Cinta Yang Dalam - Bab 128 Mimpi Karena Rindu

Setelah Neva pergi, Lexi bangkit dan melihat melalui jendela Neva yang berjalan terhuyung ke arah mobil..

Huh, dasar bocah, berani-beraninya melawan, dia hanya cukup mengulur sembarang jari saja sudah bisa menghancurkan Neva.

Gilbert berjalan ke arah Lexi, dia terlihat ragu, “Lexi, menurutmu, apakah perlakuan kita terhadap Neva terlalu kejam?”

Gilbert memang belum sepenuhnya kehilangan hati nuraninya, lagipula, Neva sudah banyak membantunya.

Mereka lagi dan lagi menggunakan abu orang tua Neva untuk mengancamnya, kali ini, mereka sampai melibatkan adik laki-laki Neva. Dia mulai merasa ancaman ini tidak manusiawi.

Gilbert masih mengingat saat dimana Neva kecil masih sangan lincah dan lucu. Setiap dia pulang, Neva pasti akan berlari keluar rumah dan berteriak paman menghampirinya.

Sangat disayangkan,waktu sudah berubah…

Lexi melirik Gilbert sembari berkata, “Kenapa? Apa kamu masih terpikirkan sepupumu yang kasihan itu? Ada beberapa saat, bahkan akupun meragukan apakah kamu menyimpan perasaan pada saudara iparmu!”

Setelah Lexi menyelesaikan kata-katanya, dia seperti menyimpan perasaan untuk melukai Gilbert.

Gilbert langsung terkejut, dia merasa bahwa rahasia yang disembunyikannya bertahun-tahun telah diketahui. Dia dengan cepat melambaikan tangannya, “ Apa yang kamu bicarakan? Mereka berdua sudah meninggal bertahun-tahun lalu, orang yang meninggal bisa mendengar segalanya, jangan sembarangan!”

Lexi memandang Gilbert dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak. Dia adalah perempuan yang pintar, walaupun Gilbert tidak mengakuinya, tetapi dari raut wajah Gilbert tadi, sudah mengungkapkan seluruh pikirannya. Tetapi Gilbert hanya menggertakkan gigi dalam diam dan tidak mau mengakuinya.

Lexi menghela nafas dan berkata, “Gilbert, manusia tidak akan bisa berhasil jika tidak tegas. Ini adalah peribahasa dari zaman dahulu. Kamu juga tidak ingin Grup Aska untuk berhenti dan hancur di tangan kita bukan? Kita hari ini hanyalah menakuti Neva. Asalkan dia menyerahkan uangnya, otomatis aku tidak akan berbuat apa-apa. Jadilah orang baik untuk kaya, aku masih berpegang teguh pada ucapan ini.”

Gilbert mengangguk dan berkata, "Baiklah jika begitu.”

Adapun niat Lexi untuk melukai Neva dalam hatinya, bahkan Lexi sendiri juga sudah tidak tahu berapa kali merencakan hal itu.

Neva terduduk dalam mobil selama dua jam baru mengumpulkan sedikit tenaga.

Dia menyalakan mobil, namun tidak tahu harus kemana. Dia hanya berputar-putar sebelum akhirnya berhenti.

Neva sendiri juga tidak menyangka, bahwa dia telah mengemudi sampai ke makam leluhur Aska.

Saat Neva turun dari mobil, dia melihat sepasang suami istri yang bertanggung jawab disana sudah berusia enam puluhan tahun. Sebelum Neva lahir, mereka sudah bertanggung jawab atas makam ini.

Setelah melihat Neva, kedua orang itu bertukar pandang dengan ekspresi kebinggungan sebelum memilih untuk berpura-pura tidak melihat Neva.

Karena beberapa hari yang lalu, Lexi sudah mengingatkan bahwa jika Neva datang untuk berkunjung, dia tidak boleh masuk.

Namun, untuk berbakti kepada orang tua yang meninggal adalah hal yang patut dilakukan. Bagi siapa yang menghalangi akan mendapat hukuman dari Langit, jadi keduanya memilih untuk menutupsebelah mata.

Neva datang dengan tiba-tiba sehingga tidak menyiapkan apapun. Dia berjalan menuju batu nisan orang tuanya. Batu nisan yang terpampang tampak begitu menyilaukan.

Dia duduk dan bersandar di batu nisan, seperti dia bersandar pada ayah dan ibunya.

“Ayah, Ibu, Anak perempuan kalian datang berkunjung…”

Neva sambil berkata dan berlinang air mata.

“Kemarin aku menemani temanku untuk mengunjungi Ibunya. Ibunya sangat cantik, tetapi sayangnya dia sudah gila, ayahnya yang menyebabkan hal itu. Ayahnya bukanlah orang yang baik, tetapi dia malah masih hidp di dunia ini. Ayah, Ibu, seumur hidup, kalian tidak pernah berbuat hal jahat. Tetapi mengapa kalian begitu cepat pergi?”

Neva semakin sakit hati saat mencurahkan perasaannya, dia sudah menangis sejadi-jadinya.

Karena ancaman Gilbert dan Lexi ditambah Gandi yang memiliki wanita lain, hal ini membuat hati kecil Neva seperti hilang dihembus angin.

Di depan batu nisan kedua orang tuanya, Neva bercerita tentang banyak hal, tetapi dia tidak menyebutkan masalah uang yang diminta Lexi.

Dia tidak ingin orang tuanya yang di Sembilan alam surga tidak merasa damai dan mengkhawatirkannya.

Neva terus berbicara sampai akhirnya dia mengantuk dan tertidur disamping batu nisan.

Dia bermimpi bahwa kedua orang tuanya kembali, dan memberitahunya bahwa mereka tidak meninggal, hanya sedang sibuk di luar negeri selama beberapa tahun ini.

Mereka menggandeng tangan Neva, ketiganya dengan bahagia berjalan bersama. Ayah Neva adalah orang yang sangat humoris, semua yang dikatakannya sangat menarik.

Mimpi ini membuat Neva sangat bahagia, bahkan di alam nyata, sudut bibir Neva terangkat naik.

Tetapi disaat paling bahagia, Neva melihat ada angin kencang yang datang dan membawa pergi kedua orang tuanya.

Ayahnya melihatnya dengan senyum di wajah, dan menyuruh Neva untuk lebih sering datang melihatnya, bahwa ayahnya akan selalu ada.

Neva hampir tersadar, selalu ada? Selalu ada? Dia pun akhirnya tersadar dia sedang bermimpi. Bukankah kedua orang tuanya sudah tidak ada? Jadi tadi…

Di dalam hatinya, dia sangat terkejut dan juga bahagia, kemudian dia duduk tegak.

DIa akhirnya membuka matanya, terbinggung sejenak, sebelum akhirnya menyadari bahwa langit sudah gelap.

Hembusan angin melewatinya, ini membuat bulu kuduk Neva berdiri.

Dia segera bangkit dari batu nisan, memandangi foto kedua orang tuanya, dia merasa seperti disadarkan kembali.

Neva membungkuk dalam-dalam dan berkata, “Ayah, Ibu, Hari sudah larut, aku akan mengunjungi kalian lagi!”

Setelah itu dia langsung berjalan keluar dari area pemakaman.

Sepanjang jalan kembali ke mobil, dia merasa punggungnya dingin. Sesampainya di mobil, perasaan itu perlahan menghilang.

Neva menepuk-nepuk dirinya sendiri sampai dia merasa lebih tenang.

Dia bukan seorang ateis, tapi dia tetap takut terhadap makhluk-makhluk halus. Tetapi jika ini adalah orang tuanya, maka dia todak takut.

Hanya saja mimpinya tadi benar-benar aneh, sampai perasaan merinding Neva tetap saja masih terpikirkan olehnya.

Selama dua hari berikutnya, Neva masih saja mengkhawatirkan masalah uang 200 Miliar itu.

Dia tahu jelas bahwa ancaman Lexi bukanlah sekedar candaan.

Tetapi uang 200 miliar, bahkan jika dia dibunuh, dia juga tidak bisa mengeluarkan sebanyak itu.

Kecuali, Neva melihat dan meraih tasnya dan mengeluarkan Black Cardnya.

Kartu ini adalah kartu tanpa limit milik Grup Tirta , jangankan 200 miliar, bahkan 2 triliun juga bisa dikeluarkan.

Tapi bagaimana dia menjelaskan untuk apa uang 200 miliar ini?

Bahakan jika Ibu Tirta tidak mengatakan apa-apa, dia pasti bertanya-tanya kemana perginya uang itu.

Apakah lebih baik dia berdiskusi dengan Gandi dan meminta uang darinya?

Sampai disini, Neva langsung mengeluarkan pikiran itu dari otaknya.

Bercanda saja, mereka baru menikah, jangankan menghabiskan uang untuk Neva, pembantu yang bisa dipecat saja sudah dipecat oleh Gandi.

Gandi tidak pernah perduli terhadap keluarga Aska. Proyek-proyek yang diterima Grup Aska juga semuanya diberikan oleh Ibu Tirta.

Neva benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi dia juga tidak bisa menunda hal ini, dia hanya bisa memikirkannya dengan lebih serius.

Tiga hari dengan cepat berlalu, di pagi hari keempat, Lexi meneleponnya.

Neva melihat panggilan dari Lexi, dia terdiam dan merasa sangan kewalahan.

Lexi pasti akan mengancamnya lagi, hal ini Neva tahu dengan jelas.

Tidak berapa lama, telepon akhirnya tidak berdering lagi, berganti ke berpuluh-puluh dering pesan.

Neva membaca pesan yang dikirimkan, semuanya dikirim oleh Lexi, dan isi pesan tersebut semuanya sama, “Jika kamu tidak memberikan uang, Nardi akan mengalami masalah!”

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu