Cinta Yang Dalam - Bab 297 Kebaikannya
Gilbert mendongak dan menatap putri yang tidak pernah membuatnya tidak khawatir ini.
Ada hal-hal tertentu yang tidak boleh diambil dengan serakah.
Proyek yang diperoleh dari keluarga Tirta ini telah menghasilkan banyak uang untuk perusahaan Aska.
Sekalipun Nevi tidak jadi menjadi Nyonya Tirta, namun Neva akan selalu menjadi nyonya di rumah besar keluarga Tirta. Jadi Grup Tirta tidak akan memperlakukan keluarga Aska dengan buruk.
Tapi sekarang, setelah semua trik mereka ini dikeluarkan dan tak berhasil, yang didapat mereka hanyalah kondisi tragis yang menyedihkan ini.
“Dimana ibumu?”
“Dia menggila, dia sekarang seperti ibu-ibu gila . Aku meninggalkannya di dalam mobil, nanti kalau dia sudah tenang, dia pasti pulang sendiri.” Kata Nevi dengan sikap yang begitu yakin dan santai.
Tiba-tiba dalam sekejap hati Gilbert dipenuhi amarah yang meningkat. Itu tidak salah kalau wanita itu adalah istrinya, tapi dia juga adalah ibu Nevi.
Orang bilang perasaan di antara ibu dan anak sangat dalam. Nevi tidakkah seharusnya tetap berada di samping ibunya dan menghibur Lexi ya?
“Bagaimana kamu bisa meninggalkan ibumu sendiri dan pulang sendirian? Dengan karakternya yang begitu keras kepala dan nekat itu, bagaimana kalau dia berpikir sempit?” Kata Gilbert dengan nada bicara yang terdengar sangat kasar.
Ekspresi di wajah Nevi berubah, dia dari dulu adalah orang yang tidak suka dimarahi.
"Ayah, apa maksudmu? Jika semuanya tidak beres dan tidak lancar, bukannya kamu tidak boleh seenaknya melampiaskan api amarahmu padaku? Sebelum mengataiku, kamu kenapa tidak mengaca dan melihat dirimu sendiri, barusan tadi kamu yang menampar ibuku dengan tanganmu itu kan?”
“Apa yang kamu bilang?” Gilbert langsung berdiri dengan tegap. Sikap putrinya sudah keterlaluan. Mana ada anak yang bicara seperti ini pada orang tuanya.
Nevi tersenyum dingin, lalu berkata “Anjing gila semuanya! Malas sekali memperdulikanmu cih.”
Nevi berbalik dan pergi meninggalkan ruang kerja.
Gilbert menendang meja, melangkah maju dan meraih pakaian Nevi dan berkata dengan marah "Kembali sini kamu, kalau hari ini aku tidak memberimu pelajaran, kamu bisa-bisa lupa siapa ayahmu!”
Suara tamparan keras terdengar, pelayan yang ada di lantai bawah melihat Nevi berlari keluar sambil menangis.
"Dasar orang tua sialan! kamu tunggu saja, suatu hari aku akan membuatmu menyesal!"
Gilbert berdiri di depan pintu, menatap pelayan di lantai pertama dan berkata dengan suara beratnya “Sedang melihat apa kalian ini? Apa tidak ada hal bisa dikerjakan hah? Cepat sana kalian bersihkan rumah ini dan telan semua kejadian yang kalian lihat itu ke perut kalian!”
Gilbert berbalik dan membanting pintu dengan hempasan tangannya.
Setelah itu, tubuh tersebut sepertinya telah kehilangan semua kekuatannya dan jatuh ke lantai begitu saja.
Gilbert tahu kalau dia bukanlah orang yang punya kemampuan hebat. Dia memiliki ambisi yang besar, tapi dia tidak memiliki kemampuan untuk mencapai dan membuat ambisinya itu jadi kenyataan.
Jika tidak, prestasi perusahaan Aska tidak akan terus menurun dan merosot selama bertahun-tahun ini di tangannya.
Begitu orang ini melakukan satu hal yang salah, maka secara tidak sengaja pasti akan melakukan hal yang salah untuk kedua kali, ketiga kali dan seterusnya.
Dulu ketika Neva diusir, dia juga tidak tega.
Kemudian tahu kalau Neva dipaksa sampai tidak punya jalan lain, dia juga masih saja tidak tega.
Neva pergi dan diancam kembali oleh Lexi, dia juga tidak tega.
Banyak sekali kejadian, yang di hatinya merasa kalau ini sudah keterlaluan. Tapi, dia tidak pernah sekalipun bicara membela Neva.
Karena di lubuk hatinya yang paling dalam, Gilbert merasa dia juga dilahirkan untuk hanya mencari keuntungan.
Sekarang, semua karma dan pembalasan perbuatan buruk ini datang. Gilbert menutupi kepalanya dengan kedua tangan.
Hanya berharap dengan seperti ini, dia bisa melupakan semua hal yang menyebalkan ini.
Nevi bergegas keluar halaman dan melihat taksi berhenti, Lexi turun dari taksi itu.
Meski tersudut tapi biarkan saja tersudut, Mobil mereka itu harganya enam milyaran.
Setelah Lexi menelepon perusahaan asuransi mobil untuk menangani mobil ini, barulah dia pulang.
Tapi tidak disangka, begitu turun dari mobil, dia melihat putrinya menangis sedih seperti ini.
“Nevi? Ada apa? Apa yang telah terjadi?” Bagaimanapun sebagai ibu, Lexi tetap tidak akan tega melihat putrinya seperti ini, walaupun hatinya masih kesal dan marah.
Nevi melemparkan dirinya ke pelukan Lexi dan menangis dengan getir "Bu, Ayah memukulku!"
Kemarahan Lexi yang sudah mulai tenang, sekarang kembali meningkat tajam "Dasar tidak punya hati, tidak senang, lalu seenaknya langsung melampiaskan semua amarahnya pada kita! Kejadian-kejadian yang dulu, apa dia tidak merasa ikut di dalamnya, apa tidak merasa bertanggung jawab atas semuanya? Masalah ini pasti wanita murahan itu yang melakukannya. Demi membalas dendam kepada kita, dia menyuruh Grup Tirta untuk menjual semua saham kita. Dia pasti senang kalau perusahaan Aska bangkrut!”
“Iya benar sekali, pasti ini semua perbuatan Neva! Bu, kita cari dia dan bunuh dia saja!” Wajah Nevi terlihat mengerikan dan tatapan matanya penuh kebencian dan dengki.
Dia sudah tidak berani menginginkan posisi sebagai Nyonya Tirta lagi.
Tapi Neva juga bukannya akan hancur. Dia tidak bersembunyi dan malah berani menjebaknya. Dia harus membuat Neva menyesal dan berlutut di tanah, memohon kepada Nevi untuk melepaskannya!
Fandi datang ke kota W dan kebangkrutan Perusahaan Aska sudah dipastikan.
Pada saat itu, proyek perusahaan Aska akan diambil alih oleh Grup Tirta dengan harga rendah.
Perusahaan Aska juga akan diakuisisi, ini merupakan perintah ibu memberikan sedikit sisa pada perusahaan Aska.
Dia datang ke kota W untuk menyuruh kakak keduanya kembali pulang. Kakak Kedua sudah terlalu lama di sini.
Mendengar ucapan Rey, kehidupan kakak keduanya saat ini sungguh berantakan dan tidak karuan.
Mobilnya diparkir di Harem, klub hiburan terbesar di kota W.
Begitu mendengar nama klub ini, tanpa sadar membuat orang jadi hampir gila.
Kota W hanyalah sebuah kota kecil dan jaraknya sangat jauh dari kota Z. Gaya klub hiburannya hanya gemerlap biasa dan penuh dengan cita rasa dan aura para pemula saja.
Dia naik lift ke lantai atas, hanya ada satu ruangan pribadi yang mewah di lantai atas.
Segera setelah dia membuka pintu, dia melihat belasan wanita cantik mengenakan bikini bernyanyi dan menari di sana.
Aksi dan gerakan besar-besaran itu membuat mata Fandi yang merupakan master playboy kelas atas ini jadi panas rasanya.
Gandi sedang duduk di sofa dengan empat pengawal berdiri di sampingnya. Rey melihat Fandi datang, dia pun berdiri dan berjalan menghampirinya.
"Bang ketiga."
“Ada apa ini? Wanita seperti ini, kakak kedua juga sudah mulai suka ya?” Fandi memandang ke wanita berpayudara besar yang sedang mencondongkan tubuhnya, memasukkan gelas berisi alkohol ke posisi kunci di tengah payudaranya dan mengirimkannya ke mulut Gandi.
“Nyonya masih belum ditemukan. Presdir Gandi sedang dalam suasana hati yang buruk. Sehingga...” Rey pun menghela napas. Penampilan tidak terurus Gandi dari dalam sampai di luar sudah terlihat jelas.
Gandi melingkarkan tangannya ke pinggang wanita itu dan wanita itu duduk di atasnya. Gandi menundukkan kepalanya untuk meminum segelas alkohol itu.
Dia melihat Fandi datang, tapi karena dia sudah lelah secara fisik dan mental, dia pun seolah mengabaikan seluruh dunia.
Fandi melangkah maju ke depan sambil menekan pundak kakak keduanya dan berkata "Turunlah!"
Kalimat ini diucapkannya untuk wanita berpayudara besar itu.
Sebelum wanita berpayudara besar itu masuk ke ruangan ini, dia mendengar dari manajer mereka kalau orang ini adalah bos besar yang kaya raya. Selama bisa membuatnya senang maka pasti akan mendapatkan apapun yang dia mau.
Dengan tidak mudahnya berhasil membuat pria itu mau minum alkohol di kelas yang diselipkan di depan payudaranya. Jika pria itu senang, mungkin saja dia akan berhubungan seks dengan dirinya. Maka dirinya pun akan jadi kaya raya dan makmur!
Jadi dia berkata dengan anehnya "Yoh, tuan muda satu ini, apakah kamu datang ke tempat yang salah? Bos ini tidak menginginkan seorang pria!"
Wajah Fandi jadi muram. Tapi belum sempat dia marah, Gandi lebih dulu melepaskan wanita itu dan berkata dengan suara berat “Minggir sana!”
Ekspresi wajah wanita dengan payudara besar itu langsung berubah dan dia buru-buru berkata "Bos, jangan marah, apakah aku melakukan sesuatu yang salah..."
Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Rey mengedipkan mata ke pengawal. Seorang pengawal melangkah maju dan menyeret wanita itu keluar.
Rey bertepuk tangan dan berkata "Semuanya keluar!"
Nyanyian dan tarian pun berhenti, peringatan yang sudah diperlihatkan di depanpun membuat semua wanita itu satu persatu pergi dengan patuhnya.
Gandi mengambil wine yang dia taruh di atas sofa dan menuangkannya meneguknya langsung ke mulutnya.
Fandi menyambar botol itu dan langsung melemparnya ke lantai.
Diiringi suara keras, alkohol berwarna merah gelap itu pun terbang dan pecahannya berhamburan di sekeliling mereka.
“Kakak kedua, lihat kamu ini, jadi apa kamu sekarang ini?” Kata Fandi dengan kecewanya. Dia merasa aksi dan perannya telah direbut oleh kakaknya. Jelas peran yang tidak terurus dan suka senang-senang seperti ini, harusnya adalah dirinya yang memerankan, oke?
Kakak kedua selalu menjadi presdir besar muda yang begitu menjanjikan serta berprestasi dan punya kesan sebagai pria tangguh.
Gandi mengangkat pandangan matanya. Matanya terlihat sangat lelah dan suaranya agak serak dan berat, dia berkata "Kamu tidak tetap berada di kota Z sana, lalu untuk apa kamu datang kesini untuk mengurusiku?”
“Ibu memintaku menjemputmu pulang!” Kata Fandi dengan sungguh-sungguh.
Gandi terkekeh lalu bersandar di sofa, menghela nafas panjang yang cukup nyaman "Sudah cukup bagi perusahaan untuk memilikimu saja. Aku ingin tinggal dan menenangkan diri di sini."
"Berapa lama kamu akan menenangkan diri? Ini sudah hampir sebulan. Kakak, kamu harus bersemangat dan bertahan! Menurutku, jika ada kakak ipar disini, dia pasti juga tidak ingin melihatmu jadi seperti ini!”
“Fandi… pernahkah kamu menyukai seorang wanita?” Tanya Gandi dengan santai.
Saat ini, matanya tampak lebih jernih.
Fandi terkejut, wanita yang disukai?
Dia selalu berjalan dan menikmati wanita tanpa meninggalkan hubungan apapun.
Sampai akhirnya, dia bertemu Shivas.
Perasaannya pada Shivas sangat rumit. Dia tahu bahwa Shivas mendekatinya dengan sengaja dan punya maksud. tapi dia tetap saja masuk dan terjebak dalam jeratan cinta Shivas.
“Ada, kelihatannya ada. Harusnya ada!” Kata Fandi dengan yakin.
"Ketika wanita yang kamu sukai pergi, kamu mungkin akan mengerti suasana hatiku saat ini dan kamu tidak akan datang kesini hanya untuk membujukku."
Kata-kata Gandi mengejutkan hati Fandi.
Dia tidak pernah benar-benar memikirkannya. Jika Shivas menghilang, akankah dia juga mencari ke setiap sudut dunia seperti yang dilakukan kakak kedua.
Tapi di detik berikutnya, dia pun bereaksi.
Selama dia memegang dan menggenggam erat Shivas, Shivas tidak akan punya kesempatan untuk melarikan diri darinya.
“Dia tidak akan pernah pergi, aku akan mencintainya dan tidak akan memberinya kesempatan untuk melarikan diri.” Kata Fandi.
Tapi setelah cukup lama berlalu, kakak kedua tidak membalas ucapannya juga.
Begitu Fandi mendongak, dia melihat kakak kedua-nya sudah bersandar di sofa dan sudah tidur terlelap.
Fandi tersenyum masam dan memanggil Rey. Menyuruh Rey menyiapkan penerbangan pulang untuk malam ini.
Saat Gandi bangun keesokan harinya, kepalanya sakit seperti akan meledak.
Dia sangat haus dan tanpa sadar berteriak "Air, air..."
Tapi sudah berlalu cukup lama, dia tidak mendapati sosok yang sangat tidak asing untuknya yang biasanya mengantarkan air untuknya.
Butuh beberapa saat sebelum otak tumpul Gandi mulai sadar sepenuhnya, tidak ada siapapun lagi di sampingnya yang akan menjaga dan melayaninya.
Dia berjuang untuk bangun dan melihat sekeliling dengan hampa. Baru setelah itu dia menyadari kalau dia sudah kembali pulang.
Ada segelas air di atas meja di samping ranjang. Airnya sudah dingin. Rey yang menaruhnya kemarin malam.
Gandi merasa lebih nyaman setelah meminum air itu dengan sekali teguk.
Dia berdiri, pergi ke kamar mandi untuk mandi, lalu mencukur jenggot di wajahnya sampai bersih dan memandangi dirinya yang begitu lemah dan kuyu di cermin, sekarang penampilannya sudah hampir kembali seperti sebelumnya.
Dia pun berjalan keluar dengan handuk mandi melingkar di pinggangnya, kamar tidur itu begitu kosong. Wanita yang disukainya tapi dirinya selalu menolak untuk mengakuinya, jika wanita itu masih ada disini, seharusnya dia sudah menyiapkan baju, sepatu untuknya dan akan bilang coba pakai baju yang ini, coba ganti yang itu.
Setelah dia selesai berpakaian, wanita itu juga akan mencarikan dasi yang cocok untuknya, lalu memasangkan dan merapikan dasi itu untuknya.
Setelah selesai melayani Gandi, wanita itu baru mulai mengganti bajunya sendiri.
Dia adalah wanita yang pemalu, dia akan pergi ke ruang ganti untuk ganti baju. Jika dia tidak sedang menghadiri jamuan makan atau pesta, dia pasti akan selalu berpakaian dengan sangat sederhana.
Dia tidak memiliki kebiasaan memakai emas-emasan.
Satu-satunya kesukaannya adalah gelang giok itu.
Sebenarnya, itu hanyalah sebuah gelang giok saja. Dirinya kenapa tidak bisa menerima itu?
Mengapa dia selalu berdebat dengan wanita itu dengan keras hanya untuk masalah sepele itu?
Neva, aku tahu aku yang salah.
Kamu, cepatlah kembali!
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JayLelaki Greget
Rudy GoldBack To You
CC LennyMy Cute Wife
DessyThat Night
Star AngelUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip