Cinta Yang Dalam - Bab 237 Tidak Cinta
Setelah selesai sarapan, Neva pun mengambil sebuah buku dan membacanya.
Neva mengalami luka di bagian tangan, banyak hal yang tidak dapat dilakukan oleh dia dan dia hanya dapat mengisi waktu luangnya dengan membaca buku.
Buku ini adalah buku yang diberikan oleh Mbok Ting kepada dirinya.
Judulnya agak membosankan: Bagaimana Seorang Wanita Berhasil Menangkap Hati Seorang Pria.
Tetapi isi buku ini, membuat Neva sedikit tercengang.
Setelah Neva membaca salah satu bagian mengenai bagaimana menyelesaikan perselisihan di antara seorang pria dan wanita, dia pun mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan WeChat kepada Gandi: “Tuan Tirta, maaf, sebelumnya aku tidak memperhatikan perasaanmu.”
Neva yang sudah menenangkan diri, pun dapat memikirkan bahwa betapa besarnya kesalahpahaman yang terjadi di antara dirinya dengan Gandi pada sebelumnya.
Tetapi kesalahpahaman di antara mereka berdua adalah masalah seperti ini dan pada saat itu Neva dapat mengungkapkan semua hal dengan jujur.
Tetapi setelah masalah itu berlalu, perkataan yang dikatakan pada saat itu, juga harus disimpan di dalam hatinya.
Perasaan cinta terhadap Gandi, juga masih sangat kacau seperti sebelumnya.
Neva mencintai Gandi dengan tergila-gila.
Tidak peduli bagaimana Gandi menyakitinya, tetapi hanya dengan senyuman yang diberikan oleh pria itu, Neva masih dapat memaafkannya dan terus bertahan.
Neva melihat ponselnya dan sangat menantikan balasan pesan dari Gandi.
Gandi sejak tadi sedang mengetiknya, tetapi pesannya masih belum dikirimkan.
Neva tersenyum pahit di dalam hati, apa yang diharapkan oleh dirinya pada saat ini? Mengharapkan dapat saling berpengertian di antara Gandi dengan dirinya?
Hubungan Gandi dengan dirinya, awalnya memang seperti angin.
Jika memang harus kembali ke awal, maka Gandi adalah penyelamatnya.
Ketika Neva berada di dalam keadaan yang paling tak berdaya, pria itu menariknya dari tepi jurang.
Tetapi juga karena penyelamat ini, yang kembali mendorongnya ke tepi jurang.
Terdapat rasa cinta dan benci, tetapi rasa benci, selamanya tidak akan dapat mengalahkan rasa cinta.
Neva sangat mencintai Gandi, dia mencintainya dengan sangat tulus.
Pada saat ini, ponselnya pun berdering.
Neva tidak segera membuka ponselnya dan dia pun melihat terdapat notifikasi dari WeChat.
Neva merasa sangat gelisah, apakah adalah Gandi?
Apa yang dikatakan oleh Gandi?
Setelah menggeser layar ponselnya, Neva tidak berani untuk membuka kedua matanya.
Akhirnya Neva pun menutup matanya dengan satu tangan dan dia melihat ke layar ponsel melalui jari tangannya yang tidak ditutup rapat.
Terdapat sebuah pesan baru, di bawah pesan yang dikirimkan oleh dirinya kepada Gandi.
“Tidak cinta.”
Peng, seperti ada sesuatu yang hancur, suara yang keluar dari dalam hati Neva, bahkan membuatnya bergemetaran dan hampir saja terjatuh dari kursi.
Tidak cinta?
Apa maksud yang ingin dikatakan oleh Gandi kepada dirinya? Apakah bertujuan agar dirinya tidak memikirkan masa depan yang tidak akan ada?
Wajah Neva terlihat pucat, buku yang dipegang olehnya, pun terjatuh ke atas lantai.
Benar saja, dirinya seharusnya tidak berharapan apa pun lagi.
Gandi sedang melakukan rapat, awalnya setelah menerima pesan itu, dia ingin membalasnya.
Tetapi Manager Marketing sedang melaporkan sesuatu kepadanya, jadi dia pun meletakkan ponselnya kembali setelah mengetik satu kata.
Setelah selesai, Gandi pun membalas tidak apa-apa.
Gandi tidak memperhatikan bahwa dirinya salah mengetik, hanya dengan satu kata yang berbeda, maknanya sudah jauh berbeda.
Di hari-hari berikutnya, Gandi juga jarang pulang.
Di dalam era ledakan informasi seperti saat ini, Grup Tirta juga memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sangat bagus, untuk menjadi sebuah perusahaan yang berskala internasional.
Neva hanya berada di dalam Villa sendirian, dia juga tidak ingin pergi ke mana-mana.
Tetapi kehidupan tenang seperti ini, juga tidak berlangsung lama.
Gilbert dan Lexi berdua mengunjungi Keluarga Tirta.
Setelah makan di sana, mereka pun tidak meminta apa pun, setelah itu mereka berdua pun langsung pulang.
Karena ini, Shinta pun meminta Neva dan Gandi untuk pergi menemuinya.
Gandi tidak pergi karena sedang sibuk dengan pekerjaannya, setelah Neva pergi, Shinta pun menanyakan kepada dirinya sudah berapa lama tidak pulang ke rumah kedua orang tuanya.
Pulang ke rumah orang tua?
Mengatakan rumah orang tua, Neva merasa dirinya adalah sebuah lelucon.
Apakah dirinya memiliki rumah?
Orang tuaku sudah meninggal!
Tetapi perkataan seperti ini, Neva pun selalu menyembunyikannya di dalam hati dan tentu saja tidak boleh mengatakannya kepada Shinta.
Atas permintaan Shinta, Neva dan Gandi pada beberapa hari ini harus mengunjungi Keluarga Aska.
Neva tidak ingin, tetapi masalah seperti ini, dia juga tidak dapat menolaknya.
Neva menelepon Gandi dan mengatakan Ibu Tirta meminta mereka berdua untuk mengunjungi Keluarga Aska.
Gandi hanya mengatakan ‘Oo’, dia tidak mengatakan iya dan juga tidak menolaknya.
Neva pun mengatakan pada tiga hari yang akan datang.
Tiga hari berikutnya, Neva tunggu di Villa sampai jam sebelas siang dan Gandi juga masih belum pulang.
Jika menunggu lagi, juga sudah sore dan Neva pun memutuskan untuk pergi sendiri.
Neva bangkit dan berjalan ke luar, lalu dia pun mengendarai mobil menuju ke Keluarga Aska.
Di bagian belakang mobilnya, penuh dengan kado yang disiapkan oleh Ibu Tirta.
Sebelum jam dua belas siang, Neva pun tiba di Villa Keluarga Aska, ketika tiba di halaman, dia pun ditahan oleh security.
Setelah sejenak kemudian, security itu baru memperbolehkan Neva untuk masuk.
Neva sedikit beremosi, diperiksa oleh security, jelas-jelas ini merupakan hal yang sengaja dilakukan oleh orang Keluarga Aska.
Orang Keluarga Aska tidak keluar, jadi Neva pun hanya mengambil dua kotak kado saja, lalu dia berjalan ke depan pintu dan mulai mengetuk pintu.
Satu kali, dua kali, tiga kali, sepuluh kali……
Kesabaran Neva perlahan menghilang dan pada waktu itu juga, pintu akhirnya dibuka.
“Kamu?” Seseorang bertanya.
“Aku kembali ke rumahku.” Neva berkata.
Setelah itu, orang itu pun mempersilakan Neva untuk masuk ke dalam, baru saja tiba di ruang tamu, Neva pun mendengar suara ejekan: “Aduh, Nyonya muda Tirta, akhirnya juga pulang ke rumah miskin ini?”
Lexi sedang duduk di atas sofa, dengan satu kakinya yang diletakkan di atas meja dan terdapat seseorang yang sedang memoles kuku kakinya.
Kehidupan boros seperti ini, membuat Neva mengerutkan keningnya dengan tidak sadar.
Neva meletakkan barang yang dibawa olehnya dan berkata: “Melihat keadaan kalian sangat bagus, aku juga sudah tenang, aku pergi dulu.”
Selesai berkata, Neva pun berjalan ke luar dengan tanpa merasa ragu.
Gilbert yang berpose di atas sofa seketika pun menjadi sedikit cemas.
Gilbert segera bergegas menghampiri Neva dan menariknya sambil mengatakan: “Neva, sudah siang juga, makan dulu di dalam rumah sebelum pulang!”
Selesai berkata, Gilbert pun menatap ke luar dan berkata: “Kakak Kedua Tirta berada di dalam mobil? Kenapa tidak menyuruhnya untuk masuk?”
Neva mengerutkan bibirnya dan menatap Gilbert dengan mengatakan: “Jika aku mengatakan dia tidak datang, apakah aku sudah tidak perlu makan di sini?”
Gilbert tercengang, dia masih belum berkata, melainkan Lexi yang saat ini sudah sangat beremosi.
Lexi mengambil buah pir yang ada di atas meja dan melemparkannya ke arah Neva.
“Dasar, apakah kamu sudah berani? Sebelumnya masih begitu sombong? Apakah kamu mengetahuinya, saat ini aku dan Gilbert adalah orang tuamu?”
Paman dan Bibi? Neva berpikir di dalam hatinya, lalu dia pun merasa sangat konyol.
Dua orang ini yang mengatakan sebagai orang tuanya, selain mencari keuntungan dari dirinya dan memanfaatkan dirinya, apakah masih pernah melakukan sesuatu yang lain?
“Yang kalian katakan memang benar.” Neva menanggapinya dengan acuh tak acuh.
Neva hanya pulang ke sini sesuai dengan permintaan Shinta, setelah selesai, dia juga ingin segera pergi.
Tempat ini bukan rumahnya, rumah Neva hanya satu, yaitu rumah yang pernah dia tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.
Mengenai orang-orang ini, ketika melihat mereka, Neva hanya akan merasa jijik.
Melihat Neva berkata dengan sikap acuh tak acuh, Lexi sudah tidak dapat bersabar lagi dan ingin memarahinya.
Tetapi Gilbert menatapnya dan Lexi pun berusaha untuk tetap bersabar.
Wanita tidak tahu malu ini, benar-benar menganggap dirinya adalah Nyonya muda Tirta.
Posisi ini adalah posisi milik anak perempuanku, siapa pun tidak dapat mendapatkannya.
Lexi duduk di samping Gilbert, pembantu pun datang untuk menuangkan air kepada mereka, ketika pembantu berada di hadapan Neva.
Lexi berkata: “Dia tidak minum!”
Tangan pembantu itu pun bergemetaran, kemudian dia pun menyimpan gelas yang ada di depan Neva.
Orang-orang yang pernah bekerja di sini semuanya mengetahui bahwa, perkataan Lexi harus dituruti.
Neva menatap Lexi sejenak dan tidak berkata apa pun.
Tetapi Lexi berpikir bahwa, Neva tidak menganggap dirinya.
Lexi pun menjadi sangat marah dan berkata: “Neva, masalah yang dikatakan kepadamu sebelumnya, kenapa kamu tidak mengambil uang? Apakah kamu mengira setelah terdapat Keluarga Tirta, kamu sudah dapat hidup dengan tenang?”
Neva tidak berkata dan dia hanya membaca berita di ponselnya.
Lexi pun bangkit dan meraih ponsel Neva, dia melemparnya ke atas lantai, dengan sambil mengatakan: “Apakah kamu tidak mendengarkan apa yang dikatakan olehku kepadamu? Kamu adalah anak yang dilahirkan dan tidak diasuh oleh siapa pun!”
Kali ini, Lexi sudah memancing emosi Neva.
Neva bangkit, tangannya pun bergemetaran sejenak, akhirnya dia pun hanya berkata: “Lexi, kamu jangan keterlaluan!”
Lexi tersenyum dingin, dia pun meraih tangan Neva dan meletakkannya di pipinya, sambil mengatakan: “Sini, tampar aku! Agar semua orang melihat, betapa buruknya kualitas Nyonya muda Tirta!”
“Sudah cukup!”
Setelah Neva berteriak, mereka berdua pun tidak berkata apa pun lagi.
Gilbert menatap Neva dan berkata: “Neva, kamu duduk dulu.”
Neva menatap Lexi dengan tajam dan dia tidak pernah akan melupakan ejekan hari ini.
“Jika kalian ingin membahas uang denganku, aku rasa lebih baik kalian jangan memikirkannya. Uang Keluarga Tirta, tidak berhubungan denganku. Jika kalian tidak merasa malu, kalian boleh pergi mencari Gandi.”
Setelah duduk, Neva pun langsung berkata.
Neva mengetahuinya, karena Lexi dan Gilbert baru saja mengunjungi Keluarga Tirta, jelas-jelas mereka sedang memberikan kode, untuk meminta uang atau pun meminta keuntungan lainnya.
Lexi baru saja ingin berkata dan dia pun ditahan oleh Gilbert, kemudian dia kembali duduk di atas sofa.
Gilbert pun mulai berkata: “Neva, kali ini mengunjungi Keluarga Tirta, kami juga tidak ada pilihan lain lagi. Akhir-akhir ini Perusahaan Aska sedang melakukan sebuah proyek besar, awalnya diprediksi sudah cukup dengan uang sejumlah delapan trilliun, tetapi saat ini terdapat kendala, sehingga masih perlu ditambah dengan uang sejumlah dua trilliun, kamu……”
“Apa?” Neva berkata.
Lexi berkata dengan dingin: “Mengatakan perkataan manusia, tidak aneh juga jika kedua orang tuamu pendek umur.”
“Kamu diam! Jangan pernah mengatakan ayah dan ibuku!”
Neva menepuk meja dengan keras dan berkata sambil menatap Lexi dengan marah.
Semua orang memiliki batas kesabaran, Neva juga sama.
Neva mengambil tasnya dan bersiap-siap untuk pergi, jika masih berada di sini, dia takut dirinya akan membunuh orang.
Tetapi Neva baru saja ingin pergi, tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya dan membuat dia langsung terjatuh ke atas lantai.
Rasa sakit itu segera mengalir ke otaknya dan juga ada sesuatu yang mengalir dari hidungnya.
Lexi membungkuk, dia menarik rambut Neva dan berkata: “Jika tidak memberi pelajaran terhadap kamu, apakah kamu sudah melupakan rumah ini dipimpin oleh siapa?”
Novel Terkait
Predestined
CarlyMenaklukkan Suami CEO
Red MapleEternal Love
Regina WangAku bukan menantu sampah
Stiw boyDewa Perang Greget
Budi MaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip