Cinta Yang Dalam - Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut

Melihat wajah kaku dan kesal Fandi, Berliana terkejut sejenak, lalu berkata dengan nada merasa ini menggelikan "Apakah itu ada hubungannya denganmu?"

Fandi paling tidak suka dengan sifat Berliana yang seperti ini, dia pun berkata dengan serius "Itu tidak ada hubungannya denganku. Tapi apa yang kamu ucapkan didengar oleh kakak kedua, lalu menurutmu?"

“Kalau begitu itu tetap saja tidak ada hubungannya denganmu. Jika ada sesuatu, biarkan Presdir Tirta yang langsung bicara denganku.” Setelah itu, Berliana berbalik dan kembali berjalan ke koridor.

Tapi Fandi menarik Berliana lagi dan berkata " Berliana, aku ini pimpinanmu kan? "

Berliana tertegun. Dia pun melepaskan dengan keras tangan Fandi, lalu dengan enggan berkata "Presdir Tirta baru adalah pimpinanku."

Kata-katanya ini sama saja dengan mengeluarkan Fandi dari bagian atasan manajemen.

Tapi benar juga, Fandi tidak melakukan hal besar apa-apa di Grup Tirta. Jadi rasa kehadirannya di perusahaan ini terlalu melemah.

“Sekarang aku secara resmi memintamu, mulai hari ini jadilah asisten Oscar dan ikuti instruksi Oscar dalam segala hal!” Kata Fandi dingin.

Berliana menaikkan sudut bibirnya, tampak tertulis penghinaan dan ejekan di wajahnya, lalu dia berkata "Fandi, jangan mengira karena kamu memiliki status dan posisi jabatan yang lebih tinggi dariku, lalu kamu dapat melakukan apa pun yang kamu inginkan. Aku dipromosikan oleh bibi Shinta di Grup Tirta. Pemindahan tugas dan jabatan seperti ini, kamu tidak berhak memutuskannya."

Jawaban ini sudah diduga oleh Fandi.

Dia tersenyum dan berkata "Benarkah? kalau begitu maaf sekali, kamu dipecat dari Grup Tirta, pulanglah saja!"

Fandi langsung menggerakkan tangannya membentuk isyarat mempersilahkan pergi.

Dipecat?

Berliana memandang Fandi dengan tatapan tidak percaya. Dia anggota Keluarga June dan dia telah bekerja keras dengan Keluarga Tirta selama bertahun-tahun ini. Bahkan ketika situasi krisis dan bahaya, Keluarga June tidak berniat untuk pindah kerja sama.

Tapi sekarang, Fandi begitu meremehkannya seperti ini. Dan mengusirnya untuk pulang kembali ke negaranya.

Wajahnya langsung tidak senang, dia berkata dengan suara berat, “Fandi, hati-hati kalau kamu bicara. Tidak takut lidahmu mengakibatkan masalah apa?”

Fandi tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap Berliana dengan santai.

Berliana tahu kalau ucapan Fandi ini mewakili sikap Gandi.

Dia diam sebentar, lalu berkata, “Baiklah, aku akan ingat baik-baik kejadian hari ini.”

Setelah bicara, dia langsung pergi.

Neva saat ini kebetulan sekali mau turun untuk makan siang di restoran di lantai bawah. Gandi sedang sibuk kerja, jadi dia pergi sendiri.

Ketika menunggu lift, Berliana datang dengan aura membunuh yang sangat kuat.

Neva melirik wanita itu, tapi wanita itu malah memelototinya dengan sangat tajam. Di wajahnya seolah tertulis, kamu benar-benar menghalangi penglihatanku saja!

Setelah masuk ke lift, Berliana tidak bisa menahan diri untuk berkata dengan anehnya "Nyonya Tirta, kecepatanmu mengadu cukup luar biasa ya!"

Neva menganga menatap Berliana dengan tatapan kosong "Apa maksudmu? Kenapa aku sama sekali tidak mengerti maksudmu?"

“Cih, masih saja bertingkah bodoh, sungguh menggelikan!”

Berliana sebenarnya masih punya beberapa kalimat lain untuk menyindir dan menghina Neva, tapi lift sudah sampai di lantai dua dan restoran ada di lantai dua.

Neva langsung keluar dari lift. Menoleh menatap Berliana dan kebetulan sekali dia melihat tatapan yang begitu dalam dan tajam sebelum pintu lift tertutup.

Wanita ini masih saja begitu mengerikan.

Tapi ucapannya barusan tadi, Neva benar-benar tidak mengerti.

Apa jangan-jangan Gandi menguping percakapan mereka, lalu membela Neva dibelakangnya?

Tapi tidak benar juga, Gandi tidak keluar sama sekali dari kamar kan?

Neva masih saja tidak mengerti. Dia pun tidak mau memikirkan ini.

Banyak sekali masalah dan orang-orang aneh yang ada di sekitar Gandi. Jika dia harus memikirkan semua orang itu, dia pasti sudah lama menguban.

Setelah Neva makan siang, dia minta tolong ke resepsionis untuk membelikannya sebotol obat.

Setelah obatnya datang, dia mengambil secangkir air hangat dan mencari sudut ruangan untuk meminumnya.

Lalu, dia duduk di sofa dan beristirahat menunggu perut kramnya sebentar.

Dia ingin mereproduksi kristalisasi cinta dengan Gandi, tetapi dia takut dengan kristalisasi ini.

Nyawa kecil yang tidak bisa dilindunginya, merupakan penyesalan terbesar dalam hidup Neva.

Usai membuka bekal makanan yang diantarkan oleh Neva, Gandi memandangi wajah Neva yang pucat, dia berkata dengan penuh perhatian, “Tidak enak badan?"

Neva menggelengkan kepalanya. Baru saja dia berniat untuk memanaskan teko untuk menyedukan teh baru untuk Gandi, tiba-tiba begitu dia membungkuk, obat di sakunya pun jatuh keluar.

Gandi melihat botol obat yang familiar ini, lalu mengambilnya.

Dia mengerti bahasa Arab, tapi setelah melihat obat itu sekilas, wajah Gandi langsung muram.

Hal itu membuat Neva merasa seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia memegang teko teh dalam keadaan bingung tidak karuan harus melakukan apa. Pasti ini akan membuat Gandi marah.

"Siapa yang menyuruhmu minum ini?”

Neva menundukkan kepala dan tak berkata apa-apa.

“Apa kamu tidak tahu obat ini akan menyakiti dan melukai tubuhmu?”

Neva masih tidak bicara. Tapi ada kekesalan dalam hatinya yang perlahan muncul. Ketika Gandi mengucapkan ini, apa dia tidak memikirkan mengenainya. Dulu dia sendiri yang memaksaku minum obat ini.

Melihat perlawanan pasif Neva, Gandi langsung membuang obat tersebut ke tong sampah.

Dia tidak makan makan siangnya, hanya mengambil mantelnya lalu keluar dari sana.

Neva membeku memandangi Gandi pergi, dia tidak bisa menjelaskan perasaan aneh apa yang ada di hatinya.

Selama tiga hari berturut-turut, Gandi selalu pulang larut malam dan akan berangkat pagi-pagi sekali.

Dia tidak menyentuh Neva sama sekali. Mereka tidur sendiri-sendiri.

Neva tahu Gandi sedang marah dan kesal. Tapi Neva tidak ingin menghibur atau menenangkannya.

Dirinya sendiri yang makan obatnya, yang menderita dan jadi korbannya kan dia sendiri?

Dia terus mengatakan untuk tidak minum obat ini kepada Neva. Lalu, bagaimana kalau tiba-tiba hamil, apa mau melahirkan anak itu?

Ketika mengingat anak yang digugurkannya terakhir kali, mata Neva langsung memerah sembab.

Neva pun juga membiarkan semua ini mengalir begitu saja. Jika Gandi tidak mempedulikannya, maka dia tidak masalah dan masih bisa seperti dulu hidup dengan baik-baik saja sendirian.

Negara W adalah negara kuno dengan banyak atraksi sejarah dan budaya di ibu kotanya.

Dengan puluhan pengawal yang membersihkan memberi jalan. Dia melakukan perjalanan hampir ke seluruh ibu kota.

Sore itu, ketika dia baru keluar dari wihara tua, lalu melihat halaman besar pertokoan di seberangnya.

Dia pun pergi ke supermarket, membeli beberapa sayuran, ikan dan buah-buahan dan kemudian bersiap pulang ke hotel.

Tapi begitu dia meninggalkan supermarket, dia melihat seorang gadis kecil yang kelihatannya berusia tiga atau empat tahun di pinggir jalan yang sedang menangis.

Situasi di negara W tidak stabil. Ada terlalu banyak hal seperti itu di jalan sekarang dan semua orang hanya jalan dan melewatinya begitu saja ketika melihatnya.

Tapi Neva berhenti, ketika dia melihat gadis kecil yang lucu ini, dia teringat Nana.

Neva menghela napas dalam hati, lalu melangkah maju dan berjongkok tanpa memedulikan tubuh gadis itu yang kotor, dia berjongkok menyeka air mata di wajah kecil itu, lalu bertanya, “Hei gadis kecil, dimana orang tuamu?”

Gadis kecil itu berhenti menangis, lalu menatap Neva seolah mencoba mengenali sesuatu.

Semenit kemudian, dia tiba-tiba memeluk Neva dan mulai menangis lagi, dia penuh semangat memanggil Neva dengan sebutan mama.

Neva tercengang, Mama?

Kapan dia punya anak lagi sebesar ini?

Tapi dia juga tahu, gadis kecil ini sedang merasa tidak aman dan tanpa sadar ingin mencari sandaran ke orang lain.

Dia memeluk gadis kecil itu dengan lembut, lalu menepuk-nepuk punggung gadis kecil itu dan berkata "Sayang, beri tahu bibi, di mana orang tuamu?"

Karena gadis kecil itu terus terisak menangis, banyak orang yang mulai memperhatikan dan menunjuk-nunjuk mereka.

Neva tidak mengerti bahasa Arab.

Tapi dia masih bisa mengerti bahasa Inggris dan Ibu Pertiwi.

"Tampaknya dia itu wanita simpanan yang ditinggalkan oleh pengusaha kaya. Dia tidak menginginkan anak pembawa bebannya, jadi dia membuangnya ke sini.”

"Sepertinya tidak begitu, coba kamu lihat ada begitu banyak pengawal di sekelilingnya."

"Kenapa tidak begitu? Pasti dapat pengusaha kaya lainnya, tapi pada akhirnya malah ditemukan oleh anaknya.”

Gosip dan juga desas-desus masyarakat terus terdengar tidak ada habisnya.

Neva menunjukkan ekspresi tak berdaya ketika mendengar semua desas-desus dan bisikan aneh di sekitarnya.

Diri sendiri untuk apa memungut anak ini?

“Mama, kedepannya, aku pasti akan patuh dan jadi anak baik-baik. Aku akan selalu mendengarkan apa yang kamu katakan. Jadi, tolong jangan buang aku..”

Gadis kecil itu menangis dengan air mata yang terus mengalir. Neva pun juga ikut sedih karena dipengaruhi oleh emosi gadis kecil itu.

Anak ini benar-benar kasihan sekali.

Dia bisa lihat kalau baju anak ini cukup mahal dan mewah. Tapi tampak ada sedikit debu di sana. Dia harusnya adalah anak dari orang kaya tapi hilang dan tidak menemukan orang tuanya. Jadi dia terus berkeliaran di sekitar sini.

Ketika pengawal melihat semakin banyak orang, dia melangkah ke depan dan berkata "Nyonya, bagaimana kalau serahkan saja anak ini kepada kami dan biar kami yang mengurusnya. Sekarang lama-lama semakin banyak orang, aku khawatir ada orang yang berniat tidak baik.”

Neva menatap gadis kecil itu lagi, dia tahu dirinya di luar negeri kali ini dalam situasi sulit melindungi dirinya, jadi tidak mungkin dia harus membawa beban dan masalah lain lagi.

"Gadis kecil, bibi akan memanggil polisi untuk datang kemari lalu kamu minta tolong polisi itu untuk mencari ayah dan ibumu ya?”

Kata Neva sambil berdiri dan berniat menelepon polisi.

Gadis kecil itu mengira kalau Neva mau pergi. Dia pun langsung memeluk kaki Neva dengan begitu erat, seperti koala yang perlahan memanjat kaki Neva.

Neva benar-benar tercengang, dia pun menelepon polisi setempat

Tapi karena Neva tidak mengerti bahasa Arab, dia pun harus memberikan teleponnya ke pengawalnya.

Tapi ketika orang yang menjawab telepon mendengar kalau seorang anak tidak dapat menemukan orang tuanya, dia langsung menyuruh pengawal untuk mencari dinas sosial kesejahteraan anak di kota itu.

Tapi begitu menelepon dinas sosial kesejahteraan anak, dinas sosial kesejahteraan anak bilang kalau anak hilang harus lapor ke polisi untuk mencari orang tuanya.

Dua tempat ini terus saja menyuruh Neva telepon sana telepon sini, bertanya sana bertanya sini, terlihat jelas semuanya tidak ingin mengurusi masalah anak ini.

Neva tak berdaya, dia cukup suka gadis kecil ini.

Gadis kecil ini sangat cantik, bagaikan ukiran lembut yang menggemaskan. Hanya saja, tidak tahu dimana orang tuanya berada.

Saat ini mereka sudah berdiam diri di sini cukup sangat lama. Jika ada orang yang kehilangan anaknya, pasti mereka sudah datang menemukannya.

Orang di depan Neva sudah semakin banyak saja, Neva pun terpaksa membawa anak ini ikut pulang ke hotel.

Setelah meminta pelayan memandikan dan mendandani gadis kecil tersebut, gadis kecil itu langsung berubah jadi tampak seperti boneka yang lucu. Setelah makan dan minum, dia langsung melompat-lompat dengan riangnya di kamar.

Neva melihat gadis kecil itu yang begitu riang dan jailnya, akhirnya dia menarik gadis itu dan mendudukannya di sampingnya. Gadis kecil itu bersandar di pangkuan Neva. Penampilan gadis itu yang imut membuat Neva teringat pada Nana yang sudah lama berpisah dengannya.

Matanya memerah dan air mata tanpa sadar menetes dari matanya.

“Mama, kamu menangis!” Kata gadis kecil itu saat menatap Neva dan melihat air mata Neva jatuh di wajahnya.

Neva menyeka air matanya sendiri, lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi putih mulus gadis kecil itu dan berkata dengan suara pelan "Tidak, ini adalah hujan dari langit!"

Setelah Gandi mendengar laporan dari pengawalnya, dia segera kembali ke hotel.

Bagaimana bisa wanita ini hanya tahu untuk menyebabkan masalah lagi untuk dirinya sepanjang hari.

Ini kebanyakan takdir atau apa, sampai memungut anak begitu saja.

Di ruang tamu, gadis kecil itu berbaring erat di pangkuan Neva sambil menghadap Gandi.

"Gadis kecil, kamu tinggal dimana?"

Gadis kecil itu diam.

“Orang tuamu berwajah seperti apa, lalu apa pekerjaan mereka?”

Gadis kecil itu tetap saja diam.

"Berapa usiamu tahun ini?"

Gadis kecil itu melirik Gandi, memanyunkan bibirnya dan tiba-tiba menangis dengan keras lagi.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu