Cinta Yang Dalam - Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
Setelah mendapatkan perintah dari Riana, Elvan mengetuk pintu ruang pribadi.
Setelah beberapa saat, pintu ruang pribadi terbuka, dan seorang wanita dengan berpakaian terbuka dan seksi memandang Elvan, lalu terkejut dan menutup mulutnya.
"Tampan sekali!"
Setelah mengatakan itu, wanita itu langsung menarik tangan Elvan.
"Ayo, pria tampan, cepat masuk..."
Elvan sedikit terdiam. Penampilan wanita ini mengingatkan Elvan pada kelompok layanan khusus tertentu.
Elvan memasuki ruang pribadi dan menimbulkan jeritan orang-orang.
Putra keluarga kaya yang sopan dan anggun sudah biasa terlihat, tiba-tiba muncul seorang pria kuat seperti Elvan, ditambah lagi dengan wajahnya yang tampan.
Segera, seluruh pandangan mata orang-orang di ruang pribadi tertuju padanya.
Winda mengangkat matanya sedikit, merasa bahwa pria yang masuk itu tampak sedikit akrab, apakah itu Elvan?
Para wanita terkenal di ruang pribadi sudah memulai percakapan, tetapi Elvan mengabaikannya dan berjalan ke depan Winda, lalu berkata, "Nona, saatnya pulang."
Elvan bisa melihat wajah Winda yang sudah memerah, dan jelas ini sudah minum terlalu banyak.
"Um..." Winda berusaha untuk bangun, tapi kakinya lemas, dan tubuhnya terhuyung langsung ke tubuh Elvan.
Elvan sedikit mengernyit, lalu secara spontan menggendong Winda dan langsung keluar dari ruang pribadi.
Suara diskusi samar-samar terdengar dari belakang.
"Winda itu terlihat sangat polos, mengapa bisa membiarkan pengawal itu memeluknya begitu saja?"
"Ini sudah jelas, mencari kesempatan dalam kesempitan!"
"Jangan bicara sembarangan, berhati-hatilah nanti didengar orang. Tapi pria ini sangat kuat, aku tadi sudah hampir bersemangat..."
Keluar dari ruang pribadi, barulah Elvan menurunkan Winda.
Karena diluar banyak orang yang lalu lalang, jika melihat dirinya sebagai pengawal dan menggendong Nona besar keluarga Yang, maka entah rumor apa lagi yang akan muncul di hari esok.
Begitu merasakan tiupan angin di koridor, Winda menjadi sedikit terjaga.
Winda memandang Elvan yang sedang membantu dirinya berjalan, dan bertanya, "Apakah kakak ipar mencariku?"
"Um..." Elvan berkata dengan singkat.
Begitu melewati sudut, Winda merasakan tangan Elvan yang sedang memegang lengannya menjadi sedikit lebih erat.
Kemudian, Winda disembunyikan di belakangnya.
"Apa maksudnya Presdir Tirta?"
Gandi hari ini mengadakan jamuan makan untuk pelanggan di sini hari ini, Gandi baru saja menjawab panggilan dan hendak kembali ke ruang pribadi.
Tidak diduga, Gandi melihat sosok yang tidak asing sedang didukung oleh seseorang.
Melihat Winda yang sedang mabuk seperti itu, Gandi tidak bisa menahan amarahnya dan langsung menghalangi jalannya.
"Aku ingin berbicara sesuatu dengan Nona Yang."
Pandangan tajam Gandi sangat terfokus pada Winda.
Saat Winda mendengar suaranya, Winda merasa sedikit familiar. Setelah mendongak dan melihat bahwa itu adalah Gandi, Winda buru-buru menundukkan lagi kepalanya.
Entah mengapa, padahal sudah mengatakannya begitu jelas, tetapi Winda masih takut pada pria ini.
"Aku tidak ada hubungannya dengan Tuan Tirta, dan tidak ada yang perlu dibicarakan. Aku sangat mengantuk, Elvan, ayo kita kembali."
Elvan mendapat perintah dan meminta pengawal di belakangnya untuk mendukung Winda, dan berkata: "Presdir Tirta, tolong beri jalan!"
Gandi melihat ke arah Elvan, lalu melihat ke arah wanita yang dia rindukan siang dan malam, berkata dengan sungguh-sungguh: "Winda!"
Winda gemetar dan secara spontan ingin menjawabnya.
Tapi setelah ragu-ragu sejenak, lalu tiba-tiba menahan diri.
Gandi tidak menunggu Winda bersuara, lalu membuka jalan.
Melihat bayangan tubuh Winda yang pergi menjauh, tatapan matanya semakin gelap.
Apa yang masih di harapkan oleh Gandi?
Berharap Winda berubah pikiran, berharap Winda hidup bersama dengan dirinya?
Winda tiba di rumah pada saat subuh, setelah mandi dengan tergesa-gesa, Winda menyusut ke tempat tidur dan tertidur.
Malam ini, tidurnya tidak begitu nyenyak.
Winda memimpikan Gandi memegang cincin di tangan dan berlutut di lantai untuk melamarnya.
Tetapi pada saat ini, Ramon bergegas kemari dan berteriak jangan menikah dengannya.
Kemudian adegannya tiba-tiba berubah, Winda melihat Gandi maju selangkah demi selangkah, wajahnya muram.
"Menurutmu apa yang akan aku lakukan? Istriku, harus aku yang menidurinya, tidak mungkin kuserahkan orang-orang yang berkencan di dalam pertemuan grup, kan?"
...
Dengan teriakan "Ah", Winda tiba-tiba duduk dari tempat tidur.
Setelah terengah-engah lama sejenak, Winda menyadari bahwa dirinya sedang bermimpi.
Sekilas melihat waktu, ternyata sudah jam sepuluh pagi.
Sepertinya tidak boleh minum, begitu minum akan terasa mengantuk dan malas, dan juga akan mengalami mimpi yang mengerikan.
Winda mengambil ponsel dan melihat beberapa pesan di WeChat.
Dua di antaranya dikirim oleh Evelyn, dengan selang waktu setengah jam.
"Winda, apakah kamu sudah sampai rumah?"
"Oh iya, WeChat Elvan, bisakah kamu memberikannya padaku?"
Winda tertegun sejenak, jangan bilang Evelyn tertarik pada Elvan?
Sepertinya tidak mungkin, Evelyn mengetahui identitas Elvan, dan ini bukan pertama kalinya mereka bertemu.
Jika benar-benar menginginkannya, itu pasti sudah sejak awal.
Tampaknya tadi malam ada orang yang tertarik pada Elvan dan meminta Evelyn untuk mendapatkan kontak Elvan dari Winda.
Memikirkan penampilan Elvan, Winda menghela nafas.
Di dunia ini benar-benar pilih kasih pada orang-orang tertentu.
Elvan sangat cocok dengan standar wanita yang mengejar rasa aman, warna kulit yang seksi, otot yang kuat tapi tidak berlebihan, benar-benar idaman para wanita.
Winda mengirimkan akun WeChat Elvan, lalu bangkit dari tempat tidur dan mandi.
Setelah semuanya selesai, saat hendak turun ke bawah, ada seorang pelayan datang dan berkata: "Nona, Tuan Tirta ada di sini dan ingin bertemu denganmu."
Winda sangat terkejut dan masih menggelengkan kepalanya: "Katakan saja aku tidak di sini."
Begitu kata-kata itu keluar, dari bawah terdengar suara yang tidak asing: "Tapi aku sudah melihatmu, Nona Yang."
Jika dulu, Gandi akan menunggu Winda dengan sabar, jika Winda tidak ada, maka terima saja bahwa Winda memang tidak ada.
Tetapi pagi ini ada panggilan masuk, dan Gandi tahu bahwa dirinya harus pulang ke negaranya.
Sebelum kembali ke negaranya, ada suatu barang yang ingin Gandi berikan pada Winda.
Pengawal di pintu menghalanginya, yang baginya hanya perlu bertindak satu menit saja.
Untungnya, pagi ini Elvan pergi bersama Arya, jika tidak, Elvan akan membuat Gandi sedikit kesulitan.
Winda menunduk dan melihat Gandi yang sedang menatapnya di bawah.
"Tuan Tirta, kamu ini muncul secara tiba-tiba tanpa izin, ini tampak seperti tidak diundang!"
Winda tidak langsung memberi jalan buntu padanya saat berbicara, tetapi Gandi sepertinya tidak peduli sama sekali.
"Oh, Nona Yang, begitukah caramu memperlakukan tamu?"
"Hmph, kamu juga bukan tamu!"
Meskipun Winda berkata demikian, Winda turun dan meminta pelayan untuk membuat teh.
Keduanya duduk berseberangan di ruang tamu, teh siap disajikan, dan Gandi juga tidak menyentuhnya.
Pandangan matanya begitu fokus, dan tampak sedikit rakus melihat tubuh Winda dari atas ke bawah.
Gandi akan segera kembali ke negaranya, dan waktu untuk bertemu kembali seperti akan sangat lama.
Jadi Gandi harus mengingat Winda, mengingat setiap bagian tubuhnya.
Winda sangat tidak terbiasa melihat tatapan matanya, seolah-olah dirinya ditelanjangi oleh Gandi.
Winda memutuskan untuk menyelasaikan konflik ini dengan cepat.
"Apakah ada sesuatu yang membuat Tuan Tirta datang kemari hari ini? Jika mengenai bisnis, kamu bisa mencari abang pertama dan abang keduaku."
Gandi menggelengkan kepalanya, melihat mulut kecil wanita di depannya, ada api yang tak bisa dijelaskan menyala di dalam hatinya, memberinya dorongan untuk mencium.
"Aku akan pergi."
“Ah?” Winda sedikit terkejut. Gandi sudah lama disini, apa maksudnya tiba-tiba akan pergi?
“Pergi, pergi saja!” Winda awalnya ingin bertanya pada Gandi mengapa begitu cepat ingin kembali ke negaranya, tetapi Winda tiba-tiba teringat lagi bahwa Gandi kembali ke negaranya ataupun berada di sini sepertinya tidak ada hubungannya dengan dia!
Mereka berdua sekarang telah menjadi orang asing dan menjalani kehidupan masing-masing.
Mata Gandi menjadi gelap, Gandi mengeluarkan sebuah kotak merah dari dalam bajunya dan menyodorkannya: "Aku telah lama berada di Australia dan tidak pernah memberimu hadiah. Kejadian sebelumnya, aku memang sudah kelewatan, aku minta maaf padamu. Barang kecil ini adalah bentuk permintaan maafku! "
Winda melihat kotak merah di tangan Gandi, dan tahu bahwa ini pasti sebuah perhiasan.
Memikirkan apa yang terjadi pada kalung itu terakhir kali, Winda menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tegas: "Tuan Tirta, debu kembali menjadi debu, tanah kembali ke tanah. Karena kamu akan kembali ke negaramu, maka kejadian waktu dulu biarkan saja berlalu. Hadiah ini, aku tidak bisa menerimanya. "
Setelah berbicara, Winda mendorong kotak merah itu kembali.
Gandi memandangi kotak merah di depannya, tanpa sadar mengepalkan tangan.
"Apakah Nona Yang benar-benar ingin bersikap begitu kejam?"
Winda tiba-tiba merasakan sakit di hati, tetapi masih dengan keras kepala berkata: "Apakah ada hubungan di antara aku dan Tuan Tirta?"
Gandi memandang Winda dengan serius, menyimpan kotak merah yang berharga itu ke dalam saku bajunya.
"Akulah yang telah bertindak terlalu berlebihan, maaf telah mengganggumu, Nona Yang."
Gandi bangkit dan keluar dengan tegas.
Winda melihat sosoknya yang telah pergi, tiba-tiba hatinya merasa sakit.
Benar saja, semuanya palsu.
Bukankah Gandi mengatakan bahwa dirinya menyukai Winda?
Tapi kenapa Gandi tidak berbalik, kenapa tidak menunjukkan sedikit nostalgia?
Teh di dalam cangkir sudah dingin, dan pelayan datang untuk mengganti airnya.
Winda tiba-tiba berkata: "Bibi Yang, apakah aku melakukan hal yang benar?"
Wanita yang dipanggil Bibi Yang ini telah bekerja sebagai pelayan di keluarga Yang selama beberapa dekade, menyaksikan Isko kedua saudara laki-laki tumbuh besar dan juga melihat kehidupan baru Winda.
Bibi Yang bisa melihat keraguan Winda, sebagai orang yang berpengalaman, Bibi Yang harus memberi pencerahan padanya.
"Nona, tidak ada benar atau salah yang mutlak di dunia ini."
Winda tersenyum pahit, lalu berhenti bersuara.
Winda melihat ke depan, pandangan matanya melewati dinding, seolah-olah telah melihat Gandi yang bergerak semakin jauh.
Tidak tahu, apakah Gandi akan kembali atau tidak?
Takutnya tidak akan lagi, bagaimanapun juga, sikapnya sudah begitu jelas.
Jika tidak kembali, itu juga bagus, Winda akhirnya bisa mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan sebelumnya dan memutuskan penderitaan saat ini.
Semuanya berpisah dan saling memberkati.
Gandi benar-benar pergi seperti ini dan tidak pernah kembali.
Winda yang awalnya tidak terbiasa, dan pada akhirnya sudah terbiasa dan mati rasa.
Winda menyadari bahwa dirinya kadangkala akan merindukannya.
Sebagai Presdir Grup Tirta, orang yang paling berkuasa di dunia bisnis.
Gandi adalah pengunjung yang sering muncul di halaman depan berita. Setiap kali ada surat kabar tentangnya, Winda akan menyimpan satu salinannya.
Meskipun Winda tidak mengerti mengapa dirinya harus melakukan ini.
Jelas-jelas, mereka tidak lagi berhubungan!
Di grup pertemanan Gandi juga diperbarui sesekali, tidak ada kemewahan, tidak ada mobil mewah dan rumah mewah.
Hanya sesekali foto anak-anak imut, gadis kecil di dalam foto itu sangat imut, berpenampilan rapi seperti boneka.
Setiap kali Winda melihatnya, jantungnya berdebar-debar.
Winda tahu bahwa ini adalah kontak antara ibu dan anak.
Ini adalah anaknya, meskipun Winda sudah lupa dengan masa lalu.
Namun hubungan darah yang tidak terputus ini masih ada di dalam hatinya.
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengSomeday Unexpected Love
AlexanderGue Jadi Kaya
Faya SaitamaHalf a Heart
Romansa UniverseMenantu Hebat
Alwi GoMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip