Cinta Yang Dalam - Bab 257 Terima Kasih, Neva

“Tuan Tirta, kamu, kamu kenapa?” Neva mundur dua langkah, saat ini Gandi membuat dia sedikit gemetaran karena ketakutan.

Tapi selanjutnya, dia langsung ditarik Gandi masuk ke dalam pelukan.

Pelukan panas dan lengan kuat telah memeluknya erat-erat, langsung menyeretnya ke dalam bak mandi.

Neva terkejut sekali, tanpa sadar langsung berteriak.

Selanjutnya ciuman bertubi-tubi menghalangi semua yang ingin dia katakan.

“Tuan……tir……ta……” Neva sudah kebingungan, apa yang telah terjadi dengan Gandi?

Dia seperti seekor binatang buas yang kehilangan akal sehat, langsung merobek pakaian Neva, ciuman intens terus menganiaya seluruh tubuh Neva.

Mendadak, bagian empuk tubuhnya digigit, sebuah perasaan lemas dan mati rasa, membuat Neva tanpa sadar mengeluarkan suara erangan.

Bagi Gandi, ini sama saja menyiramkan bahan bakar ke api.

Dia mengangkat Neva, merobek ikatan terakhirnya.

Rasa sakit robekan dalam sekejap membuat seluruh tubuh Neva meringkuk, dia mengulurkan tangan, langsung meraih punggung Gandi, dengan suara kesakitan berkata: “Tuan Tirta, sakit, sakit……”

Tapi Gandi seperti tidak mendengarnya, saat ini dia hanya memiliki satu pikiran dalam benaknya yaitu menggila!

Tampaknya seluruh tubuh Neva hancur olehnya, dia bersandar lemah di tubuh Gandi.

Dalam ingatan terakhirnya, mata merah Gandi semakin mendekatinya, semakin lama semakin mendekat……

“Terima kasih, Neva!”

Saat Neva akan kehilangan kesadaran, mendengar kata-kata ini, dalam hati muncul perasaan aneh.

Ternyata, Gandi juga bisa mengucapkan kata terima kasih!

Saat Neva bangun lagi, dia sudah berada di rumah sakit.

Begitu dia menoleh, melihat di samping ada sepasang mata bersinar, kebetulan sedang melihat dirinya.

“Tuan Tirta, kenapa kamu berada di sini?”

Neva tercengang, dia sudah terbiasa datang ke rumah sakit ini.

Tapi Gandi juga ada di sini, sepertinya terlalu mengejutkan orang.

Gandi tersenyum canggung, berkata: “Semalam kelelahan karena kamu.”

Setelah Neva mendengar kata ini, dalam sekejap tersipu malu.

Apa yang sedang dia katakan? Karena diriku meminta terlalu banyak?

Apa seperti yang dikatakan orang-orang, ketika esensi tubuh habis, orang akan mati, sehingga masuk rumah sakit?

Dialah korbannya, dia sudah merasakan nyeri terbakar, jelas sekali sudah disiksa berat oleh Gandi.

Saat ini terdengar suara ketuk pintu, pintu kamar dibuka, seorang dokter wanita muda berjalan masuk.

Setelah melihat mereka berdua bangun, memanggil: “Kakak kedua, nyonya muda.”

Begitu mendengar panggilan ini, Neva sudah tahu kalau sekarang mereka berada di rumah sakit swasta milik Grup Tirta.

Setelah dokter wanita memeriksa Gandi, kemudian membuka pintu pembatas, mulai memeriksa Neva.

Neva ragu-ragu sejenak, bertanya dengan suara pelan: “Dokter, apakah bisa menanyakan sesuatu padamu?”

Dokter melihat Neva sejenak, tampaknya tidak menyangka saat Neva bicara akan begitu lembut dan anggun.

“Silahkan Nyonya muda katakan.”

“Itu, aku dan Tuan Tirta, bagaimana kami bisa datang ke rumah sakit?” Walau bisa menebak sedikit jawabannya, tapi Neva tetap ingin mendengarnya dari mulut dokter agar lebih nyata.

Ekspresi wajah dokter wanita membeku, sambil melihat Neva mengatakan: “Itu, nyonya muda, aku rasa lebih baik kamu tidak perlu mengetahuinya”

Neva tidak bicara, tetap dengan sikapnya yang bersikeras ingin tahu.

Wajah dokter sedikit memerah, berkata: “Nyonya muda, saran pribadi dariku, kelak jika ingin berhubungan dengan Tuan Tirta, tidak perlu memberinya minum obat, ini akan menjadi beban berat bagi tubuhnya. Selain itu tubuhmu memang sangat lemah, jadi harus lebih menahan diri……”

Dokter wanita mengatakan yang sebenarnya, Gandi dan Neva melakukannya hingga delapan kali, saat kesembilan kali, walaupun sudah tambah banyak pelumas, tapi bagian bawah tubuh Neva tetap berdarah.

Kelihatannya baru terlampiaskan sebagian besar, sebagian kecil nafsu yang tersisa mungkin bisa diatasi dengan obat dan perawatan, sehingga Gandi datang ke rumah sakit, akhirnya masalah ini baru bisa teratasi.

Mengenai Neva, murni karena kerusakan bagian bawah tubuhnya terlalu parah.

Setelah dokter wanita selesai bicara, wajah Neva sudah memerah sekali.

Dia menjawab oh sekali, dokter wanita juga mengerti dengan rasa canggungnya, lalu keluar dari kamar pasien.

Neva istirahat sejenak, lalu bangun dari ranjang.

Dia membuka pintu, melihat Gandi sedang berbaring di atas ranjang, tampangnya terlihat sangat lemas.

Neva pertama kali melihat Gandi seperti ini.

Neva pergi mengambilkan segelas air untuk Gandi, setelah melayani Gandi minum, dia baru minum sendiri.

Teringat dengan kegilaan semalam dan kejadian dramatis di dalam kamar tidur, Neva merasa seperti sedang bermimpi.

Dia sedikit termenung, tapi selanjutnya terdengar suara yang ada di samping: “Untuk apa melamun?”

Neva tertegun sejenak, melihat ke arah suara berasal, saat ini Gandi sedang bicara dengan raut wajah pucat.

“Tuan Tirta, kamu istirahat sebentar lagi saja.” Neva berkata dengan suara pelan.

Gandi mengulurkan tangan, melambai ke arah Neva, beri isyarat agar dia maju ke depan.

Neva tertegun sejenak, tidak tahu apa yang akan dilakukan Gandi, tapi tetap memaksakan diri berjalan ke samping ranjang.

Gandi langsung memegang lengan Neva, tanpa sebab sangat bertenaga dan tidak mau melepaskannya.

“Tuan Tirta, sakit……” Neva tanpa sengaja mengeluarkan suara.

Tapi Gandi tetap memegangnya erat-erat, dalam hatinya ada sebuah perasaan aneh, sangat takut detik selanjutnya Neva akan menghilang dari hadapannya.

“Temani aku, tidak boleh pergi ke mana pun.” Suara Gandi agak keras.

Sedikit kejutan melintas di wajah Neva, tapi tetap mengangguk kepala mengatakan: “Dengar apa katamu, Tuan Tirta.”

Tampaknya situasi keduanya menemui jalan buntu, akhirnya Gandi yang tersadar duluan, dia melepaskan tangannya, Neva yang terus bertenaga, dalam sekejap terhuyung mundur beberapa langkah.

Akhirnya berhasil melepaskan diri dari Gandi, Neva bergegas menekan tombol nurse call.

Dokter wanita membawa dua perawat bergegas masuk ke dalam, setelah mendengar penjelasan Neva, dokter wanita menyuntikan obat penenang pada Gandi.

Gandi yang awalnya terus mengerutkan kening dan tidak mau memejamkan mata, setelah beberapa saat, lengannya perlahan mulai turun, langsung tertidur.

“Dokter, dia kenapa?” Neva merasa panik melihat Gandi yang tiba-tiba kehilangan vitalitasnya.

Dokter wanita mengatakan: “Efek obat kemarin masih belum sepenuhnya hilang, jadi, tanpa sadar akan bersikap sedikit gegabah. Tuan Tirta benar-benar orang yang hebat menahan diri, kami menyimpulkan bahwa setelah dia minum obat ini, paling tidak enam jam kemudian kamu baru muncul……”

Neva tertegun, dia melihat Gandi dengan ekspresi rumit.

Dokter wanita tidak mengganggu Neva lagi, di dalam kamar pasien hanya ada dia yang menemani Gandi, suasana luar biasa tenang.

“Tuan Tirta, apakah kamu sendirian bertahan begitu lama?” Neva mengulurkan tangan memegang tangan Gandi yang agak kasar, sambil menanyakannya.

Gandi sudah tidur pulas, harus beberapa jam kemudian baru bisa bangun lagi.

“Ternyata peranku adalah pergi jadi obat penawar!” Neva berkata dengan suara pelan.

“Apakah kamu menyukai obat penawar ini?” Neva lanjut bertanya, meskipun tahu Gandi tidak bisa menjawabnya.

Dan sekarang perasaan nyeri terbakar mengingatkan dia, jika tidak suka dengan dia obat penawar ini, bagaimana bisa terluka hingga begini?

Saat ini Neva melihat di samping bantal Gandi ada sebuah kotak perhiasan.

Dia mengambilnya, lalu melihatnya sejenak.

Di dalam adalah cincin berlian yang indah, segera memikat hatinya.

Dia melihat cincin berlian yang mempesona itu dengan fokus, pantulan cincin berlian di bawah cahaya lampu, ternyata adalah bayangan dua orang yang sedang berpegangan tangan.

Sosok kedua orang itu membuat Neva semakin merasa familiar.

Sepertinya ini adalah dia dan Gandi.

Dia memegang cincin berlian itu, tangan sedikit gemetaran, dicobakan ke jarinya sejenak.

Jika memakai cincin berlian ini, mungkin dia adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini bukan?

Manusia merupakan spesies yang pelupa, khususnya wanita yang lemah seperti Neva, sangat mudah melupakan luka yang terjadi sebelumnya.

Saat ini terdengar suara ketuk pintu, Neva bergegas berdiri, setelah menutup kotak perhiasan, pergi membukakan pintu.

Saat berjalan terasa ada gesekan, membuat dia mengerutkan kening.

Rey yang mengetuk pintu, saat dia melihat Neva sudah bisa turun dari ranjang dan berjalan, jelas sekali merasa agak terkejut.

Bagaimanapun dia yang mengantar Neva dan Gandi ke rumah sakit, laporan hasil pemeriksaan dia juga melihatnya.

“Nyonya muda, kamu sudah bangun……” Rey bertanya.

Neva mengangguk, agak menyingkir, setelah masuk Rey berjalan ke samping ranjang, melihat Gandi yang masih tidur nyenyak, tidak bisa menahan diri menghela nafas.

“Apakah sudah memeriksa jelas apa penyebabnya? Asisten Rey.” Terdengar suara Neva.

Hati Rey bergetar sejenak, tahu sudah waktunya berterus terang.

Tanpa perintah Gandi, dia tidak berani mengatakan hal ini ada kaitannya dengan siapa.

Dia hanya bisa mengatakannya secara samar: “Nyonya muda, aku sedang melakukan penyelidikan terhadap masalah ini.”

Mendengar Rey berkata begini, Neva sedikit mengerutkan keningnya.

Begitu tidak jelas dalam melakukan sesuatu, sungguh tidak mirip dengan gaya Rey.

Dia berkata: “Semalam Tuan Tirta bersama siapa?”

Jawaban yang diharapkan tidak muncul, sebaliknya Rey mengambil kotak perhiasan yang ada di samping bantal Gandi, berkata: “Nyonya muda, cincin berlian ini, dipesan secara khusus oleh Presdir Tirta untukmu. Menggunakan model terbaru dari luar negeri……”

Rangkaian perkenalannya yang rumit, sebaliknya semakin menambah keraguan dalam hati Neva.

Dia berdehem, mengatakan: “Asisten Rey, tolong jawab pertanyaanku.”

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu