Cinta Yang Dalam - Bab 311 Wanitaku
Teringat akan pria itu, Winda merasa bibirnya seperti menjadi kebas.
Terlalu mendominasi dan terlalu tidak tahu malu.
Kenapa orang ini bisa begitu tidak masuk akal.
Setelah menggunting jas tersebut amarahnya masih belum juga reda.
Ia mengambilnya dan membuangnya ke dalam tong sampah di halaman luar.
Huh, berani menindasku maka aku akan membiarkanmu mengalami kerugian!
Setelah kembali ke kamar tidur, dia berjalan memasuki kamar mandi.
Dia berada di dalam kamar mandi selama dua jam, berendam dan terus mengaliri dirinya dengan air shower, dia terus menggosok kulitnya hingga memerah, setelah itu baru keluar dari kamar mandi.
Ia berbaring di atas ranjang, Winda memegang lama ponselnya dan terakhir ia tidak jadi menelepon abang pertamanya.
Saat ini ponselnya bergetar, tampak sebuah pesan masuk dari wechat.
Dia melirik dan sorotan matanya tampak redup, itu adalah pesan yang dikirim oleh Ramon.
Setelah kejadian itu Winda tiba-tiba merasa sedikit malu menghadapi Ramon.
“ Winda, sudah tidur?”
“Belum.”
“Hari ini kamu tidak apa-apakan? Aku lihat kamu memakai jas pria.”
“Malam hari cuacanya terasa agak dingin, saat aku berjalan-jalan di tepi danau bertemu dengan seorang pria yang baik. Dia melihat aku yang meringkuk karena dingin kemudian memberikan jasnya kepadaku, lain hari aku akan menyuruh orang untuk mengembalikannya kepada dia.”
Ini adalah pertama kalinya dia berbohong sehingga dia merasa sedikit gugup.
Karena kondisi yang sebenarnya, pria tersebut yang menyebabkan bajunya basah dan menjadi kusut, tidak ada cara lain dia terpaksa memakai jasnya.
“Ya….pria itu memang adalah orang yang baik!”
Ramon ingin memberikan tanda kutip pada kata orang baik itu, akan tetapi setelah dipikir-pikir apabila ia begitu maka sikapnya terlalu jelas, oleh karena itu dia menggunakan tanda seru untuk mengungkapkan rasa tidak puasnya.
Bahasa mandarin dengan nada telah diturunkan selama ribuan tahun, huruf yang sama tetapi dengan tanda baca yang berbeda akan menjadi arti yang berbeda.
Ramon memegang ponselnya dengan erat.
Setelah Winda pergi, dia menunggu sebentar di koridor.
Kemudian dia bertemu dengan pria yang sangat dibencinya itu.
Gandi berjalan keluar dengan menggunakan kemeja.
Sorotan matanya yang bengis langsung di abaikan oleh Gandi.
Saat dia berjalan melewati, Ramon mengulurkan tangan memegang baju Gandi.
“Presdir Tirta, nona Yang adalah wanitaku!” Ramon berkata dengan nada menegaskan.
Saat ini sepertinya Gandi baru menyadari bahwa di sampingnya ada seseorang, dia menatap Ramon dengan dingin dan berkata dengan datar “Lepaskan!”
Ramon tercengang beberapa detik lalu melepaskan tangannya.
Walaupun tahu bahwa Gandi pasti telah berhubungan dengan Winda, namun dirinya tidak memiliki bukti.
Dan apakah Gandi adalah orang yang dapat ia provokasi sesuka hati?
“Aku ingat kamu, kamu adalah Ramon Mones, mempunyai investasi dalam beberapa proyek di Kota Z.” Dari nada bicara Gandi terdengar jelas terdapat ancaman di dalamnya.
Tubuh Ramon tersentak, saat dia masih ingin mengatakan sesuatu namun Gandi telah berjalan pergi.
Dia melihat punggung pria tersebut yang berjalan menjauh, tanpa sadar ia menghela napas dalam hati.
Dia selalu berpikir dengan usahanya hingga saat ini, dia sudah dapat bersaing dengan pria tersebut dengan pijakan yang sama, akan tetapi siapa sangka hanya dengan beberapa kalimat yang keluar dari mulutnya sudah membuat dia jatuh.
“Sudah larut malam, istirahatlah lebih awal!” Ini pertama kalinya Ramon yang mengakhiri obrolannya terlebih dahulu saat mengirim pesan dengan Winda.
“Ya….” Hati Winda merasakan rasa sedih yang sulit dijelaskan.
Hati Ramon terasa kacau, dia mematikan layar ponselnya dan melemparnya ke satu sisi.
Tepat saat ini ponselnya bergetar lagi.
Dia mengambil dan meliriknya, itu adalah pesan dari Winda “Ramon..”
“Ada apa?”
“Tidak, tidak ada….kamu hari ini sudah sangat capek, tidurlah lebih awal dan ingat untuk mencuci muka dan menggosok gigi….”
Setelah ragu beberapa saat, Winda tetap tidak mengatakan apa yang terjadi padanya malam ini.
Saat kembali Winda mencari data tentang Gandi di internet, anak muda yang kompeten, memiliki aset besar di grup Tirta, memiliki pandangan strategi yang mantap….
Serangkaian pujian dan sanjungan yang sangat mempesona.
Kemudian dia juga melihat nama Neva Aska yang disebutkan oleh pria itu.
Terdapat banyak penilaian terhadapnya dan mengalami akhir hidup yang menyedihkan, meninggal karena kecelakaan dan meninggalkan seorang anak perempuan.
Ada sebuah foto samar Neva, setelah dilihat-lihat memang mirip dengan dirinya.
Pantas saja pria itu bisa salah mengenali orang!
Anehnya hati Winda ternyata terasa sakit.
Dia merasa sedikit aneh tetapi normal baginya, karena biasanya dia sangat terbawa perasaan saat melihat sesuatu, pasti karena dia telah menempatkan dirinya sebagai wanita yang bernama Neva itu.
Dia berbaring lama di atas ranjang dan terakhir ia masih tidak dapat tertidur.
Saat ini terdengar suara ketukan pintu.
Ketukan yang familiar ini membuat Winda tersentak.
Gawat, dia telah melupakan sesuatu yang penting. Hari ini karena masalah Gandi membuat hati dan pikirannya kacau sehingga saat pulang tadi dia lupa untuk menjemput Sabrina kembali.
Dia segera menuruni ranjang dan membuka pintu.
Di luar pintu terdapat Sabrina yang sedang mengerucutkan bibirnya dengan wajah yang terlihat marah, bingkai mata yang sudah memerah dan wajah kecilnya yang kusut.
Dan kakak iparnya yaitu Riana berkata dengan wajah tak berdaya “Sasa tidak ingin tidur, ia terus membolak balikkan badannya dan ingin pulang. Melihat tampangnya yang tidak akan tidur apabila tidak pulang maka aku terpaksa mengantarnya pulang..”
Winda tersenyum dengan rasa bersalah dan berkata “Kakak ipar, kamu tidurlah, aku akan menjaga Sasa. Pulang dengan buru-buru sehingga membuatku mengira Sasa telah tidur jadi tidak pergi ke sana untuk menjemputnya lagi.”
Winda mengiyakan, setelah mengucapkan selamat malam dia berjalan turun dan pergi.
Winda menundukkan badan untuk menggendong Sabrina.
Tetapi Sabrina malah mendorongnya, dengan rasa tidak senang berkata “Mama jahat!”
Winda tidak terlalu peduli dengan setengah memaksa ia menggendong Sabrina, dia berkata dengan rasa bersalah “Maaf sayang, hari ini suasana hati mama juga sangat kacau.”
“Jadi sudah tidak menginginkanku lagi?” Sabrina langsung membalas perkataan ibunya dengan marah.
Winda menghela napas, ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Sabrina, lalu berkata dengan lembut “Bagaimana mungkin aku tidak menginginkan kesayangan kecilku ini?”
Dengan tidak mudah telah menenangkan Sabrina dan melihatnya telah tidur pulas, Winda tiba-tiba merasa rasa ngantuknya telah hilang.
Sabrina sangat mirip dengan dirinya, namun alisnya tidak tahu mirip siapa.
Tepat saat ini di dalam hatinya tiba-tiba muncul bayangan pria yang ia temui malam ini.
Alis ini kenapa terlihat mirip dengannya?
Sabrina bergumam, saat tidur ia mengerutkan alisnya seperti sedang mengalami mimpi buruk.
Winda sedikit merasa sedih, dengan lembut memegangi dahinya, saat alisnya sudah tidak mengerut, hatinya baru terasa lega.
Sabrina adalah anak perempuannya dan sekarang telah memasuki sekolah dasar.
Tetapi dia selalu menghindari topik pembicaraan yang berhubungan dengan ayahnya, karena Winda juga tidak mengetahui siapa ayahnya.
Dia pernah beberapa kali bertanya kepada abang pertamanya dan abang pertamanya mengatakan kalau Winda yang membawanya pulang.
Apakah mungkin anak yang dia pungut?
Akan tetapi Winda tidak percaya, apakah bisa begitu kebetulan memungut anak yang begitu mirip dengannya?
Kemudian bertambah lagi satu jawaban asal-asalan yang mengatakan bahwa ayah dari anak tersebut sudah meninggal.
Akan tetapi jawaban asal-asalan ini seperti sudah disepakati sebelumnya, karena semua orang menjawabnya dengan jawaban yang sama.
Setiap kali dia ingin mengingat kembali masalah yang berhubungan dengan Sabrina, kepalanya akan terasa sangat sakit hingga ingin menangis.
Abang pertamanya memberitahunya bahwa saat itu saat dia jatuh dari tangga hampir merenggut nyawanya.
Ia bahkan mengalami lumpuh total, dengan bantuan teknologi medis terbaru ia baru terselamatkan.
Apabila dibandingkan, sakit kepala dan kehilangan ingatan sama sekali bukan apa-apa.
Akan tetapi seiring dengan bertumbuhnya Sabrina, walaupun dia tidak mengatakannya namun Winda tahu bahwa Sabrina menginginkan kasih sayang seorang ayah.
Dia pernah mendengarnya dari pelayan kalau Sabrina dulu pernah memanggil abang pertama dan kakak ipar dengan sebutan papa dan mama.
Akan tetapi setelah kehadirannya, Sabrina sudah tidak pernah memanggil mereka seperti itu lagi.
Apa yang dimaksud dengan setelah kehadirannya? Winda merasa kehidupannya ada terlalu banyak hal yang sulit untuk dimengerti.
Akan tetapi dia malah tidak berani untuk mengingatnya.
“Mama….” Suara Sabrina yang manja menyadarkan Winda yang sedang berpikir.
“Kenapa sayang? Apakah ingin minum air?” Winda bertanya dengan penuh perhatian, anaknya sering haus di malam hari, jadi dia telah menyiapkan air hangat setiap waktu.
Sabrina menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mata yang memerah berkata “Aku tadi bermimpi kalau mama hilang, mama ditangkap oleh orang jahat!”
“Bagaimana mungkin? Mama selalu berada disampingmu dan menemanimu tumbuh besar!” Winda menenangkannya dengan sabar, mungkin karena hari ini tidak menjemput Sasa tepat waktu sehingga membuatnya memiliki rasa sedih dan menjadi mimpi buruk.
“Tapi aku juga memimpikan papa!”
“Ah….” Winda tercengang, pikirannya tiba-tiba muncul bayangan Gandi, dia merasa sedikit tidak masuk akal, lalu dia menggelengkan kepalanya dengan kuat agar dapat menghilangkan bayangan lelaki tersebut dari kepalanya.
“Kalau begitu apakah Sasa telah mengetahui seperti apa wajah papa?”
Tapi Sabrina tidak menjawab dalam waktu yang lama kemudian setelah mengatakan beberapa kalimat ia sudah mengantuk lagi.
Kelopak mata atas dan bawahnya sedang bergelut, setelah bertahan beberapa lama dia akhirnya tertidur lagi.
Melihat anaknya yang sudah tertidur pulas, Winda berdiri dan kembali ke atas ranjang.
Setelah melihat jam ternyata sudah jam dua subuh.
Dia meringkuk di atas ranjang dan anehnya masih belum mengantuk. Di dalam kepalanya penuh dengan gambaran kejadian hari ini.
Akhirnya saat dia sudah tertidur, langit sudah mulai terang.
Saat dia bangun, matanya terasa tidak nyaman dan merasa bingung sejenak, dia baru teringat siapa dirinya.
Dia duduk di atas ranjang dan saat ini pintu kamar terbuka dengan pelan.
Wajah kecil Sabrina yang lucu keluar dari celah pintu “Mama, apakah kamu sudah bangun?”
Winda menggosok-gosok matanya yang sakit lalu melihat jam, dengan suara lembut berkata “Maaf sayang, hari ini mungkin tidak sempat untuk mengantarmu ke sekolah.”
Sabrina memasuki kamar dan menutup pintu, saat ini Winda melihat tangan Sabrina membawa sebuah piring.
Di dalam piring terdapat segelas susu, sepotong roti dan sebuah telur, sarapan yang sangat bergizi.
“Aku bisa pergi ke sekolah sendiri, mama sarapanlah.”
Sabrina memberikan piring tersebut dan Winda menyambutnya lalu meletakkannya di satu sisi.
Dia bangun dan terlebih dahulu mengecek tas sekolah Sabrina, kemudian merapikan pakaian Sabrina di depan cermin.
Setelah merasa semuanya sudah lengkap, dia bersiap-siap untuk mengambil rotinya.
Akan tetapi saat tangannya akan menyentuh roti, terdengar suara plak, Sabrina menghentikan niatnya untuk memegang makanan tersebut.
“Mama, kamu belum cuci tangan!”
“Oh, maaf sayang….”
Winda belum tidur dengan nyenyak, dia masih merasa sedikit bingung dan melupakan hal-hal ini.
Setelah mencuci tangan lalu dia kembali untuk menyantap sarapannya.
Putrinya menatapnya dengan wajah serius dan menunggunya menghabiskan sarapannya, apabila waktu masih sempat maka ia akan memintanya mengantarnya ke sekolah.
Sekolah itu diinvestasikan dan dibangun oleh Keluarga Yang, mempunyai dana dan sumber daya guru yang kuat, akan tetapi Winda sama seperti teman-temannya yang lain tidak mendapatkan perlakuan khusus.
Kata abang pertama, anak harus lebih membumi dan berhubungan dengan masyarakat, bukan dijadikan nona besar yang manja.
Mulut Winda mengunyah roti dan ia meminum seteguk susu.
Melihat putrinya yang serius, hatinya masih memikirkan kejadian kemarin.
Dia merasa mungkin otaknya sudah rusak, mengapa sekarang masih membandingkan putrinya dengan Gandi?
Alis yang sama, temperamen yang sama…..
Jangan-jangan dirinya pernah memiliki cinta satu malam dengannya seperti yang ada di dalam sinetron?
Cuih cuih cuih, tidak mungkin!
Dia langsung membuang pikirannya itu jauh-jauh.
Kesayangannya adalah anak perempuan yang begitu lucu, tidak boleh disamakan dengan pemerkosa jahat yang mendominasi itu.
Setelah sarapan lalu menukar baju, dia menggandeng tangan Sabrina dan bersiap untuk turun ke bawah.
Saat keluar dari kamar dia mendengar suara pertengkaran di bawah.
Suara wanita yang tajam dan suara pria yang terus berkata baik, membuatnya menggelengkan kepala.
Oke, abang pertama dan kakak ipar bertengkar lagi!
Novel Terkait
My Secret Love
Fang FangMenaklukkan Suami CEO
Red MapleI'm Rich Man
HartantoEternal Love
Regina WangMy Greget Husband
Dio ZhengIstri Pengkhianat
SubardiCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip