Cinta Yang Dalam - Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
Belakangan ini, setiap pukul 3 sore akan ada pengantar bunga yang selalu datang ke Young Entertainment tepat waktu.
Tangan memeluk seratus kuntum bunga mawar ungu, serta sekotak makanan manis.
Awalnya orang-orang di perusahaan sangat penasaran, siapa yang begitu beruntung hingga ada yang memberinya bunga setiap hari.
Selanjutnya, beberapa orang yang tertarik melakukan penelurusan lebih lanjut.
Semua orang pun tahu bahwa Direktur Winda yang masuk dari pintu belakang ditaksir oleh orang.
Ini membuat Sansan langsung meledak!
Sebelum dia diberi peringatan, dia pernah berbicara dengan lantang bahwa tidak mungkin ada orang yang menaksir orang seperti Winda yang kehidupannya berantakan.
Kini kata-katanya menampar wajahnya dengan nyaring.
Karena telah diperingatkan, Sansan tidak berani mengatakan hal buruk lagi.
Tetapi dia masih saja diam-diam memberi tahu orang di sekitar bahwa bunga ini mungkin dibeli Winda untuk diri sendiri karena mau memperbaiki reputasi dan mencegah orang-orang mengetahui dirinya adalah wanita yang dipergundik pria kaya.
Nada iri yang tersirat di kata-katanya terdengar jelas di telinga semua orang.
Mengenai permasalahn ini, Winda telah berkali-kali berkomunikasi dengan Gandi.
Dia telah mencoba metode yang lembut maupun kasar.
Tapi jawaban Gandi hanya satu "Kencan denganku, maka aku pun tidak akan kirim bunga lagi."
Seperti apa Winda itu?
Dengan kata-katanya sendiri, lembut, berbudi luhur, cantik, menyenangkan, kuat dan tidak pernah menerima ancaman ...
Tentu saja, penilaian itu diberi oleh dirinya.
Berkencan dengan Gandi?
Memikirkan apa yang mungkin terjadi, Winda langsung menepis ide tersebut. Gandi bukan orang yang mudah dilawan.
Beberapa pengalaman sebelumnya memberi tahu Winda bahwa berkencan dengan Gandi hanya akan membuat dirinya dilumatkan hingga tidak tersisa sedikitpun puing-puing tulang.
Tapi jika dia tidak setuju, bunga akan dikirim setiap sore.
Winda tidak ingin Keluarga Yang mengetahui hal ini, makanya dia tidak pernah membawa pulang bunga-bunga itu.
Setelah kantornya penuh, dia hanya bisa memberikan bunga kepada Dania.
Awalnya Dania sangat senang. Bagaimanapun bunga mawar ungu termasuk bunga yang mahal. Selain itu, bunga mawar ungu terlihat sangat indah jika diletak di dalam rumah.
Tetapi betapa besarnya rasa suka dan senang, itu semua tidak akan bisa menerima jumlah yang terlalu banyak!
Setelah rumah Dania hampir penuh, dia langsung menolak pemberian dari Winda.
Winda hanya bisa mencari tempat kosong untuk menaruh bunga.
Selain bunga, makanan manis yang dibawa oleh pengantar bunga juga menimbulkan akibat langsung.
Yaitu dania dan Winda menjadi gemuk. Berat badan mereka bukan sekadar naik satu dua kilogram, tapi lebih dari itu.
Hal ini membuat Winda sangat jengkel. Menghadapi makanan, dia tidak memiliki daya tahan. Sementara Dania sepertinya sudah bisa menebak apa niat pemberi bunga.
Alasannya mungkin adalah supaya Winda menjadi gemuk, sehingga Winda tidak punya pilihan selain memilih dia.
“Kamu boleh bawa pulang!” Jawab Dania.
Dania adalah penduduk asli Kota S. Bisnis keluarganya juga berhubungan dengan Keluarga Yang.
Dia tentu tahu bahwa Keluarga Yang yang mempunyai rumah seluas itu pastinya tidak kekurangan tempat kosong.
Winda menyernyit dan tersenyum pahit "Kalau aku bisa bawa pualng, bukankah aku sudah membawa semua ini pulang sejak awal?"
Winda tidak ingin Keluarga Yang tahu bahwa dia dan Gandi mempunyai hubungan yang tidak jelas.
Apalagi dia mendengar bahwa sepertinya ada perselisihan yang tidak dapat diselesaikan antara Keluarga Yang dan Keluarga Tirta.
Ini membuat dia semakin terpojok. Identitasnya yang dulu adalah istri Gandi. Anaknya, Sabrina dan Nana yang belum pernah bertemu juga punya hubungan dengan Gandi.
Ini membuat hal-hal yang sudah rumit menjadi semakin rumit.
“Kalau begitu, sepertinya tidak ada solusi lain lagi!” Dania mengangkat-angkat bahu, menunjukkan bahwa dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Saat ini, dia mengeluarkan kartu ucapan yang terjepit di antara bunga.
Setelah dilihat, ekspresinya menjadi agak aneh.
"Itu, Kak Winda, coba kamu lihat kartu ucapan ini ..."
Winda sedang jengkel, Gandi mengirim bunga setiap hari tanpa bermaksud henti.
Sekali atau dua kali adalah niat baik. Jika terlalu banyak kali, bukankah itu artinya boros?
Apakah Gandi mau menggunakan trik kecil seperti ini untuk membujuk dirinya berubah pikiran? Ini terlalu konyol. Tidakkah Gandi terlalu meremehkan dirinya?
"Tidak mau, isinya pasti itu-itu saja."
Dania membuka mulut dan ingin memberi tahu Winda tentang isi kartu.
Tapi senyuman usil melintasi wajahnya ketika dia membayangkan ekspresi Winda yang tercengang setelah pulang kerja. Dia pun tidak berkata apa-apa lagi
Kartu ucapan ditaruh kembali ke buket bunga olehnya.
Saat pulang kerja, Winda teringat kartu ucapan saat berjalan melewati bunga.
Dia sekilas melihat buket bunga, tetapi tidak ada kartu ucapan di buket tersebut, entah diletakkan di mana. Dia tidak menghiraukannya.
Sesampainya Winda di lift khusus Dania yang sedang menunggu lift umum berkata "Kak Winda, semangat!"
Ini membuat Winda amat heran. Kemudian, muncul firasat buruk di hatinya.
Dania pasti tidak bermaksud baik.
Tidak akan terjadi hal buruk, bukan?
Lift berhenti di lantai satu, Winda sengaja.
Sudah lama dia tidak keluar dari tempat parkir bawah tanah karena tempat parkir bawah tanah hanya diawasi oleh sistem komputer, sehingga mobil Gandi bisa masuk.
Jika pria itu berniat melakukan sesuatu, maka saat itu pun Winda tidak akan bisa kabur.
Sementara di lantai satu dijaga oleh orang.
Akhir-akhir ini Winda harus bekerja, sehingga Riana yang mengurus perihal antar jemput Sabrina.
Winda teringat bahwa kemarin Sabrina bilang ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan malam ini, dia pun mempercepat langkah kakinya.
Tapi begitu keluar dari pintu Young Entertainment, Winda tercengang.
Apa-apaan ini?
Di depan pintu gerbang Young Entertainment dipenuhi lautan bunga yang luas, hanya menyisakan satu jalan di tengahnya.
Seorang pria berjas hitam memegang sekuntum bunga di tangan, tampaknya sedang menunggu seseorang.
Pria itu bertubuh tegak, fitur wajah di bawah kecamata hitam terlihak elok, memiliki aura luar biasa dan temperamen sedingin es.
Meski terpisah oleh jarak, tapi Winda tahu bahwa pria itu adalah Gandi.
Langkah kaki Winda sontak terhenti. Ketika dia hendak pergi ke tempat parkir bawah tanah untuk meninggalkan perusahaan, pria itu mengangkat kepalanya.
Tatapan pria langsung tertuju pada Winda.
Ini membuat rencana Winda yang mau kabur pun tidak berhasil.
Untuk menghindari kontak dengan Gandi, Winda benar-benar mengerahkan banyak upaya.
Selain di tempat parkir bawah tanah, dia juga menyiapkan mobil di tempat parkir lain.
Dia juga menyediakan mobil cadangan di pintu belakang perusahaan.
Bagi Gandi, semua upaya tersebut tidak lain hanyalah upaya yang sia-sia.
Winda berhenti. Melalui kacamata hitam, mereka berdua saling memandang.
Sekarang adalah waktu pulang kerja. Winda berdiri diam di tempat, sementara Gandi melihatnya dengan tatapan mendalam.
Dalam sekejap, mata sekelompok rekan wanita terkunci pada pemandangan tersebut.
"Direktur Winda, apakah itu pacar yang memberimu bunga setiap hari?"
"Pasti, lihat bunga-bunga di sini, semuanya adalah bunga mawar ungu!"
"Wow, tampan sekali! Mobil sport itu pastinya sangat mahal!"
"Tentu saja ... Hei, aku sangat kagum pada Direktur Winda. Kenapa aku tidak punya pacar seperti itu!"
...
Kata-kata kerumunan membuat ekspresi Winda sedikit tak terkendali.
Meskipun orang-orang mengatakan kagum, tapi ada lebih banyak yang iri. Ada yang bahkan merasa bahwa Winda sengaja memamerkan semua ini.
Winda agak pemalu.
Gandi mempersiapkan semua ini dan menunjukkannya di depan umum supaya Winda tidak bisa mengabaikannya.
Namun, hal ini tidak mempengaruhi kemampuan Winda dalam berdalih.
"Bukan, aku tidak kenal dia."
"Bukankah orang-orang di perusahaan menebak bahwa bunga yang dikirim setiap hari itu dibeli oleh diriku sendiri? Benar, aku yang membeli untuk diriku sendiri!"
"Dia tampan? Kacamata hitam menutupi mukanya, aku tidak bisa melihat apakah dia tampan atau tidak? Selain itu, apakah kalian tidak pernah dengar bahwa mobil seperti itu bisa disewa? Tiga juta sehari untuk memuaskan impian berlagak kaya."
"Kamu pergi untuk mengutarakan perasaanmu padanya. Bersikap lebih berani. Kalau dia setuju, bukankah kamu sudah punya pacar seperti dia?"
...
Winda berdalih dengan segala cara, dia tidak menyadari rekan-rekan di sekitar telah meyakini bahwa pria yang muncul pasti adalah pacarnya.
Ini membuat Sansan yang keluar dari gerbang langsung mengertakkan gigi.
Dia selalu tidak senang dengan kebahagiaan orang lain, terutama jika orang tersebut adalah pesaingnya.
Sore ini, setelah Ruri kembali ke kantor, dia bertengkar dengannya.
Sansan menyampaikan hal itu kepada departemen personalia, tetapi manajer departemen personalia mengatakan bahwa kinerja Ruri sangat baik. Selain itu, tidak ada kamera di ruang penulis skenario. Jadi, tidak bisa dipastikan siapa yang menuang makanan di meja Sansan.
Mengenai saksi, maaf, Yang Group Entertainment hanya melihat bukti nyata dan tidak akan mendengarkan pendapat subjektif.
Sansan dengan marah menyerahkan formulir penilaian, tetapi malah dicoret silang oleh manajer departemen personalia.
Arti coret silang itu adalah penilaian tidak sesuai dengan kenyataan, mereka menyuruh Sansan untuk membuat penilaian baru.
Sansan hampir pingsan.
Dia bahkan mengadukan perihal ini kepada wakil presdir kedua.
Tetapi sikap wakil presdir kedua yang selalu menuruti permintaannya malah berubah.
Kata-kata wakil presdir kedua masih bergema di telinga Sansan.
"Sudah, akhir-akhir ini kamu telah membuat banyak onar! Cukup, jangan menimbulkan masalah lagi."
Emosi Sansan nyaris meledak karena ini.
Ketika dia melayani wakil presdir kedua di atas ranjang, wakil presdir kedua jelas tidak bersikap seperti ini!
Bukankah rumor di perusahaan bahwa dia berhubungan dengan atasan merupakan masalahnya juga?
Pandangan yang tak terhitung jumlahnya tertuju pada Winda, beralih antara Gandi dan Winda.
Saat ini Dania yang turun dari lift umum berjalan ke hadapan Winda.
Dia sama sekali tidak terkejut dengan pemandangan di depan gerbang perusahaan.
Karena hal ini sudah tertulis di kartu ucapan: Aku akan menjemputmu sore ini.
Hanya saja Dania tidak menyangka pria yang datang menjemput Winda akan mempersiapkan kejutan yang begitu besar
"Kak Winda, Kak Winda, pria ini tampan sekali! Dia sudah menaksirmu hingga segitunya, kenapa kamu tidak setuju saja?"
Bagi Winda, apa yang disebut teman pembuat kacau agaknya adalah teman seperti Dania.
Dia memandangi wajah Dania yang terkagum-kagum, menghela nafas di dalam hati.
"Bolehkah kamu tidak memperparah keadaan?"
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallAdore You
ElinaMy Tough Bodyguard
Crystal SongUntouchable Love
Devil BuddyThe Revival of the King
ShintaHalf a Heart
Romansa UniverseMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip