Cinta Yang Dalam - Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat

Gandi menatap Doremi dengan dalam dan berpikir apakah dia harus berbicara dengan Jonami.

Dia tidak boleh membiarkan bocah polos ini dibodohi Neva, wanita ini sedikit tidak bermoral dalam melakukan hal.

Melihat Gandi mereka pulang, Doremi baru menghela nafas panjang di dalam hati.

Untungnya dia cerdas, waktu menunggu tadi sudah meminta sosial media kak Neva, setelah itu dia bisa sering sering mengobrol dengannya.

Bayangan tubuh Neva pun menghilang dalam keramaian dengan cepat.

Doremi merasa agak kecewa, dia menundukkan kepalanya dan menyadari Lanaya sedang menatapnya dengan marah.

Doremi tertawa dengan polos: "Itu.... Lanaya, janji dulu, aku melepaskan kamu tetapi kamu tidak boleh berteriak"

Lanaya menggelengkan kepalanya dengan pasti, di kehidupan ini dia tidak pernah ditutupi mulut seperti ini, dia mana mungkin mau menuruti Doremi.

Doremi mengerutkan alisnya: "Kalau begitu aku tidak melepaskan kamu"

Lanaya meliriknya dengan marah dan berusaha untuk bersuara.

Lanaya adalah gadis terkenal di sekolah karena kecantikannya, orang yang menyukai dia lumayan banyak. Sementara popularitas Doremi juga berada di satu tingkat dengannya.

Penampilan Doremi dan Lanaya saat ini sudah berhasil menarik perhatian banyak orang.

Lanaya melihat Doremi dengan marah, akhirnya hanya bisa mengangguk.

Doremi meminta pria tinggi dan pria berambut kuning itu membantu dia menghalangi Lanaya, setelah melepaskan Lanaya, Doremi segera melarikan diri.

Suara teriakan Lanaya berjerit dari belakang: "Doremi, kamu menunggu saja!"

Neva menemani di sisi ibu Tirta dengan hati-hati, dari waktu ke waktu dia akan melirik ke Doremi, ekspresinya sangat gelap dan menakutkan, sampai membuat Neva merasa ketakutan.

Pada awalnya Neva ingin mengikuti ibu Tirta ke tempat parkir, pada saat berjalan sampai simpang, Gandi berhenti dan melihat ke Neva: "Bu, kamu dan Nana pulang dulu, aku dan Neva masih ada sedikit hal mau bahas"

Tubuh Neva bergetar, dia tahu sesuatu yang buruk akan terjadi.

Shinta melihat ke suami istri ini dengan ekspresi yang aneh, kemudian menambah: "Baik, Gandi, kamu tidak boleh menganggu Neva, oke?"

Gandi menjawab iya, kemudian melihat ibu dan Nana pulang.

Sebelum Neva sempat bereaksi, tangannya sudah ditarik oleh Gandi sampai ke mobilnya.

Pintu mobil terbuka, Neva di dorong ke dalam dengan kasar, seperti gerakan orang yang sedang melempar koper.

Neva sibuk bersembunyi di sudut, berusaha mengurangi interaksi dengan Gandi.

Neva tidak tahu mengapa Gandi marah, tetapi dia sekarang sudah marah, jadi Neva harus bersikap hati-hati agar Gandi tidak melampiaskan kemarahannya kepada dia.

Melihat penampilan Neva yang takut, Gandi merasa dia tidak bisa menahan kemarahan di dalam hati lagi, dia berkata dengan nada suara berat: "Pulang rumah!"

Supir melamun sejenak, bukannya tadi mau pulang ke kantor?

Setelah melihat ekspresi Gandi melewati kaca spion, supir yang cerdas memilih untuk tidak berkomentar dan langsung menyalakan mobil.

Pada saat mereka sampai rumah, Mbok Ting sedang menyediakan siang makan.

Di villa ini, Mbok Ting lebih sering makan sendiri.

Jadi makanan yang dia sediakan juga sangat sederhana, hanya mie kecap dan sayur.

Pada saat Mbok Ting baru duduk, bel pintu pun berbunyi,

Siapa yang datang pada jam segini?

Mbok Ting menghampiri pintu dengan ragu, tetapi dia melihat wajah Gandi di mata kucing.

Mbok Ting sibuk membuka pintu, melihat Neva yang mengikuti di belakang Gandi, Mbok Ting pun berkata: "Gandi, kenapa pulang pada jam segini?"

Gandi tidak bisa terus menunjukkan wajah marahnya kepada Mbok Ting, jadi dia pun tertawa dengan kaku: "Hari ini kantor tidak ada masalah lagi, jadi aku memanggil Neva untuk pulang bersamaku dan membantu kamu memberes rumah"

"Saya itu pembantu, saya bisa mengurus semuanya. Kalian duduk dulu, biar saya menyediakan makan siang lagi" Mbok Ting berkata dengan senyuman. Dari Gandi kecil, dia sudah menjaganya, dia tahu Gandi adalah orang yang berwajah dingin tetapi berhati hangat.

Mbok Ting pergi menyediakan makan siang, sementara Neva merasa saat ini adalah kesempatan yang baik untuk melarikan diri, jadi dia pun berkata: "Tuan Tirta, aku pergi bantu"

Gandi tidak bersuara, sama dengan dia sudah setuju.

Di dalam dapur, Neva tidak membiarkan Mbok Ting yang memasak, dia sendiri memasak sementara Mbok Ting membantunya.

Melihat Neva yang memasak dengan serius, Mbok Ting pun bertanya: "Nyonya muda, apakah kamu dan tuan Gandi berantem lagi?"

Jantung Neva mengerat, dia tidak menyangka Mbok Ting menyadarinya begitu cepat.

"Aku tidak memprovokasi dia, dia tampak tidak senang ketika melihat aku...." Neva berkata dengan hati-hati.

Mbok Ting menghela nafas panjang: "Temparemen Tuan Gandi memang begitu sejak kecil, berwajah dingin dan berhati hangat. Nyonya muda bersikap agak sabar saja!"

Mendengar kata-kata Mbok Ting, Neva malah merasa agak malu. Karena dia sendiri juga tidak tahu apakah dia ada bersalah dimana dan membuat Gandi tidak senang.

"Mungkin aku ada salah dimana. Mbok Ting, aku sudah terbiasa, dia itu orang baik"

Pada saat ini, Gandi sedang bermain ponsel di ruang tamu. Pemikiran dia terus muncul adegan Neva dan Doremi berbicara dengan senyuman. Dia tidak tahu bahwa orang-orang di dapur telah memujinya.

Neva memasak dengan cepat, dalam waktu singkat semuanya telah selesai.

Mbok Ting memanggil Gandi untuk makan, pada saat dia baru berdiri dan berjalan 2 langkah, ponsel di atas meja pun berdering.

Gandi mengangkat telpon, alisnya mengerut setelah beberapa saat.

"Sekarang aku tidak bisa pergi ke sana, beri tahu dia aku tidak memiliki waktu. Kalau dia ingin pergi cari ya pergi saja, aku setuju" Gandi berkata dengan tenang.

Pada saat itu kebetulan Neva keluar dari dapur, mendengar kata-kata Gandi, jantungnya mengerat lagi, apa yang terjadi lagi?

Gandi meletak ponselnya kembali dan kebetulan melihat Neva yang sedang melihatnya.

Awalnya dia ingin memasang wajah dingin, tetapi tidak tahu mengapa, sudut bibirnya terangkat.

Neva langsung kaget, apakah dia ada salah melihat? Gandi senyum kepadanya?

Karena merasa emosional, Neva pun menjadi gugup: "Tuan, Tuan Tirta, ayo makan!"

Gandi melangkah ke depan tanpa berkata apa pun, dia merasa sepertinya dirinya sudah marah Neva sampai bodoh, padahal Neva melakukan hal yang salah, tetapi Gandi malah tersenyum kepadaya.

Ketiga orang mengelilingi meja makan, Neva memasak 5 lauk, salah satu lauk menyesuaikan selera Mbok Ting, kemudian sisanya adalah makanan kesukaan Gandi.

Melihat lauk yang lengkap dan wangi, Gandi memiliki perasaan kelaparan.

"Gandi, semua ini dimasak oleh Nyonya Muda, kamu cepat mencobanya!" Mbok Ting berkata dengan senyuman.

Gandi melirik ke Neva dan pada saat ini wajah Neva pun memerah: "Bukan, Mbok Ting yang membantu aku menyediakan semua bahan, aku hanya memanasnya...."

Gandi mengambil sumpit dan mulai makan.

Tatapan dia pun memancarkan cahaya, sangat enak.

Selanjutnya Gandi mencoba setiap jenis makanan dan tiba-tiba dia sepertinya mengerti sesuatu.

Gandi mengangkat kepalanya dan melihat ke Neva: "Kamu bisa masak?"

Neva merasa kecerdasannya terhina, memasak bukanlah hal yang sulit, setelah dewasa Neva sudah mendiri. Apakah kata-kata Gandi sedang menghina dia?

Neva berkata dengan suara yang agak kecewa: "Bisa sedikit"

Gandi makan lagi, setelah itu dia berkata: "Semua makanan yang kamu mengantar kemarin itu dimasak olehmu?"

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu