Cinta Yang Dalam - Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
Setelah Mbok Ting mengetuk pintu beberapa kali dan Neva tidak membukanya, ia kemudian berkata: “Nyonya muda, masalah hari ini nyonya telah memberitahuku. Aku merasa kamu bukan orang yang seperti itu…”
“Apabila kamu punya kesulitan dan tidak leluasa untuk mengatakannya kepada nyonya, maka beritahu saja kepadaku dan aku akan membantumu menyampaikannya kepada nyonya.”
“Nyonya dan aku tidak menganggap kamu adalah orang yang seperti itu. Akan tetapi kamu sama sekali tidak menjelaskan apapun sehingga membuatnya sangat sedih, tadi dia sudah dilarikan ke rumah sakit…”
Mbok Ting belum selesai berkata namun ia mendengar suara langkah kaki yang berjalan dengan terburu-buru dan pintu kamar terbuka.
“Ada apa Mbok Ting, tidak terjadi masalah dengan mamakan, mengapa bisa sampai masuk rumah sakit?” Neva bertanya dengan buru-buru, setelah itu baru teringat bahwa dia sudah tidak boleh memanggil Shinta dengan panggilan seperti itu.
Mbok Ting melihat kesungguhan dari perhatian Neva, ia memegang tangannya dan berkata sambil menenangkan: “Tidak apa-apa nyonya muda. Nyonya karena terlalu emosional sehingga membuat penyakit jantungnya kambuh, sekarang kondisinya sudah terkendali. Nyonya muda, apapun masalahnya kamu dapat mengatakannya kepada nyonya. Nyonya sangat mempercayaimu, asalkan kamu bersedia untuk menjelaskan maka dia pasti akan mendengarkannya.”
Neva tersenyum pahit dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Apa yang perlu dia jelaskan lagi? Demi masa depan Nana dia harus berkorban.
Lexi telah menargetkan Nana, apabila dia terus menetap di Keluarga Tirta maka Nana selamanya akan berada dalam bahaya.
Dia tidak ingin menyakiti siapapun lagi, membereskan barang dan bersiap-siap untuk pergi.
Mbok Ting yang berdiri di belakang Neva ingin mencoba menghentikannya, namun dia teringat akan perkataan dari Shinta: “Apabila dia ingin menjelaskan maka biarkan dia tinggal. Apabila dia ingin pergi maka jodohnya dengan Keluarga Tirta juga sudah berakhir, tidak ada hubungan lagi…”
Setelah sampai di depan pintu, Neva berhenti sejenak memutar badan melihat Mbok Ting dan berkata: “Mbok Ting, selama ini telah merepotkan Anda, aku sangat berterima kasih terhadap kasih sayang yang Anda berikan. Kelak apabila memiliki kesempatan maka aku akan membalasnya…”
Setelah berbicara sampai akhir suara Neva seperti sedikit tersedak.
Dia membuka pintu dan saat baru akan berjalan keluar tiba-tiba ia tercengang.
“Mengapa kamu bisa datang?” Neva berkata.
Nevi mendorong Neva dan dengan wajah bergairah menatap vila ini.
Posisi vila ini sangat bagus, harganya di pasaran saja sudah di atas sembilan digit.
Di luar terparkir banyak mobil mewah yang sangat cocok dengan mimpi Nevi yang ingin memiliki mobil mewah.
Setiap dekorasi di dalam vila juga terlihat sangat elegan.
Kalau dia tidak salah lihat, dua vas bunga di depan pintu tadi seharusnya adalah vas giok yang di dapatkan dari acara pelelangan di luar negeri pada dua tahun yang lalu dengan harga selangit.
Akan tetapi di Keluarga Tirta hanya dijadikan sebagai pajangan di depan pintu.
Memikirkan bahwa ini adalah tempat tinggalnya kelak membuat Nevi tertawa bahagia.
“Bukankah kamu sudah mau pergi? Kelak ini adalah tempat tinggalku, aku hanya datang lebih awal untuk melihat rumahku saja.”
Nevi menatap sekilas wanita paruh baya yang berada di belakang Neva, melihatnya yang berpakaian seperti pembantu jadi tidak mempedulikannya.
Tunggu kelak ia telah menjadi majikan dari tempat ini, maka ia akan memecat pembantu itu.
Dia akan mempekerjakan beberapa pria berkaki panjang dan tampan, tidak peduli urusan makan atau kebutuhan hidup, sudah pasti tidak perlu memusingkannya.
Nevi seperti sudah tidak menganggap dirinya adalah orang luar saja, ia membuka setiap kamar dan melihat-lihat, ia merasa kagum dan terkejut seperti orang yang tidak pernah menyaksikan lingkungan seperti ini.
Raut wajah Mbok Ting tidak terlalu bagus, ini adalah nyonya muda yang sebenarnya?
Wanita seperti ini sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan Neva sedikitpun!
Nevi naik ke atas dan memasuki kamar, setelah mencari-cari sesaat kemudian saat turun badannya sudah penuh dengan perhiasan.
Sikapnya yang seperti bandit tersebut membuat Mbok Ting sudah tidak tahan lagi.
Akan tetapi Neva dengan lembut menarik tangan Mbok Ting, melangkah maju dan berkata: “Nevi Aska, ini adalah barang milik Keluarga Tirta, sebelum kamu menikah dengan tuan Tirta, aku sarankan agar kamu tidak menyentuhnya.”
Nevi tertawa dingin dan berjalan maju beberapa langkah, dengan sengaja memamerkan cincin-cincin di jarinya di hadapan Neva: “Neva Aska, apakah kamu iri? Hah, Keluarga Tirta sangat baik kepadamu. Beberapa cincin ini aku pernah melihatnya di acara lelang, mereka mempunyai harga yang tak ternilai!”
Neva tertawa dingin dan berkata: “Kalau kamu suka dan apabila diberikan oleh tuan Tirta kepadamu maka itu baru akan menjadi milikmu.”
Selesai berkata dia menarik kopernya dan bersiap-siap untuk pergi.
Akan tetapi detik berikutnya kopernya tertahan oleh injakan kaki.
Suara Nevi yang arogan terdengar dari belakangnya: “Semua barang yang ada di dalam vila ini adalah milikku, Neva, aku memberikanmu muka dengan memakai baju yang ada di badanmu ini. Barang yang lainnya tidak boleh dibawa!”
Raut wajah Neva menjadi kelam, dia melihat Nevi dan berkata: “Apa maksudmu?”
“Heh, pemenang dan pecundang, Neva karena kamu telah gagal maka pergilah dengan tahu malu. Barang disini kelak semuanya akan menjadi milikku. Apabila aku berkehendak maka hari ini kamu tidak dapat membawa apapun.”
Sambil berkata Nevi menepuk-nepuk tangannya dan dengan sangat cepat masuk beberapa orang pria kuat berbaju hitam.
Hati Neva menjadi suram, dia tahu bahwa Nevi tidak sama dengan Lexi.
Setidaknya Lexi masih mempunyai perhitungan terhadap triknya, akan tetapi Nevi hanyalah seorang wanita sembrono.
Saat ini Mbok Ting sudah sangat marah hingga badannya menjadi gemetar, dia adalah sesepuh di Keluarga Tirta, nama baik Keluarga Tirta juga adalah nama baiknya.
Dia sama sekali tidak berani membayangkan apabila wanita ini menjadi nyonya muda Keluarga Tirta, perbuatan apa yang akan dilakukannya.
Neva menatap Nevi dengan dalam, sorotan matanya yang dingin ternyata membuat Nevi merasa sedikit gugup.
Akan tetapi setelah melihat orang-orang yang berada di sampingnya, ketakutannya menjadi sirna.
Apabila tidak dapat menang melalui berdebat namun ia dapat menggunakan kekerasan, apa yang perlu ditakutkan?
Akan tetapi harus menutup mulut pengasuh yang berada di samping Neva tersebut setelah apa yang terjadi hari ini.
Disini adalah pinggiran kota, apabila tidak dapat diselesaikan sesuai keinginan maka dapat membuatnya menjadi orang hilang…
Neva menyadari sorotan mata Nevi yang kejam, dia cemas kalau Nevi akan melakukan perbuatan yang melewati batas.
Di dalam kopernya tidak ada barang yang penting, hanya pakaian yang dibawa saat dia datang ke keluarga Aska dan laptop pribadinya saja.
Data-data di dalam laptop juga sudah dicadangkan ke cloud.
Dia segera mendorong koper tersebut ke hadapan Nevi dan berkata: “Semua barang sudah kuberikan kepadamu. Apakah sekarang sudah bisa membiarkan kami pergi?”
Nevi memutar matanya dan memberikan isyarat, dengan segera pria kuat berbaju hitam membawa pergi koper tersebut.
Neva melihat mereka merobek koper dengan belati, setelah menggeledah sebentar lalu berkata: “Nona, di dalam tidak ada barang apapun.”
Kedatangan Nevi kali ini sebenarnya untuk mencari pena perekam.
Karena hanya dengan memusnahkan bukti fisik, kelak dapat mengatakan rekaman yang beredar di internet adalah rekaman palsu yang dibuat oleh Neva.
Akan tetapi tidak disangka Neva telah menyembunyikannya.
Dia berpikir sejenak kemudian sorotan matanya melihat Neva dan Mbok Ting.
Pada akhirnya dia tidak dapat menahan diri, kemudian melambai-lambaikan tangan dan berkata: “Pergilah!”
Mbok Ting merasa sangat marah dan ingin mengatakan sesuatu namun dia ditarik paksa oleh Neva untuk pergi.
Kendaraan diluar sudah dijaga oleh orang, jarak dari sini ke kota sangat jauh.
Neva membawa Mbok Ting pergi dengan berjalan kaki, terus sampai sudah tidak kelihatan orang di belakangnya baru berkata kepada Mbok Ting: “Mbok Ting, aku minta maaf atas masalah hari ini, semua ini karena aku.”
Setelah melihat Nevi yang sangat jahat, Mbok Ting semakin merasa Neva adalah orang yang sangat lembut.
Dia berkata: “Nyonya muda, ini adalah adikmu? Mengapa karakter kalian berdua berbeda jauh? Masalah ini aku pasti akan mengatakan yang sebenarnya kepada nyonya. Wanita ini tidak boleh memasuki Keluarga Tirta !”
Sorotan mata Nevi seperti ular berbisa tadi membuat Mbok Ting merasa tubuhnya seperti menjadi kebas.
Neva menghela napas dalam hati, ia memegang tangan Mbok Ting dan berkata dengan memohon: “Mbok Ting, apakah aku bisa memohon satu hal kepadamu?”
Mbok Ting tertegun, dia tidak mengerti apa maksud dari sikap Neva ini.
Dia berkata: “Nyonya muda, kamu katakan saja, tidak perlu begitu sungkan.”
Neva berkata dengan suara pelan: “Tolong rahasiakan masalah hari ini. Bisakah setelah tiga bulan baru memberitahukannya kepada Nyonya Tirta?”
Mbok Ting menjadi bingung, dia tidak mengerti mengapa harus menunggu tiga bulan kemudian.
Dia berkata: “Ini….”
Akan tetapi setelah melihat sorot mata Neva, dia mengerti kalau Neva memiliki kesulitan yang tidak dapat diungkapkan.
Terakhir ia menghela napas dan berkata: “Aku sudah mengerti, aku sudah tua, juga sudah seharusnya pulang beristirahat di rumah.”
Neva tidak menyangka saat ia akan pergi Nevi akan bertindak seperti itu.
Dengan begitu apabila Mbok Ting memberitahu Nyonya Tirta, maka Nyonya Tirta akan mengetahui kalau dirinya mempunyai kesulitan yang tidak dapat di ungkapkan.
Oleh karena itu dia membutuhkan waktu tiga bulan, dia akan membawa Nana meninggalkan kota W dan pergi ke tempat yang lebih jauh dan bersembunyi di luar negeri.
Dia hanya dapat mengucapkan maaf atas kerusakan reputasi dan kerugian materi yang di alami Keluarga Tirta .
Nana adalah segalanya bagi dia, kali ini dia harus sedikit lebih egois.
Mereka berdua berdiri beberapa waktu di tepi jalan dan mobil khusus yang dipesan Neva telah sampai lalu mereka berdua kembali ke daerah perkotaan.
Dia terlebih dahulu mengantar Mbok Ting pulang kerumah, rumah Mbok Ting terletak di distrik kecil dengan bangunan kuno era tahun delapan puluhan.
Secara logis Mbok Ting sudah lama bekerja di Keluarga Tirta, setiap hari uang yang berada ditangannya pasti tidak kurang dari empat digit, asalkan dia sedikit mengakalinya maka taraf kehidupannya sudah pasti akan lebih sejahtera dari apa yang dilihatnya saat ini.
Akan tetapi Mbok Ting sama sekali tidak pernah memiliki niat hati yang melenceng.
Saat berada di Keluarga Tirta ia terus bekerja dengan serius dan teliti.
Saat Mbok Ting turun dari mobil, ia menarik tangan Neva dengan tidak rela berkata: “Nyonya muda, apabila kamu kembali lagi ingat untuk memberitahuku. Asalkan kedua kakiku masih bisa berjalan, aku pasti akan kembali lagi untuk melayani kamu dan Gandi.”
Mata Neva memerah dan hanya bisa mengatakan maaf.
Setelah sampai di bandara dan turun dari mobil, ia pergi menunggu di kafe terdekat.
Di luar kafe ada sebuah taksi yang di dalamnya terdapat seorang pria paruh baya yang memotret Neva yang sedang bersandar di atas meja dan mengirimkannya kepada seseorang.
“Apakah wanita ini?”
Beberapa saat kemudian ada balasan yang mengatakan: “Itu dia.”
Pria paruh baya tersebut mematikan ponselnya dan sedang memikirkan bagaimana cara menciptakan sebuah kecelakaan mobil yang tidak disengaja.
Kemarin dia menerima sebuah tugas besar, asalkan bisa membunuh seseorang maka dia akan mendapatkan enam puluh milyar.
Enam puluh milyar loh, setelah dia melaksanakan tugas ini, sesuai dengan hukum lalu lintas, paling lama juga cuma akan ditahan beberapa tahun saja.
Rejeki nomplok ini tidak bisa dia hasilkan seumur hidupnya!
Neva memesan segelas jus dan sedang mengobrol dengan Chelsi lewat wechat.
“Apakah akhir-akhir ini sibuk?” Neva bertanya.
Saat ini Chelsi sedang berdandan karena sebentar lagi ia harus tampil.
Menerima pesan dari Neva membuat dia sangat terkejut, karena Neva sangat jarang mengobrol dengan berbasa-basi seperti ini.
Dia membalas: “Tidak sibuk, mau ketemuan? Akhir-akhir ini aku baru menemukan sebuah restoran yang sangat enak…”
Sudut bibir Neva sedikit terangkat, Chelsi sangat mirip dengan dirinya, mereka adalah pemakan yang memiliki standar.
Dan hanya saat makanlah mereka berdua baru benar-benar rileks dan melepaskan kepura-puraan saat biasanya.
“Aku khawatir aku sudah tidak memiliki keberuntungan untuk itu. Aku mau pergi untuk waktu yang sangat lama. Kalau kamu ada waktu pergilah untuk mengunjungi kak Gwen! Dua hari yang lalu aku pergi melihatnya namun dia masih tidak ingin menemuiku.”
Novel Terkait
Get Back To You
LexyMy Tough Bodyguard
Crystal SongKamu Baik Banget
Jeselin VelaniAsisten Bos Cantik
Boris DreyMy Superhero
JessiMy Goddes
Riski saputroAku bukan menantu sampah
Stiw boyMy Cute Wife
DessyCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip