Cinta Yang Dalam - Bab 326 Ada Apa Ini?
Pajangan yang tergantung di depan mulai bergoyang, dari samping samar-samar terdengar isyarat dari dokter.
Rasa kantuk dan lelah yang sulit dikekang menjalar ke sekujur tubuh Winda dari otaknya, dan dengan cepat mata Winda tidak bisa dibuka.
Dia tertidur lelap, namun disampingnya sama-samar seperti terdengar suara seseorang yang sedang bertanya padanya.
Dia ingin menjawab pertanyaan ini, namun pikirannya kosong.
Mengenai pria itu, mengenai masa lalunya, seolah terhapus dari pikirannya dengan paksa.
Namun bayang tubuh pria itu, wajah tampannya, sorot matanya yang tajam, malah membekas begitu dalam di hatinya.
Dia sangat arogan, ingin menguasai seluruh hidupnya dengan egois.
Meskipun dirinya bersikeras memberontak, namun dia tetap tidak bisa mengubah nasib buruknya.
Kenapa? Ada apa ini?
Winda berpikir dengan gusar, berusaha menyibak kabut tebal dalam ingatannya.
namun rasa sakit yang memecahkan kepala perlahan kembali menyerang.
Dia masih ingat apa yang dokter katakan, begitu tangannya menekan sekuat tenaga, maka dia akan membangunkannya.
Namun Winda tidak ingin menyerah, hari ini dia harus memecahkan teka-teki ini.
Namun tekadnya yang keras pada akhirnya tidak mampu melawan perlawanan dari tubuhnya sendiri.
Dirinya, ditengah hipnotis itu kehilangan semua ingatan begitu saja.
Winda bermimpi, dalam mimpi dirinya berada disebuah ruang tamu yang asing.
Didepannya, ada dua orang yang sedang berbicara.
“Apa yang ingin kau lakukan?”
“Bukankah sudah kukatakan? Aku ingin kita bicara. Nev, kita pernah menjadi teman baik yang bisa membicarakan apapun, tidak perlu bertengkar sampai seperti ini bukan?”
“Lepaskan tanganmu, keluar, kesabaranku ada batasnya, kalau tidak aku akan melapor polisi, kamu seperti ini sama dengan menerobos rumah orang lain tanpa ijin.”
“Kamu begitu takut berbicara denganku, apakah karena takut aku mengetahui kelemahanmu? Benar juga, Tuan Tirta begitu menyukaiku, kamu hanyalah seekor anjing betina yang bisa dia tendang dari sisinya kapanpun dia mau!”
……
Wanita diseberang terus mendesaknya, dan dia, bukan, wanita yang ia lihat itu.
Namun malah tidak melawan sama sekali, hanya bisa menundukkan kepala dan dihina olehnya.
hati Winda panik, ingin membantunya.
Namun disaat ini ada sebuah kekuatan besar yang menahannya, lalu menariknya keluar dari tidur yang lelap.
“Winda?”
“Winda kamu tidak apa kan?”
“Nyonya tenang saja, aku sudah membangunkannya…”
Winda perlahan membuka matanya, pandangan yang kabur perlahan menjadi jelas, dia melihat kakak ipar dan dokternya.
“Aku, aku tertidur berapa lama?” dia membuka mulut dan bersuara, namun yang terdengar adalah suara yang begitu serak dan parau.
Benarkah ini suaranya sendiri?
“Tiga hari, Nona Yang , anda terus terlelap dan tidak bisa dibangunkan.” Psikiater itu mengusap keringat dingin ke keningnya dan berkata dengan lega.
Awalnya dia mengira treatment kali ini hanyalah masalah kecil saja.
Bagaimana pun tekad seorang wanita tidak akan sebanding dengan pria.
Namun dia tidak menyangka Nona Yang ini, meskipun bisa membuatnya mati didalamnya, namun dia tetap tidak bersedia sadar dari ingatannya.
Sebenarnya hal sepenting apa yang membuatnya merasakan penderitaan seperti itu.
“Ooo…….” Winda menjawab singkat, melihat kakak iparnya sudah pergi mengurus hal lainnya, dia berdehem lalu berkata : “Dokter, bisakah membuatku kembali tertidur?”
Winda sangat penasaran, siapa sebenarnya wanita yang berbicara padanya?
Ternyata Gandi menyembunyikan banyak hal darinya.
Psikiater itu tersentak, Oh Tuhan, bagaimana mungkin dia berani membiarkan Nona Yang ini kembali tertidur.
Kalau sampai tidak bisa sadar, meskipun membayarnya dengan nyawanya, keluarga Yang juga tetap akan menyeret jasadnya untuk disiksa.
Namun melihat tatapan mata Winda yang begitu kukuh dan memohon, dia tidak sanggup menolak sepatah kata pun.
Untungnya terdengar suara dari belakangnya : “Tidur apanya? Sudah tidak sayang nyawa lagi?”Riana membawakan segelas air, lalu duduk disamping Winda , perlahan memapahnya.
“Kamu begitu tidur langsung tiga hari tiga malam, seisi rumah sampai khawatir setengah mati. Kalau bukan karena aku dan Dokter Joyke sudah kenal lama, kakakmu pasti sudah menyeretnya dan menguburnya hidup-hidup!”
Winda menatap dokter yang memasang wajah memelas dihadapannya, dia tidak menyangka karena dirinya tertidur begitu lama, malah membawa begitu banyak masalah untuk dokter.
“Maaf, aku yang tidak berpikir panjang.” Dia berkata dengan wajah bersalah.
Masalah hipnotis sudah tidak perlu diharapkan lagi.
tangyan menemaninya sebentar, dia mengatakan dirinya ingin beristirahat, sehingga semuanya mengundurkan diri.
Kamar yang begitu besar hanya tersisa dirinya seorang.
Dia menatap dekorasi bintang yang ada di langit-langit kamarnya, mengingat isi percakapan kedua orang yang ada dalam mimpinya.
Teman akrab, anjing betina yang disingkirkan.
Hidupnya yang dulu memang sungguh menyedihkan!
Apa yang kakak katakan, dan mimpi yang ia alami ketika terhipnotis, membuatnya tidak lagi ragu.
Namun kenapa dia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi dulu?
Amnesia kecelakaan biasa tidak mungkin membuat lupa ingatan sampai seperti ini.
Dan sebuah pilihan yang cukup pelik terpampang dihadapannya, dia memilih kehidupannya sekarang, atau memilih kembali ke kehidupannya yang dulu.
Manusia bukanlah makhluk yang sama sekali tidak berperasaan.
Dia merasa kepalanya kembali sakit, sakit sampai kepalanya pusing dan pandangan kabur, namun pergumulan dalam pikirannya malah tidak membuahkan hasil apapun.
Keesokan paginya, dia kembali ingin ke rumah sakit.
Setelah Riana mengetahuinya, dia tidak mencegahnya, hanya mengutus Elvan untuk mengikuti Winda 24 jam, memastikan keselamatannya.
Di lobby lantai satu, Winda menghentikan langkah dan berkata : “Elvan , kamu jangan mengikutiku lagi, aku naik untuk membicarakan sesuatu.”
“Nona, aku harus memastikan keselamatan anda.” Meskipun tidak ada yang menyalahkannya tentang kejadian sebelumnya, namun pengawalan Elvan ketika itu menimbulkan masalah, dia juga merasa sangat bersalah.
Meskipun ketika itu begitu banyak orang, dia juga sudah berusaha begitu keras…..
“Tidak apa, aku hanya pergi menemui Tuan Hua, sangat aman.” Setelah Winda mengatakannya, dia bertingkah bagaikan orang dewasa yang menepuk bahu Elvan seolah dia itu anak kecil, lalu naik menggunakan lift.
Di lantai teratas, setelah keluar dari lift, melihat pengawal yang berdiri di seberangnya, dia kembali ragu.
Jelas-jelas tadi pagi ketika ingin datang dia sudah menguatkan hati.
Namun sekarang……
Ketika dia sedang ragu, piintu lift disampingnya terbuka.
Muncul seorang gadis yang masih muda dan cantik, ditangannya memegang sebungkus keripik dan sedang memasukkannya ke dalam mulut.
Setelah dia melihat Winda , dia bagaikan melihat hantu, matanya membelalak besar, kripik yang ada ditangannya sampai terjatuh ke lantai.
“Kak, kakak ipar?” Wendi Tirta menatap wanita dihadapannya dengan wajah yang sangat terkejut, dia mengira mungkin matanya rabun.
Dia mengusap matanya dengan sekuat tenaga, namun ketika pandangannya melihat jelas yang berdiri dihadapannya adalah Neva , dia tahu kalau ini memang benar kakak iparnya.
Tetapi bukankah kakak iparnya sudah meninggal?
Mungkinkah di dunia ini ada orang yang begitu mirip?
Pantas saja kakak keduanya ingin terus berada di Australiadan tidak ingin pulang.
Seketika Wendi mengerti, atas sikap aneh Gandi yang bersikeras tidak ingin kembali ke Negara asalnya.
Dia juga setelah mendengar masalah yang dialami kakak keduanya, karena merasa tidak tenang sehingga diam-diam naik pesawat dan menyusul kemari.
Meskipun selama dua tahun ini hubungannya dengan gaohan cukup hangat, namun hubungan antara menantu dan mertua tetap tidak bisa membaur dengan baik.
Kalau bisa keluar, dia sungguh tidak ingin tinggal dirumah.
Dia menatap Winda , Winda juga menatapnya.
Karena ekspresi dari orang diseberangnya, seperti melihat keajaiban dunia, membuat Winda ingin mengacuhkan juga tidak bisa.
“Anda ini? Aku rasa anda pasti salah mengenali orang!” Winda menanyakan status wanita dihadapannya dengan sopan, dan disaat bersamaan meralat kalau dia bukanlah kakak iparnya.
Dia masih belum memutuskan akan menerima kehidupan yang dulu atau tidak, sehingga untuk sementara dia tidak ingin mengakui statusnya.
wanita didepannya mengenakan gaun fashion model terbaru, aksesoris yang dikenakan juga begitu indah dan pas.
Dan dari panggilannya, Winda merasa kalau dia mungkin keluarga Gandi .
Wendi melangkah mundur satu langkah, memperhatikan Winda sambil memutar dengan sedikit tidak sopan.
Kali ini dia baru merasa kalau dirinya sepertinya salah mengenali orang.
Wanita dihadapannya ini memiliki wajah yang begitu sama persis seperti kakak iparnya.
Namun wibawanya, dandanannya, berbeda begitu jauh.
Kakak ipar adalah seorang wanita yang lembut, pakaian yang dia kenakan juga lebih sederhana.
Sementara wanita dihadapannya ini malah mengenakan pakaian dengan merk termahal juga terbaik, sikapnya juga terlihat jauh lebih garang.
“Maaf, mungkin aku yang salah mengenali orang.” Setelah Wendi mengamati satu putaran, dai menjelaskan dengan sedikit ragu.
Masalah tentang kakak ipar ataubukan, kakak kedua pasti akan bisa mengatasinya, dia ingin membantu, namun takut membuat masalah.
“Anda juga ingin menengok Tuan Tirta?” Winda bertanya dengan suara pelan.
Wendi langsung menggeleng : “Bukan, aku hanya lewat dan melihat-melihat. Kakak kedua ada di ruang rawat, silahkan masuk.”
Kali ini dia tidak akan menjadi raket nyamuk lagi.
Wendi berkata sambil membuat gerakan mempersilahkan.
Membawa Winda dengan sedikit menariknya dengan paksa.
Para penjaga juga mengenalnya, sehingga sama sekali tidak mencegah.
Wendi membuka pintu dan memanggil : “Kakak kedua, kakak ipar datang menengokmu!”
Setelah mengatakannya, dia langsung mendorong Winda masuk.
“Aku bukan, bukan……”
Ketika Winda ingin menjelaskan, pintu kamar sudah tertutup.
Dia berdiri di ruang tamu, samar-samar mendengar suara ketikan keyboard.
“Nona Yang sudah datang, masuklah dan duduk!”
Suara Gandi yang datar terdengar dari dalam kamar.
Winda merasa sedikit gugup, tanpa sadar tangannya mencengkram bajunya dengan erat.
Sudahlah, semua sudah terjadi, dia hanya bisa masuk dengan mengumpulkan keberanian.
Baru masuk ke dalam kamar, dia sudah melihat pria ini mengenakan pakaian santai yang begitu pas di tubuhnya, dia sedang duduk di meja kerja yang disiapkan secara dadakan, tangannya mengetik diatas keyboard dengan cepat, disaat bersamaan banyak dokumen yang diletakkan disampingnya.
Ini semua bukanlah hal utama, yang utama adalah di salah satu tangannya masih terpasang jarum infus.
Seiring dengan gerakan tangannya yang sedang mengetik, selang infus pun ikut bergerak ke kanan dan ke kiri.
Seketika Winda merasa, apakah pria ini bodoh? Dia mengetik dengan kecepatan seperti itu, apakah tangannya tidak sakit?
“Tuan Tirta, tanganmu…”
“Tidak apa, hanya infus untuk infeksi jamur saja.”
Ketika dia terluka saat itu, sekujur tubuh Gandi penuh dengan luka.
Ketika masa pemulihan dia juga mengalami emosional yang tidak stabil, sehingga antibody dalam tubuhnya bermasalah, dan menyebabkan infeksi jamur.
“Nona Yang , apakah kali ini Isko yang memaksamu untuk datang?”
Gandi untuk sementara menghentikan pekerjaannya, dia mengangkat wajahnya menatap wanita dihadapannya dan berkata dengan datar.
Winda ditanya seperti itu olehnya, seketika pipinya langsung memerah.
Meskipun dia menutupinya dengan baik, namun Winda tetap mendengar sedikit nada menyindir.
Ternyata, pria ini masih tetap berhati sempit seperti sebelumnya.
Bagaimana bisa dirinya yang dulu menyukai sampah seperti ini?
“Apakah ini sangat penting?” Winda menjawabnya tanpa terlalu dekat dengan Gandi .
Pria ini mengenakan baju santai berwarna hitam, kancing bajunya dikancingkan dengan asal, sebuah perban tipis membelit dadanya, samar-samar terlihat obat yang terbalut dibaliknya.
Gandi mengangkat wajahnya, tidak lanjut menyudutkannya.
Wanita ini pemalu, sangat mudah tersulut dengan beberapa kalimat saja.
“Kamu, kamu tidak apa?” Winda berkata lirih penuh perhatian.
Gandi menundukkan kepala melihat dirinya, tatapannya terlihat begitu menusuk ketika menatap wanita dihadapannya.
Apakah dia tidak bisa melihat? Kalau hanya luka kecil, apakah perlu dirawat di rumah sakit sampai selama ini?
Dia mengulurkan tangan dan mulai membuka bajunya yang terbuat dari bahan rajut.
Satu kancing, dua kancing dan…….
Winda seketika tercengang, apa yang pria ini ingin lakukan?
“Wei, Gandi , untuk apa kamu membuka baju?”
Novel Terkait
Your Ignorance
YayaSuami Misterius
LauraThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlIstri ke-7
Sweety GirlLove at First Sight
Laura VanessaThick Wallet
TessaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip