Cinta Yang Dalam - Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya

Setelah terjadi permasalahan seperti ini, Miller sudah merelakan segala keinginannya untuk menjalin hubungan pernikahan dengan keluarga Tirta.

Meskipun keluarga Tirta masih memiliki seorang anak bungsu yang belum menikah, namun keluarga Dallas tidak dapat melakukan tindakan yang begitu memalukan lagi.

Maria menggeleng kepala dan berkata :”Ayah, masalah ini nanti baru bahas! Dikarenakan masalah Dola, perusahaan menjadi sangat kacau, aku tidak ada tenaga untuk memikirkan permasalahan pribadi.”

“Bajan sangat setia padamu, kamu boleh memberikan kesempatan lagi kepadanya.” Sebenarnya penilaian Miller terhadap Bajan juga lumayan baik.

Namun dia adalah seorang ayah yang berpikiran luas, sehingga dalam masalah perasaan dia selalu menghormati keputusan anak perempuan sendiri.

“Baik, aku mengerti.” Maria menjawab dengan nada ringan.

Setelah melihat reaksi anak perempuannya yang begitu datar, Miller tiba-tiba merasa sedikit lelah, oleh sebab itu dia melambaikan tangan sendiri agar Maria dapat istirahat saja.

Maria keluar dari ruang baca dan terus menuju ruang pengobatan, namun ketika jaraknya masih ada belasan meter, Maria malah menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.

Dia tidak tahu mengapa dirinya malah datang ke sini, saat ini otak pemikirannya sangat kacau.

Apakah datang untuk memperhatikan keadaan Neva? Tidak mungkin, Neva adalah saingan dirinya dalam segi hubungan perasaan.

Mungkin saja dirinya hanya ingin datang menjenguk Gandi, tujuannya adalah meminta kesempatan bersamanya lagi.

“Siapa!” Dia berdiri sejenak di depan pintu, saat ini pengawal di keluarga Tirta sudah menyadari keberadaan dirinya.

Maria beranjak ke depan dan berkata : “Aku ingin bertemu dengan Gandi.”

Rey mengenal dengan Maria, sehingga menghalangi pengawal yang ingin bertanya dan langsung berkata : “Nona Maria, sekarang tuan Tirta tidak berniat melayani tamu, mohon pulang saja!”

Maria menggeleng kepala dan berkata dengan nekat : “Hari ini aku harus bertemu dengannya!”

Rey merasa kesusahan, namun juga menyadari kenekatan Maria, oleh sebab itu dia mengalah dan berkata : “Kalau begitu aku coba melaporkan kepadanya. Tetapi kalau tuan Tirta tidak ingin bertemu denganmu….”

Rey tidak menyelesaikan kata-katanya, anggap saja memberikan jalan keluar untuk Maria.

Maria mengangguk. Rey juga mengetuk pintu, setelah mendengar suara balasan yang berasal dari dalam, Rey baru beranjak masuk.

Saat ini Gandi sedang duduk di samping Neva, tangannya masih memegang ponsel, namun layar ponselnya telah padam.

Tatapan mata Gandi terus melekat pada wajah Neva.

“Tuan Tirta, nona Maria sudah datang.” Rey berkata dengan gaya berhati-hati.

Gandi tidak menoleh kepala, malahan berkata dengan nada datar :”Kamu lupa perintahku ya?”

Tubuh Rey terasa kaku dalam seketika, sehingga buru-buru berkata : “Bukan …. Aku sudah pernah sampaikan kepada nona Maria, tetapi aku melihat reaksinya, sepertinya dia hari ini tidak akan pergi lagi apabila tidak bertemu denganmu!”

Gandi tersenyum sinis, Maria memang hebat juga, saat ini bahkan bisa memanfaatkan diri sendiri untuk mengancamnya.

“Kasih tahu dia, tidak mau ketemu!”

Pada saat keluar Rey menutup pintu kamar dengan gerakan berhati-hati, sepertinya sangat khawatir akan membangunkan Neva yang telah tertidur nyenyak.

Rey berjalan ke hadapan Maria dan berkata : “Nona Maria, tuan Tirta tidak ingin bertemu denganmu.”

Maria terus menatap Rey, namun tidak berbicara apapun.

Namun Rey menyadari bahwa saat ini tatapan Maria telah melalui dirinya dan melekat pada tubuh Gandi.

Meskipun sedang tidur pulas, namun seluruh tubuh Neva tetap saja gemetar.

Perasaan ketakutan di ruangan tertutup pada kali ini telah meninggalkan rasa trauma yang besar di dalam hatinya.

Luka pada bagian kepalanya sudah selesai diobati, sudah ada gejala gegar otak tingkat menengah.

Gandi barusan telah menyuruh orangnya menyiapkan pesawat, apabila keadaan Neva sudah mulai membaik, mereka akan langsung pulang negeri.

Di dalam ruang bawah tanah, Elena sudah hampir gila.

Dia menjerit sekuat tenaga dan terus menghancurkan barang, sepertinya berharap ada yang bisa menolongnya.

Namun suasana di sekeliling sangat sunyi, sama sekali tidak ada yang memedulikan dirinya.

Tubuhnya gemetar karena kedinginan, saat ini dia mulai mengingat kembali bahwa dirinya pernah membuang selimut tidak layak dipakai ke dalam ruang bawah tanah tersebut.

Dia buru-buru mencari selimut itu, namun setelah mencari di sekeliling, dia melihat selimut itu sudah dibuang ke dalam sebuah peti mati yang terbuat dari phoebe zhennan, sedangkan mayat di dalam peti mati telah hancur ditimpa oleh selimut, sehingga tentu saja ada sedikit jejak abu mayat yang melekat pada selimut.

Meskipun Elena terkesan tidak takut apapun pada biasanya, namun bagaimanapun saat ini dia sedang sendirian di dalam ruangan yang gelap gulita.

Elena berusaha untuk berpikir positif, namun tulang mayat dan patung mengerikan beserta berbagai barang antik sedang ketabahan isi hatinya.

Dia mengulurkan tangan yang gemetar, lalu menangkap selimut dan berkata : “Abang, kakak, tuan, bibi … aku tidak sengaja, aku benaran sudah kedinginan, kalau tidak mengenakan selimut lagi, takutnya aku akan mati di sini ….”

Elena menarik selimutnya dengan kuat, namun setelah mencoba sekilas, selimutnya malah terseret oleh sesuatu.

Dia sangat panik, sehingga langsung berutut di lantai dan berkata :”Maaf, maaf, aku yang bertindak tidak sopan ….”

Namun beberapa saat kemudian masih tidak mendengar suara apapun.

Setelah itu Elena baru berdiri dengan gerakan terhuyung-huyung, dia beranjak ke depan dan melirik sekilas, rupanya selimut itu sedang sangkut di permukaan menonjol pada peti mati.

Dia menarik selimut dan langsung membungkus pada tubuh sendiri, tidak peduli lagi masalah kotor atau sial.

Apabila pada saat sendiri, manusia yang memiliki karakter apapun juga bakal melepaskan semua penyamarannya.

Elena menangis tersedu-sedu dan berbisik sendiri :”Aku tidak mau mati! Kepalaku sakit sekali! Tuhan, Budha, kalau kalian memang ada, tolonglah menyelamatkan aku!”

Kata-kata dirinya memicu kesan seram di dalam ruang bawah tanah yang gelap gulita, sehingga tubuhnya merinding dalam seketika.

Dikarenakan ada selimut yang membungkus badannya, sehingga dia juga tidak begitu dingin lagi.

Dia tidak ingat lagi seberapa lamanya dia membuang Neva ke tempat ini, namun apabila menghitung waktunya, setidaknya dia harus dikurung dalam tempat ini untuk waktu empat hingga lima jam.

Dia mungkin saja akan gila dalam waktu beberapa jam ini.

Sementara rasa benci terhadap Neva juga telah merasuki seluruh tulangnya.

“Wanita yang sialan ini, semuanya kesalahan dia! Aku hanya memberikan pelajaran kepadanya, dia bahkan ingin membunuhku pula! Tuhan, aku tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini! Mereka bahkan memukul kepalaku, bagaimana kalau mempengaruhi kinerja otakku?”

Elena sudah tidak berani berpikir lagi, apabila dirinya keluar dari ruang bawah tanah ini, bagaimana penilaian sahabat dan bawahan terhadap dirinya.

Kejadian hari ini sudah terlalu heboh, bahkan semua orang mengetahui hal ini, sementara dirinya adalah pelaku yang merencanakan semua kejadian ini.

Harga dirinya benar-benar sudah dijatuhkan.

Pada saat ini, jendela kecil yang berada di kepalanya tiba-tiba terbuka.

Ada berbagai barang yang terjatuh dari jendela kecil tersebut.

Hati Elena terasa senang, sehingga buru-buru menjerit : “Ada orang? Tolonglah aku, tolonglah aku!”

Namun jendela kecil tersebut malahan sudah ditutup dan juga tidak ada orang yang respons dirinya.

Elena yang merasa kecewa hanya bisa melihat barang di lantai, setelah melihat dengan jelas, Elena terasa gembira dalam seketika.

Ternyata barang yang dilemparkan dari jendela adalah beberapa botol air hangat dan juga sebungkus makanan yang masih hangat, jelasnya bertujuan untuk membantu dirinya.

Meskipun suasana di sekeliling sangat seram dan mengerikan, setelah itu tubuhnya masih mengenakan selimut yang pernah menutupi abu mayat.

Namun Elena sudah terasa lapar setelah mengalami penyiksaan barusan.

Dia mengambil makanan dan langsung menerkam dengan semangat.

Setelah tubuhnya sudah kenyang dan terasa buncit, Elena baru meletakkan makanan dengan hati yang tidak tega.

Melihat harapan di dalam keadaan putus asa, dalam hati Elena bahkan merasa sedikit bahagia.

Neva menetap di mansion keluarga Dallas hingga sore di keesokan harinya, setelah itu Fandi mengatur ratusan pengawal untuk datang menjemputnya.

Mereka melakukan pemeriksaan pada rumah sakit di pusat kota, setelah itu baru kembali ke Hotel Flowles Star.

Pada pertengahan perjalanan Neva terbangun dua kali, hal pertama yang dilakukan dirinya ketika terbangun adalah mencari keberadaan Gandi.

Apabila Gandi tidak berada di sisinya, emosional Neva akan sedikit kehilangan kendali.

Oleh sebab itu Gandi hanya bisa melepaskan semua pekerjaannya dan terus menemani di sisi Neva.

Saat ini Gandi sedang menatap Neva yang berbaring di kasur dengan reaksi wajah dan tatapan yang lembut.

Gandi mulai mengenang semua kejadian di masa lalu sejak dirinya berkenalan dengan Neva.

Dia benci dan sangat menantang dengan keberadaan Neva, akhirnya bahkan memikirkan berbagai solusi untuk mengusirnya.

Sementara Neva akan diam-diam menerima perlakuan dirinya dan tidak akan melawannya.

Namun apabila menemukan kondisi membahayakan, Neva malahan akan maju dengan penuh keberanian dan menyelamatkan dirinya, bahkan sudah mengikhlaskan nyawa sendiri.

Dalam menghadapi wanita seperti ini, dia bahkan terus mencurigai ketulusannya.

Pada kejadian semalam, Gandi benar-benar sangat takut akan kehilangan Neva.

Kesalahpahaman apapun dan masa lalu apapun, semuanya sudah tidak penting lagi.

Neva sangat baik terhadap dirinya, sedangkan Gandi juga mulai menyadari perasaan dirinya terhadap Neva.

Kalau begitu mereka akan hidup bagaikan suami istri biasanya.

Neva tidur selama dua hari, selama ini juga menggunakan makanan yang mudah dicerna untuk mempertahankan ketabahan tubuhnya.

Namun Neva juga tidak terlalu banyak makan, dikarenakan pengaruh sakit kepala, sehingga Neva juga tidak terlalu berselera.

Pada saat dirinya terbangun total, seluruh tubuhnya sudah menjadi kurus.

Neva melirik sisinya, saat ini Gandi sedang menggenggam tangannya dan menyandar di sofa untuk istirahat.

Neva mengingat kembali Gandi yang telah menemani dirinya selama dua hari ini, namun dia menyadari bahwa ingatan dirinya mengenai hal ini sepertinya sudah sangat buram.

Sepertinya pada akhirnya Gandi yang menolong dirinya.

Neva mengulurkan tangan dan ingin menyentuh wajah Gandi.

Namun ketika dirinya baru saja bergerak, Gandi malahan membuka kedua matanya.

Gandi hanya memejamkan mata untuk istirahat, sehingga kesadarannya masih ada.

“Kamu sudah bangun ya? Ada merasa tidak enak badan? Sudah lapar? Aku menyuruh orang dapur menyiapkan bubur yang bergizi, aku sekarang memanas lagi untukmu.”

Setelah itu Gandi bersiap-siap untuk berdiri.

Neva buru-buru meraih tangan Gandi untuk menahannya, setelah itu berkata dengan suara ringan : “Tuan Tirta, temani aku sebentar!”

Gandi menoleh dan menatap Neva, tatapan mata Neva yang sedang penuh dengan jejak memohon membuat hati Gandi menjadi lemah dan tidak dapat menolaknya.

“Baik.” Gandi duduk kembali dan menggenggam Neva dengan kedua tangannya.

“Mengenai kejadian sebelumnya, jangan-jangan aku merepotkan kamu lagi ya?” Neva mulai mengungkit kejadian sebelumnya.

Gandi menggeleng kepala dan berkata : “Tidak ada, orang itu memang pantas mendapatkan karma, aku sudah menghukum dia.”

“Jangan bermusuhan dengan orang hanya karena aku. Aku juga tidak luka parah …” Neva ingin memperlihatkan reaksi santai dan tidak bermasalah, namun ketika hanya bergerak sekilas saja, kepalanya sudah mulai terasa sakit.

Gandi yang melihat demikian buru-buru menahan tubuhnya : “Siapa yang suruh bergerak! Tidak tahu ya kamu sekarang masih ada gejala gegar otak dan masih butuh istirahat ya?”

Neva mengangguk kepada Gandi, dalam menghadapi kata-kata Gandi yang terkesan serius, Neva sama sekali tidak merasa emosi.

Dikarenakan Neva mengetahui bahwa lelaki ini sedang perhatian padanya.

Setelah melihat sikap Neva yang begitu lemah lembut, dalam hati Gandi mulai terasa emosi.

Neva benar-benar sangat polos dan tidak akan bermusuhan dengan orang lain, sehingga banyak sekali orang yang suka mengganggunya.

Seorang wanita yang bahkan sudah tidak dapat melindungi diri sendiri, namun malah terus khawatir akan membebani dirinya.

“Tuan Tirta, pekerjaan kamu di tempat ini sudah selesai mengurus ya?” Neva mengganti topik pembicaraan.

Gandi mengangguk dan berkata : “Fandi akan mengurus sisa pekerjaannya.”

Neva mengangguk dan mencoba bertanya : “Kalau begitu aku boleh pulang negeri dulu?”

“Boleh, tetapi kenapa kamu sendiri yang pulang? Aku sangat mengganggu ya?”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu