Cinta Yang Dalam - Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
Melihat wajah kaku dan kesal Fandi, Berliana terkejut sejenak, lalu berkata dengan nada merasa ini menggelikan "Apakah itu ada hubungannya denganmu?"
Fandi paling tidak suka dengan sifat Berliana yang seperti ini, dia pun berkata dengan serius "Itu tidak ada hubungannya denganku. Tapi apa yang kamu ucapkan didengar oleh kakak kedua, lalu menurutmu?"
“Kalau begitu itu tetap saja tidak ada hubungannya denganmu. Jika ada sesuatu, biarkan Presdir Tirta yang langsung bicara denganku.” Setelah itu, Berliana berbalik dan kembali berjalan ke koridor.
Tapi Fandi menarik Berliana lagi dan berkata " Berliana, aku ini pimpinanmu kan? "
Berliana tertegun. Dia pun melepaskan dengan keras tangan Fandi, lalu dengan enggan berkata "Presdir Tirta baru adalah pimpinanku."
Kata-katanya ini sama saja dengan mengeluarkan Fandi dari bagian atasan manajemen.
Tapi benar juga, Fandi tidak melakukan hal besar apa-apa di Grup Tirta. Jadi rasa kehadirannya di perusahaan ini terlalu melemah.
“Sekarang aku secara resmi memintamu, mulai hari ini jadilah asisten Oscar dan ikuti instruksi Oscar dalam segala hal!” Kata Fandi dingin.
Berliana menaikkan sudut bibirnya, tampak tertulis penghinaan dan ejekan di wajahnya, lalu dia berkata "Fandi, jangan mengira karena kamu memiliki status dan posisi jabatan yang lebih tinggi dariku, lalu kamu dapat melakukan apa pun yang kamu inginkan. Aku dipromosikan oleh bibi Shinta di Grup Tirta. Pemindahan tugas dan jabatan seperti ini, kamu tidak berhak memutuskannya."
Jawaban ini sudah diduga oleh Fandi.
Dia tersenyum dan berkata "Benarkah? kalau begitu maaf sekali, kamu dipecat dari Grup Tirta, pulanglah saja!"
Fandi langsung menggerakkan tangannya membentuk isyarat mempersilahkan pergi.
Dipecat?
Berliana memandang Fandi dengan tatapan tidak percaya. Dia anggota Keluarga June dan dia telah bekerja keras dengan Keluarga Tirta selama bertahun-tahun ini. Bahkan ketika situasi krisis dan bahaya, Keluarga June tidak berniat untuk pindah kerja sama.
Tapi sekarang, Fandi begitu meremehkannya seperti ini. Dan mengusirnya untuk pulang kembali ke negaranya.
Wajahnya langsung tidak senang, dia berkata dengan suara berat, “Fandi, hati-hati kalau kamu bicara. Tidak takut lidahmu mengakibatkan masalah apa?”
Fandi tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap Berliana dengan santai.
Berliana tahu kalau ucapan Fandi ini mewakili sikap Gandi.
Dia diam sebentar, lalu berkata, “Baiklah, aku akan ingat baik-baik kejadian hari ini.”
Setelah bicara, dia langsung pergi.
Neva saat ini kebetulan sekali mau turun untuk makan siang di restoran di lantai bawah. Gandi sedang sibuk kerja, jadi dia pergi sendiri.
Ketika menunggu lift, Berliana datang dengan aura membunuh yang sangat kuat.
Neva melirik wanita itu, tapi wanita itu malah memelototinya dengan sangat tajam. Di wajahnya seolah tertulis, kamu benar-benar menghalangi penglihatanku saja!
Setelah masuk ke lift, Berliana tidak bisa menahan diri untuk berkata dengan anehnya "Nyonya Tirta, kecepatanmu mengadu cukup luar biasa ya!"
Neva menganga menatap Berliana dengan tatapan kosong "Apa maksudmu? Kenapa aku sama sekali tidak mengerti maksudmu?"
“Cih, masih saja bertingkah bodoh, sungguh menggelikan!”
Berliana sebenarnya masih punya beberapa kalimat lain untuk menyindir dan menghina Neva, tapi lift sudah sampai di lantai dua dan restoran ada di lantai dua.
Neva langsung keluar dari lift. Menoleh menatap Berliana dan kebetulan sekali dia melihat tatapan yang begitu dalam dan tajam sebelum pintu lift tertutup.
Wanita ini masih saja begitu mengerikan.
Tapi ucapannya barusan tadi, Neva benar-benar tidak mengerti.
Apa jangan-jangan Gandi menguping percakapan mereka, lalu membela Neva dibelakangnya?
Tapi tidak benar juga, Gandi tidak keluar sama sekali dari kamar kan?
Neva masih saja tidak mengerti. Dia pun tidak mau memikirkan ini.
Banyak sekali masalah dan orang-orang aneh yang ada di sekitar Gandi. Jika dia harus memikirkan semua orang itu, dia pasti sudah lama menguban.
Setelah Neva makan siang, dia minta tolong ke resepsionis untuk membelikannya sebotol obat.
Setelah obatnya datang, dia mengambil secangkir air hangat dan mencari sudut ruangan untuk meminumnya.
Lalu, dia duduk di sofa dan beristirahat menunggu perut kramnya sebentar.
Dia ingin mereproduksi kristalisasi cinta dengan Gandi, tetapi dia takut dengan kristalisasi ini.
Nyawa kecil yang tidak bisa dilindunginya, merupakan penyesalan terbesar dalam hidup Neva.
Usai membuka bekal makanan yang diantarkan oleh Neva, Gandi memandangi wajah Neva yang pucat, dia berkata dengan penuh perhatian, “Tidak enak badan?"
Neva menggelengkan kepalanya. Baru saja dia berniat untuk memanaskan teko untuk menyedukan teh baru untuk Gandi, tiba-tiba begitu dia membungkuk, obat di sakunya pun jatuh keluar.
Gandi melihat botol obat yang familiar ini, lalu mengambilnya.
Dia mengerti bahasa Arab, tapi setelah melihat obat itu sekilas, wajah Gandi langsung muram.
Hal itu membuat Neva merasa seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia memegang teko teh dalam keadaan bingung tidak karuan harus melakukan apa. Pasti ini akan membuat Gandi marah.
"Siapa yang menyuruhmu minum ini?”
Neva menundukkan kepala dan tak berkata apa-apa.
“Apa kamu tidak tahu obat ini akan menyakiti dan melukai tubuhmu?”
Neva masih tidak bicara. Tapi ada kekesalan dalam hatinya yang perlahan muncul. Ketika Gandi mengucapkan ini, apa dia tidak memikirkan mengenainya. Dulu dia sendiri yang memaksaku minum obat ini.
Melihat perlawanan pasif Neva, Gandi langsung membuang obat tersebut ke tong sampah.
Dia tidak makan makan siangnya, hanya mengambil mantelnya lalu keluar dari sana.
Neva membeku memandangi Gandi pergi, dia tidak bisa menjelaskan perasaan aneh apa yang ada di hatinya.
Selama tiga hari berturut-turut, Gandi selalu pulang larut malam dan akan berangkat pagi-pagi sekali.
Dia tidak menyentuh Neva sama sekali. Mereka tidur sendiri-sendiri.
Neva tahu Gandi sedang marah dan kesal. Tapi Neva tidak ingin menghibur atau menenangkannya.
Dirinya sendiri yang makan obatnya, yang menderita dan jadi korbannya kan dia sendiri?
Dia terus mengatakan untuk tidak minum obat ini kepada Neva. Lalu, bagaimana kalau tiba-tiba hamil, apa mau melahirkan anak itu?
Ketika mengingat anak yang digugurkannya terakhir kali, mata Neva langsung memerah sembab.
Neva pun juga membiarkan semua ini mengalir begitu saja. Jika Gandi tidak mempedulikannya, maka dia tidak masalah dan masih bisa seperti dulu hidup dengan baik-baik saja sendirian.
Negara W adalah negara kuno dengan banyak atraksi sejarah dan budaya di ibu kotanya.
Dengan puluhan pengawal yang membersihkan memberi jalan. Dia melakukan perjalanan hampir ke seluruh ibu kota.
Sore itu, ketika dia baru keluar dari wihara tua, lalu melihat halaman besar pertokoan di seberangnya.
Dia pun pergi ke supermarket, membeli beberapa sayuran, ikan dan buah-buahan dan kemudian bersiap pulang ke hotel.
Tapi begitu dia meninggalkan supermarket, dia melihat seorang gadis kecil yang kelihatannya berusia tiga atau empat tahun di pinggir jalan yang sedang menangis.
Situasi di negara W tidak stabil. Ada terlalu banyak hal seperti itu di jalan sekarang dan semua orang hanya jalan dan melewatinya begitu saja ketika melihatnya.
Tapi Neva berhenti, ketika dia melihat gadis kecil yang lucu ini, dia teringat Nana.
Neva menghela napas dalam hati, lalu melangkah maju dan berjongkok tanpa memedulikan tubuh gadis itu yang kotor, dia berjongkok menyeka air mata di wajah kecil itu, lalu bertanya, “Hei gadis kecil, dimana orang tuamu?”
Gadis kecil itu berhenti menangis, lalu menatap Neva seolah mencoba mengenali sesuatu.
Semenit kemudian, dia tiba-tiba memeluk Neva dan mulai menangis lagi, dia penuh semangat memanggil Neva dengan sebutan mama.
Neva tercengang, Mama?
Kapan dia punya anak lagi sebesar ini?
Tapi dia juga tahu, gadis kecil ini sedang merasa tidak aman dan tanpa sadar ingin mencari sandaran ke orang lain.
Dia memeluk gadis kecil itu dengan lembut, lalu menepuk-nepuk punggung gadis kecil itu dan berkata "Sayang, beri tahu bibi, di mana orang tuamu?"
Karena gadis kecil itu terus terisak menangis, banyak orang yang mulai memperhatikan dan menunjuk-nunjuk mereka.
Neva tidak mengerti bahasa Arab.
Tapi dia masih bisa mengerti bahasa Inggris dan Ibu Pertiwi.
"Tampaknya dia itu wanita simpanan yang ditinggalkan oleh pengusaha kaya. Dia tidak menginginkan anak pembawa bebannya, jadi dia membuangnya ke sini.”
"Sepertinya tidak begitu, coba kamu lihat ada begitu banyak pengawal di sekelilingnya."
"Kenapa tidak begitu? Pasti dapat pengusaha kaya lainnya, tapi pada akhirnya malah ditemukan oleh anaknya.”
Gosip dan juga desas-desus masyarakat terus terdengar tidak ada habisnya.
Neva menunjukkan ekspresi tak berdaya ketika mendengar semua desas-desus dan bisikan aneh di sekitarnya.
Diri sendiri untuk apa memungut anak ini?
“Mama, kedepannya, aku pasti akan patuh dan jadi anak baik-baik. Aku akan selalu mendengarkan apa yang kamu katakan. Jadi, tolong jangan buang aku..”
Gadis kecil itu menangis dengan air mata yang terus mengalir. Neva pun juga ikut sedih karena dipengaruhi oleh emosi gadis kecil itu.
Anak ini benar-benar kasihan sekali.
Dia bisa lihat kalau baju anak ini cukup mahal dan mewah. Tapi tampak ada sedikit debu di sana. Dia harusnya adalah anak dari orang kaya tapi hilang dan tidak menemukan orang tuanya. Jadi dia terus berkeliaran di sekitar sini.
Ketika pengawal melihat semakin banyak orang, dia melangkah ke depan dan berkata "Nyonya, bagaimana kalau serahkan saja anak ini kepada kami dan biar kami yang mengurusnya. Sekarang lama-lama semakin banyak orang, aku khawatir ada orang yang berniat tidak baik.”
Neva menatap gadis kecil itu lagi, dia tahu dirinya di luar negeri kali ini dalam situasi sulit melindungi dirinya, jadi tidak mungkin dia harus membawa beban dan masalah lain lagi.
"Gadis kecil, bibi akan memanggil polisi untuk datang kemari lalu kamu minta tolong polisi itu untuk mencari ayah dan ibumu ya?”
Kata Neva sambil berdiri dan berniat menelepon polisi.
Gadis kecil itu mengira kalau Neva mau pergi. Dia pun langsung memeluk kaki Neva dengan begitu erat, seperti koala yang perlahan memanjat kaki Neva.
Neva benar-benar tercengang, dia pun menelepon polisi setempat
Tapi karena Neva tidak mengerti bahasa Arab, dia pun harus memberikan teleponnya ke pengawalnya.
Tapi ketika orang yang menjawab telepon mendengar kalau seorang anak tidak dapat menemukan orang tuanya, dia langsung menyuruh pengawal untuk mencari dinas sosial kesejahteraan anak di kota itu.
Tapi begitu menelepon dinas sosial kesejahteraan anak, dinas sosial kesejahteraan anak bilang kalau anak hilang harus lapor ke polisi untuk mencari orang tuanya.
Dua tempat ini terus saja menyuruh Neva telepon sana telepon sini, bertanya sana bertanya sini, terlihat jelas semuanya tidak ingin mengurusi masalah anak ini.
Neva tak berdaya, dia cukup suka gadis kecil ini.
Gadis kecil ini sangat cantik, bagaikan ukiran lembut yang menggemaskan. Hanya saja, tidak tahu dimana orang tuanya berada.
Saat ini mereka sudah berdiam diri di sini cukup sangat lama. Jika ada orang yang kehilangan anaknya, pasti mereka sudah datang menemukannya.
Orang di depan Neva sudah semakin banyak saja, Neva pun terpaksa membawa anak ini ikut pulang ke hotel.
Setelah meminta pelayan memandikan dan mendandani gadis kecil tersebut, gadis kecil itu langsung berubah jadi tampak seperti boneka yang lucu. Setelah makan dan minum, dia langsung melompat-lompat dengan riangnya di kamar.
Neva melihat gadis kecil itu yang begitu riang dan jailnya, akhirnya dia menarik gadis itu dan mendudukannya di sampingnya. Gadis kecil itu bersandar di pangkuan Neva. Penampilan gadis itu yang imut membuat Neva teringat pada Nana yang sudah lama berpisah dengannya.
Matanya memerah dan air mata tanpa sadar menetes dari matanya.
“Mama, kamu menangis!” Kata gadis kecil itu saat menatap Neva dan melihat air mata Neva jatuh di wajahnya.
Neva menyeka air matanya sendiri, lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi putih mulus gadis kecil itu dan berkata dengan suara pelan "Tidak, ini adalah hujan dari langit!"
Setelah Gandi mendengar laporan dari pengawalnya, dia segera kembali ke hotel.
Bagaimana bisa wanita ini hanya tahu untuk menyebabkan masalah lagi untuk dirinya sepanjang hari.
Ini kebanyakan takdir atau apa, sampai memungut anak begitu saja.
Di ruang tamu, gadis kecil itu berbaring erat di pangkuan Neva sambil menghadap Gandi.
"Gadis kecil, kamu tinggal dimana?"
Gadis kecil itu diam.
“Orang tuamu berwajah seperti apa, lalu apa pekerjaan mereka?”
Gadis kecil itu tetap saja diam.
"Berapa usiamu tahun ini?"
Gadis kecil itu melirik Gandi, memanyunkan bibirnya dan tiba-tiba menangis dengan keras lagi.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickThe Richest man
AfradenMi Amor
TakashiBack To You
CC LennyAwesome Husband
EdisonMy Cute Wife
DessyPerjalanan Selingkuh
LindaCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip