Cinta Yang Dalam - Bab 237 Tidak Cinta

Setelah selesai sarapan, Neva pun mengambil sebuah buku dan membacanya.

Neva mengalami luka di bagian tangan, banyak hal yang tidak dapat dilakukan oleh dia dan dia hanya dapat mengisi waktu luangnya dengan membaca buku.

Buku ini adalah buku yang diberikan oleh Mbok Ting kepada dirinya.

Judulnya agak membosankan: Bagaimana Seorang Wanita Berhasil Menangkap Hati Seorang Pria.

Tetapi isi buku ini, membuat Neva sedikit tercengang.

Setelah Neva membaca salah satu bagian mengenai bagaimana menyelesaikan perselisihan di antara seorang pria dan wanita, dia pun mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan WeChat kepada Gandi: “Tuan Tirta, maaf, sebelumnya aku tidak memperhatikan perasaanmu.”

Neva yang sudah menenangkan diri, pun dapat memikirkan bahwa betapa besarnya kesalahpahaman yang terjadi di antara dirinya dengan Gandi pada sebelumnya.

Tetapi kesalahpahaman di antara mereka berdua adalah masalah seperti ini dan pada saat itu Neva dapat mengungkapkan semua hal dengan jujur.

Tetapi setelah masalah itu berlalu, perkataan yang dikatakan pada saat itu, juga harus disimpan di dalam hatinya.

Perasaan cinta terhadap Gandi, juga masih sangat kacau seperti sebelumnya.

Neva mencintai Gandi dengan tergila-gila.

Tidak peduli bagaimana Gandi menyakitinya, tetapi hanya dengan senyuman yang diberikan oleh pria itu, Neva masih dapat memaafkannya dan terus bertahan.

Neva melihat ponselnya dan sangat menantikan balasan pesan dari Gandi.

Gandi sejak tadi sedang mengetiknya, tetapi pesannya masih belum dikirimkan.

Neva tersenyum pahit di dalam hati, apa yang diharapkan oleh dirinya pada saat ini? Mengharapkan dapat saling berpengertian di antara Gandi dengan dirinya?

Hubungan Gandi dengan dirinya, awalnya memang seperti angin.

Jika memang harus kembali ke awal, maka Gandi adalah penyelamatnya.

Ketika Neva berada di dalam keadaan yang paling tak berdaya, pria itu menariknya dari tepi jurang.

Tetapi juga karena penyelamat ini, yang kembali mendorongnya ke tepi jurang.

Terdapat rasa cinta dan benci, tetapi rasa benci, selamanya tidak akan dapat mengalahkan rasa cinta.

Neva sangat mencintai Gandi, dia mencintainya dengan sangat tulus.

Pada saat ini, ponselnya pun berdering.

Neva tidak segera membuka ponselnya dan dia pun melihat terdapat notifikasi dari WeChat.

Neva merasa sangat gelisah, apakah adalah Gandi?

Apa yang dikatakan oleh Gandi?

Setelah menggeser layar ponselnya, Neva tidak berani untuk membuka kedua matanya.

Akhirnya Neva pun menutup matanya dengan satu tangan dan dia melihat ke layar ponsel melalui jari tangannya yang tidak ditutup rapat.

Terdapat sebuah pesan baru, di bawah pesan yang dikirimkan oleh dirinya kepada Gandi.

“Tidak cinta.”

Peng, seperti ada sesuatu yang hancur, suara yang keluar dari dalam hati Neva, bahkan membuatnya bergemetaran dan hampir saja terjatuh dari kursi.

Tidak cinta?

Apa maksud yang ingin dikatakan oleh Gandi kepada dirinya? Apakah bertujuan agar dirinya tidak memikirkan masa depan yang tidak akan ada?

Wajah Neva terlihat pucat, buku yang dipegang olehnya, pun terjatuh ke atas lantai.

Benar saja, dirinya seharusnya tidak berharapan apa pun lagi.

Gandi sedang melakukan rapat, awalnya setelah menerima pesan itu, dia ingin membalasnya.

Tetapi Manager Marketing sedang melaporkan sesuatu kepadanya, jadi dia pun meletakkan ponselnya kembali setelah mengetik satu kata.

Setelah selesai, Gandi pun membalas tidak apa-apa.

Gandi tidak memperhatikan bahwa dirinya salah mengetik, hanya dengan satu kata yang berbeda, maknanya sudah jauh berbeda.

Di hari-hari berikutnya, Gandi juga jarang pulang.

Di dalam era ledakan informasi seperti saat ini, Grup Tirta juga memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sangat bagus, untuk menjadi sebuah perusahaan yang berskala internasional.

Neva hanya berada di dalam Villa sendirian, dia juga tidak ingin pergi ke mana-mana.

Tetapi kehidupan tenang seperti ini, juga tidak berlangsung lama.

Gilbert dan Lexi berdua mengunjungi Keluarga Tirta.

Setelah makan di sana, mereka pun tidak meminta apa pun, setelah itu mereka berdua pun langsung pulang.

Karena ini, Shinta pun meminta Neva dan Gandi untuk pergi menemuinya.

Gandi tidak pergi karena sedang sibuk dengan pekerjaannya, setelah Neva pergi, Shinta pun menanyakan kepada dirinya sudah berapa lama tidak pulang ke rumah kedua orang tuanya.

Pulang ke rumah orang tua?

Mengatakan rumah orang tua, Neva merasa dirinya adalah sebuah lelucon.

Apakah dirinya memiliki rumah?

Orang tuaku sudah meninggal!

Tetapi perkataan seperti ini, Neva pun selalu menyembunyikannya di dalam hati dan tentu saja tidak boleh mengatakannya kepada Shinta.

Atas permintaan Shinta, Neva dan Gandi pada beberapa hari ini harus mengunjungi Keluarga Aska.

Neva tidak ingin, tetapi masalah seperti ini, dia juga tidak dapat menolaknya.

Neva menelepon Gandi dan mengatakan Ibu Tirta meminta mereka berdua untuk mengunjungi Keluarga Aska.

Gandi hanya mengatakan ‘Oo’, dia tidak mengatakan iya dan juga tidak menolaknya.

Neva pun mengatakan pada tiga hari yang akan datang.

Tiga hari berikutnya, Neva tunggu di Villa sampai jam sebelas siang dan Gandi juga masih belum pulang.

Jika menunggu lagi, juga sudah sore dan Neva pun memutuskan untuk pergi sendiri.

Neva bangkit dan berjalan ke luar, lalu dia pun mengendarai mobil menuju ke Keluarga Aska.

Di bagian belakang mobilnya, penuh dengan kado yang disiapkan oleh Ibu Tirta.

Sebelum jam dua belas siang, Neva pun tiba di Villa Keluarga Aska, ketika tiba di halaman, dia pun ditahan oleh security.

Setelah sejenak kemudian, security itu baru memperbolehkan Neva untuk masuk.

Neva sedikit beremosi, diperiksa oleh security, jelas-jelas ini merupakan hal yang sengaja dilakukan oleh orang Keluarga Aska.

Orang Keluarga Aska tidak keluar, jadi Neva pun hanya mengambil dua kotak kado saja, lalu dia berjalan ke depan pintu dan mulai mengetuk pintu.

Satu kali, dua kali, tiga kali, sepuluh kali……

Kesabaran Neva perlahan menghilang dan pada waktu itu juga, pintu akhirnya dibuka.

“Kamu?” Seseorang bertanya.

“Aku kembali ke rumahku.” Neva berkata.

Setelah itu, orang itu pun mempersilakan Neva untuk masuk ke dalam, baru saja tiba di ruang tamu, Neva pun mendengar suara ejekan: “Aduh, Nyonya muda Tirta, akhirnya juga pulang ke rumah miskin ini?”

Lexi sedang duduk di atas sofa, dengan satu kakinya yang diletakkan di atas meja dan terdapat seseorang yang sedang memoles kuku kakinya.

Kehidupan boros seperti ini, membuat Neva mengerutkan keningnya dengan tidak sadar.

Neva meletakkan barang yang dibawa olehnya dan berkata: “Melihat keadaan kalian sangat bagus, aku juga sudah tenang, aku pergi dulu.”

Selesai berkata, Neva pun berjalan ke luar dengan tanpa merasa ragu.

Gilbert yang berpose di atas sofa seketika pun menjadi sedikit cemas.

Gilbert segera bergegas menghampiri Neva dan menariknya sambil mengatakan: “Neva, sudah siang juga, makan dulu di dalam rumah sebelum pulang!”

Selesai berkata, Gilbert pun menatap ke luar dan berkata: “Kakak Kedua Tirta berada di dalam mobil? Kenapa tidak menyuruhnya untuk masuk?”

Neva mengerutkan bibirnya dan menatap Gilbert dengan mengatakan: “Jika aku mengatakan dia tidak datang, apakah aku sudah tidak perlu makan di sini?”

Gilbert tercengang, dia masih belum berkata, melainkan Lexi yang saat ini sudah sangat beremosi.

Lexi mengambil buah pir yang ada di atas meja dan melemparkannya ke arah Neva.

“Dasar, apakah kamu sudah berani? Sebelumnya masih begitu sombong? Apakah kamu mengetahuinya, saat ini aku dan Gilbert adalah orang tuamu?”

Paman dan Bibi? Neva berpikir di dalam hatinya, lalu dia pun merasa sangat konyol.

Dua orang ini yang mengatakan sebagai orang tuanya, selain mencari keuntungan dari dirinya dan memanfaatkan dirinya, apakah masih pernah melakukan sesuatu yang lain?

“Yang kalian katakan memang benar.” Neva menanggapinya dengan acuh tak acuh.

Neva hanya pulang ke sini sesuai dengan permintaan Shinta, setelah selesai, dia juga ingin segera pergi.

Tempat ini bukan rumahnya, rumah Neva hanya satu, yaitu rumah yang pernah dia tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.

Mengenai orang-orang ini, ketika melihat mereka, Neva hanya akan merasa jijik.

Melihat Neva berkata dengan sikap acuh tak acuh, Lexi sudah tidak dapat bersabar lagi dan ingin memarahinya.

Tetapi Gilbert menatapnya dan Lexi pun berusaha untuk tetap bersabar.

Wanita tidak tahu malu ini, benar-benar menganggap dirinya adalah Nyonya muda Tirta.

Posisi ini adalah posisi milik anak perempuanku, siapa pun tidak dapat mendapatkannya.

Lexi duduk di samping Gilbert, pembantu pun datang untuk menuangkan air kepada mereka, ketika pembantu berada di hadapan Neva.

Lexi berkata: “Dia tidak minum!”

Tangan pembantu itu pun bergemetaran, kemudian dia pun menyimpan gelas yang ada di depan Neva.

Orang-orang yang pernah bekerja di sini semuanya mengetahui bahwa, perkataan Lexi harus dituruti.

Neva menatap Lexi sejenak dan tidak berkata apa pun.

Tetapi Lexi berpikir bahwa, Neva tidak menganggap dirinya.

Lexi pun menjadi sangat marah dan berkata: “Neva, masalah yang dikatakan kepadamu sebelumnya, kenapa kamu tidak mengambil uang? Apakah kamu mengira setelah terdapat Keluarga Tirta, kamu sudah dapat hidup dengan tenang?”

Neva tidak berkata dan dia hanya membaca berita di ponselnya.

Lexi pun bangkit dan meraih ponsel Neva, dia melemparnya ke atas lantai, dengan sambil mengatakan: “Apakah kamu tidak mendengarkan apa yang dikatakan olehku kepadamu? Kamu adalah anak yang dilahirkan dan tidak diasuh oleh siapa pun!”

Kali ini, Lexi sudah memancing emosi Neva.

Neva bangkit, tangannya pun bergemetaran sejenak, akhirnya dia pun hanya berkata: “Lexi, kamu jangan keterlaluan!”

Lexi tersenyum dingin, dia pun meraih tangan Neva dan meletakkannya di pipinya, sambil mengatakan: “Sini, tampar aku! Agar semua orang melihat, betapa buruknya kualitas Nyonya muda Tirta!”

“Sudah cukup!”

Setelah Neva berteriak, mereka berdua pun tidak berkata apa pun lagi.

Gilbert menatap Neva dan berkata: “Neva, kamu duduk dulu.”

Neva menatap Lexi dengan tajam dan dia tidak pernah akan melupakan ejekan hari ini.

“Jika kalian ingin membahas uang denganku, aku rasa lebih baik kalian jangan memikirkannya. Uang Keluarga Tirta, tidak berhubungan denganku. Jika kalian tidak merasa malu, kalian boleh pergi mencari Gandi.”

Setelah duduk, Neva pun langsung berkata.

Neva mengetahuinya, karena Lexi dan Gilbert baru saja mengunjungi Keluarga Tirta, jelas-jelas mereka sedang memberikan kode, untuk meminta uang atau pun meminta keuntungan lainnya.

Lexi baru saja ingin berkata dan dia pun ditahan oleh Gilbert, kemudian dia kembali duduk di atas sofa.

Gilbert pun mulai berkata: “Neva, kali ini mengunjungi Keluarga Tirta, kami juga tidak ada pilihan lain lagi. Akhir-akhir ini Perusahaan Aska sedang melakukan sebuah proyek besar, awalnya diprediksi sudah cukup dengan uang sejumlah delapan trilliun, tetapi saat ini terdapat kendala, sehingga masih perlu ditambah dengan uang sejumlah dua trilliun, kamu……”

“Apa?” Neva berkata.

Lexi berkata dengan dingin: “Mengatakan perkataan manusia, tidak aneh juga jika kedua orang tuamu pendek umur.”

“Kamu diam! Jangan pernah mengatakan ayah dan ibuku!”

Neva menepuk meja dengan keras dan berkata sambil menatap Lexi dengan marah.

Semua orang memiliki batas kesabaran, Neva juga sama.

Neva mengambil tasnya dan bersiap-siap untuk pergi, jika masih berada di sini, dia takut dirinya akan membunuh orang.

Tetapi Neva baru saja ingin pergi, tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya dan membuat dia langsung terjatuh ke atas lantai.

Rasa sakit itu segera mengalir ke otaknya dan juga ada sesuatu yang mengalir dari hidungnya.

Lexi membungkuk, dia menarik rambut Neva dan berkata: “Jika tidak memberi pelajaran terhadap kamu, apakah kamu sudah melupakan rumah ini dipimpin oleh siapa?”

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu