Cinta Yang Dalam - Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan

Dalam hati Gandi merasa yakin, asalkan ibunya memeriksa dokumen dari Neva, pasti akan mengetahui hal-hal buruk yang telah dilakukan Neva di masa lampau.

Akan tetapi saat ini Shinta mengangkat tangannya, ternyata dengan telapak tangannya ia memukul lengan Gandi, ia berkata dengan marah : "Binatang buas, kamu bukanlah anak laki-laki saya! Telah sampai pada situasi ini pun, kamu masih saja menjelekkan reputasi istrimu, Keluarga Tirta mengapa dapat melahirkan orang yang keras kepala seperti mu!"

Setelah selesai berbicara, ia mengangkat piring buah yang ada di atas meja, ingin memukul Gandi.

Di hadapannya terlihat akan memukul, Neva pun juga tidak dapat melanjutkan bertindak sebagai orang yang tak kasat mata.

Karena permasalahan ini disebabkan oleh dirinya, maka dari itu dia harus menenangkan situasi tersebut.

Dia segera menangkap piring buah, kemudian menarik Shinta dan berkata : "Bu, kamu jangan marah, Gandi memiliki pilihannya sendiri, dia juga sudah memikirkannya."

Pada saat Neva mengatakan semua ini, ia tidak dapat menghindari rasa sakit yang ada di dalam hatinya.

Dia sebenarnya, hanyalah sebuah wanita yang sama sekali tidak kuat.

Dituduh dan difitnah dengan begitu jahat oleh pria yang paling ia cintai, hatinya pun telah hancur berkeping-keping.

Shinta pun menarik nafas panjang, ia pun menggenggam tangan Neva dengan erat, dan meminta maaf : "Neva, sungguh maaf, semuanya karena kesalahan aku, yang tidak mendidik anak dengan baik! Keluarga Tirta yang berhutang kepadamu!"

Tatapan mata Neva menatap wajah Gandi sejenak, ia menyadari bahwa dia sedang memperlihatkan wajahnya yang mengejek dirinya, hanya kurang "akting yang bagus" beberapa kata ini tergantung diatas wajahnya saja.

Dalam hatinya ia tertawa pahit, dengan suara yang pelan ia berkata : "Bu, sejujurnya aku merasa yang diucapkan oleh Gandi itu tidak salah. Dia menyukai Julia, hal ini tidak dapat dirubah. Oleh karena itu kehadiran aku di Keluarga Tirta, itu adalah menempati posisi yang bukan milik aku, saat ini juga sudah waktunya dibiarkan untuk pergi."

Setelah Neva selesai mengatakannya, telapak tangannya pun ditepuk oleh Shinta, dia pun berkata dengan nada yang sedikit tidak puas : "Kamu anak bodoh ini, apa yang sedang kamu bicarakan? Kamu adalah menantu Keluarga Tirta, hal ini tidak dapat diubah oleh siapa pun! Pemain film itu, dia tidak pantas!"

Penghiburan yang seperti ini, sudah tidak dapat membangkitkan gelombang apa pun di dalam hati Neva, dia tersenyum tipis, dan berkata : "Bu, jika salah maka tetaplah salah. aku dengan Gandi berjodoh tapi tidak saling mencintai, aku juga tidak ingin melihat di keluarga ini terus-menerus bertengkar seperti ini. Tolong kamu setujui permintaan aku tadi, biarkan mereka bersama!"

Kali ini Neva benar-benar menatap Gandi, membuat sosoknya, berbekas secara mendalam di dalam benaknya.

Tuan Tirta, akhirnya telah sampai di waktu kita berpisah.

Hanya saja aku yang berinisiatif untuk pergi, apakah kamu akan mengingat aku lagi?

Shinta bersikeras untuk mempertahankan Neva, yang dimana telah membuat Gandi yang ada di sampingnya seperti orang yang tak kasat mata, dengan kukuh ia berkata : "Apa yang kamu katakan, aku tidak akan menyetujuinya, hal ini tidak dapat diganggu gugat."

Shinta adalah orang yang pernah mengalami hal ini juga, dari tatapan Neva kepada Gandi, dia pun dapat mengetahui bahwa Neva benar-benar mencintai Gandi.

Kalau memang mencintainya, mengapa ingin berpisah?

Dia tidak akan mengatakan hal tersebut, dia ingin melihat Neva dan Gandi dapat berhasil beradaptasi bersama, dan melalui kehidupan yang berbahagia.

Neva tidak menggelengkan kepalanya, juga tidak menganggukkan kepalanya, dia hanya terduduk diam di atas sofa.

Ini adalah pertama kalinya dia mengeluarkan sikap yang tidak sesuai seperti ini, Shinta pun sudah mengatakan hingga mulutnya lelah pun, akhirnya masih tidak dapat merubah pendirian Neva.

Dalam hatinya dia tak berdaya, ia pun menarik nafas hingga sekujur tubuhnya gemetaran, dan memandang ke arah Gandi dengan penuh kemarahan.

Ditengah situasi tersebut, Gandi menerima sebuah panggilan, dengan menjadikan urusan kantor sebagai alasannya, ia pun langsung pergi.

Awalnya Neva ingin pulang, akan tetapi ia diminta oleh Shinta untuk tinggal disana, agar ia malam ini beristirahat disini, nanti malam Gandi juga akan pulang.

Neva mengerti, Shinta takut setelah dia pulang, Gandi akan melampiaskan amarahnya kepada dirinya, karena mengkhawatirkan dirinya barulah memintanya untuk tinggal disini.

Dia pun menganggukkan kepalanya, kemudian ia naik ke kamar yang ada di atas dan mengunci dirinya sendiri di dalam.

Pada saat makan malam pun ia tidak turun, hal ini membuat raut wajah Shinta pun menjadi sedih, sebuah keluarga yang awalnya baik-baik, mengapa dalam sekejap berubah menjadi seperti ini?

Neva terus-menerus duduk di atas kasur yang ada di dalam kamar, dia telah memikirkan banyak hal, mengenal Julia, keluarganya mengalami masalah, dan kemudian ia bertemu dengan Gandi ...

Tuhan telah memberikan dirinya sebuah kejutan, dapat membuat dirinya bertemu dengan seorang pria yang begitu luar biasa.

Akan tetapi kejutan ini, tidak berkelanjutan hingga akhir.

Orang yang ia cintai ini, dari awal hingga akhir tidak pernah mencintai dirinya.

Sebuah percintaan yang tidak mendapatkan hasil baik, dia tidak menemukan alasan apa pun lagi untuk dapat bertahan.

Sudah duduk selama berapa lama pun ia tidak mengetahuinya, hanya mengetahui di dalam kamarnya telah menjadi gelap gulita, dan masih ada orang yang memanggil dirinya untuk makan malam.

Jikalau bisa ia ingin dirinya menjadi seperti burung unta, seolah-olah dengan menyembunyikan kepalanya ke dalam tubuhnya, maka dapat melupakan semua kejadian yang terjadi diluar sana.

Samar-samar seperti ada suara orang yang membuka pintu, kemudian lampu yang ada di dalam kamar tidur pun menyala terang.

Neva pun mengangkat lehernya yang telah kaku itu, ia menatap dengan pasti ke hadapannya yang dimana terdapat sosok yang familiar, ia tersadar dan berkata : "Tuan Tirta ..."

Sekujur Tubuh Gandi dipenuhi hawa amarah, perasaan dingin itu, membuat tubuh Neva tanpa dapat dicegah pun gemetaran.

"Jangan panggil nama aku, aku merasa kamu sangat menjijikan!"

Gandi pun membanting pintu, dengan langkah yang besar ia berjalan maju, dan menahan Neva di atas kasur.

Neva tidak memberontak, dengan menggunakan sedikit tenaga Gandi pun menekan dia, posisi tubuh kedua orang tersebut terasa sedikit ambigu.

"Wajah Julia terluka dan tidak dapat kembali seperti semula, dengan begini kamu sudah merasa puas?" Suara Gandi tersirat perasaan dingin yang tak berbatas, Neva merasakan nafasnya terhenti dan semacam perasaan ketakutan.

Dia menggelengkan kepalanya, ekspresinya mendingin. Julia wajahnya terluka dan tidak dapat kembali seperti semula, itu juga karena dia terjatuh sendiri.

Neva saat ini menjaga keamanan dirinya sendiri, tentu saja dia tidak memiliki ketertarikan untuk mempedulikan orang lain.

Sikap nya yang seolah-olah itu bukan urusan dia, membuat Gandi di dalam hatinya semakin marah, dia mencengkram bahu Neva dengan menggunakan tenaga, dalam sekejap Neva pun merasa kesakitan hingga alisnya berkerut.

"Tuan Tirta, pelan sedikit, sakit ..."

Kata yang ambigu ini, membuat Gandi tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang mencemooh.

"Sakit? Apakah saat melakukan hubungan seksual dengan orang lain kamu juga merasa sakit? Apakah orang lain lebih lembut dibandingkan saya? Neva, kamu wanita murahan ini, sebenarnya menggunakan trik apa, barulah dapat mengelabui ibu? Apakah kamu harus membuat Keluarga Tirta terpecah belah dan tidak bahagia, barulah kamu puas?"

Kata-kata Gandi yang menusuk hatinya, Neva pun tertegun.

Memecah belah Keluarga Tirta hingga tidak bahagia? Dia bagaimana mungkin berbuat seperti itu, dia sungguh-sungguh menganggap Keluarga Tirta sebagai keluarganya sendiri.

"Aku tidak ada, aku tidak ada pemikiran seperti itu. Tuan Tirta, permasalahan Julia tidak ada hubungannya dengan aku, aku sangat menyukai Keluarga Tirta. Ibu sangat baik terhadap aku, Fandi juga adalah orang yang baik ..."

Perkataan Neva belum selesai diucapkan, kemudian langsung disela oleh Gandi.

"Tidak boleh memanggil ibu, aku merasa kamu sedang menodai panggilan itu!"

Ekspresi wajah Neva pun terdiam, dengan pelan ia mengatakan hmm.

"Aku dengar kamu ingin bercerai?"

"Hmm."

"Kalau begitu besok kamu bicaralah dengan ibuku, besok pergi ke biro urusan sipil untuk mengurus dokumennya, juga menghindari kamu yang seharian berupaya keras memikirkan cara untuk melukai Julia."

Perkataan Gandi yang baru saja selesai terucapkan, Neva pun langsung membantahnya : "Tuan Tirta, aku tidak pernah melakukan hal buruk apa pun terhadap Julia. Kemarin dia datang, memaksa aku untuk menyerahkan posisi ini kepadanya!"

"Hehe .." Gandi tertawa palsu, dengan tidak lembut ia berkata : "Maka dari itu kamu saat dia keluar dari pintu, mendorongnya ke bawah? Permasalahan mengenai pemblokiran, Apakah juga kamu yang pergi mengadu? Neva, rencana jahat mu ini, ternyata aku terlalu meremehkan kamu!"

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu