Cinta Yang Dalam - Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
Gandi memeluk Neva, dengan tenaga menggerak-gerakkannya: “Bangun Neva, cepat bangun!”
Tetapi tubuh Neva benar-benar tidak sedikitpun bergerak, jika bukan karena nafas yang sangat lemah dan detak jantung yang sangat pelan, kurang lebih sudah akan mengumumkan jam kematiannya.
Orang yang diatas sudah menurunkan keranjang gantung, Gandi mengikuti tali keranjang itu memeluk Neva naik keatas.
Didalam ruang medis Estate , Neva berbaring diatas ranjang.
Setelah sang dokter memeriksa keseluruhan, berkata: “Tubuh pasien sangat lemah, hanya saja kepalanya terluka dan kehilangan banyak darah, ia memerlukan ketenangan dan istirahat. Jika bisa membangunkannya, lebih baik dengan segera dibangunkan. Karena sekali ia masuk kedalam kondisi tidur yang dalam, takutnya……”
Kata-kata dokter membuat hati Gandi seketika bergetar.
Saat ini Maria sudah menjadi panik, ia benar-benar tidak menyangka, permainan adiknya itu ternyata kelewatan batas.
Ia mengcengkeram lengan baju sang dokter, dengan cemas berkata: “Dokter Moer , bukankah ini hanyalah luka kecil?”
Moer melihat sekilas kearah pasien yang terbaring diatas ranjang, kemudian kembali melihat Maria , hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Maria masih ingin berkata sesuatu, tetapi disaat ini Gandi dengan emosi berkata: “Keluar, semua keluar!”
Neva memerlukan ketenangan, ia tidak suka keramaian dan pertengkaran.
Dulu apa yang tidak disukainya, ia pasti akan memaksakannya untuk menerimanya.
Tetapi sekarang apa yang tidak disukainya, iapun akan mengatakan tidak.
Ekspresi Maria terdiam, ia ingin mengucapkan sesuatu, tetapi ditarik keluar oleh Miller , semua berada diluar, Gandi menggenggam tangan Neva, melihati wajah putih pucatnya, didalam hatinya terasa seperti ada sesuatu yang sedang terpecah-pecahkan.
Ia tidak pernah menyadari kedudukan Neva didalam hatinya, ternyata begitu tinggi.
“Neva, kamu bangunlah, buka matamu dan lihat aku, ok?” Gandi dengan suara cemas berkata.
“Apa yang kamu inginkan, katakanlah langsung kepadaku, asalkan aku bisa melakukannya, aku akan melakukan semua itu untukmu. Bukankah kamu sangat menyukai mengajukan persyaratan denganku? Kamu ucapkan apa saja, aku pasti akan menyetujuinya!”
“Aku akan segera mengutus orang untuk mencari Ligen , pasti dalam waktu 3 jam akan menemukannya!”
“Aku akan memberikan 10 proyek kepada keluarga Aska , membuat usaha keluarga mereka kembali bangkit!”
Melihat Neva yang tetap tanpa pergerakan, hati Gandi sedikit putus asa.
Ia adalah seseorang yang sangat rasional, tetapi selama masih ada secercah pengharapan, ia pasti akan tetap bertahan.
“Awalnya ada beberapa kalimat, ingin aku ucapkan setelah kita kembali. Sekarang sudah seperti ini, juga tidak ada yang perlu untuk ditutup-tutupi lagi. Kamu bangunlah, kita lahirkan seorang anak, hidup bahagia bertiga!”
Gandi mengatakannya hingga akhir dan sudah penuh dengan kesedihan menundukkan kepalanya.
Tepat disaat ini, ia merasa melihat jari tangan Neva sedikit bergerak.
Ia merasakan kegembiraan yang sangat didalam hatinya, segera dengan erat menggenggam tangan Neva, dengan suara keras berkata: “Neva, Neva……”
Neva merasa tubuhnya sudah tidak sedingin itu, dan juga tangannya seperti ada aliran rasa hangat yang tidak hentinya mengantarkan kehangatan kepadanya.
Ia perlahan-lahan membuka matanya, cahaya lampu yang sangat terang menusuk matanya, ia mengumpulkan penglihatannya dan menatap pria, yang seharusnya berada didunia berbeda, yang ada didepannya, kemudian dengan suara lemah berkata: “Tuan Tirta, apakah kita, sedang berada di neraka?”
Tubuh Gandi sedikit terdiam, kemudian dengan sedikit tenaga menggenggam tangan Nevadan berkata: “Kamu masih hidup, ada disampingku. Mulai hari ini, aku tidak akan pernah membiarkanmu menerima luka dari siapapun!”
Neva menjawab en sekilass, tetapi hanya tersadar sesaat, kemudian ia kembali merasakan kantuk yang luar biasa.
Ia ingin menutup kembali matanya, dengan pelan berkata: “Maaf, aku sepertinya kembali menjadi beban untukmu! Aku sangat mengantuk, bisakah aku kembali tidur?”
Melihat mata Neva yang akan kembali tertutup, Gandi dengan segera memanggil dokter untuk masuk.
Setelah dokter Moer masuk dan memeriksa Neva secara keseluruhan kembali, ia berkata: “Tuan Tirta, nyonya sekarang seharusnya sudah tidak ada bahaya, selanjutnya hanya perlu istirahat.
Hasil diagonosa yang tadi, sebenarnya dokter Moer masih menyimpan beberapa diagnose.
Karena dilihat dari sudut pandang kedokteran, kepala Neva mengalami pukulan yang keras, ada kemungkinan akan koma.
Tetapi kata-kata ini terlalu berat, lagipula ia juga merasakan suasana yang tidak biasa, karena itu setelah memikirkannya lagi, ia tidak mengatakannya.
Tidak disangkanya, tidak lama kemudian pasien itu sudah sadar.
Setelah mendengar Neva tidak apa-apa, Gandipun menjadi lega.
Ia keluar dari kamar pasien, menyuruh Rey untuk membawa beberapa orang berjaga di depan kamar.
Maria maju kedepan, ingin berkata beberapa kata tetapi ditahan oleh Miller .
“Maaf, Gandi , hal ini adalah kesalahan dari perbuatan muda-muda dikeluarga kami. Kamu ingin bagaimana menyelesaikannya, selesaikan saja!”
Miller berkata dengan bijaksana, meskipun ia adalah tetua dari Gandi, tetapi ia juga tahu, akibat dari masalah ini sangat berat.
Daripada menutup-nutupinya, lebih baik memberikan wewenang langsung kepada pihak yang lain.
Didalam ruang penerimaan tamu, Gandi duduk disatu sisi, Miller tidak hadir disana, ia merasa wajahnya hari ini sudah cukup terjatuh.
Gandi melihat Maria dan Elena yang ada didepannya, dengan dingin berkata: “Hal ini, kalian ingin bagaimana menyelesaikannya?”
Elena sudah kebingungan, dengan pandangan memohon melihat kearah Maria .
Ia mengira ini hanyalah hal kecil, meskipun orang itu terluka, juga tidak mati, bagaimanapun juga keonaran yang dibuatnya sebelumnya, yang besar dibuat kecil dan yang kecil dilenyapkan, semuanya terselesaikan.
Tetapi siapa yang tahu, ia kali ini memukul sarang lebah.
Ia mendongakkan kepala melihat kearah Gandi, sorotan matanya yang dingin seketika membuatnya seketika semakin panik.
Ia menarik tangan Maria diatas meja, dengan suara pelan berkata: “Kak, ba…bagaimana ini?”
Maria saat ini benar-benar sebal tetapi tidak bisa membencinya, bocah nakal ini, biasanya tidak tahu aturan, setelah berbuat keonaran hanya tahu mencari orang untuk memperbaikinya.
Akan tetapi untung saja, Neva sudah sadar, hal ini seharusnya dapat terselesaikan dengan lebih mudah.
“Mohon maaf Gandi , untung saja tubuh Nyonya Tirta tidak ada bahaya, jika tidak benar-benar harus mengganti nyawa dengan nyawa!”
Kalimat Maria ini diucapkannya dengan penekanan, membuat Elena menjadi semakin cemas.
Ia tadinya baru saja ingin membuka mulut untuk membantah tetapi mendengar suara batuk dari Maria .
Ia melanjutkan: “Elena masih kecil, tidak memikirkan akibat dari perbuatannya, aku akan memberikan pelajaran kepadanya. Hal seperti ini, tidak akan terjadi untuk kedua kalinya!”
Bagi Maria , sikap yang seperti ini, sudah benar-benar merendahkan diri.
Bagaimanapun juga kejadian Dola yang sebelumnya, keluarga Dallas sudah mengalami kerugian.
Sedangkan sekarang meskipun Elena telah melakukan keonaran, tetapi Neva sudah siuman, dokter juga berkata hanya memerlukan istirahat dan tidak ada masalah lagi.
Ia merasa hal ini bukanlah hal yang besar maupun kecil, tetapi yang pasti bukanlah hal yang besar.
Menundukkan kepala dan meminta maaf sudah lebih dari cukup untuk menyelesaikannya.
Elena mendengar kakaknya berkata seperti itu, dengan segera juga ikut berkata: “Maaf kak Gandi , semua ini kesalahanku…… Aku hanya, hanya ingin bermain petak umpet bersama Nyonya Tirta. Tidak kusangka akan bermain hingga kelewatan batas. Tunggu Nyonya Tirta sadar nanti, aku pasti akan meminta maaf dengan sungguh-sungguh, apapun yang dimintanya akan kulakukan, asalkan dia bisa memaafkanku aku pasti……”
Gandi melihat sikap kedua orang didepannya ini, merasa konyol.
Kurang sedikit saja ia tidak bisa sadarkan diri, hanya memberi pelajaran?
Dan masih tidak ada yang kedua kalinya, jika kali ini benar-benar tertidur, maka yang kedua kalinya bia menjadi seperti apa?
Masih berkata bermain petak umpet? Dalih yang keji seperti ini?
Gandi menjulurkan tangannya, dengan perlahan mengusap permukaan meja mahoni itu, kemudian jari tangannya tiba-tiba menggunakan tenaga dan mengeluarkan suara bang, diatas meja mahoni itu tiba-tiba terlihat retak.
Gerakannya ini, membuat hati Maria dan Elena bergetar, tidak mengetahui kenapa Gandi melakukan hal seperti ini.
Ia dengan data berkata: “Hanya bermain petak umpet? Kalau begitu aku juga bermain denganmu bagaimana?”
Selesai berkata, Gandi menepuk-nepuk tangannya, pintu ruangan penerimaan tamu itu seketika dibuka dengan keras, kemudian dua orang pengawal masuk kedalam.
“Pukul dia kemudian buang dia ketempat bawah tanah itu. Tadi nyonya menghilang berapa lama, tambahkan itu menjadi 2x lipat, jika belum mencapai waktu itu, siapapun tidak boleh melepaskannya keluar!”
Gandi berkata sambil menunjuk kepada Elena , Elena pun seketika menjadi panik, ia menangkap tangan Maria memohon pertolongan: “Kak, kak, jangan biarkan dia melakukan hal itu, aku mohon padamu, aku bisa mati……”
Didepan Maria , pengawal itu langsung mengeluarkan tongkat, dan langsung memukulkannya dikepala Elena .
Tubuh Elena seketika terhuyung kemudian terjatuh, kemudian diseret keluar oleh para pengawal.
Maria akhirnya tidak dapat mempertahankan sikapnya yang elegant, ia berdiri dari memukul meja, mengarah kepada Gandi dengan suara keras: “Gandi, kamu seperti ini……”
“Aku kenapa?” Gandi melihat Maria , dengan suara tenang berkata.
“Dia, masih, masih seorang anak-anak!” Bagaimanapun juga adalah adikknya sendiri, dan hal ini juga dilakukannya demi dirinya, Maria bagaimana bisa melihatnya menerima penderitaan seperti ini.
Gandi dengan suara dingin tersenyum dingin, berkata: “Anak-anak? Anak nakal?”
Ia memperhatikan hal ini, banyak orang berkata anak masih kecil, tidak bersalah. Tetapi seberapa banyak hal yang membuat orang orang marah dan dendam oleh anak nakal seperti ini?
“Jika kamu merasa tidak puas, kamu bisa menyuruh ayahmu datang untuk berbicara denganku.”
Selesai berbicara, Gandi berdiri dan masuk kedalam ruang medis.
Maria merasa tidak bisa duduk diam begitu saja, ia hanya bisa naik keatas dan mencari ayahnya.
Sebenarnya saat Elena diseret keluar, Miller sudah menerima informasi itu.
Ia biasanya sangat suka memainkan walnut ditangannya, walnut itu ditekan dengan tenaga olehnya dan seketika menjadi pecah hancur.
Beberapa tahun ini setelah menjadi tuan rumah, ia sudah cukup lama merawat dirinya, cukup lama hingga membuat orang-orang lupa bahwa ia dulunya adalah seseorang yang cukup kuat untuk menggerakkan tentara bayaran di bawah berbagai rezim di Afrika untuk membunuh orang-orang yang cukup hebat.
Diluar terdengar suara pintu diketuk, menenangkan dirinya.
“Masuklah!”
Maria mendorong pintu dan masuk kedalam, melihat walnut yang pecah itu, ia tahu jika ayahnya sudah mengetahui hal ini.
“Yah, Elena dipukul pingsan oleh orang-orang Gandi kemudian dibawa pergi, dengar-dengar dilemparkan diruang bawah tanah kita!”
Miller mendongakkan kepalanya, melihat putrinya yang sangat penting baginya ini.
Ia tidak memiliki banyak anak, hanya satu putra dan 3 putri.
Putra nya adalah anak paling besar, tetapi tidak pintar dan tidak memiliki keterampilan, setiap hari hanya tahu minum, bermain wanita dan berjudi, tidak memiliki ketertarikan sama sekali kepada bisnis keluarganya.
Maria malah benar-benar berbeda, ia benar-benar memiliki jiwa pembisnis dan terampil, disaat-saat krusial ia bisa turun tangan dengan benar, sangat mirip dengan dengan Miller .
Sayangnya, ia adalah seorang putri.
Untuk putrinya yang dua lagi, Elena sudah terlihat jelas adalah perwakilan buruk, dan yang satunya lagi tidak perlu dibicarakan lagi.
Miller dengan perasaan menyesalan, berkata: “Menurutmu apakah perlu menolongnya?”
Maria melihat wajah ayahnya yang gelap, dengan ragu-ragu berkata: “Secara hubungan perasaan, aku merasa perlu menolongnya. Tetapi ketidakadilan ada kepalanya dan hutang ada pemiliknya, jika melakukan kesalahan, ia harus menanggungnya sendiri. Elena melakukan kesalahan, ia harus membayar untuk hal ini. Tidak bisa demi dirinya seorang, seluruh keluarga kita membayar hutang!”
Mata Miller seketika bercahaya, terhadap perkataan Miller ini menunjukkan appresiasi yang terlihat jelas.
Ia menepuk-nepuk tangannya, berkata: “Kamu dapat berpikir seperti ini terlihat jelas dapat membedakan urusan pribadi dan urusan kantor, aku benar-benar senang. Tidak perlu mengurus Elena , Gandi pun tidak mungkin membuatnya bahaya kehilangan nyawa.”
Maria menjawab en sesaat, tetapi tetap tidak keluar.
Ia sedikit merenung kemudian berkata: “Ayah, hal ini sebenarnya ada hubungannya denganku.”
Ekspresi Miller terlihat tenang, seperti seakan-akan telah memprediksikan hal ini, ia berkata: “Aku sudah bisa menebaknya.”
“Setelah melakukan hal ini, Elena mengatakannya kepadaku. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, dan juga didalam hati aku masih memiliki sedikit amarah, karena itu……”
Maria didalam nadanya membawa rasa menyalahkan diri sendiri, Miller mengebas-ngebaskan tangannya, berkata: “Hal ini tidak ada hubungannya denganmu, tidak perlu meletakkan hal ini didalam hati. Hal mengenai dirimu dan Gandi, sebenarnya akupun sudah mencari cara untuk menjadi penengah. Tetapi ia sudah menikah, Maria , aku rasa kamu sudah waktunya mempertimbangkan Bajan ……”
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinniePernikahan Kontrak
JennyHanya Kamu Hidupku
RenataSee You Next Time
Cherry BlossomUntouchable Love
Devil BuddyMy Charming Wife
Diana AndrikaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip