Cinta Yang Dalam - Bab 179 Kesepian

“Ini saya, Nyonya muda!” Pintu kamar tamu terbuka, terdengar suara Mbok Ting.

Neva bernapas lega, dia menarik nafas panjang, jantungnya masih berdetak cepat, dia berjalan mendekat dan bertanya: “Kenapa Mbok Ting kembali?”

Setelah Neva pergi dari Keluarga Tirta saat siang hari, Shinta Lie menyuruh Mbok Ting kembali ke vilanya.

Sesudah kembali dan berberes seharian, dia merasa lelah dan beristirahat di kamar tamu.

Siapa sangka dia malah ketiduran.

“Saya kembali untuk menjagamu dan Gandi!” ucap Mbok Ting.

Neva tersenyum getir, sekarang semua orang telah mengetahui masalahnya dan Gandi.

“Mbok Ting, Tuan Tirta mungkin tidak akan kembali.”

Melihat penampilan Neva yang kesepian, Mbok Ting juga merasa cemas.

Melihat Gandi tumbuh dewasa, dia bilang dirinya hanya seorang pelayan, tapi bisa dibilang dia sudah seperti orang tua Gandi.

Dia membuka mulut ingin berkata, tapi dia merasa membujuknya juga tidak berguna.

Terakhir dia hanya mengatakan: “Gandi, dia pasti akan mengerti.”

Neva tidak ingin membicarakan hal menyedihkan ini, dia mengganti topik dan berkata: “Mbok Ting, kamu sudah makan malam? Silakan duduk, aku akan memasak untukmu.”

Selepas itu, Neva bersiap pergi ke dapur.

Hanya dengan menyibukkan diri, dia tidak akan merasa dirinya itu manusia paling kesepian di dunia.

Namun, Mbok Ting kembali untuk menjaga mereka, bagaimana mungkin dia membiarkan Neva memasak.

Dia segera menahan Neva, membiarkan Neva beristirahat dan dirilah yang pergi ke dapur.

Neva duduk di sofa, menyalakan televisi, tapi tidak ada yang menarik, kemudian dia mematikannya.

Hari ini raut sedih Gwen masih terpancar dari wajahnya, tidak tahu apakah kehidupannya nanti akan menjadi seperti Neva.

Neva hanya berharap semoga Gwen bisa menjadi Wendi kedua, dia yang tidak mencintai suaminya, tapi suaminya yang cinta mati padanya.

Setelah Mbok Ting menyiapkan makanan, Neva dengan ragu menelepon Gandi.

Lagi pula, ini makan malam pertama setelah Mbok Ting kembali, seharusnya Gandi akan pulang.

Tapi teleponnya berdering lama, semuanya tidak diangkat.

Mungkin dia tidak mendengar dering pertama, tapi bagimana dengan dering kedua, ketiga, kelima?

Neva meletakkan teleponnya dan makan bersama Mbok Ting.

Saat makan, Mbok Ting seperti memikirkan sesuatu dan berkata: “Nyonya muda, nyonya menyuruhku menyampaikan kalau tiga hari lagi hari ulang tahun kakek. Nyonya menyuruh kamu pergi dengan Tuan Muda Gandi.”

Neva tertegun seketika, akhir-akhir ini, Kota Z dipenuhi dengan skandalnya dengan Julia, tidak bagus jika dia datang ke acara ulang tahun.

“Mbok Ting, bolehkah menyuruh Tuan Tirta mencari pasangan wanita lain? Aku tidak enak badan akhir-akhir ini.” Neva mencoba untuk tidak berpartisipasi.

Omongan Mbok Ting mengunci mulutnya: “ Keluarga Tirta hanya memiliki seorang nyonya muda!”

Selesai berkata, Mbok Ting menatap Neva penuh arti.

Neva menghela napas, hal itu sudah diputuskan, dia mengiakan dan lanjut makan.

Dia makan tanpa berselera, setelah itu dia kembali ke kamar, Neva dengan ragu menelepon Rey,

Rey mengangkat dengan cepat, sesudah mendengar cerita Neva, dia berkata dengan canggung: “Nyonya muda, tidak baik jika saya menyampaikan hal ini!”

“Aku sudah menghubunginya, tapi tidak tersambung, jadi merepotkanmu ya.” Selesai berbicara, dia langsung mengakhiri panggilan sebelum Rey menolaknya.

Saat ini, Rey masih belum meninggalkan perusahaan. Akhir-akhir ini, ada beberapa proyek besar yang melibatkan pengembangan Grup Tirta dalam sepuluh tahun ke depan.

Oleh karena itu, seluruh karyawan sangat bekerja keras, sebagai pemimpin tertinggi, Gandi sering lembur.

Rey menuju ke Kantor CEO, mengetuk pintu, dan masuk ketika mendengar suara dari dalam.

Gandi mengangkat kepala, wajahnya terlihat lelah, berkata: “Ada apa?”

Rey terdiam sejenak kemudian berbicara: “ Presdir Tirta, nyonya muda barusan menelepon dan menyuruhku menyampaikan...”

Sebelum dia menyelesaikan ucapannya, Gandi menyela dengan sarkastis: “Sejak kapan kamu mengganti profesi menjadi penyampai pesan?”

Rey tampak canggung dan berkata: “Hm, nyonya muda berkata bahwa telepon Anda tidak dapat dihubungi, makanya...”

Gandi tertegun dan melihat sekeliling, baru menyadari kalau teleponnya tidak ada di sekitar.

Dia mengerutkan alis dan berpikir, teringat bahwa dia mendapat panggilan di jalan hari ini, kemudian dia melempar teleponnya di kursi penumpang dan lupa mengambilnya.

“Baiklah, kamu pergi ke mobilku dan bawakan teleponku!”

Setelah Gandi selesai berbicara, dia melempar kunci kepada Rey.

Rey keluar dari kantor, menyadari kalau punggungya berkeringat dingin.

Komunikasi ini sangatlah beresiko, jika salah paham, dia juga akan terpengaruh.

Rey menelepon Neva, memberitahu bahwa Presdir Tirta sudah mengetahuinya.

Awalnya Neva ingin menanyakan sikap Gandi, tapi dia bimbang, malah mengucapkan terima kasih dan langsung mengakhiri panggilan.

Dia tidak ingin semakin memahami Gandi, dia sudah lelah.

Selama tiga hari ke depan, Neva akan pergi ke Keluarga Tirta menemani Shinta Lie setiap pagi, setelah makan siang dia akan pulang untuk merancang pernikahan Gwen.

Pada siang hari di hari ketiga, ketika Neva hendak pergi, di Keluarga Tirta kedatangan tamu.

Shinta Lie sudah beristirahat di kamar karena sakit kepala.

Neva merasa sedikit familiar dengan wajah imut orang di hadapannya.

Setelah mempersilakannya masuk, Neva baru mengingat kalau dia seorang bintang film. Belakangan ini, dia beradu akting dengan Chelsi.

Neva mengamatinya dalam diam, dia tahu bahwa Shinta Lie sangat membenci aktris karena hubungan Julia.

“Siapa kamu?” tanya Neva lembut.

Shanon menatap Neva yang dihadapannya, tersenyum kecil dan berkata: “Kakak ipar, kamu sudah lupa? Aku Shanon Lie, aku datang untuk menjenguk Bibi !”

Neva terkejut, mendengar perkataan Shanon, sepertinya dia kerabat Ibu Tirta.

Yang dia ketahui tentang Shanon adalah soal ejekan Chelsi ketika berendam beberapa hari lalu.

Dia mengatakan bahwa Shanon mengandalkan hubungannya supaya terkenal, dia tak bisa apapun selain memanyunkan bibir berakting imut.

Emosinya juga buruk, selalu merasa bahwa Tuhan yang pertama dan dia yang kedua. Jika suatu hal tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan membuat kerusuhan. Dia sangat pilih-pilih naskah, bertentangan dengan pendidikannya yang tinggi, dia bahkan tidak tahu cara membaca kata yang lebih rumit.

Intinya, Chelsi mengatakan Shanon tidak berguna.

Lalu, Emra memberi tahu Neva bahwa itu karena ketika Shanon dan Chelsi syuting, Shanon tidak serius dan menyebabkan mereka harus mengambil adegan yang sama hingga berkali-kali, hal ini membuat Chelsi murka.

Berbeda jika mendengar dari teman, Neva tidak akan memperlakukan Shanon dari kesan pertamanya, lagi pula dia kerabat Ibu Tirta.

“Ah! Aku ingat kamu pernah memerankan drama kerajaan yang sangat populer sebelumnya kan? Bagus sekali!” puji Neva sambil tersenyum.

Drama kerajaan? Shanon merasa sedikit bingung, belakang ini dia tidak berakting dalam film kerajaan, kan?

Namun, karena Neva memujinya, dia merasa puas pada dirinya sendiri, lalu memasang ekspresi rendah hati, dan berkata: “Kakak ipar, kamu memujiku lagi, aku masih muda, sering kali performaku tidak bagus dan masih perlu banyak latihan.”

Neva tersenyum simpul tidak membalas, kesannya pada Shanon sudah menurun selangkah.

Dia hanya asal bicara, tapi Shanon malah menerimanya, hal ini menunjukkan bahwa dia sangatlah arogan.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu