “Nona, pacarmu sudah membayarnya.”
“Dia……” Winda ingin menjelaskan hubungannya dengan Gandi.
Tetapi Gandi melambaikan tangannya, menunjukkan pelayan itu sudah bisa keluar.
Pelayan dengan cepat melangkah mundur seolah takut mendengar penjelasan Winda.
“Tuan Gandi, bukankah makan hari ini aku yang traktir?”
Winda masih ingat makan sebelumnya, Gandi mengatakan makan kali ini dibayar masing-masing.
Melihat wanita di depannya masih tidak melupakan dendam lama, Gandi tersenyum main-main di sudut mulutnya dan mengeluarkan dua tiket nonton bioskop dari sakunya “Makan kali ini aku yang traktir, dengan begitu aku memiliki kesempatan agar Nona Winda menemaniku menonton film!”
Winda tercengang, seolah belum sadar dari perkataan Gandi.
Setelah beberapa saat, dia tersadar.
Tidak disangka, Presdir Grup Tirta menggunakan kesempatan makan kali ini untuk menyenangkan dirinya.
Dan tujuan akhirnya adalah meminta dirinya untuk menemaninya menonton film.
Ini seperti hal yang terjadi di antara sepasang kekasih!
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesSomeday Unexpected Love
AlexanderUntouchable Love
Devil BuddyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeDewa Perang Greget
Budi MaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip