Cinta Yang Dalam - Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda

Chelsi menyuruh dia pergi menangkap basah mereka di ranjang, bagaimana dia pergi menangkapnya?

Apakah tunggu setelah mereka berdua kumpul bersama, kemudian mendobrak pintu dan mengambil foto?

Sejak awal Gandi sudah mengatakan bahwa dia yang telah merebut posisi Julia.

Jika hari ini dirinya muncul, lalu dipermalukan oleh Gandi, maka itu yang akan menjadi lelucon besar.

Dia membenamkan diri dalam selimut, merasa agak sesak nafas dan tidak nyaman, tapi tidak bisa membuatnya tertidur.

Waktu berlalu sedetik demi sedetik, ponsel juga berdering beberapa kali, tapi dia tidak mengangkatnya.

Chelsi merasa cemas sekali, takut seorang diri tidak aman, dia memanggil Emra ke sini dan dua pengawal pribadi kepercayaannya.

Dia hanya bisa melihat Gandi pergi meninggalkan Liswei , memegang tangan Julia naik ke dalam mobil.

Supir pengganti mengendarai mobil tiba di hotel Himalaya , dua orang naik ke lantai atas.

Melalui koneksinya, Chelsi berhasil mendapatkan informasi tamu di Himalaya.

Gandi dan Julia pergi ke kamar cinta di lantai 18, ini membuat dia hampir meledak karena marah.

Ini yang dikatakan Neva hanya makan saja? Sialan ini makan hingga ke kamar cinta!

Saat ini Gandi sudah agak kebingungan, dia merasa tubuh sedikit panas.

Julia duduk di sampingnya, menuangkan segelas anggur merah lagi untuk dia.

Julia mengatakan bahwa Gandi sudah mabuk, jadi memesankan hotel untuknya, malam ini tidur di sini, dia akan melihat Gandi tertidur baru pulang ke rumah sendiri.

Secara naluriah, Gandi merasa masalah ini sedikit aneh.

Dia berdiri, berjalan ke balkon, lalu membuka jendela.

Dari luar angin dingin berhembus ke dalam, membuat dia merasa agak tenang.

Tetapi sensasi terbakar dalam tubuh perlahan masih terus meningkat.

Dia berbalik dan melihat sejenak, di dalam kamar sudah tidak ada sosok Julia lagi.

Dia menyalakan sebatang rokok, ingin menggunakan kekuatan nikotin untuk menekan nafsu keinginannya.

Saat ini Julia sedang berada di dalam toilet, melalui celah pintu memperhatikan Gandi.

Sudah begitu lama, kenapa obat yang diminum Gandi masih belum bereaksi?

Dia merasa agak cemas, lalu mengirim pesan pada Mili, berkata: “Obatmu bisa diandalkan atau tidak, sudah begitu lama, dia masih baik-baik saja.”

Mili sangat cepat membalas pesan, ponsel bergetar sejenak, Julia melihatnya: “Tenang saja, kak Julia, obat ini memang sangat stabil dan bertahap. Tunggu saat obat benar-benar bereaksi, dalam matanya jangankan seorang wanita, walaupun seekor babi betina, juga akan dilakukan sepanjang malam!”

Perumpamaan ini membuat Julia merasa agak tidak nyaman.

Ini termasuk kata-kata apa, menganggap dia sebagai babi betina?

Dia mengiyakan lalu menonaktifkan ponsel.

Pada saat ini harus mengakhiri semua gangguan dari luar.

Melihat Gandi membuka mantelnya, kemudian kemeja juga dibuka.

Tubuh yang kekar, otot yang berbentuk ramping, membuat dia tanpa sadar menjepit erat kedua kakinya.

Akhirnya bisa melakukan hal itu dengan pria, harapan dalam hati Julia sudah membawa tubuhnya mencapai klimaks.

Dia mengepalkan tinjunya erat-erat, satu tinju langsung dipukulkan ke dinding.

Rasa sakit yang menusuk ke tulang, membuat dia sedikit lebih tenang, tapi hanya sedikit saja.

Tangan sudah berdarah, setetes demi setetes jatuh ke lantai.

Dia membuka pintu balkon, berjalan masuk ke dalam lagi.

Seperti bertemu secara kebetulan saja, Julia keluar dari dalam toilet.

Dia melihat tangan Gandi terluka, pura-pura terkejut mengatakan: “Gandi, kamu kenapa?”

Sambil bicara dia lansung mengeluarkan kotak obat dari laci, ingin membantu Gandi membalut luka.

Gandi mengangkat tangan, menahan tubuh Julia yang akan mendekat.

Aroma parfum yang ada di tubuhnya, sudah membuat Gandi sedikit kebingungan.

“Sudah malam, kamu sudah harus pulang!”Gandi mengatakannya.

Julia tidak menyangka, mata Gandi sudah memerah sekali, sesuai dengan yang dikatakan Mili padanya, seharusnya obat sudah bereaksi.

Sudah sampai tahap ini, Gandi bahkan masih bisa mengendalikan dirinya.

Dia menggertakkan gigi, langsung membuka pakaiannya sendiri, menunjukkan tubuh elok yang ada di bawah sweter ketat.

“Gandi, dapatkan diriku!”

Dia langsung menerobos ke sana, menekan ke atas tubuh Gandi.

Hati Gandi memiliki dorongan sesaat, tangan tanpa bisa dikendalikan ingin memegang bagian tubuh lembut Julia.

Tapi pada saat ini, di depan matanya tanpa sebab melayang sosok Neva.

Dirinya pernah memberitahu dia, bahwa dirinya hanya memiliki dia satu wanita saja.

Tapi dia tidak mempercayainya.

Jika hari ini dirinya melakukan hal itu dengan Julia, maka itu benar-benar kemakan omongan sendiri.

Tangan Gandi yang telah diulurkan ganti arah lain, mencekik pahanya sendiri dan mencubitnya dengan keras.

“Julia, sudah malam, aku suruh supir mengantarmu pulang.” Dia mengulurkan tangan meraih ponsel yang ada di meja teh, tapi Julia melambaikan tangan, langsung mendorong ponsel yang ada di meja hingga jatuh ke lantai, energi potensial menggerakkannya hingga ke sofa.

Mata Gandi menyusut, pada saat ini walau dia selinglung apa pun, juga tahu bahwa dirinya telah diberi minum obat.

Dan orang yang memberinya obat sekarang sedang berada di bawah badannya ingin mendapatkan kesenangan.

Nafsu keinginan yang tak terbatas, sudah menutupi setiap sudut tubuhnya, mengharapkan dia melepaskan diri sepenuhnya.

Dan tangan Julia, menyalakan api yang ada diseluruh tubuhnya.

Dia juga sudah melepaskan ikat pinggangnya.

“Gandi, aku sangat mencintaimu, aku mohon padamu, berikanlah padaku! Kamu cambuk aku dengan keras, aku adalah budakmu……” Melihat Gandi tetap menjaga kesadarannya, Julia agak panik.

Dia memikirkan berbagai cara untuk mengucapkan kata cinta, satu tangan langsung mendorong sweaternya ke atas, menggunakan bagian lembut depan dadanya langsung ingin ditempelkan ke wajah Gandi.

Gandi mencoba mengendalikan dirinya, menggunakan satu tangan ingin mendorong pergi Julia, tapi saat tangan menyentuh posisi empuknya itu.

Sebuah perasaan bergairah yang belum pernah ada benar-benar menghancurkan batas pertahanan dalam hatinya.

Dia ingin menghalangi malah berubah menjadi memegang, langsung meremas dengan keras.

Dalam sekejap Julia menjerit kesakitan, tapi dalam kesakitan itu dia merasa bahagia.

Gandi bersedia melakukan ini padanya, itu membuktikan tubuhnya sudah memiliki reaksi padanya.

Nafsu tak terbatas, benar-benar sudah dinyalakan, membakar akal sehat Gandi.

Pada saat ini, dia hanya bisa melampiaskannya, dan melampiaskannya lagi.

Gandi langsung mendorong Julia ke atas ranjang, tangan sangat kasar merobek pakaiannya, kemudian langsung mengangkat kakinya.

Respon fisiologis tubuh Julia sudah mencapai klimaks, selama beberapa tahun ini demi menggoda Gandi, dia sungguh tidak menyentuh siapa pun.

Dia sedang berada dalam usia penuh nafsu keinginan, hasilnya malah tidak bisa melakukan apa pun.

Bisa dibayangkan, kekosongan dalam tubuhnya sudah mencapai tahap apa.

“Gandi, berikan padaku, cepat berikan padaku……”

Julia juga sudah terangsang, kedua tangan memegang pinggang Gandi dan langsung duduk ke atas.

Saat ini Gandi menggendong Julia dan langsung berdiri, dia melangkah cepat ke balkon, membuka semua jendela.

Angin dingin yang menusuk ke tulang, seketika membuat Julia terkejut dan menjerit.

Dan saat ini Gandi melepaskannya, sebaliknya dirinya maju beberapa langkah ke depan, menjulurkan bagian atas tubuhnya keluar agar tertiup oleh angin dingin, akhirnya bisa lebih tenang sedikit.

Pada saat-saat terakhir dia akan melakukan hal itu pada Julia.

Dia terpikir dengan sepasang mata Neva yang jernih dan polos itu, di dalam sepasang mata itu, seolah-olah selamanya hanya ada sosok dirinya saja.

Jika dia tidak bisa mengendalikan nafsu keinginannya sendiri, pria macam apa dia?

Julia tidak menyangka sudah hampir berhasil mendapatkannya tetapi malah terjadi perubahan.

Dia sambil menahan angin dingin yang menusuk tulang, berdiri memeluk Gandi dari belakang, tubuhnya tanpa henti terus menggosok di tubuh Gandi.

Dan satu tangan lagi turun ke bawah, langsung meraih bagian tubuh Gandi yang sedang bergairah.

Gandi mengepalkan kedua tangannya erat-erat, bahkan angin dingin pun tidak bisa menahan nafsu keinginannya yang terus melonjak dengan kuat.

Dia berbalik, memeluk Julia.

Seketika Julia merasa senang, pria ini, sudah menahan diri begitu lama, akhirnya sudah mau berhasil bukan?

Dia berusaha untuk berdiri tegak, ingin Gandi memasuki dirinya secara berhadapan.

Tapi detik selanjutnya, dia hanya mendengar suara prakkk dari belakang.

Gandi menarik tirai, langsung membungkus Julia, diikat dengan baik, lalu meletakkannya di kamar tidur.

Julia berusaha keras berjuang untuk lepas, berteriak mengatakan: “Gandi, Gandi, lepaskan aku, bagaimana kamu bisa memperlakukanku seperti ini! Aku mencintaimu, aku mencintaimu!”

Kelihatannya sudah hampir berhasil, tapi malah dihentikan oleh Gandi, kepala Julia juga hampir meledak karena marah.

Gandi terhuyung-huyung berjalan ke ruang tamu, langsung menendang sofa dan mengambil ponsel, bergegas menelepon Neva.

Neva tidak mengangkat telepon, tapi nafsu tak terbatas sudah membuat dia tidak bisa mengendalikan diri lagi.

Dia masuk ke dalam kamar mandi, memenuhi bak mandi dengan air dingin, membuka shower air, air dingin membuat dia sedikit lebih tenang, tapi hanya sedikit saja.

Serbuk obat Fly powder dari Spanyol bisa disebut obat perangsang ajaib.

Jika nafsu Gandi tidak bisa dilampiaskan, bisa membuat dia tersiksa hingga tekanan darah terus naik dan mati.

Dia sudah tidak bisa menahannya lagi, akhirnya setelah menelepon Rey, langsung kehilangan kesadaran.

Dalam tidurnya Neva mendengar suara ketuk pintu.

“Nyonya muda, nyonya muda……”

Neva mengira dirinya sedang bermimpi, tapi suara ketuk pintu semakin intens, suara Mbok Ting, seolah-olah berada di samping telinga.

Dia bergegas bangun dari tempat tidur, baru sadar ternyata dirinya tidur tengkurap.

Suara ketuk pintu masih tetap ada, dia menyalakan lampu dan pergi membuka pintu, melihat Mbok Ting berdiri di luar pintu dengan wajah cemas.

“Nyonya muda, asisten Rey menelepon, dia bilang terjadi sesuatu dengan tuan muda, menyuruh kamu segera ikut dia pergi ke sana.”

Neva tertegun sejenak, saat ini otaknya yang kacau baru teringat, Gandi dan Julia sedang kencan.

Apakah melakukan hubungan pria dan wanita saat berkencan juga akan terjadi kecelakaan?

Neva masih tertegun, Mbok Ting panik sekali, langsung menarik Neva turun ke lantai bawah.

Di ruang tamu, Rey melihat Neva yang mengenakan baju tidur, kerahnya terbuka agak rendah, sedikit terekspos.

Dia bergegas menundukkan kepala, berkata: “Nyonya muda, tolong kamu ikut aku pergi ke sana, Presdir Tirta membutuhkan kamu!”

Neva mengiyakan, lalu berkata: “Aku pergi ganti sandal……”

Kata-katanya masih belum selesai, Rey langsung mengatakan: “Terlambat satu menit maka Presdir Tirta akan sedikit lebih berbahaya lagi, mohon kamu segera ikut pergi denganku!”

Kali ini tidak perlu Rey mengubernya, Mbok Ting langsung mendorong Neva keluar.

Jika bukan Rey yang bersikeras tidak setuju, Mbok Ting juga ingin ikut pergi bersama mereka.

Di dalam hatinya, dia memperlakukan Gandi bagaikan putra kandungnya sendiri.

Rambut Neva berantakan sekali, mengenakan baju tidur, kaki hanya memakai sandal jepit, langsung dibawa ke hotel Himalaya.

Rey membawa dia pergi ke kamar hotel, para staf di hotel sudah mendapat pemberitahuan, berusaha keras membuka pintu kamar secara paksa.

Setelah Rey masuk melihat pintu kamar mandi yang sedang terbuka lebar, berkata pada Neva: “Nyonya muda, Presdir Tirta berada di sini.”

Ketika Neva ke sana, melihat Rey pergi ke kamar tidur, tampaknya menggendong sesuatu.

Dia baru saja masuk ke dalam toilet, langsung tercengang.

Di dalam bak mandi, ada sedikit jejak darah yang membuat air sedikit berwarna merah.

Dan Gandi, seluruh tubuhnya memerah, suhu tubuhnya luar biasa tinggi.

Dalam sekejap Neva merasa khawatir, dia maju beberapa langkah ke depan, menepuk-nepuk lengan Gandi, merasa kasihan mengatakan: “Tuan tirta, Tuan tirta, kamu bangun, kamu tidak apa-apa bukan?”

Gandi merasakan aroma tubuh seseorang yang sangat familiar, dia sedikit membuka matanya, pandangan yang buram perlahan menjadi jelas, kemudian melihat wajah yang biasanya terlihat tidak ada perasaan apa-apa, sekarang malah sangat cantik mempesona.

Dan saat ini Neva merasa agak takut.

Karena mata Gandi, merah menyala, seperti seekor serigala kelaparan yang hendak memakan orang!

Novel Terkait

Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu