Cinta Yang Dalam - Bab 215 Pemicu Terakhir
Neva merasa sedikit malu, jelas-jelas dia sudah berusaha menahan agar badannya tidak bereaski terhadap Gandi.
Namun serangan terakhir ini, sepertinya dia malah mabuk.
Serangan pria ini sungguh ganas sekali, bagaikan menyerang ke dalam hatinya.
Perasaan yang awalnya dikira sudah perlahan-lahan menjadi dingin, kali ini justru meningkat dengan sangat pesat.
Neva sudah tidak memiliki tenaga untuk bergerak, dia bahkan merasa ada sesuatu yang mengalir keluar dari bagian bawahnya.
Pada saat ini, ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam mulutnya, terasa sedikit pahit, lalu ada air yang dicekokkan.
Karena Neva sedang berbaring, maka dengan wajar dia pun tersedak.
Dia langsung terbatuk, dan obat itu tidak sengaja dia muntahkan keluar.
Samar-samar, dia merasa ada orang yang sedang menepuk punggungnya.
Sepertinya, terasa sedikit lembut?
Sambil berpikir, Neva akhirnya tertidur pulas.
Gandi menatap Neva dalam diam, obat yang diminum Neva tadi, tentu adalah obat kontrasepsi.
Gandi tidak paham dengan perasaannya kepada Neva.
Barusan, jelas-jelas dia hanya ingin melampiaskan saja.
Tetapi entah kenapa pada akhirnya, dia bahkan memiliki kenikmatan yang tak beralasan, dan kenikmatan ini pun merambat ke sekujur tubuhnya.
Sepertinya, mati di atas badan wanita ini juga pantas.
Benar kata pepatah, mati di tengah keindahan wanita, juga adalah hal yang nikmat.
Menatap badan Neva yang seolah-olah tidak bertulang, Gandi bersandar di sofa dan tertidur pulas. Suara napas Neva yang ringan itu bagaikan obat perangsang hawa nafsu, membuat Gandi sedikit tidak bisa mengontrol dirinya.
Gandi merasa perlu menenangkan diri, dia bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mandi air dingin. Lalu dia keluar dan membuka jendela, sambil bertiupkan angin malam, dia menyalakan sebatang rokok.
Hingga api di badan Gandi akhirnya padam, dia memanggil Neva, tetapi Neva tidak merespon.
Gandi ragu sejenak, lalu dia pergi mencari sehelai kain basah, dan mengelap badan Neva.
Neva sedang bermimpi, sebuah mimpi yang indah.
Dia dikejar oleh penjahat, tetapi tidak sanggup untuk berlari lagi. Orang di belakang sudah semakin mendekat, dan dia pun semakin panik, bahkan sudah bisa memikirkan tragedi yang mungkin terjadi pada detik berikutnya.
Namun tepat pada saat ini, ada orang yang muncul di depannya.
Bagaikan dewa yang turun dari ke dunia, sekujur tubuhnya memancarkan sinar menyilaukan.
Jika dikatakan dalam hati setiap wanita memiliki seorang pahlawan besar, maka orang yang saat ini ada di depan mata Neva adalah pilihan pertamanya.
Pria itu memukul mundur orang yang ingin melukai Neva, lalu menggendongnya, dan merapikan rambut yang berantakan di wajahnya dengan lembut.
Kemudian, pria itu mencium pelan pada bibir Neva.
Setelah ciuman itu, barulah Neva ingat bahwa dirinya telah berkeluarga.
Neva seketika merasa sedikit malu, dan berkata, “Kenapa kamu boleh begini!”
Namun, sinar di wajah orang di depannya memudar perlahan-lahan.
Sebuah wajah familier, wajah yang akan menimbulkan ketakutan Neva pun muncul.
“Tuan, Tuan Tirta… oh, salah, salah, suami!”
Neva berteriak, lalu bangun mendadak.
Pakaian yang menyelimuti badannya melorot ke bawah, dan badan Neva sepertinya sedang bergerak tiada henti.
Neva segera mengangkat kepala memandang ke sekitar, dia menyadari saat ini dirinya sedang berada di dalam mobil, jelas-jelas tadi dia berbaring di sofa dengan badan telanjang.
Namun, sekarang di badannya sudah mengenakan pakaian baru, jangan-jangan?/
Neva menoleh menatap Gandi yang sedang menyetir mobil.
Di tengah alunan musik di dalam mobil, Gandi berkata, “Apakah kamu sudah bangun?”
Tidak menunggu Neva mengangguk, Gandi lanjut berkata, “Aku yang memakaikan pakaian untukmu, sebelum dipakaikan, aku sudah mengelap bersih badanmu.”
Gandi seolah-olah sedang mengatakan hal sepele yang sudah sewajarnya, sedangkan Neva, wajahnya sudah memerah saat ini.
Dalam hati Neva pun muncul perasaan yang aneh, apakah ini adalah perawatan pria itu kepadanya?
Hingga tiba di villa, Gandi juga tidak mengatakan apa-apa.
Neva tidak tahu harus bagaimana mencari topik pembicaraan, keheningan seperti ini cocok sekali dengan seleranya, sehingga dia juga memilih untuk diam.
Ketika Neva membuka pintu hendak turun dari mobil, baru saja menginjakkan satu kaki keluar, seketika dia merasa tidak sanggup untuk menopang badannya sendiri, dan hampir jatuh ke tanah.
Untungnya, Neva mencengkeram pintu mobil dengan erat, sehingga tidak sepenuhnya terjatuh.
Pada saat ini, Gandi sudah memutar kemari dari kursi pengemudi, dia memapah Neva berdiri, dan membiarkan Neva bergantung di badannya.
Neva menatap Gandi dengan kesal, tentu saja, tatapan ini hanya berlangsung selama satu detik.
Jika waktunya lama, maka akan diketahui.
Setelah masuk ke dalam villa, Neva hanya menyantap beberapa suap makan malam, lalu berjalan ke lantai atas sambil memapah pegangan tangga.
Awalnya Gandi juga mengikuti di belakangnya, tetapi Mbok Ting memanggil Gandi. Neva samar-samar mendengar Mbok Ting berkata kepada Gandi bahwa harus mengontrol diri.
Seketika Neva merasa wajahnya panas membara, dia masuk ke kamar dan merebah di atas kasur, lalu membalut dirinya dengan selimut.
Neva pun tidak tahu bagaimana dirinya tertidur.
Ketika Neva bangun keesokannya, dia menyadari dirinya justru berada di dalam pelukan Gandi.
Gandi memeluk Neva, dan Neva merebah di lengannya. Tampang mereka berdua itu, jika dikatakan kasih mereka tidak baik, tidak ada orang yang mempercayainya.
Badan Neva menjadi kaku, dia sedang dilema harus kabur bagaimana dari pelukan Gandi.
Namun, lengan Gandi yang merangkulnya tiba-tiba mengerat, dan terdengar suaranya yang datar berkata, “Apakah kamu sudah bangun?”
Neva bergumam mengiyakan, perasaan mesra seperti ini membuatnya sangat tidak terbiasa.
Pakaian di badannya sudah menghilang entah dari kapan, sekarang mereka saling berhadapan dengan badan telanjang.
Kedua kaki Neva masih terasa pegal, seketika dia memiliki sebuah pikiran yang tak terucapkan dalam hatinya, jangan-jangan tadi malam mereka berdua sekali lagi…?
“Tuan, Tuan Tirta, kita sudah harus bangun.”
Neva memberanikan diri untuk berkata pelan.
Neva juga merasa lapar, karena kemarin sudah lelah untuk waktu yang begitu lama.
Kemarin malam, karena badannya terasa pegal, belum makan beberapa suap pun Neva sudah merasa kenyang.
Gandi menjawab dengan datar, “Apakah kamu lapar?”
Baru saja Neva ingin berkata tidak lapar, tetapi perutnya langsung keroncongan.
Wajah Neva merah seketika, ingin sekali dia mencari tempat untuk bersembunyi.
Namun saat ini, satu-satunya tempat yang bisa bersembunyi, adalah pada lengan Gandi.
“Kalau begitu ayo bangun!”
Gandi berkata, tetapi dia tidak melepaskan lengannya yang merangkul Neva.
Ini membuat Neva merasa sedikit kesal, apakah pria ini sedang menjaili dia?
Di manakah bangun yang dia katakan?
Jangan-jangan….
Neva memandang ke bawah, dan melihat gundukan kecil di bagian bawah Gandi.
Neva langsung menjadi gugup, adegan kemarin yang tidak kenal rasa lelah masih ternyiang di depan mata, perasaan tubuhnya juga sedang mengingatkannya pada masalah yang telah terjadi.
Neva bergegas melepaskan diri dari pelukan Gandi. Kekuatan yang mendadak ini, hampir membuat lengan Gandi tertarik.
Gandi pun menatap Neva dengan kesal, apakah wanita ini tidak tahu diri?
Namun, Gandi terpana melihatnya. Kulit Neva yang putih bersih sangat memukau di bawah sinar cahaya matahari yang menembus masuk dari jendela, juga perutnya yang datar, serta perasaan yang terlupakan ketika meraba kulitnya kemarin.
Wanita ini sungguh manis sekali!
Poin pentingnya adalah, Neva pada akhirnya juga tidak ingin tunduk padanya, sehingga dia pun menggunakan segenap kekuatan untuk menjarah dan memeras Neva, ingin wanita ini menikmati terpaan asmara dengan tunduk di bawah badannya.
Kenikmatan di antara suami istri seperti ini, pertama kalinya membuat Gandi merasa sedikit suka.
Ketika Neva mengenakan baju, dia merasa badannya sudah bukan miliknya lagi.
Neva merasa pegal tak bertenaga, bahkan merasa detiknya berikutnya hendak rebahan di atas kasur, dan tidak ingin bergerak sedikitpun.
Namun, tatapan Neva sewaktu-waktu menyapu ke arah gundukan kecil di badan Gandi.
Ketakutan yang pekat memberitahu Neva, jika dia lebih lama sedetik di atas kasur, maka pria ini sangat mungkin akan melahapnya lagi.
Akhirnya, Neva sudah mengenakan pakaian, dia turun dari kasur dan berjalan cepat, ingin pergi mandi.
“Tuan Tirta, kamu juga cepatlah bangun! Sudah lewat dari jam kerja, jika berlama-lama lagi, kamu sudah bisa makan siang ketika tiba di perusahaan.”
Neva berpura-pura bersikap biasa dan berkata, ingin mengalihkan perhatian Gandi dari badannya.
“Neva!”
“Hhmm….”
Neva menyahut pelan, tidak tahu apa yang ingin dikatakan Gandi.
“Aku tidak ingin bergerak, kamu mengelap badanku saja.”
Perkataan Gandi sama sekali tidak ada maksud untuk meminta tolong kepada Neva, sebaliknya lebih mirip dengan perintah.
Neva bergumam mengiyakan, dan berkata, “Tuan….”
“Apakah kamu masih ingin melakukan sekali lagi?”
Gandi langsung memotong perkataan Neva yang hendak diucapkan, Neva bergidik, dan bergegas berkata, “Tidak, tidak ada, aku dengarkan Tuan Tirta.”
Lalu Neva pergi ke kamar mandi bagaikan melarikan diri.
Setelah selesai mandi, Neva berjalan ke tepi kasur sambil membawa kain hangat.
Neva juga bukan pertama kalinya mengelap badan pria.
Karena waktu itu Nardi masih kecil, dia hanya berendam dan tidak menggosok badan ketika mandi, maka Neva sebagai kakaknya pun turun tangan.
Teringat akan Nardi, hati Neva memberat seketika.
Matanya juga sedikit memerah, jika dia tahu akan terjadi begitu banyak hal setelah itu, jika dia tahu pada akhirnya Nardi akan mati, kalaupun waktu itu memaksa dirinya untuk melihat Nardi mati, dia juga tidak akan mengusir Nardi.
Setidaknya, Nardi memiliki penemanan dirinya.
Namun, salah tetaplah salah, tidak akan ada kesempatan untuk menebus kesalahan.
“Apakah kamu tahu apa yang sedang kamu pikirkan sekarang?” Perkataan Gandi bagaikan guntur yang meledak di telinga Neva.
Neva bergegas mendongak, dan berkata, “Ah? Tuan Tirta….”
“Batang kayu!”
Gandi tersenyum mengusik, setelah kain Neva menyentuh badannya, hawa nafsu Gandi terbangkitkan seketika.
Neva menyeka badan Gandi dengan pelan dan sangat teliti, tidak melewatkan sudut mana pun.
Tentu saja, Neva sengaja menghindari daerah kemaluan Gandi, karena Neva juga tahu bahwa saat ini dirinya sedang bermain api.
Namun ada sebagian masalah, bukanlah dia berkata tidak mau, maka tidak akan terjadi.
Ketika Neva menyeka dada Gandi, karena tangannya sudah tidak bertenaga setelah lama menopang badannya, dia langsung merebah ke atas badan Gandi.
Pemicu terakhir pun dinyalakan!
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Lifetime
DevinaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensHidden Son-in-Law
Andy LeeThat Night
Star AngelMeet By Chance
Lena TanCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip