Cinta Yang Dalam - Bab 142 Uang Kaget
Ray meletakan teleponnya, hatinya merasa aneh, Pak Gandi dan Nyonya muda sudah cukup lama tidak membuat keributan.
Kali ini tiba-tiba tengah malam menyuruhnya untuk mengecek Nyonya muda, apakah ada masalah?
Rey pun menggunakan jaringannya, dengan cepat bisa menemukan data aktivitas yang dilakukan Neva belakangan ini dan langsung memberikannya lewat email kepada Gandi.
Gandi pun melihat kemana saja Neva pergi belakangan ini, apa yang dilakukan olehnya, memikirkan dia pernah mengatakan bahwa dia telah diancam oleh orang lain, hatinya pun mulai berhitung.
Dia memberikan pesan singkat kepada Rey berkata:” Berikan Neva uang dua ratus miliar, tidak perlu menyebutkan identitas!”
Rey yang melihat pesan ini langsung merasa bingung, dua ratus miliar bukanlah uang yang sedikit, namun bagi keluarga Tirta uang ini tidak tergolong banyak. Apa yang akan dilakukan oleh nyonya muda dengan uang sebanyak ini?
Namun dia sudah mendapat perintah dari Gandi, dia harus melakukannya, dia pun membalas:” Baik, Pak Gandi.”
Pada pagi hari kedua, ketika Neva tersadar dari tidurnya, dia merasa kepalanya serasa mau meledak.
Sambil bingung dia melihat ke sekeliling, tidak ada benda apapun.
Namun tidak tahu mengapa, dia merasa telah melupakan sesuatu.
Dia berbaring di tempat tidur sejenak, tiba-tiba teringat sepertinya kemarin malam dia sudah terlalu banyak minum dan bermimpi.
Dalam mimpinya sepertinya dia telah ditipu oleh orang? Ditipu sebanyak empat ratus miliar?
Neva merasa mungkin karena beberapa saat terakhir dia terlalu ditekan oleh keluarga Aska, sehingga dia memikirkan uang hingga gila, bagaimana mungkin datang uang sebanyak itu dari langit.
Dia pun mengambil teleponnya, ingin melihat apakah ada orang yang mencarinya.
Ketika dia membuka kunci telepon, dia pun langsung terkejut.
Nomor rekening bank dengan nomor belakang 0652 pada hari… bulan.. tahun… mendapatkan uang sebesar Rp. 400,000,000,000, Sisa saldo yang bisa digunakan adalah 400,150,492,000. 【Kota Z】
Neva langsung tertegun, banyak sekali angka nol ini, dia tiba-tiba merasa matanya sedang rabun.
Apa yang sebenarnya dilakukan kemarin malam, bagaimana mungkin dia bisa tiba-tiba mendapatkan uang empat ratus miliar?
Uang ini, tidak membuatnya memiliki perasaan bisa menyelesaikan masalah utama, sebaliknya membuat dirinya merasa sedang duduk di atas jarum.
Dia segera menelpon customer service bank untuk menanyakan apakah ada kesalahan transfer pada transaksi ini.
Setelah satu menit berlalu, customer service bank menjawab bahwa ini termasuk transfer yang normal, mereka juga sudah menanyakan kepada pengirim dan mengatakan bahwa uang ini dikirimkan untuknya.
Neva meminta data pengirim uang ini, namun customer service bank menolak untuk memberikannya, mengatakan bahwa pengirim meminta untuk menjaga kerahasiaannya.
Neva meletakan telepon, merasa otaknya terus berdering.
Ini bisa dikatakan adalah kekayaan yang tidak terduga, namun juga bisa dikatakan adalah sebuah uang panas.
Saat ini masalahnya adalah asal dari uang ini tidak jelas, apakah sebaiknya digunakan atau tidak?
Dia berusaha berpikir dengan seluruh sel otaknya, apa yang terjadi pada kemarin malam.
Namun setelah dia memikirkannya, dia hanya mengingat orang terakhir yang ditemuinya adalah Chelsi.
Dia pun bangkit dan memeriksa seluruh sudut dari tempat tidur, bahkan dia melihat ke lantai bawah, semua terlihat sangat normal.
Mbok Ting sedang turun ke bawah untuk mengerjakan tugas rumah tangga, dia pun melihat rambut berantakan Neva, sambil mengerutkan dahi dia berkata,” Nyonya muda sudah bangun!”
Neva menjawab singkat dan berkata:” Mbok Ting, apakah ada orang yang datang kemarin malam?”
Mbok Ting terkejut, rumah ini pada awalnya milik keluarga Gandi, dia secara alami bukanlah orang luar.
Namun selain dia, tidak ada orang lain yang datang.
Mbok Ting menggelengkan kepala berkata:” Kemarin malam ada dua temanmu yang datang, namun mereka tidak masuk ke dalam. Nyonya muda, mengapa anda minum terlalu banyak?”
Awalnya pikiran Neva masih tidak karuan, namun ketika ditanyakan seperti ini oleh Mbok Ting, tiba-tiba dia tersadar, dia dengan tergagap berkata:” Aku… Tidak mabuk kan!”
Mbok Ting menghela nafas, maju ke depan dan berkata:” Nyonya muda, apakah anda tidak mengingat sama sekali kejadian yang terjadi kemarin malam? Kamu mabuk hingga tidak mengingat apapun dan akulah yang menggandengmu untuk masuk ke kamar. Ketika sudah masuk kekamar dan berbaring di tempat tidur, anda hampir muntah. Nyonya muda, aku tidak masalah jika pada acara sosial seperti itu anda minum sedikit. Namun jika anda mabuk hingga seperti itu, jika dilihat oleh orang lain di luar, itu akan membuat keluarga Tirta kehilangan wajahnya….”
Perkataan dari Mbok Ting ini membuat Neva sangat malu, wajahnya pun merah dan panas.
Dia mengangguk dengan sekuat tenaga, matanya pun sudah merah dan berkata:” Maaf, Mbok Ting, lain kali aku akan lebih menjaga diri….”
Mbok Ting juga tidak ingin menyalahkan Neva apapun, bagaimanapun Neva sudah mengakui kesalahannya, walaupun dia diutus datang kesini oleh Nyonya besar Tirta, namun dirinya hanyalah seorang pembantu.
Dia pun mengambil sapu dan melanjutkan pekerjaannya dan seakan teringat sesuatu dia segera berkata kepada Neva yang sedang berjalan ke kamar tidur untuk merapikan dirinya” Nyonya Muda, apakah tuan muda pergi pagi ini?”
Neva tertegun, Gandi kemarin malam pulang ke rumah?
Dia segera berbalik dan dengan cemas bertanya:” Mbok Ting, apakah Gandi pulang kemarin malam.
Mbok Ting sudah ingin menyalahkan Neva, Bagaimana bisa dia tidak tahu suaminya pulang dan tidur bersama dengannya. Namun mengingat kemarin dia minum hingga tidak mengingat apapun. Dia pun hanya sambil mendesah berkata:” Pulang, aku pada awalnya ingin naik untuk menjaga anda, namun Tuan Muda menghalangi, dia berkata biar dia yang kerjakan. Namun ketika pagi tadi, aku melihat mobil Tuan muda sudah tidak ada, bagaimana dia bisa tidak sarapan dan langsung pergi sepagi itu….”
Kata-kata di belakangnya sudah tidak didengar lagi oleh Neva.
Gandi kemarin malam sudah pulang, apakah dia ada mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya disebutkan kepadanya, jika sudah dikatakan bagaimana dia bisa menghadapinya di kemudian hari!”
Apakah dia juga yang memberikan uang empat ratus miliar ini kepadanya?
Semakin Neva memikirkannya dia merasa hatinya semakin berantakan, Dia merasa tidak bisa duduk diam, setelah bimbang sejenak, dia mengirim pesan wechat kepada Fandi berkata:” Fandi, apakah kamu berada di perusahaan?”
Fandi pagi ini sudah tidak ingin pergi ke kantor, siapa yang menyangka pagi tadi kakaknya sudah datang, secara nama dia ingin memonitor dirinya untuk bekerja. Kemudian sarapan di rumah dan menariknya untuk pergi ke Grup Tirta, menyuruhnya untuk bekerja dengan rajin dan jangan bermalas-malasan.
Fandi saat ini sedang tiduran di atas meja, dengan tanpa tenaga memainkan teleponnya, tiba-tiba pesan masuk itu membuatnya tersadar dan langsung membuka wechat.
Ketika melihat pesan ini dikirim oleh kakak ipar, Fandi merasa kecewa sesaat, dia mengira yang mengirim pesan adalah adik kelasnya yang dia goda kemarin malam.
“ Ya, aku di kantor , ada masalah apa, kak?”
Setelah Fandi membalas pesannya, dia merasa bingung karena biasanya kakak iparnya ini tidak pernah mencarinya.
Namun kali ini tiba-tiba mencarinya, apakah terjadi sesuatu?
“Bisakah kamu membantuku mengecek, arus kas Grup Tirta beberapa saat terakhir? Jika tidak bisa ya sudah.
Neva tahu hal ini sangat sulit dikerjakan, bagaimanapun ini berkaitan dengan rahasia bisnis perusahaan.
Mencari Fandi untuk melakukan ini adalah karena Fandi adalah anggota keluarga Tirta, jika menyuruhnya untuk mengecek arus kas, bagian keuangan pasti tidak akan curiga, dan tidak akan melaporkan ini kepada Gandi.
Neva ingin tahu apakah uang ini dikirim dari keluarga Tirta
Fandi dengan bingung menatap pesan ini, dia tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh kakak iparnya ini?
Mengecek arus kas sebenarnya merupakan hal yang mudah, karena departemen keuangan adalah departemen paling penting di perusahaan, sehingga ada orang dalam di departemen ini
Sehingga jabatan dari Fandi adalah kepala departemen interm keuangan.
Jabatan ini bisa dikatakan adalah jabatan untuk tidak bekerja dan hanya mendapatkan uang saja.
“Kak Ipar, hal ini bisa dicek, namun bukankah lebih mudah jika langsung bertanya kepada kakak? Fandi agak ragu dan memutuskan untuk menanyakan apa yang sedang dipikirkan oleh kakak iparnya.
Melihat Fandi yang berkata seperti ini, Neva tahu mungkin Fandi merasa kesulitan. Oleh karena itu dia langsung membalas:‘ Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin melihat apakah belakangan ini Gandi ada mengirimkan uang kepada keluarga Aska, beberapa saat terakhir juga sudah memberikan dua proyek kepada keluarga Aska, keluarga Tirta bukanlah melakukan donasi, sama sekali tidak ada tanggung jawab untuk merawat anggota keluarga Aska.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseAir Mata Cinta
Bella CiaoMy Charming Lady Boss
AndikaLove And War
JaneThis Isn't Love
YuyuMy Cold Wedding
MevitaThe Richest man
AfradenJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip