Cinta Yang Dalam - Bab 21 Perselisihan

Untung saja mata Neva dapat menyesuaikan kegelapan dengan cepat, dapat melihat bahwa bayang hitam tersebut adalah Gandi, suara jeritan langsung tertahan di tenggorokan, dan di telan kembali.

Meskipun pada saat ini dia masih berdiri kaku, namun tetap menjaga postur tubuh yang sedikit membungkuk, lengannya mengulur ke arahnya, dia mau buat apa ?

Membungkuk badan…..memukul dirinya ?

Badannya bagaikan juga memiliki ingatannya, dia dengan refleksnya meringkuk ke dalam sofa.

Kejadian sebelumnya, yang paling membuat hatinya merasa trauma, sebenarnya bukan kasur, tetapi lelaki di hadapannya.

Setelah itu Neva yang sensitif dapat merasakan bahwa, suhu di dalam kamar tiba-tiba turun beberapa derajat. Ekspresi wajah Gandi, sepertinya menjadi lebih suram lagi…..

Neva merasa sedikit tidak berdaya, dia melakukan apa lagi yang memancing emosional lelaki ini ?

Gandi mengeluh dengan nada sinis, membuat Neva ketakutan dan merinding, siku lengannya tanpa sengaja tertekan pada layar ponsel.

“Ma…Ma… Ma…Mama….Mama….Mama….”Tiba-tiba terdengar suara lembut dan halus yang tidak asing, efek yang dihasilkan di dalam kamar yang sunyi dan kosong ini, tidak jauh berbeda dengan bom meledak, Gandi yang sudah hampir berjalan sampai kasur dengan cepatnya menoleh kepalanya, matanya sedikit dipejamkan, tatapan terus menetap pada….ponselnya Neva.

Neva langsung saja berkeringat dingin, dengan panik dan buru-buru mematikan video di ponselnya, lalu menekan mundur dari galeri yang disembunyikan, tidak lupa juga untuk langsung menjelaskan :”Aku….Aku sedang lihat aplikasi Tiktok….”

Gandi menatap wajah Neva yang jelasnya sedang panik, dia menatap hingga satu menit, menatap hingga tangan Neva yang sedang memegang ponsel mulai berkeringat basah, baru perlahan-lahan menyimpan kembali tatapannya.

Neva baru menghela sebuah nafas kelegaan.

Setelah Gandi selesai mengganti baju tidurnya, langsung berbaring di atas kasur. Pada kali ini sepertinya dia diam-diam menyetujui tindakan Neva yang memilih tidur di atas sofa, tidak memaksa Neva tidur di atas kasur lagi, Neva juga merasa santai dan bebas.

Dengan cepatnya, Neva sudah mendengar suara nafas Gandi yang stabil, sepertinya dia sangat kelelahan, bagaimanapun Julia juga bukan wanita yang mudah diatasi.

Tiba-tiba Neva merasa hatinya sedikit sakit, dia berusaha mengabaikannya, mematikan ponsel, lalu tidur.

Pada kali ini, sebenarnya di dalam kamar ini bertambah seseorang yang membuat dirinya merasa tidak nyaman dan ketakutan, namun dia tetap saja bisa ketiduran dengan cepat.

Dia tidur nyenyak sampai pagi, tatapan Neva langsung menoleh ke arah kasur pada saat bangun, ketika melihat di atas kasur hanya tersisa selimut yang kacau, dia tertawa sindir.

Ternyata, tempat ini hanya saja hotel mendadak bagi Gandi. Tengah malam datang menginap, paginya langsung pergi, bukankah setiap kalinya dia seperti itu ?

Namun dikarenakan sudah tidur nyenyak, suasana hati Neva tetap saja sangat baik, tidak terlalu terpengaruh karena kepergian Gandi.

Dia membersihkan dirinya, memakai sehelai kaos panjang dengan sembarangan dan siap-siap untuk sarapan di lantai bawah, ketika bertemu dengan mbok Ting masih sempat tersenyum dan menyapa padanya.

Namun pada detik selanjutnya, senyuman di wajah Neva tiba-tiba menjadi kaku, dikarenakan dia tiba-tiba menyadari, pada meja makan yang panjang, posisi tempat duduk utama, bertambah satu orang.

Gandi ! Ternyata dia tidak pergi !

Sarapan kali ini makan dalam keadaan yang sangat sunyi, Gandi terus makan dengan menunduk pandangannya, tidak berkata apapun.

Neva juga hanya makan dan diam, namun hatinya malahan sedikit tersentuh. Sepertinya, ini pertama kalinya mereka berdua duduk bersama di satu meja makan untuk sarapan.

Hanya saja hal yang konyol adalah, suasana yang canggung ini bagaikan hanya gabung meja.

Gandi makan dengan cepat, setelah dia berdiri dan pergi, tubuh Neva yang tegang baru perlahan-lahan menjadi tenang kembali, diam-diam menyandar pada kursi.

Hari biasanya Gandi memang sangat sibuk, apalagi kalau ada sedikit waktu luang hanya akan digunakan untuk menemani Julia, hari ini dengan anehnya masih mau sarapan di rumah, kemungkinan besar hanya berpura-pura saja untuk diperlihatkan kepada mbok Ting dan ibu mertua.

Neva tersenyum menyindir diri, setelah selesai berpura-pura, tentu saja harus pergi.

Namun pada seterusnya, mata Neva sedikit terbuka lebar, apa yang sedang dilihatnya ?

Gandi menerima laptop yang diberikan mbok Ting kepadanya, lalu berbalik badan dan duduk di atas sofa ruang tamu, mulai bekerja !

Posisi tempat duduk Gandi kebetulan dapat melihat taman bunga di halaman belakang, cahaya matahari yang hangat menyinari pada tubuhnya, menambahkan unsur kelembutan pada satu sisi wajahnya yang terkesan dingin.

Tuhan, telah memberikan wajah yang paling tampan untuk lelaki ini !

Neva menarik kembali pemikirannya, tidak banyak berpikir lagi, lalu berbalik badan dan naik tangga.

Dua orang yang tidak berinteraksi, tentu saja juga tidak akan terjadi perselisihan.

Namun pada perjalanan naik tangga, suara ketikan tiba-tiba berhenti sejenak, lalu terdengar lagi suara ketikan yang kuat, membuat Neva ketakutan dan tidak berani menoleh, dia semakin mempercepat langkahnya untuk berlari ke kamarnya.

Neva baru saja menyentuh sofa, masih belum sempat mengambil nafas, pintunya sudah terbuka dengan kasar. Wajah Gandi yang dingin dan tegas muncul di hadapannya.

Setelah itu, dia menjadi mengerti alasan Gandi masih berada di dalam rumah pada waktu ini :

“Sore pulang ke rumah untuk makan, suruh mbok Ting membereskan penampilan kamu, jangan mempermalukan aku !”

Gandi melempar kalimat ini lalu menutup pintu dan pergi, meninggalkan Neva yang duduk bengong di tempat, suasana hati yang baik di pagi ini menjadi musnah semuanya.

Pada saat sarapan tadi, sebenarnya banyak sekali kesempatannya untuk memberitahu kepada dirinya, kenapa mesti memilih waktu selesai makan, baru memberitahunya dengan ekspresi suram dan menutup pintu dengan kasar ?

Tetapi selanjutnya dia tersenyum pahit, lelaki ini, bukannya selalu seperti ini ?

mbok Ting membawa Neva datang ke salon yang paling berkualitas di kota ini dengan gaya tidak asing, lalu merapikan penampilannya dari luar ke dalam.

Melihat penampilan baru dirinya yang berada di dalam cermin, tatapan Neva mulai merasa sedikit berharap.

Dirinya yang seperti ini, apakah lelaki itu akan menyukainya ?

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu