Cinta Yang Dalam - Bab 257 Terima Kasih, Neva
“Tuan Tirta, kamu, kamu kenapa?” Neva mundur dua langkah, saat ini Gandi membuat dia sedikit gemetaran karena ketakutan.
Tapi selanjutnya, dia langsung ditarik Gandi masuk ke dalam pelukan.
Pelukan panas dan lengan kuat telah memeluknya erat-erat, langsung menyeretnya ke dalam bak mandi.
Neva terkejut sekali, tanpa sadar langsung berteriak.
Selanjutnya ciuman bertubi-tubi menghalangi semua yang ingin dia katakan.
“Tuan……tir……ta……” Neva sudah kebingungan, apa yang telah terjadi dengan Gandi?
Dia seperti seekor binatang buas yang kehilangan akal sehat, langsung merobek pakaian Neva, ciuman intens terus menganiaya seluruh tubuh Neva.
Mendadak, bagian empuk tubuhnya digigit, sebuah perasaan lemas dan mati rasa, membuat Neva tanpa sadar mengeluarkan suara erangan.
Bagi Gandi, ini sama saja menyiramkan bahan bakar ke api.
Dia mengangkat Neva, merobek ikatan terakhirnya.
Rasa sakit robekan dalam sekejap membuat seluruh tubuh Neva meringkuk, dia mengulurkan tangan, langsung meraih punggung Gandi, dengan suara kesakitan berkata: “Tuan Tirta, sakit, sakit……”
Tapi Gandi seperti tidak mendengarnya, saat ini dia hanya memiliki satu pikiran dalam benaknya yaitu menggila!
Tampaknya seluruh tubuh Neva hancur olehnya, dia bersandar lemah di tubuh Gandi.
Dalam ingatan terakhirnya, mata merah Gandi semakin mendekatinya, semakin lama semakin mendekat……
“Terima kasih, Neva!”
Saat Neva akan kehilangan kesadaran, mendengar kata-kata ini, dalam hati muncul perasaan aneh.
Ternyata, Gandi juga bisa mengucapkan kata terima kasih!
Saat Neva bangun lagi, dia sudah berada di rumah sakit.
Begitu dia menoleh, melihat di samping ada sepasang mata bersinar, kebetulan sedang melihat dirinya.
“Tuan Tirta, kenapa kamu berada di sini?”
Neva tercengang, dia sudah terbiasa datang ke rumah sakit ini.
Tapi Gandi juga ada di sini, sepertinya terlalu mengejutkan orang.
Gandi tersenyum canggung, berkata: “Semalam kelelahan karena kamu.”
Setelah Neva mendengar kata ini, dalam sekejap tersipu malu.
Apa yang sedang dia katakan? Karena diriku meminta terlalu banyak?
Apa seperti yang dikatakan orang-orang, ketika esensi tubuh habis, orang akan mati, sehingga masuk rumah sakit?
Dialah korbannya, dia sudah merasakan nyeri terbakar, jelas sekali sudah disiksa berat oleh Gandi.
Saat ini terdengar suara ketuk pintu, pintu kamar dibuka, seorang dokter wanita muda berjalan masuk.
Setelah melihat mereka berdua bangun, memanggil: “Kakak kedua, nyonya muda.”
Begitu mendengar panggilan ini, Neva sudah tahu kalau sekarang mereka berada di rumah sakit swasta milik Grup Tirta.
Setelah dokter wanita memeriksa Gandi, kemudian membuka pintu pembatas, mulai memeriksa Neva.
Neva ragu-ragu sejenak, bertanya dengan suara pelan: “Dokter, apakah bisa menanyakan sesuatu padamu?”
Dokter melihat Neva sejenak, tampaknya tidak menyangka saat Neva bicara akan begitu lembut dan anggun.
“Silahkan Nyonya muda katakan.”
“Itu, aku dan Tuan Tirta, bagaimana kami bisa datang ke rumah sakit?” Walau bisa menebak sedikit jawabannya, tapi Neva tetap ingin mendengarnya dari mulut dokter agar lebih nyata.
Ekspresi wajah dokter wanita membeku, sambil melihat Neva mengatakan: “Itu, nyonya muda, aku rasa lebih baik kamu tidak perlu mengetahuinya”
Neva tidak bicara, tetap dengan sikapnya yang bersikeras ingin tahu.
Wajah dokter sedikit memerah, berkata: “Nyonya muda, saran pribadi dariku, kelak jika ingin berhubungan dengan Tuan Tirta, tidak perlu memberinya minum obat, ini akan menjadi beban berat bagi tubuhnya. Selain itu tubuhmu memang sangat lemah, jadi harus lebih menahan diri……”
Dokter wanita mengatakan yang sebenarnya, Gandi dan Neva melakukannya hingga delapan kali, saat kesembilan kali, walaupun sudah tambah banyak pelumas, tapi bagian bawah tubuh Neva tetap berdarah.
Kelihatannya baru terlampiaskan sebagian besar, sebagian kecil nafsu yang tersisa mungkin bisa diatasi dengan obat dan perawatan, sehingga Gandi datang ke rumah sakit, akhirnya masalah ini baru bisa teratasi.
Mengenai Neva, murni karena kerusakan bagian bawah tubuhnya terlalu parah.
Setelah dokter wanita selesai bicara, wajah Neva sudah memerah sekali.
Dia menjawab oh sekali, dokter wanita juga mengerti dengan rasa canggungnya, lalu keluar dari kamar pasien.
Neva istirahat sejenak, lalu bangun dari ranjang.
Dia membuka pintu, melihat Gandi sedang berbaring di atas ranjang, tampangnya terlihat sangat lemas.
Neva pertama kali melihat Gandi seperti ini.
Neva pergi mengambilkan segelas air untuk Gandi, setelah melayani Gandi minum, dia baru minum sendiri.
Teringat dengan kegilaan semalam dan kejadian dramatis di dalam kamar tidur, Neva merasa seperti sedang bermimpi.
Dia sedikit termenung, tapi selanjutnya terdengar suara yang ada di samping: “Untuk apa melamun?”
Neva tertegun sejenak, melihat ke arah suara berasal, saat ini Gandi sedang bicara dengan raut wajah pucat.
“Tuan Tirta, kamu istirahat sebentar lagi saja.” Neva berkata dengan suara pelan.
Gandi mengulurkan tangan, melambai ke arah Neva, beri isyarat agar dia maju ke depan.
Neva tertegun sejenak, tidak tahu apa yang akan dilakukan Gandi, tapi tetap memaksakan diri berjalan ke samping ranjang.
Gandi langsung memegang lengan Neva, tanpa sebab sangat bertenaga dan tidak mau melepaskannya.
“Tuan Tirta, sakit……” Neva tanpa sengaja mengeluarkan suara.
Tapi Gandi tetap memegangnya erat-erat, dalam hatinya ada sebuah perasaan aneh, sangat takut detik selanjutnya Neva akan menghilang dari hadapannya.
“Temani aku, tidak boleh pergi ke mana pun.” Suara Gandi agak keras.
Sedikit kejutan melintas di wajah Neva, tapi tetap mengangguk kepala mengatakan: “Dengar apa katamu, Tuan Tirta.”
Tampaknya situasi keduanya menemui jalan buntu, akhirnya Gandi yang tersadar duluan, dia melepaskan tangannya, Neva yang terus bertenaga, dalam sekejap terhuyung mundur beberapa langkah.
Akhirnya berhasil melepaskan diri dari Gandi, Neva bergegas menekan tombol nurse call.
Dokter wanita membawa dua perawat bergegas masuk ke dalam, setelah mendengar penjelasan Neva, dokter wanita menyuntikan obat penenang pada Gandi.
Gandi yang awalnya terus mengerutkan kening dan tidak mau memejamkan mata, setelah beberapa saat, lengannya perlahan mulai turun, langsung tertidur.
“Dokter, dia kenapa?” Neva merasa panik melihat Gandi yang tiba-tiba kehilangan vitalitasnya.
Dokter wanita mengatakan: “Efek obat kemarin masih belum sepenuhnya hilang, jadi, tanpa sadar akan bersikap sedikit gegabah. Tuan Tirta benar-benar orang yang hebat menahan diri, kami menyimpulkan bahwa setelah dia minum obat ini, paling tidak enam jam kemudian kamu baru muncul……”
Neva tertegun, dia melihat Gandi dengan ekspresi rumit.
Dokter wanita tidak mengganggu Neva lagi, di dalam kamar pasien hanya ada dia yang menemani Gandi, suasana luar biasa tenang.
“Tuan Tirta, apakah kamu sendirian bertahan begitu lama?” Neva mengulurkan tangan memegang tangan Gandi yang agak kasar, sambil menanyakannya.
Gandi sudah tidur pulas, harus beberapa jam kemudian baru bisa bangun lagi.
“Ternyata peranku adalah pergi jadi obat penawar!” Neva berkata dengan suara pelan.
“Apakah kamu menyukai obat penawar ini?” Neva lanjut bertanya, meskipun tahu Gandi tidak bisa menjawabnya.
Dan sekarang perasaan nyeri terbakar mengingatkan dia, jika tidak suka dengan dia obat penawar ini, bagaimana bisa terluka hingga begini?
Saat ini Neva melihat di samping bantal Gandi ada sebuah kotak perhiasan.
Dia mengambilnya, lalu melihatnya sejenak.
Di dalam adalah cincin berlian yang indah, segera memikat hatinya.
Dia melihat cincin berlian yang mempesona itu dengan fokus, pantulan cincin berlian di bawah cahaya lampu, ternyata adalah bayangan dua orang yang sedang berpegangan tangan.
Sosok kedua orang itu membuat Neva semakin merasa familiar.
Sepertinya ini adalah dia dan Gandi.
Dia memegang cincin berlian itu, tangan sedikit gemetaran, dicobakan ke jarinya sejenak.
Jika memakai cincin berlian ini, mungkin dia adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini bukan?
Manusia merupakan spesies yang pelupa, khususnya wanita yang lemah seperti Neva, sangat mudah melupakan luka yang terjadi sebelumnya.
Saat ini terdengar suara ketuk pintu, Neva bergegas berdiri, setelah menutup kotak perhiasan, pergi membukakan pintu.
Saat berjalan terasa ada gesekan, membuat dia mengerutkan kening.
Rey yang mengetuk pintu, saat dia melihat Neva sudah bisa turun dari ranjang dan berjalan, jelas sekali merasa agak terkejut.
Bagaimanapun dia yang mengantar Neva dan Gandi ke rumah sakit, laporan hasil pemeriksaan dia juga melihatnya.
“Nyonya muda, kamu sudah bangun……” Rey bertanya.
Neva mengangguk, agak menyingkir, setelah masuk Rey berjalan ke samping ranjang, melihat Gandi yang masih tidur nyenyak, tidak bisa menahan diri menghela nafas.
“Apakah sudah memeriksa jelas apa penyebabnya? Asisten Rey.” Terdengar suara Neva.
Hati Rey bergetar sejenak, tahu sudah waktunya berterus terang.
Tanpa perintah Gandi, dia tidak berani mengatakan hal ini ada kaitannya dengan siapa.
Dia hanya bisa mengatakannya secara samar: “Nyonya muda, aku sedang melakukan penyelidikan terhadap masalah ini.”
Mendengar Rey berkata begini, Neva sedikit mengerutkan keningnya.
Begitu tidak jelas dalam melakukan sesuatu, sungguh tidak mirip dengan gaya Rey.
Dia berkata: “Semalam Tuan Tirta bersama siapa?”
Jawaban yang diharapkan tidak muncul, sebaliknya Rey mengambil kotak perhiasan yang ada di samping bantal Gandi, berkata: “Nyonya muda, cincin berlian ini, dipesan secara khusus oleh Presdir Tirta untukmu. Menggunakan model terbaru dari luar negeri……”
Rangkaian perkenalannya yang rumit, sebaliknya semakin menambah keraguan dalam hati Neva.
Dia berdehem, mengatakan: “Asisten Rey, tolong jawab pertanyaanku.”
Novel Terkait
Cutie Mom
AlexiaHidden Son-in-Law
Andy LeeThe Winner Of Your Heart
ShintaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanPenyucian Pernikahan
Glen ValoraLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAwesome Guy
RobinCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip