Cinta Yang Dalam - Bab 59 Berubah

Neva menggambarkan penyakit itu sebagai suatu kerugian, yang membuat Shinta tersenyum.

Dia menarik tangan Neva dan memasuki rumah keluarga Tirta.

Terdapat kanvas di lantai rumah keluarga Tirta, dan objek yang menjadi referensinya terdapat di TV 100 inci yang tergantung di dinding.

Ibu Tirta meminta Neva untuk mengajarinya cara menggambar lukisan Feng Shui yang ada di TV.

Neva adalah seorang designer dan pemahamannya tentang keindahan secara alami jauh lebih baik daripada kebanyakan orang.

Jadi dia hanya melirik sebentar dan tahu bahwa lukisan itu tampak rumit, tetapi komposisi warnanya relatif kecil, dan warna yang dibutuhkan relatif sedikit, jadi itu merupakan awal yang baik.

Dia mengerti akan hal ini dan Shinta yang mencintai profesi ini, juga mengerti.

Tetapi setelah beberapa tahun berlalu, kemampuannya jadi sedikit berkurang.

Neva meminta cat warna dan mulai sibuk dengan kanvas.

Ibu Tirta memperhatikannya dengan seksama. Saat ini, tidak ada perbedaan antara ibu mertua dan menantu perempuan.

Menurutnya, kemampuan Neva lebih tinggi darinya, jadi saat ini, Neva adalah gurunya.

Lukisan itu akan segera selesai, melihat lukisan yang berhasil, Ibu Tirta tidak bisa menahan diri untuk memeluk Neva dan berkata dengan gembira, "Hei, menantuku yang baik, kamu benar-benar memiliki ketrampilan."

Neva tersenyum, setelah lukisannya selesai, bisa langsung dibingkai.

Tempat terbaik untuk memasang bingkai lukisan di kota Z adalah Gallery Lafatee yang dikelola oleh keluarga Li.

Pada awalnya, Neva berpikir bahwa Ibu Tirta akan menyuruh pelayan untuk melakukannya, tetapi tiba-tiba, Ibu Tirta mengatakan bahwa dia bosan di rumah, jadi mereka mungkin pergi keluar dan membingkai lukisan itu.

Neva setuju, tetapi setelah Shinta tiba di Gallery Lafatee, dia tiba-tiba melihat seseorang.

Tamara Li, yang sedang memegang tangan Dunhil, baru saja melangkah keluar dari Gallery Lafatee, menatap seorang lelaki setengah baya yang baru saja masuk ke BMW 760, mengucapkan selamat tinggal dan beberapa kata-kata sopan.

Mata Dunhil tajam, dia langsung bisa melihat Neva, Nyonya Tirta, seseorang yang memiliki reputasi di kota Z ini, muncul di hadapannya.

Dia sedikit bersemangat, dan melangkah maju: "Nev... Tirta, Nyonya Tirta "

Dia baru saja memanggilnya, tetapi sadar bahwa dia hampir mengatakan hal yang salah, dengan cepat mengubah perkataannya.

Di depan Nyonya Tirta, memanggil menantu perempuannya dengan nama.

Kecuali Dunhil sudah lelah dengan kehidupan, atau keluarga Yang siap bertatap muka dengan keluarga Tirta

Jika tidak, dia tidak boleh bertindak gegabah.

“Yah, Dunhil, aku punya gambar yang perlu dibingkai, jadi aku datang untuk melihat-lihat.” Nyonya Tirta mengangguk dan berkata.

Dunhil menjawab dan segera berteriak memanggil orang untuk mengambil lukisan itu dari mobil.

Tamara sudah mengantarkan tamu pergi, juga agak tak terduga untuk melihat Neva dan Shinta.

Shinta ingin melihat bingkai lukisan. Tamara membawanya untuk melihatnya.

Sehingga di atas meja tempat lukisan itu diletakkan, hanya tersisa Dunhil dan Neva.

Neva khawatir lelaki itu akan berbicara dengan bebas lagi, jadi dia mundur perlahan.

Untuk siap dalam situasi yang buruk, berarti harus siap untuk berlari.

Saat ini Dunhil sedang melihat lukisan di depannya dengan sangat serius, lukisan yang sangat sederhana, tetapi pencocokan warnanya sangat harmonis.

Terlebih lagi, sekali melihat lukisan ini, dia tahu bahwa ini dilukis oleh 2 orang.

Orang pertama memiliki kelebihan, tetapi pemikirannya kurang, imajinasinya kurang dan juga kemampuan menggambarnya kurang.

Tetapi orang yang mengambil alih setelahnya, menggambar dengan sangat dalam dan sangat indah.

Gaya melukis ini sangat akrab, dan orang yang akrab ini sekarang ada di sisinya.

“Neva, apa kita boleh berbicara sebentar?”

Dunhil bukan orang bodoh. Dia tahu bahwa dia tidak dapat melakukan kontak fisik dengan Neva. Dia hanya bisa mengatakannya dengan suara rendah.

Neva terdiam untuk sementara waktu dan berkata dengan lembut, "Tuan Yang, apa yang sudah berlalu, biarlah berlalu."

Seperti pasir yang beterbangan. Meskipun tidak terbang jauh, tetapi tidak dapat sepenuhnya kembali.

Tubuh Dunhil bergetar, tentu saja, dia bisa merasakan Neva yang menjauh.

Tetapi apa yang terjadi pada saat itu, memang adalah sebuah kecelakaan.

Terlebih lagi Dunhil juga tahu bahwa jika dijelaskan sekarang, pasti sudah terlambat.

Tapi dia tidak bisa melihat, jarak di antara dirinya dan Neva, berjalan kearah yang berlawanan, semakin melangkah semakin jauh.

“Kita, apakah harus menjauh seperti ini?” Nada bicara Dunhil terdengar seperti orang yang sedang terluka.

Dia ingin memberitahu Neva kalau dia pulang adalah karena ingin mencarinya.

Tetapi bagaimanapun dia menjelaskannya, kesalahannya saat itu, sudah menjadi luka yang tidak dapat diobati di hati Neva.

"Tuan Yang sedang bercanda. Aku belum pernah bertemu denganmu sebelumnya. Bagaimana kamu bisa bilang kita menjauh.” Neva masih merupakan jawaban yang sangat formal, sudut mulutnya terangkat, dia tersenyum agar tidak mendapat masalah.

“Jangan seperti ini, Neva….” Dunhil berkata dengan nada memohon.

Tapi sebelum dia selesai berbicara, Neva menyelanya dengan keras. Ada kemarahan yang samar dalam suaranya: "Tuan Yang, tolong perhatikan sikapmu. Jika suamiku tahu, aku takut kamu akan terkena masalah."

Suami, suami, persetan dengan suaminya!

Dunhil berpikir bahwa Neva telah menikahi Gandi. Bahkan jika dia ingin bergerak, dia tidak bisa bergerak, kemarahannya tidak bisa ditekan.

"Nev..." Dunhil hanya ingin berbicara, tetapi dia menatap mata Neva yang tajam. Akhirnya, dia hanya bisa berbisik: "Neva..."

"Baiklah, Tuan Yang, waktu orang sangat berharga. Jika ada yang ingin dibicarakan, bicara saja." Perkataan Neva dingin, tapi hatinya merasakan sakit yang tak dapat dijelaskan untuk sementara waktu.

Masa lalu seperti asap. Dia mengingat bahwa ketika dia pergi ke sekolah, dia dan Dunhil bergandengan tangan setelah selesai kelas, pergi untuk membeli makanan lezat bersama, dan berbagi cerita….

Hal-hal ini, seolah-olah baru kemarin, terbesit di hati Neva.

Tetapi hati Neva mengerti dengan jelas, kalau mereka tidak akan bisa kembali seperti dulu lagi.

Manusia bukanlah manusia yang sama seperti sebelumnya, dan segala sesuatu juga tidak sama dengan sebelumnya.

Karena dia “naik mobil” Gandi, dia hanya bisa menunggu Gandi mengambil inisiatif untuk melepaskannya.

"Neva, aku tidak akan berbicara panjang lebar. Tolong katakan yang sebenarnya, apakah Gandi mengancammu untuk menikah dengannya?" Ketika Dunhil mengatakan ini, nadanya penuh kemarahan, seperti orang yang siap bertarung dan membunuh orang lain.

Neva mengerutkan kening, dia tiba-tiba merasa bahwa Dunhil sedang menghayal.

Seluruh kota Z tahu bahwa Gandi tidak punya pilihan selain menikahi dirinya.

Karena terpaksa, mana mungkin dia bisa menyukainya?

Namun kata-kata ini, Neva tidak bisa memberitakannya ke publik.

Dia mendongak, Tamara sedang menjelaskan kepada Nyonya Tirta yang sedang melihat bingkai foto dengan berlian.

Dia berbisik: "Tuan Yang, pernikahanku hanyalah pernikahan untuk status sosial, ‘kan? Tidak ada yang mengancam, dan tidak ada yang memaksa. Sekarang aku bersama anak kedua keluarga Tirta, dan lain kali tolong lebih memperhatikan keadaan, jangan bersikap terlalu dekat denganku, banyak orang yang akan mengkritiknya!"

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu