Cinta Yang Dalam - Bab 239 Dukungan

Lexi dari tadi memperhatikan apa yang terjadi di dalam ruang tamu, mendengar Neva berani untuk membantah perkataan Gilbert.

Lexi pun merasa sangat marah dan dia memukul talenan, dasar wanita tidak tahu malu, apakah benar-benar merasa dirinya sudah memiliki orang yang dapat diandalkan?

Setelah itu, Lexi menyajikan dua piring buah ke atas meja di ruang tamu dan berkata: “Gandi, Neva, makan buah? Cuaca saat ini agak kering, kita harus mengonsumsi buah yang lebih banyak agar menambah vitamin kita.”

Gandi sudah duduk di samping Neva, dia mengambil sebiji tomat ceri dan menekannya dengan kuat.

Jus berwarna merah, seolah-olah seperti darah yang dikeluarkan oleh Neva, lalu Gandi pun berkata: “Apakah juga dapat menambah darah?”

Lexi tercengang dan dia pun berkata: “Iya.”

“Jadi kalian pun membuat Neva berdarah?” Suara Gandi seketika menjadi sangat serius.

Lexi tiba-tiba merasa kakinya sangat lemas dan dia pun hampir terjatuh.

“Ei, kamu kenapa?”

Gilbert segera bangkit, untuk memapah Lexi duduk di atas sofa dan melirik Lexi dengan tajam.

Semua salah Lexi, siapa suruh tadi dia memukul Neva. Saat ini jelas-jelas, Gandi sedang meminta penjelasan.

“Anemia, anemia……” Lexi tentu saja tidak berani untuk berkata karena dia merasa sangat takut.

Gilbert pun menatap Neva dan dia pun mengharapkan Neva mengatakan bahwa dia terjatuh sendiri dengan tidak sengaja.

Tetapi Neva hanya mengangkat kepalanya dan tidak mengatakan apa pun.

Kemudian, Gandi pun mengambil kain dari tangan Neva dan dia pun menyeka wajahnya dengan pelan.

Pangkal hidung Neva terlihat sangat merah dan dapat dipastikan dia tidak terjatuh ringan.

Gandi menyekanya dengan sangat pelan dan lembut, tetapi Neva merasa sangat sakit.

“Gandi, Neva terjatuh dengan tidak sengaja dan tidak berhubungan dengan kami……” Gilbert memberanikan diri untuk menjelaskannya.

Tetapi semakin dijelaskan, Gilbert pun semakin merasa tidak tenang.

Lexi pun sudah menjadi agak tenang dan dia pun berkata: “Gandi, kamu jangan salah paham. Sejak kecil, Neva sudah tidak memiliki orang tua, aku dan pamannya yang membesarkannya sejak kecil. Jangan mengatakan membuat dia berdarah, biasanya kami juga tidak akan mengomelinya! Tadi dia terpeleset dan pangkal hidungnya terluka, aku juga merasa sangat sedih……”

Mengatakan ini, mata Lexi pun sudah memerah dan dia juga langsung meneteskan air matanya.

Tetapi aktingnya, tidak dianggap oleh Gandi sama sekali.

Gandi menatap Neva dan berkata dengan sangat lembut: “Apakah ini karena terpeleset?”

Neva mengerutkan bibirnya dan menarik nafas, lalu dia pun berkata: “Iya.”

Gandi mengenggam kain yang ada di tangannya dan tetesan air yang berwarna merah pun menetes di atas sofa.

Kemudian, Gilbert mengulurkan tangannya dan berkata: “Kainnya sudah dingin, biarkan aku pergi menggantinya.”

Gandi pun melepaskan kain itu dan kain itu pun terjatuh ke atas lantai.

Wajah Gilbert pun menjadi agak tegang, tetapi dia juga membungkuk untuk mengambilnya dan memberikannya kepada pembantu.

Suasana di ruang tamu pun menjadi agak canggung, Lexi pun berkata: “Neva, apakah kamu masih merasa tidak enak? Kita pergi ke rumah sakit saja?”

Lexi terlihat seperti seorang bibi yang sangat menyayangi Neva.

Neva membuka mulutnya dan berkata dengan tidak berdaya: “Tidak perlu.”

Suasana di ruang tamu pun menjadi hening dan keheningan ini pun hilang dalam waktu yang singkat, karena makan siang sudah siap disajikan.

Di atas meja, terdapat delapan belas masakan, yang terdiri dari daging dan sayuran, yang terlihat sangat mewah.

Neva memakan nasi yang ada di mangkoknya dengan sedikit demi sedikit, karena dia tidak bernafsu makan.

Gilbert dan Lexi pun takut Gandi melihat mereka memperlakukan Neva dengan kurang baik, jadi mereka berdua pun terus mengambil lauk kepada Neva.

“Neva, kamu harus makan yang lebih banyak, kamu sudah menjadi sangat kurus?” Lexi berkata dan dia pun menyuruh pembantu untuk mengambil satu mangkok lagi.

Mereka ingin mengambil lauk untuk Gandi, tetapi Lexi sudah mencobanya.

Gandi tidak berkata apa pun, dia meletakkan sumpitnya di pinggir mangkok, yang bermaksud menolaknya.

Neva tidak memakan lauk yang ada di depannya, karena kasih sayang palsu seperti ini, membuat dia merasa sangat jijik.

Setelah selesai makan, Gilbert pun mengusulkan untuk pergi berjalan-jalan.

Gandi tidak berkata apa pun, dia hanya menatap Neva, jelas-jelas dia membiarkan Neva untuk memutuskannya.

Neva menggelengkan kepalanya dan berkata dengan pelan: “Aku sedikit capek, kita pulang dulu!”

Sambil berkata, Neva pun bangkit.

Melihat Neva ingin pergi, Gilbert pun merasa sangat cemas.

Tujuan hari ini adalah mengatakan masalah uang.

Tadi sudah merasa sangat malu dan juga sudah selesai makan siang, saat ini mereka berdua mau pergi dengan begitu saja?

Gilbert menatap Lexi, Lexi pun segera meraih tangan Neva dan mengatakan: “Neva, untuk apa pulang secepat ini, nanti malam makan di sini lagi. Aku dan pamanmu sudah lama tidak melihatmu, kami sangat merindukanmu! Kamu juga sudah lama tidak pulang ke sini, pergi beristirahat di kamar lantai atas saja!”

Karena mengetahui mereka berdua akan datang, Lexi pun menghabiskan sejumlah uang, untuk mengubah kamar Nevi menjadi kamar Neva.

Neva hanya diam saja dan dia pun terhuyung akibat dari tarikan Lexi.

Kali ini Neva tiba-tiba menjadi lebih kuat dan dia pun segera melepaskan tangan Lexi.

Lexi kehilangan keseimbangan dan dia pun terjatuh ke atas lantai.

Gandi tidak berkata, tetapi sikapnya sangat jelas, yaitu tidak akan membiarkan mereka memaksa kehendak Neva.

Gandi menggandeng tangan Neva, dia tidak menatap Lexi dan langsung berjalan menuju ke luar.

Gilbert pun memapah Lexi untuk bangkit, dengan tatapan yang terlihat sangat marah.

Gilbert melihat mereka sudah bertekad untuk pulang, lalu dia pun menyuruh pembantu untuk menyiapkan kado dan dia pun berjalan di samping Gandi, sambil mengatakan masalah bisnis.

Tidak peduli bagaimana Gilbert mengatakannya, Gandi hanya mengangguk saja dan tidak mengatakan apa pun.

Gilbert pun sudah menyerah dan dia pun langsung mengatakan masalah kekurangan uang.

Tetapi Gandi dan Neva sudah berada di samping mobil, Gandi mengendarai mobil Maybach untuk ke sini.

Setelah membantu Neva membuka pintu, Gandi pun masuk ke dalam mobil, setelah itu dia pun langsung melajukan mobilnya dan meninggalkan Keluarga Aska.

Sejak tadi, Gandi tidak menganggap keberadaan Gilbert dan Lexi.

Setelah Gandi pergi, Gilbert pun langsung menendang tangga dengan sangat marah.

Tetapi Gilbert melupakan bahwa saat ini dia mengenakan sandal dan kakinya pun langsung membengkak, dia pun merasa sangat sakit.

Pembantu pun keluar dengan membawa kado, melihat halaman yang kosong dan hanya terdapat satu unit mobil, dia pun berkata: “Tuan, ini?”

“Apa itu? Siapa yang menyuruh kamu mengambilnya? Letakkan kembali ke tempat semula!”

Gilbert masih belum berkata, Lexi pun langsung melampiaskan amarahnya kepada pembantu itu.

Di dalam perjalanan, mereka berdua tidak mengatakan apa pun, setelah sampai di Villa, Neva pun turun dan berjalan ke dalam Villa dengan sendirian.

Saat ini masih sore, Gandi masih harus pergi ke perusahaan.

Tetapi setelah berjalan tidak jauh, tangan Neva diraih oleh tangan besar yang sangat hangat.

Neva mengangkat kepalanya dengan tertegun dan menatap wajah dingin Gandi.

Dengan tidak dapat dijelaskan, Neva pun merasa Gandi yang pada saat ini terlihat sangat lembut.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu