Cinta Yang Dalam - Bab 312 Jongkok Di Pojokan
Riana mengetuk - ngetuk meja makan dan berkata : " Hei, siapa yang menyuruh kamu duduk dimeja makan, pergilah ke pojok dan jongkok makan disana ! "
Ujung bibir Isko tertarik, dirinya sudah duduk di kursi roda, bagaimana cara untuk jongkok di pojok, bukankah ini sedang mempersulit dirinya ?
" Istriku, kamu lihat apakah keadaan aku bisa untuk jongkok ? "
" Jika tidak jongkok maka keluar saja, angin diluar besar, kebetulan bagus untuk menyadarkan kamu dari mabuk ! " Riana terlihat sangat jelas tidak akan berhenti sampai dia mencapai tujuannya.
Isko tersenyum pelan dan berkata : "Jika aku benar keluar, dan tertiup hilang oleh angin kencang, maka kamu akan menjadi janda !"
" Omong kosong, aku masih bisa menikah lagi. " Sifat Riani Yang selama ini selalu berkata terus terang.
" Riana ... kamu adalah Nyonya Yang ~ "
"Nyonya Yang hanyalah identitas keduaku, identitas utama aku adalah Nona Riana. Saat aku masih belum tertipu olehmu, orang-orang yang mengejarku berasal dari kota selatan hingga ke kota utara. Dan mana mungkin kamu, kamu hanyalah salah satu peserta didalamnya saja ! "
kemudian ada pembantu mengantarkan dua gelas air hangat, lalu kembali dengan wajah tanpa ekspresi.
Tetapi sangat cepat terdengar suara bisikan - bisikan dari dalam dapur.
Tuan rumah dan nyonya rumah sering bertengkar, dan orang dalam rumah semuanya sudah terbiasa.
Bertengkar menandakan akrab, marah menandakan cinta, tidak bertengkar dan marah menandakan tidak saling menyayangi dan cinta.
" Cepat, cepat keluar ! Kemarin kamu berani begitu dekat dengan Nyonya Winda, apakah saat aku tidak ditempat kamu menjadi bebas ? "
" Ti, tidak ..... semua itu salah paham ~ "
Saat Winda keluar rumah perkataan terakhir yang dia dengar adalah itu, yakni penjelasan dari Kakak Isko.
Tidak perlu berkata banyak, pasti karena Kakak Isko tadi malam mabuk, lalu kebetulan digoda oleh wanita.
Sudah ada mobil yang menunggu di luar, tanpa perlu digendong Winda, Sabrina menarik pintu mobil sendiri dan masuk kedalam dengan tenang.
Setelah mengantar Sabrina kesekolah, Winda datang sebentar ke ruang kunjungan.
Pelajaran pertama adalah bahasa Mandarin, dan yang duduk disamping Winda adalah wali kelas Sabrina.
" Sabrina sangat nurut, belajar juga sangat serius, para guru semua sangat menyukainya. "
" Tetapi belakangan ini dia tidak terlalu menghabiskan makan siangnya, sepertinya ada sesuatu di pikirannya, menurut aku sebaiknya Nona Yang menyisihkan waktu kosong dan berbincang - bincang dengannya. "
Winda menganggukkan kepala mendengar pesan dari guru Sabrina.
Hobi Winda hanya satu, keluarganya juga tidak mengizinkannya untuk bekerja, terlebih lagi dia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Maka dari itu, Winda Dia memusatkan pikiran pada putrinya, sandang pangan, pendidikan, dan pertumbuhan Sabrina, semuanya dipastikan berkembang ke arah yang positif.
Setelah selesai mendengar satu pelajaran, Winda lalu meninggalkan sekolah.
Tetapi sebelum tiba di tempat parkir, Winda dihentikan oleh seorang laki - laki.
" Kenapa kamu lagi ? Tidak ada habisnya ? Jika kamu mengganggu aku lagi, maka aku akan memanggil polisi ! " Winda tanpa sadar berkata dengan suara berat.
Orang didepannya tidak lain adalah Gandi.
Pagi hari ini, setelah mobil keluarga Yang keluar, Gandi lalu mengikuti di belakang.
Ketika Gandi keluar dari mobil, dia melihat gadis kecil itu.
Gandi samar-samar ingat bahwa gadis kecil itu bernama Sabrina, dan sangat bergantung pada Neva.
Dan sekarang, gadis kecil itu juga sama sangat bergantung pada Winda .
Dalam beberapa tahun terakhir, Sabrina juga sudah tumbuh besar, Anehnya, Gandi sebaliknya merasa gadis kecil itu, sedikit mirip dengan Nana.
Tadi malam setelah pulang, Gandi menyelidiki informasi mengenai Winda .
Tapi Rey sudah mencarinya dari seluruh aspek hubungan, sebaliknya tidak menemukan informasi yang lengkap.
Seolah - olah Winda muncul begitu saja.
Keluarga Yang, sama sekali tidak mempunyai orang seperti Winda sebelumnya.
" Nona Yang, kebetulan sekali, kita berjumpa lagi. " Gandi berjalan ke depannya, dan membuat Winda terpojokkan ke sudut dinding, kemudian perlahan membungkuk, dan semakin mendekati wajah Winda lebih dekat dan lebih dekat.
Winda benar-benar ingin meludahi wajah Gandi, laki - laki ini juga tidak perlu begitu memaksakan bukan meskipun hanya bertemu dengan kebetulan saja.
Lagipula pertemuan kebetulan ini juga sangat terlalu canggung, ini adalah sekolah ! Sekolah Australia !
Atau apakah Gandi juga mempunyai anak diluar nikah yang bersekolah disini, sehingga juga datang kemari untuk mengantarnya ?
" Kamu menjauh dariku, atau aku akan lapor polisi ! " Wajah Winda pucat dan berkata mengancam.
" Lapor polisi ? Apa yang telah aku lakukan, Nona Yang. Apakah aku bersikap kasar kamu ? Tidak ada kontak fisik di antara kita ! Kecuali, kamu ingin ..... " Begitu perkataan Gandi baru terucap, tangan Winda sudah tergenggam oleh sebuah tangan.
Kulit halus bak giok Winda, ternyata membuat Gandi mempunyai semacam perasaan haus.
Melihat laki - laki tampan berpakaian mahal didepannya, Winda merasa dirinya sungguh mendapatkan suatu pengetahuan baru, bahwa laki - laki didepannya adalah binatang berpakaian manusia.
" Lepaskan aku, jika masih tidak lepaskan, maka aku akan segera berteriak ! " Kata Winda, lalu membuka mulutnya untuk berteriak.
Tetapi detik berikutnya, Winda lalu menyesali ancaman dia ini.
Karena Gandi langsung mencium bibirnya.
Winda sama seperti dulu sombongnya, tangannya memukul Gandi dengan kuat.
Tetapi kekuataannya Winda ini bagi Gandi, tidak ada bedanya dengan pijitan menggoda.
Gandi memeluk Winda dalam pelukannya, pinggang kecil Winda yang tergenggam itu membuat api di hati Gandi semakin menyala.
Winda merasa dirinya segera tidak bisa bernapas, di saat yang sama amarah dalam hatinya juga sudah naik ke puncak.
Bagaimana laki - laki ini bisa seperti ini !
Winda setelah pulang nanti, pasti akan memberitahu Kakak Isko, agar Kakak Isko memberi pelajaran kepadanya.
Gandi berulang kali bersikap tidak sopan kepadanya, dia harus meminta Kakak Isko untuk memotongnya, agar Gandi tidak lagi memiliki kemampuan dan keinginan untuk melakukan kejahatan !
Dan tepat disaat ini, terdengar suara langkah kaki dari ujung tikungan.
Ada orang kemari !
Kedua mata Winda melotot besar, dan melihat ke laki - laki yang tampak seperti mabuk di depannya, Winda setelah mendorong dua kali tanpa hasil, lalu menginjak sepatu kulit buatan tangan laki - laki itu.
Sepatu hak tinggi yang tajam, langsung membuat sepatu kulit yang terinjak menjadi tergores.
Gandi merasakan sakit di kakinya, dan baru tersadar kembali dari kemabukannya.
Gandi melepaskan Winda, dan mundur beberapa langkah, dan tepat disaat ini dari ujung tikungan terdapat dua orang guru wanita yang berjalan kemari.
Pakaian Winda tidak rapi, bibirnya masih terdapat bekas air, dan wajahnya merah.
Setelah kedua guru wanita itu melirik Gandi sebentar, tanpa sadar lalu mereka melihat ke Winda sedikit lebih lama, dalam tatapan mereka tersirat rasa iri.
Setelah mereka berjalan jauh, baru terdengar suara berbicara.
" Laki - laki itu sangat ganteng ! Aku merasa mulai tumbuh pergolakan cinta ! "
" Aku juga, hati aku meleleh. Sayang sekali, kita berdua tidak mempunyai kesempatan, yang barusan tadi sepertinya Nona Yang bukan ? Aku dengar - dengar bahwa pacar Nona Yang bukankah 张少 ? "
" Sssttt, kecilkan suara kamu, laki - laki berpakaian mahal tadi, pasti adalah orang yang tidak boleh dibuat tersinggung, lupakan saja masalah ini ..... "
Winda melihat lekat ke Gandi, dalam suaranya tersirat sedikit tangisan : " Kamu, kamu tunggu saja Gandi, aku pasti akan membuat kamu membayar semua perbuatan kamu ini ! "
Selesai berkata, mata Winda menjadi merah dan berlari pergi.
Melihat punggung anggun wanita itu, rasa barusan tadi membuat Gandi sedikit merasakannya kembali.
Baik, aku tunggu, wanita, ingatlah untuk datang mencari aku untuk " Balas dendam " !
Di Rumah keluarga Yang, Winda baru ingin pergi mencari Kakak Isko dalam ruang baca, penggurus rumah tangga lalu berjalan kedepannya berkata : " Nona, tuan sedang menemui tamu. "
" Siapa ? " Jika biasanya, Winda akan menunggu diluar.
Tetapi sejak kemarin hingga hari ini, dia sudah dua kali di lecehkan oleh laki - laki itu, dia tidak bisa menahannya, dia pasti akan membuat laki - laki itu menyesal atas semua perbuatannya.
" Presdir Tirta dari Grup Tirta. " Jawab pengurus rumah tangga.
Tubuh Winda bergetar, saat ini ada semacam perasaan konyol.
Laki - laki ini sungguh terus menghantuinya !
Dalam ruang baca, kedua orang duduk berhadapan.
Isko meletakkan catatan sejarah dalam tangan, dan melihat ke arah Gandi di depannya berkata : " Ada apa kedatangan Kak Tirta kali ini ? "
" Jika tidak ada gerangan apakah tidak boleh datang mengunjungi kamu ? Paman Yang. " Tidak disangka Winda adalah nona dalam keluarga Yang, dan satu generasi dengan Isko.
Gandi tiba - tiba merasa ternyata orang yang dipanggil Paman Yang ini, hari ini terlihat sedikit aneh.
" Tentu saja boleh, ini adalah teh hijau Biluochun yang baru masuk pasaran, dengar - dengar Kak Tirta juga suka mencicipi teh, silakan ..... "
Isko dengan inisiatif sendiri menuangkan secangkir teh, lalu mendorongnya ke Gandi.
Gandi tidak menolaknya, kedatangan dia hari ini adalah untuk menguji Isko, oleh karena itu dia mengesampingkan semua masalahnya, agar bisa berada disini seharian.
Gandi mengambil gelas teh, setelah mencicipinya satu teguk, pintu ruang baca terbanting buka dengan keras.
" Kamu binatang ini, masih berani datang mencari Kakak Isko aku, hari ini adalah tanggal kematian kamu ! " Kata Winda, sambil mengambil sebuah buku diatas meja lalu ingin memukul Gandi.
Winda sudah lama menahan diri diluar sana, setelah memikirkannya pada akhirnya tidak bisa menahan diri lagi.
Lagipula, Winda juga takut laki - laki ini menipu Kakak Isko.
Hati binatang berpakaian manusia ini sangatlah licik.
" Nona, tidak boleh ! " Pengurus rumah tangga berteriak dari belakang dengan terburu - buru, karena dia tahu bahwa jika nona benar memukul, maka dia segera tamat.
Aturan rumah keluarga Yang ketat, tuan rumahnya sedang ada tamu dan dia membiarkan orang lain masuk, ini adalah tanggung jawabnya.
Winda hanya ingin memberi Gandi pelajaran, oleh karena itu terlihat ganas, tapi sebenarnya kekuatannya masih terkontrol dengan baik.
Lagipula Winda juga sudah memikirkannya, setelah benar memukulnya nanti, dia akan menanggis memberitahu kepada Kakak Isko mengenai perilaku si sampah satu ini, lalu baru membantu pengurus rumah tangga meminta belas kasihan.
Kakak Isko begitu menyayanginya, pasti akan bertindak demi dirinya, dan memberi pelajaran kepada laki - laki ini dengan kejam. Dan pengurus rumah tangga juga tidak akan mendapatkan sanksi.
Tetapi sayangnya, apa yang Winda pikirkan memang sangat bagus.
Tapi buku tersebut tidak mendarat di atas kepala Gandi.
Sebaliknya lengan tangan Winda, di tahan dengan kuat oleh Ganti Tirta.
Gandi mendongak, antar tersenyum dan diam menatap ke Neva, dan mengambil buku dari dalam tangan Neva.
" Mengajari kamu bagaimana cara membaca isi hati wanita ? " Gandi setelah membaca judul buku satu kali, lalu melirik ke Isko dengan tatapan bercanda.
Tidak disangka Ayah Yang berdarah dingin yang legendaris ini, masih membaca buku lembut seperti ini.
Ekspresi Isko sedikit canggung, dia membaca buku ini secara khusus karena untuk mempelajari isi hati istrinya.
Isko jelas - jelas meletakkan buku tersebut di atas meja namun ditumpukkan paling bawah, tetapi tidak disangka tetap terambil keluar oleh Winda .
" Terima kasih niat baik Nona Yang, aku akan membaca buku ini dengan seksama dan memahami isi hati kamu ! "
Novel Terkait
Hei Gadis jangan Lari
SandrakoHalf a Heart
Romansa UniverseThick Wallet
TessaLove at First Sight
Laura VanessaIstri Yang Sombong
JessicaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMy Perfect Lady
AliciaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip