Cinta Yang Dalam - Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
Lexi selalu merasa bahwa dia adalah wanita penuh akal.
Tidak peduli dulu maupun sekarang.
Bagaimanapun pada saat itu walaupun yang diinginkan keluarga Tirta adalah Neva, namun dengan kondisi saat itu, Nevi sepenuhnya bisa menggunakan status Neva menikah dan masuk ke dalam keluarga Tirta.
Hanya saja jika bukan karena anaknya yang tidak bisa diharapkan, sebuah kartu yang baik dirusak begitu saja.
Pada saat itu jika dia tidak menghisap narkoba, bagaimana mungkin Neva bisa menjadi Nyonya muda Tirta?
“Namun bagaimana aku bisa tahu, yang keluarga Tirta mau adalah Neva bukanlah Nevi.” Neva bertanya dengan tenang.
Ekspresi wajah Lexi berubah, Neva ini bagaimana bisa dia masih tahu malu walaupun sudah ada kartu trump di tangannya.
"Pelacur, apa yang kamu katakan? Apakah kamu masih belum mengetahui secara jelas posisimu dan posisiku seperti apa?” Dia dengan sedikit marah mengingatkan Neva.
Neva menghela nafas dalam hati, mengalihkan wajah tanpa mengatakan apapun. Masalah sudah mencapai tahap ini, dia sama sekali tidak memiliki pilihan lain.
"Apa yang kamu mau bisa aku lakukan. Posisi ini bisa aku lepaskan. Namun apakah Nevi bisa mendudukinya semua itu tergantung pada kemampuannya sendiri. Hanya saja….”
Ketika Neva mengucapkan ini, dia sengaja berhenti.
Ketika mendengar posisi Nyonya Tirta ini bisa jatuh ke tangannya, Nevi pun langsung menjadi gembira.
"Hanya apa, cepat kamu bicara!”
Neva berkata:” Kamu lepaskan orang yang kamu sandera terlebih dahulu.”
Ketika mendengar perkataan Neva ini, Nevi langsung melambaikan tangannya dan berkata:” Tidak mungkin!”
"Jika tidak bisa melepaskan mereka, tidak ada hal yang bisa dibicarakan lagi diantara kita!“
Neva tidak banyak bicara, langsung bangkit berdiri dan membalikkan badan bersiap untuk pergi keluar.
Nevi menjadi terpana, tidak menyangka Neva berkata tidak bisa langsung tidak bisa.
Dia pun segera memandang kedua orang tuanya meminta pertolongan, Gilbert bangkit berdiri, melangkah cepat memegang lengan Neva dan berkata:” Neva, jangan terburu-buru, kita semua satu keluarga, tidak perlu bertengkar hebat seperti ini, semua masalah bisa dibicarakan.”
"Hah, Satu keluarga? Apakah satu keluarga juga akan menculik dan mengancam yang lain?” Kata satu keluarga ini dikatakan Neva dengan berat, membuat Gilbert tidak bisa mengatakan apapun, wajahnya menjadi hijau dan pucat.
"Aku sudah mengatakan apa permintaanku pada kalian, apakah kalian mau melakukan atau tidak, aku hanya memiliki satu permintaan ini. Jika tidak terserah kalian, paling buruk aku hanya mengorbankan nyawaku ini saja menemani kalian ikut mati."
Setelah terjadi masalah sebanyak ini, kartu trump Neva dipegang oleh mereka membuatnya tidak bisa membalas, namun cara sengaja memperburuk situasi ini sudah dipelajari dan bisa digunakan dengan baik.
Masalah ini dilakukan dan diatur oleh Lexi sehingga Gilbert hanya bisa memandang Lexi dan menunggu sikapnya.
Lexi berdehem singkat, mengetahui Neva kali ini tidak akan bergerak lagi.
Dia pun berkata, “Begini saja, Neva, kita sama-sama mengalah dan mundur satu langkah. Aku bisa melepaskan yang tua terlebih dahulu, namun yang kecil masih akan aku simpan. Jika kamu sudah melepaskan Gandi, yang kecil akan segera aku lepaskan, aku pastikan tidak akan dilukai sama sekali.”
Jika Neva melepaskan posisinya sebagai Nyonya Muda keluarga Tirta, Lexi akan mengeluarkan tes DNA itu.
Membuktikan bahwa Neva sebuah kesalahan dan adalah anak mereka. Dan Nevi adalah menantu perempuan yang diinginkan oleh Shinta.
Tes DNA ini ditambah dengan jebakan yang diberikan kepada Neva, sudah cukup untuknya bisa keluar dari keluarga Tirta.
Neva memandang Lexi dengan menghina, wanita ini adalah ahli bernegosiasi, semua hal baik ingin dimiliki olehnya.
Namun pada saat ini, hasil ini adalah satu-satunya yang bisa diterima.
Dia memikirkan jika hari ini dia menganggukan kepala, dia akan berpisah dengan Gandi selamanya.
Tidak ada tanggapan pada waktu lama.
Kali ini Nevi dengan dingin berkata:"Neva, aku tidak salah kan? Apakah kamu tidak tega? Apakah itik buruk rupa jatuh cinta dengan angsa berbulu putih? Zaman sekarang masih ada orang yang tidak tahu kemampuan dirinya sendiri!”
Neva menaikkan pandangannya dan menatap Nevi dengan dalam.
Nevi merasakan aura dingin, seakan sedang ditatap oleh seekor ular berbisa.
Kali ini dia merasa sedikit ngeri melihat pandangan mematikan dari Neva.
"Baiklah, aku menyetujuinya!”
Melihat Neva menganggukan kepala, Lexi baru bisa menghela nafas.
Dia pun mengeluarkan sebuah perjanjian dari bawah meja dan berkata kepada Neva:” Karena sudah setuju, kemarilah dan tanda tangani perjanjian ini!”
Neva terkejut, hal seperti ini perlu menandatangani perjanjian?
Levi menutupi bagian atas isi perjanjian dan hanya menyisakan tempat untuk tanda tangan dan tanggal, di sampingnya sudah disiapkan cap, sudah jelas sejak awal sudah membuat persiapan.
Perjanjian yang dia sembunyikan ini membuat Neva menjadi tidak tenang,
Dia berkata:” Aku seharusnya memiliki hak untuk mengetahuinya kan?”
Levi segera menggelengkan kepala dan berkata:” Neva, kamu tidak memiliki pilihan lain, jika tidak aku akan langsung menyuruh orang untuk membunuh mereka!”
Lexi sangat mengetahui bagaimana mengontrol hati orang lain, ancaman ini membuat Neva hanya bisa menggertakkan gigi, menandatangani dan memberi sidik jarinya.
Kali ini Lexi baru tersenyum singkat dan berkata:” Menurut isi perjanjian, semua pendapatan yang kamu dapatkan selama tinggal di kediaman rumah Tirta, perhiasan yang diberikan oleh Gandi seharusnya milik Nevi. Jadi ketika kamu pulang hari ini, kamu persiapkan, besok ada orang yang akan mengambilnya!”
Lexi terus memperhatikan kehidupan Neva, perhiasan yang Gandi berikan untuk Neva dari lelang itu bernilai sangat tinggi!
Neva terpana, dia sama sekali tidak menyangka, Lexi bisa tidak tahu malu hingga tahap ini!
Dia ingin posisi dan juga ingin uang, sudah memastikan tidak memberinya jalan keluar sama sekali.
Namun di hadapan nyawa anaknya dan Paman Wang, dia hanya bisa menyetujuinya.
Walaupun dia selalu mengatakan bahwa harta bukanlah barang yang bisa dibawa keluar, namun Neva sangat khawatir dengan karakteristik Lexi.
"Lexi, apa yang kamu mau, aku sudah melakukan semua sesuai keinginanmu. Jadi semoga kamu juga mematuhi janjimu, lepaskan Paman terlebih dahulu!”
Lexi dibuat terdiam oleh pandangan dingin dari Neva, dia tidak ingin kehilangan muka, hanya bisa menahan diri dan berkata:” Apakah aku adalah orang yang ingkar janji seperti itu?”
Walaupun dia benar-benar berencana setelah Neva menandatanganinya, langsung menghancurkan orang tua dan yang kecil itu.
Namun orang yang panik bisa melakukan apapun, lebih lagi Neva yang bisa kapan saja menjadi histeris ini.
Dia pun menelpon, setelah tersambung langsung berkata:” Lepaskan yang tua terlebih dahulu, yang kecil tunggu info dariku.“
Neva tahu masalah ini Lexi tidak akan berani untuk berbuat macam-macam, dia pun keluar dari ruangan, keluar dari kediaman keluarga Aska dan menaiki mobil pergi dari sana.
Dia tidak terburu-buru kembali ke villa, namun dia pergi ke setiap tempat yang pernah dikunjunginya bersama Gandi.”
Ketika sampai ke Mashita Garden, dia tidak melihat Richie dan merasa menyesal.
Walaupun dia berjalan dengan sangat lambat ke setiap tempat ini, namun siang hari dia sudah kembali ke villa.
Ketika dia turun dari mobil di villa, dia sudah melihat Rey.
Rey dipanggil oleh Neva, setelah menerima panggilan dari Neva, dia merasa sedikit bingung.
Neva hanya mengatakan ada hal yang ingin diserahkan, sehingga menyuruhnya untuk datang ke villa dan Gandi sudah pergi ke luar negeri.
"Nyonya Muda.” Rey berkata.
Neva tersenyum, menggunakan senyuman untuk mengucapkan salam.
Kedua orang ini naik ke ruang baca di lantai dua, Neva mengeluarkan dua buah kartu dari tangannya dan sambil menyerahkannya berkata:” Asisten Rey, di dalam kartu ini terdapat dua ratus miliar, dulu kartu ini sempat hilang secara tidak sengaja, namun sudah aku mintakan kartu yang baru. Ini adalah kartu hitam, yang diberikan oleh Nyonya Tirta, hari ini aku kembalikan….”
Rey terpaku memandang kedua kartu di hadapannya.
Apa maksud Nyonya muda ini? mengembalikan nya? Apakah sebelum Pak Gandi mengatakannya, dia akan….
“Nyonya Muda, ini ?” Rey tidak menerima nya hanya bertanya dengan berpura-pura tidak mengerti.
Neva dengan tidak kehilangan sopan santun dan tersenyum:” Sebelumnya aku memiliki perjanjian setengah tahun dengan Tuan Tirta, namun karena berbagai macam alasan, perjanjian setengah tahun itu pun diperpanjang cukup lama. Aku terus mengambil posisi Nyonya Muda dari keluarga Tirta bukanlah hal yang baik. Sehingga saat ini ketika Tuan Tirta tidak ada di tempat, aku secara aktif mengundurkan diri, menghindari ketika dia datang dan bertemu denganku menjadi canggung!”
Perkataan Neva ini seperti sebuah petir yang menusuk tubuh Rey.
Maksud dari Nyonya muda dia akan mengajukan perceraian dengan Pak Gandi!
"Apakah Nyonya besar mengetahui masalah ini?” Rey berusaha dengan cepat berpikir, berniat untuk menghambat niat Neva yang ingin pergi dari sini.
Neva menggelengkan kepala dan berkata:” Ini adalah perjanjian pribadi antara aku dan Tuan Tirta, kesehatan Nyonya besar tidak baik, sehingga untuk sementara tidak perlu memberi tahunya.
Neva meletakkan kedua kartu itu di atas meja, gelang di tangannya dan kalung yang dikenakan juga dilepaskan olehnya.
Semua barang ini bagi Rey adalah barang panas.
Dia baru saja berusaha menghubungi Gandi di bawah meja, namun ketika menelponnya, teleponnya langsung ditutup.
"Nyonya muda, anda juga tahu, aku hanyalah asisten pribadi dari Pak Gandi, aku tidak bisa campur tangan pada hubungan anda dan Pak Gandi.…..”
Sambil mengatakannya, Rey langsung bangkit berdiri dan bersiap keluar dari ruang baca, tempat yang sangat menderita ini.
Neva tidak menghentikannya, hanya ketika Rey bersiap keluar dari ruangan dia berkata dengan suara kecil:” Asisten Rey, terima kasih atas bantuanmu selama ini. Aku hanya berharap kamu bisa menyampaikan kepadanya, bahwa aku bukanlah wanita yang gila harta.”
Setelah Rey pergi, Neva pun kembali ke kamar.
Setelah mengganti pakaiannya, dia mengambil beberapa baju yang disimpan di bagian paling bawah lemari, ini adalah baju yang dicuci ketika dia menikah dan dibawa ke kota Z.
Musim semi, panas, gugur dan dingin semua ada disini, hanya saja terlalu sederhana sehingga sesudahnya tidak pernah dipakai lagi.
Setelah membereskannya, dia menyadari barang miliknya ternyata bisa dihitung dengan jari.
Tiket pesawat juga sudah dia dipesan, pukul sepuluh malam ini.
Sebelum pergi dia merapikan seluruh kamar dan menulis sebuah pesan apa yang harus diperhatikan dalam hidup dan meletakkannya di atas meja rias.
Namun setelah dia bangkit berdiri, Neva kembali membungkuk dan mengambilnya dan langsung merobeknya.
Karena dia akan pergi, dia ingin menghilang sepenuhnya, tidak seharusnya meninggalkan jejak dan membuat rumit.
Ketika sampai di lantai bawah, Mbok Ting melihat Neva yang menarik sebuah koper kecil dan berpakaian sangat sederhana, dia dengan sedikit terkejut bertanya: ”Nyonya Muda, anda mau pergi kemana?”
Neva berkata:” Aku terlalu bosan berdiam diri di rumah, sehingga ingin pergi berjalan-jalan, Mbok Ting.”
Mbok Ting menanggapi singkat, namun dia merasa ada sesuatu yang aneh, seakan bukan seperti apa yang dibicarakan oleh Neva.
Kali ini Meko berlari mendekat, Neva menundukkan badannya dan mengelus kepala Meko dan berkata:” Meko, di rumah harus patuh ya?”
Meko menggelengkan kepala nya dan menggonggong singkat.
Neva memuluk Meko, meremasnya singkat di dalam pelukannya dan dengan enggan melepaskannya.
Dia memiliki keinginan untuk membawa Meko, namun membawa binatang peliharaan di pesawat, memiliki persentase kematian yang sangat tinggi, dia tidak ingin Meko mengalami resiko apapun.
Di kediaman keluarga Tirta juga cukup baik, Gandi menyukai Richie, Mbok Ting menyukai Meko, mereka bisa menjaganya.
Neva keluar dari rumah dan tidak membawa mobil, dia memesan taxi dan pergi ke penjara.
Sebelum pergi dia ingin bertemu dengan Gwen.
Kasus Gwen ini, beberapa saat terakhir akan diadili. Tanpa campur tangan dari keluarga Tirta, Gwen kemungkinan akan dihukum mati.
Namun ketika sampai ke penjara, mengetahui bahwa Gwen dibawa menghadiri pekerjaan sosial.
Dia tidak memiliki keberanian untuk pergi ke kediaman keluarga Tirta, Shinta terlalu baik padanya, dia tidak tahu perkataan perpisahan apa yang harus di katakannya.
Jika bisa dilahirkan kembali, dia akan sangat berharap untuk menjadi putrinya!
Neva pun mencari kafe di dekat sana dan duduk disana hingga jam delapan malam baru menggunakan taxi dan pergi ke bandara.
Dia mencetak tiket check in di mesin percetakan otomatis, melihat judul perjalanan dari kota Z ke kota W.
Dia tiba-tiba merasa sebuah beban yang besar telah hilang dari hatinya, mungkin seperti ini akan lebih baik.
Bersama dengan sangat menderita, berpisah dalam diam.
Hubungan yang putus sambung terus menerus akhirnya diselesaikan dengan akhir yang tidak memuaskan.
Diapun mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan wechat kepada Gandi.
"Selamat tinggal, Tuan Tirta. Selamat tinggal cintaku.”
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiPergilah Suamiku
DanisVillain's Giving Up
Axe AshciellyUnperfect Wedding
Agnes YuEternal Love
Regina WangMore Than Words
HannyEverything i know about love
Shinta CharityCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip