Cinta Yang Dalam - Bab 72 Alasan

“Benarkah? Apakah selanjutnya kamu ingin memberitahuku bahwa kamu tidak ingin melihatku terluka?” Gandi sungguh salut dengan Neva, wanita ini, tidak pernah kekurangan alasan.

Neva menundukkan kepala dan berkata dengan suara pelan : ‘Tuan Tirta, aku tidak ingin, kamu terluka… ….’

Gandi tiba-tiba menginjak rem, dan mobil berhenti di seberang Twilight dengan stabil.

Ini sudah jam sepuluh malam, dan orang yang berada dijalan sudah lebih sedikit.

Gandi turun dari mobil, lalu berjalan ke kursi barisan belakang, setelah naik ke mobil, hal pertama yang ia lakukan, adalah mengunci mobil.

Neva tampaknya menyadari sesuatu, ia tiba-tiba ketakutan. Ia meringkuk di sudut mobil dan berkata, “Tuan Tirta, kamu, kamu, apa yang ingin kamu lakukan ...”

Neva gugup dan tergagap, sebagai gantinya, Gandi berkata dengan acuh tak acuh: “Waktu itu, kamu datang kesini memohon padaku agar kamu dapat membantuku, aku sudah membantumu, tetapi tidak ada keuntungan yang aku dapatkan. Sekarang, Neva, kurasa , inilah saatnya untuk mendapatkan keuntungan itu!”

Setelah mengatakannya, Gandi menurunkan sandaran kursi belakang.

Kebetulan pada saat itu, sepasang kekasih lewat di sisi mobilnya. Gadis itu melihat ke dalam dan berkata, “Hei, bukankah itu Lincoln Navigator? Aku sangat suka mobil besar ini!”

Laki-laki itu melirik mobil itu dengan iri, mobil ini harganya lebih dari 4 miliar. Dia hanya sekelas karyawan, tentunya tidak akan mampu membelinya sama sekali.

Meskipun dia tidak mampu membelinya, itu tidak mempengaruhinya untuk bermimpi, dia dengan ringan berkata, “Aku juga suka. Ketika kita memiliki mobil ini, kita dapat mencoba rasanya melakukan seks mobil yang sesungguhnya…..”

Gadis itu mengatakan tidak tahu malu, dan keduanya berjalan semakin jauh.

Dari luar mobil tidak bisa melihat kedalam mobil, tetapi dari dalam mobil semua terlihat dengan sangat jelas.

Neva menarik pandangannya dan menatap Gandi yang telah melepaskan ikat pinggangnya, ia dengan suara memohon berkata: “Tuan Tirta, ayolah kita pulang, kita pulang ya? Kumohon, ada begitu banyak orang di sini ... waktu itu, aku sudah membayarnya......”

Setelah itu, Neva belum selesai berbicara dan sudah langsung dipotong oleh Gandi.

Dia memegang betis Neva dan menariknya dengan kuat.

“Benarkah? Ketika kamu di grup P, apakah juga merasa malu? Bagaimana bisa ketika kamu sendirian denganku, kamu malah menjadi begitu pendiam? Neva, kamu jelas-jelas begitu genit, tetapi malah memiliki wajah yang polos, apa-apaan ini?”

Gandi menekan tubuh Neva, tangannya telah masuk sampai kedalam bajunya.

Neva dengan hati-hati mengelak, ia takut akan memancing kemarahan Gandi.

Kalau hanya kekerasan tidaklah menakutkan, tetapi jika melangkah lebih jauh lagi, di tempat seperti ini, ia merasa ia akan langsung minum obat untuk bunuh diri sepulang dari sini.

“Bukan itu, Tuan Tirta, itu bukan seperti yang kamu pikirkan ...” Mulut Neva hanya memiliki tenaga untuk berkata bukan.

“Benarkah? Lalu, katakan padaku, apa yang terjadi?” Gandi menggenggam tangan Neva, tetapi kekuatannya bertambah, dan wajah Neva menjadi sedikit pucat karena kesakitan.

“Aku ... aku benar-benar tidak ...” suara di dalam hati Neva berteriak dengan putus asa, ia ingin menceritakan semuanya.

Tetapi apa yang harus ia bayar dari mengatakannya, itu malah sangat sulit untuk ditanggung oleh Neva.

Dikatakan bahwa kita harus perduli dengan orang yang hidup tidak perlu perduli dengan orang mati, tetapi ia tidak ingin melihat abu orangtuanya dilemparkan ke hutan belantara.

Ia menundukkan kepalanya dan menahan air matanya yang akan jatuh.

Apa yang pria itu ingin lakukan, biarkanlah dia melakukannya!

Neva tidak melawan, malah membuat Gandi yang sedang bersiap-siap untuk melakukan langkah terakhir, tiba-tiba kehilangan minat.

Didalam hati Gandi sangat jengkel dan kesal, satu-satunya hal yang ingin ia lakukan, adalah melampiaskan semuanya pada wanita jelek ini.

Ketika Neva menolak, ia merasa terhina dan ingin membalasnya, hingga akhirnya ia puas dengan sendirinya.

Tetapi jika itu berubah menjadi seorang mayat hidup didepannya, itu akan menjadi membosankan.

“Kenapa? Tidak mengelak? Tentu saja kamu memang wanita jalang, coba kuingat-ingat, bukankah waktu itu kamu juga sudah tidur dengan Dunhil Yang? Dilihat dari ekspresi kalian, sepertinya kalian memang sudah pernah berhubungan sebelumnya!”

Gandi tersenyum dingin, ia mencabik baju yang dikenakan di tubuh bagian bawah Neva.

Air mata Neva menggenang, tetapi ia tetap memaksa dirinya untuk tenang dan tenang.

Semakin ia mengelak, Gandi akan semakin intensif.

Melihat Neva tidak merespon, tangan Gandi bergerak ke bawah, dan tiba-tiba masuk di dalamnya.

Rasa sakit yang menyayat, membuat Neva berteriak dengan keras.

“Gandi, Tuan Tirta, keluarkan, cepat keluarkan ... Ah, sakit sekali!”

Teriakan Neva yang kencang, terdengar masih terkontrol hanya sebatas dia dan Gandi yang bisa mendengar.

Kalau tidak, pejalan kaki yang lewat sesekali di luar pasti akan tahu apa yang sedang terjadi di dalam.

Plat nomor mobil Gandi bisa saja diperiksa oleh seseorang yang penasaran, dan pasti akan dapat menemukannya dengan mudah.

Jika nanti ada gosip lain yang muncul, bukan hanya Neva dan Gandi yang tidak kuat menahannya, yang paling penting adalah Nyonya Tirta pasti akan mati kesal dibuatnya.

Gandi tidak berhenti, melainkan terus memasukkannya beberapa kali, dan melihat keringat Neva yang bercucuran karena menahan sakit.

Hatinya tergerak, lalu berhenti.

Keadaan Neva yang seperti ini membuat hatinya melembut.

Tapi hati yang melembut ini, hanya sekilas.

Gandi dengan kasar membuka kaki Neva dan berkata dengan suara yang berat, “Wanita jalang, sekarang kamu masih tahu rasa sakitnya? Bukankah ini sudah dibuka oleh orang yang tidak terhitung jumlahnya? Ini sudah kendur sampai bisa memasukan satu kepalan tangan, dan kamu masih bisa sakit?”

Neva terengah-engah, rasa sakit di bagian bawah tubuhnya membuatnya merasa ketakutan.

Dia tidak ingin kehilangan rahimnya ...

Tidak tahu darimana kekuatan itu berasal, ia mendorong Gandi dengan kuat dan langsung membuka kunci pintu mobil.

Tetapi baru saja ia dapt meronta beberapa detik, Gandi sudah mencengkram kerah bajunya dan menariknya kembali.

Neva memberintak dengan panik, ia masih bisa merasakan rasa sakit di bagian bawah tubuhnya. Jika Gandi melukainya lagi, ia pasti tidak akan kuat menanggungnya.

Para pejalan kaki yang lewat, sepertinya sudah ada yang memperhatikan mobilnya bergoyang terus menerus.

Namun ini berada diseberang Twilight, orang yang datang ke Twilight, tidak ada yang berani bermain diluar.

Jika bermain diluar, dan memang sudah terburu-buru, mereka langsung menyelesaikannya di dalam mobil, itu adalah hal yang normal.

Sekarang orang-orang yang lewat pada saat ini adalah orang-orang sekitar, atau mereka yang juga sedang bersenang-senang di Twilight. Sudah tidak aneh lagi melihat hal-hal seperti ini.

“Tuan Tirta, kumohon, lepaskan aku, aku benar-benar tidak bisa …...” Suara Neva diikuti oleh suara tangis yang bergema di dalam mobil.

“Hah? Masih berpura-pura kasihan? Neva, aku lihat kamu memang terlahir butuh pria, dan setiap saat ditiduri oleh orang-orang, itu baru dapat memuaskan nafsumu! Hari ini, aku diganti dengan suami sahmu untuk tidur denganmu, kenapa, tidak terbiasa?”

Gandi sekarang memegang perut bagian bawah Neva dan langsung masuk ke dalamnya.

Neva merasakan rasa panas di bagian bawahnya, ia tidak merasa kenikmatan, tetapi lebih merasa sakit.

Dia mengerang sedih seiring gerakan pria ini.

Neva merasa bahwa tenaga di tubuhnya berangsur-angsur hilang.

Sementara Gandi tampaknya melampiaskan semua rasa kesal yang dideritanya hari ini pada tubuh Neva.

Mobil ini, terus bergoyang-goyang di jalan.

Selama satu jam, Gandi baru melepaskan Neva, ia terengah-engah, dan duduk di samping.

Neva sudah seperti mayat, bahkan untuk menggerakan jari-jarinya saja, ia tidak kuat.

Namun Gandi kembali berpakaian rapi, membuka pintu mobil, dan kembali ke posisi mengemudi.

Waktu di dalam mobil menunjukkan sudah pukul dua belas.

Gandi menyalakan mobil, dan samar-samar melihat Neva bangkit dari balik kaca spion, ia memegang bajunya yang robek, dan mencoba menutupi tubuhnya.

Dia mencibir dan berkata dengan dingin, “Kurangilah berpura-pura menjadi bodoh dan menyedihkan di depanku. Neva, selama kamu masih bersamaku satu hari, kamu selamanya adalah seorang wanita jalang. Ini adalah takdir hidupmu, tidak ada yang bisa mengubahnya!”

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu