Cinta Yang Dalam - Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia

Setelah Mbok Ting mengetuk pintu beberapa kali dan Neva tidak membukanya, ia kemudian berkata: “Nyonya muda, masalah hari ini nyonya telah memberitahuku. Aku merasa kamu bukan orang yang seperti itu…”

“Apabila kamu punya kesulitan dan tidak leluasa untuk mengatakannya kepada nyonya, maka beritahu saja kepadaku dan aku akan membantumu menyampaikannya kepada nyonya.”

“Nyonya dan aku tidak menganggap kamu adalah orang yang seperti itu. Akan tetapi kamu sama sekali tidak menjelaskan apapun sehingga membuatnya sangat sedih, tadi dia sudah dilarikan ke rumah sakit…”

Mbok Ting belum selesai berkata namun ia mendengar suara langkah kaki yang berjalan dengan terburu-buru dan pintu kamar terbuka.

“Ada apa Mbok Ting, tidak terjadi masalah dengan mamakan, mengapa bisa sampai masuk rumah sakit?” Neva bertanya dengan buru-buru, setelah itu baru teringat bahwa dia sudah tidak boleh memanggil Shinta dengan panggilan seperti itu.

Mbok Ting melihat kesungguhan dari perhatian Neva, ia memegang tangannya dan berkata sambil menenangkan: “Tidak apa-apa nyonya muda. Nyonya karena terlalu emosional sehingga membuat penyakit jantungnya kambuh, sekarang kondisinya sudah terkendali. Nyonya muda, apapun masalahnya kamu dapat mengatakannya kepada nyonya. Nyonya sangat mempercayaimu, asalkan kamu bersedia untuk menjelaskan maka dia pasti akan mendengarkannya.”

Neva tersenyum pahit dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Apa yang perlu dia jelaskan lagi? Demi masa depan Nana dia harus berkorban.

Lexi telah menargetkan Nana, apabila dia terus menetap di Keluarga Tirta maka Nana selamanya akan berada dalam bahaya.

Dia tidak ingin menyakiti siapapun lagi, membereskan barang dan bersiap-siap untuk pergi.

Mbok Ting yang berdiri di belakang Neva ingin mencoba menghentikannya, namun dia teringat akan perkataan dari Shinta: “Apabila dia ingin menjelaskan maka biarkan dia tinggal. Apabila dia ingin pergi maka jodohnya dengan Keluarga Tirta juga sudah berakhir, tidak ada hubungan lagi…”

Setelah sampai di depan pintu, Neva berhenti sejenak memutar badan melihat Mbok Ting dan berkata: “Mbok Ting, selama ini telah merepotkan Anda, aku sangat berterima kasih terhadap kasih sayang yang Anda berikan. Kelak apabila memiliki kesempatan maka aku akan membalasnya…”

Setelah berbicara sampai akhir suara Neva seperti sedikit tersedak.

Dia membuka pintu dan saat baru akan berjalan keluar tiba-tiba ia tercengang.

“Mengapa kamu bisa datang?” Neva berkata.

Nevi mendorong Neva dan dengan wajah bergairah menatap vila ini.

Posisi vila ini sangat bagus, harganya di pasaran saja sudah di atas sembilan digit.

Di luar terparkir banyak mobil mewah yang sangat cocok dengan mimpi Nevi yang ingin memiliki mobil mewah.

Setiap dekorasi di dalam vila juga terlihat sangat elegan.

Kalau dia tidak salah lihat, dua vas bunga di depan pintu tadi seharusnya adalah vas giok yang di dapatkan dari acara pelelangan di luar negeri pada dua tahun yang lalu dengan harga selangit.

Akan tetapi di Keluarga Tirta hanya dijadikan sebagai pajangan di depan pintu.

Memikirkan bahwa ini adalah tempat tinggalnya kelak membuat Nevi tertawa bahagia.

“Bukankah kamu sudah mau pergi? Kelak ini adalah tempat tinggalku, aku hanya datang lebih awal untuk melihat rumahku saja.”

Nevi menatap sekilas wanita paruh baya yang berada di belakang Neva, melihatnya yang berpakaian seperti pembantu jadi tidak mempedulikannya.

Tunggu kelak ia telah menjadi majikan dari tempat ini, maka ia akan memecat pembantu itu.

Dia akan mempekerjakan beberapa pria berkaki panjang dan tampan, tidak peduli urusan makan atau kebutuhan hidup, sudah pasti tidak perlu memusingkannya.

Nevi seperti sudah tidak menganggap dirinya adalah orang luar saja, ia membuka setiap kamar dan melihat-lihat, ia merasa kagum dan terkejut seperti orang yang tidak pernah menyaksikan lingkungan seperti ini.

Raut wajah Mbok Ting tidak terlalu bagus, ini adalah nyonya muda yang sebenarnya?

Wanita seperti ini sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan Neva sedikitpun!

Nevi naik ke atas dan memasuki kamar, setelah mencari-cari sesaat kemudian saat turun badannya sudah penuh dengan perhiasan.

Sikapnya yang seperti bandit tersebut membuat Mbok Ting sudah tidak tahan lagi.

Akan tetapi Neva dengan lembut menarik tangan Mbok Ting, melangkah maju dan berkata: “Nevi Aska, ini adalah barang milik Keluarga Tirta, sebelum kamu menikah dengan tuan Tirta, aku sarankan agar kamu tidak menyentuhnya.”

Nevi tertawa dingin dan berjalan maju beberapa langkah, dengan sengaja memamerkan cincin-cincin di jarinya di hadapan Neva: “Neva Aska, apakah kamu iri? Hah, Keluarga Tirta sangat baik kepadamu. Beberapa cincin ini aku pernah melihatnya di acara lelang, mereka mempunyai harga yang tak ternilai!”

Neva tertawa dingin dan berkata: “Kalau kamu suka dan apabila diberikan oleh tuan Tirta kepadamu maka itu baru akan menjadi milikmu.”

Selesai berkata dia menarik kopernya dan bersiap-siap untuk pergi.

Akan tetapi detik berikutnya kopernya tertahan oleh injakan kaki.

Suara Nevi yang arogan terdengar dari belakangnya: “Semua barang yang ada di dalam vila ini adalah milikku, Neva, aku memberikanmu muka dengan memakai baju yang ada di badanmu ini. Barang yang lainnya tidak boleh dibawa!”

Raut wajah Neva menjadi kelam, dia melihat Nevi dan berkata: “Apa maksudmu?”

“Heh, pemenang dan pecundang, Neva karena kamu telah gagal maka pergilah dengan tahu malu. Barang disini kelak semuanya akan menjadi milikku. Apabila aku berkehendak maka hari ini kamu tidak dapat membawa apapun.”

Sambil berkata Nevi menepuk-nepuk tangannya dan dengan sangat cepat masuk beberapa orang pria kuat berbaju hitam.

Hati Neva menjadi suram, dia tahu bahwa Nevi tidak sama dengan Lexi.

Setidaknya Lexi masih mempunyai perhitungan terhadap triknya, akan tetapi Nevi hanyalah seorang wanita sembrono.

Saat ini Mbok Ting sudah sangat marah hingga badannya menjadi gemetar, dia adalah sesepuh di Keluarga Tirta, nama baik Keluarga Tirta juga adalah nama baiknya.

Dia sama sekali tidak berani membayangkan apabila wanita ini menjadi nyonya muda Keluarga Tirta, perbuatan apa yang akan dilakukannya.

Neva menatap Nevi dengan dalam, sorotan matanya yang dingin ternyata membuat Nevi merasa sedikit gugup.

Akan tetapi setelah melihat orang-orang yang berada di sampingnya, ketakutannya menjadi sirna.

Apabila tidak dapat menang melalui berdebat namun ia dapat menggunakan kekerasan, apa yang perlu ditakutkan?

Akan tetapi harus menutup mulut pengasuh yang berada di samping Neva tersebut setelah apa yang terjadi hari ini.

Disini adalah pinggiran kota, apabila tidak dapat diselesaikan sesuai keinginan maka dapat membuatnya menjadi orang hilang…

Neva menyadari sorotan mata Nevi yang kejam, dia cemas kalau Nevi akan melakukan perbuatan yang melewati batas.

Di dalam kopernya tidak ada barang yang penting, hanya pakaian yang dibawa saat dia datang ke keluarga Aska dan laptop pribadinya saja.

Data-data di dalam laptop juga sudah dicadangkan ke cloud.

Dia segera mendorong koper tersebut ke hadapan Nevi dan berkata: “Semua barang sudah kuberikan kepadamu. Apakah sekarang sudah bisa membiarkan kami pergi?”

Nevi memutar matanya dan memberikan isyarat, dengan segera pria kuat berbaju hitam membawa pergi koper tersebut.

Neva melihat mereka merobek koper dengan belati, setelah menggeledah sebentar lalu berkata: “Nona, di dalam tidak ada barang apapun.”

Kedatangan Nevi kali ini sebenarnya untuk mencari pena perekam.

Karena hanya dengan memusnahkan bukti fisik, kelak dapat mengatakan rekaman yang beredar di internet adalah rekaman palsu yang dibuat oleh Neva.

Akan tetapi tidak disangka Neva telah menyembunyikannya.

Dia berpikir sejenak kemudian sorotan matanya melihat Neva dan Mbok Ting.

Pada akhirnya dia tidak dapat menahan diri, kemudian melambai-lambaikan tangan dan berkata: “Pergilah!”

Mbok Ting merasa sangat marah dan ingin mengatakan sesuatu namun dia ditarik paksa oleh Neva untuk pergi.

Kendaraan diluar sudah dijaga oleh orang, jarak dari sini ke kota sangat jauh.

Neva membawa Mbok Ting pergi dengan berjalan kaki, terus sampai sudah tidak kelihatan orang di belakangnya baru berkata kepada Mbok Ting: “Mbok Ting, aku minta maaf atas masalah hari ini, semua ini karena aku.”

Setelah melihat Nevi yang sangat jahat, Mbok Ting semakin merasa Neva adalah orang yang sangat lembut.

Dia berkata: “Nyonya muda, ini adalah adikmu? Mengapa karakter kalian berdua berbeda jauh? Masalah ini aku pasti akan mengatakan yang sebenarnya kepada nyonya. Wanita ini tidak boleh memasuki Keluarga Tirta !”

Sorotan mata Nevi seperti ular berbisa tadi membuat Mbok Ting merasa tubuhnya seperti menjadi kebas.

Neva menghela napas dalam hati, ia memegang tangan Mbok Ting dan berkata dengan memohon: “Mbok Ting, apakah aku bisa memohon satu hal kepadamu?”

Mbok Ting tertegun, dia tidak mengerti apa maksud dari sikap Neva ini.

Dia berkata: “Nyonya muda, kamu katakan saja, tidak perlu begitu sungkan.”

Neva berkata dengan suara pelan: “Tolong rahasiakan masalah hari ini. Bisakah setelah tiga bulan baru memberitahukannya kepada Nyonya Tirta?”

Mbok Ting menjadi bingung, dia tidak mengerti mengapa harus menunggu tiga bulan kemudian.

Dia berkata: “Ini….”

Akan tetapi setelah melihat sorot mata Neva, dia mengerti kalau Neva memiliki kesulitan yang tidak dapat diungkapkan.

Terakhir ia menghela napas dan berkata: “Aku sudah mengerti, aku sudah tua, juga sudah seharusnya pulang beristirahat di rumah.”

Neva tidak menyangka saat ia akan pergi Nevi akan bertindak seperti itu.

Dengan begitu apabila Mbok Ting memberitahu Nyonya Tirta, maka Nyonya Tirta akan mengetahui kalau dirinya mempunyai kesulitan yang tidak dapat di ungkapkan.

Oleh karena itu dia membutuhkan waktu tiga bulan, dia akan membawa Nana meninggalkan kota W dan pergi ke tempat yang lebih jauh dan bersembunyi di luar negeri.

Dia hanya dapat mengucapkan maaf atas kerusakan reputasi dan kerugian materi yang di alami Keluarga Tirta .

Nana adalah segalanya bagi dia, kali ini dia harus sedikit lebih egois.

Mereka berdua berdiri beberapa waktu di tepi jalan dan mobil khusus yang dipesan Neva telah sampai lalu mereka berdua kembali ke daerah perkotaan.

Dia terlebih dahulu mengantar Mbok Ting pulang kerumah, rumah Mbok Ting terletak di distrik kecil dengan bangunan kuno era tahun delapan puluhan.

Secara logis Mbok Ting sudah lama bekerja di Keluarga Tirta, setiap hari uang yang berada ditangannya pasti tidak kurang dari empat digit, asalkan dia sedikit mengakalinya maka taraf kehidupannya sudah pasti akan lebih sejahtera dari apa yang dilihatnya saat ini.

Akan tetapi Mbok Ting sama sekali tidak pernah memiliki niat hati yang melenceng.

Saat berada di Keluarga Tirta ia terus bekerja dengan serius dan teliti.

Saat Mbok Ting turun dari mobil, ia menarik tangan Neva dengan tidak rela berkata: “Nyonya muda, apabila kamu kembali lagi ingat untuk memberitahuku. Asalkan kedua kakiku masih bisa berjalan, aku pasti akan kembali lagi untuk melayani kamu dan Gandi.”

Mata Neva memerah dan hanya bisa mengatakan maaf.

Setelah sampai di bandara dan turun dari mobil, ia pergi menunggu di kafe terdekat.

Di luar kafe ada sebuah taksi yang di dalamnya terdapat seorang pria paruh baya yang memotret Neva yang sedang bersandar di atas meja dan mengirimkannya kepada seseorang.

“Apakah wanita ini?”

Beberapa saat kemudian ada balasan yang mengatakan: “Itu dia.”

Pria paruh baya tersebut mematikan ponselnya dan sedang memikirkan bagaimana cara menciptakan sebuah kecelakaan mobil yang tidak disengaja.

Kemarin dia menerima sebuah tugas besar, asalkan bisa membunuh seseorang maka dia akan mendapatkan enam puluh milyar.

Enam puluh milyar loh, setelah dia melaksanakan tugas ini, sesuai dengan hukum lalu lintas, paling lama juga cuma akan ditahan beberapa tahun saja.

Rejeki nomplok ini tidak bisa dia hasilkan seumur hidupnya!

Neva memesan segelas jus dan sedang mengobrol dengan Chelsi lewat wechat.

“Apakah akhir-akhir ini sibuk?” Neva bertanya.

Saat ini Chelsi sedang berdandan karena sebentar lagi ia harus tampil.

Menerima pesan dari Neva membuat dia sangat terkejut, karena Neva sangat jarang mengobrol dengan berbasa-basi seperti ini.

Dia membalas: “Tidak sibuk, mau ketemuan? Akhir-akhir ini aku baru menemukan sebuah restoran yang sangat enak…”

Sudut bibir Neva sedikit terangkat, Chelsi sangat mirip dengan dirinya, mereka adalah pemakan yang memiliki standar.

Dan hanya saat makanlah mereka berdua baru benar-benar rileks dan melepaskan kepura-puraan saat biasanya.

“Aku khawatir aku sudah tidak memiliki keberuntungan untuk itu. Aku mau pergi untuk waktu yang sangat lama. Kalau kamu ada waktu pergilah untuk mengunjungi kak Gwen! Dua hari yang lalu aku pergi melihatnya namun dia masih tidak ingin menemuiku.”

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu