Cinta Yang Dalam - Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
Sahruk sangat marah, dia tidak pernah mendapat pukulan seperti ini dalam beberapa tahun terakhir ini.
Wanita ini beraninya dia menolaknya?
Seorang bintang porno murahan saja, di mata Sahruk tidak ada bedanya dengan penjual daging.
"Sialan, memang kamu ini apa, hampir saja melukai diriku, hari ini aku akan membuatmu cacat!"
Sahruk mengeluarkan tali pinggang celananya, dan memukulnya dengan kejam ke wajah Andeli .
Jika pukulan ini tepat mengenai wajah Andeli , wajah Andeli tidak akan cacat, tetapi takutnya dia tidak akan bisa menemui orang untuk waktu yang lama.
Andeli menutup matanya dengan putus asa, dia adalah orang yang mencari uang dengan mengandalkan wajahnya. Tidak menyangka dirinya yang hanya ingin datang menggoda Gandi, dan bisa-bisanya malah menjadi sasaran orang jahat ini.
Tubuhnya saat ini tidak bisa dikendalikan lagi karena mabuk, bahkan jika dia ingin bersembunyi juga tidak bisa melarikan diri.
Dia sudah siap untuk rasa sakit yang hebat itu, tetapi setelah menunggu cukup lama, dia tidak merasakan rasa sakit dari sabuk yang akan memukul ke kulitnya itu.
Andeli membuka matanya dan terkejut menemukan sabuk itu ada di udara, sementara ujung lainnya ada di tangan seseorang.
Dia sedikit mendongak dan menemukan Gandi yang membantunya menahan sabuk itu.
Sahruk juga terpana, Gandi ini, dia tidak sanggup mencari masalah dengannya!
"Tuan muda kedua, apa kamu menyukai wanita ini?" meskipun dalam hati Sahruk sangat marah karena Gandi yang menghentikannya, tetapi dia juga mengerti bahwa dia tidak bisa mengendalikan apa yang ingin dilakukan Gandi.
Gandi menggelengkan kepalanya sedikit dan berkata: "Apa wanita ini telah bersalah kepadamu?"
Sahruk tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Gandi, dia semakin bingung, wanita ini tadi hampir mematahkan lehernya, dia sendiri saja hampir mati, apa ini tidak termasuk bersalah?
Dia berkata: "Tuan muda Tirta, wanita ini tadi hampir membunuhku, kamu sendiri juga melihatnya …."
Kata-katanya belum selesai dikatakan, tetapi langsung disela dengan dingin oleh Gandi dan berkata: "Bukankah kamu duluan yang ingin memperkosanya?"
Wajah Sahruk memucat, Gandi ini sedang menampar wajahnya langsung.
Meskipun Keluarga Deka tidak sebanding dengan Keluarga Tirta, tetapi Gandi juga tidak bisa tidak memperdulikannya begini?
Setidaknya, dia dan Fandi juga termasuk teman baik?
Sahruk tidak punya nyali untuk memalingkan wajah, tetapi untuk bergumam beberapa kata dia masih punya keberanian, dia berkata dengan enggan: "Tuan muda kedua, tadi aku juga sudah bertanya padamu, kamu yang tidak menginginkan wanita ini. Sekarang melihatku sudah memainkannya, kamu malah mengatakan itu kepadaku …."
Fandi yang awalnya sedang sibuk mencium para wanita di sekelilingnya, meskipun dia sedang bermain, tetapi dia tidak pernah melakukannya dengan benar-benar, dia tidak akan begitu sembarangan dengan orang-orang di sekitar.
Bukannya dia tidak mau, hanya saja pendidikan Keluarga Tirta yang begitu ketat, jika Shinta mengetahui dirinya sembarangan berbuat, dia benar-benar akan digantung dan dipukuli.
Dia melihat suasana canggung antara Gandi dan Sahruk , dan buru-buru melepaskan wanita di sekitarnya, mendekati mereka dan berkata: "Ada apa? Kakak kedua, apa yang terjadi?"
Gandi tidak berbicara, dia menoleh untuk bertanya pada Sahruk .
Di hadapan Fandi, Sahruk semakin tidak berani melawan Gandi.
Setelah beberapa saat kemudian, Gandi berkata: "Bawa wanita ini pergi, dan jangan sentuh dia!"
Fandi mendengar nada bicara Kakak keduanya itu dikatakan dengan sangat serius.
Dia langsung buru-buru berbisik di telinga Sahruk , takut jika Sahruk tidak putus asa, dan berkata: "Cari hotel untuk membuang wanita itu ke sana, ingat untuk tidak menyentuhnya, Kakak kedua benar-benar tidak bercanda."
Sahruk hanya berani tidak puas di dalam hati, tapi dia tidak berani menunjukkan langsung di wajahnya.
Dia tidak menyangka bahwa dia tidak bisa menikmati wanita hari ini, dan sebaliknya malah mendapat masalah, membuat suasana hatinya langsung memburuk.
Memanggil dua wanita yang tadi dipeluknya, lalu pergi keluar memanggil pengawal untuk membawa pergi Andeli , kemudian dia pun pergi.
Terhadap cek yang tadi diperjuangkan Andeli dalam meminum anggur itu, pada saat ini sudah tertumpah dengan anggur di atas lantai, dan telah hancur terendam.
Fandi merasa Kakak keduanya sedikit aneh, bukankah sekarang keluar untuk mencari kesenangan, sementara Kakak keduanya terus dengan wajahnya yang tegang.
"Kakak kedua, apa yang salah dengan dirimu, apa suasana hatimu sedang buruk?" tanya Fandi dengan perhatian sambil mengambil gelas anggur di atas meja, lalu bersulang dengan Gandi.
Gandi masih memikirkan kejadian tadi malam di dalam pikirannya, tanpa sadar dia pun berkata: "Fandi, Neva menjadi kakak ipar keduamu, apa kamu terbiasa dengan hal itu?"
Terbiasa? Fandi mencernanya sejenak, juga tidak menanggapi apa yang harus diterbiasakan.
Pertanyaan ini sangat sulit, bahkan jika dia bertanya apakah kakak ipar keduanya cantik atau tidak, lembut atau tidak, pertanyaan-pertanyaan ini jauh lebih mudah untuk dijawab.
Fandi memiringkan kepala dan berpikir, merasa setelah kedatangan Neva, Keluarga Tirta tidak mengalami perubahan yang buruk, sebaliknya senyum di wajah Ibunya semakin lebar.
Jadi dia pun berkata dengan jujur: "Aku sebenarnya juga membenci Neva, bagaimanapun dia juga bukan wanita baik-baik. Mungkin karena dia terlalu pintar dalam berpura-pura? Dia biasanya berperilaku sangat lembut di rumah kita, Ibu juga sangat menyukainya, membuatku yang awalnya tidak suka padanya, menjadi …."
Fandi mengatakan sampai akhir, dan tiba-tiba merasa tidak bisa mengucapkannya lagi.
Ketika Kakak kedua mendengarnya mengatakan tidak suka, ekspresinya itu seperti memiliki kebencian yang sama.
Tetapi ketika dia mengatakan sesuatu yang baik tentang Neva, wajahnya itu tiba-tiba langsung cemberut.
Fandi sangat takut, dan langsung tidak punya nyali untuk melanjutkan kata-katanya.
Gandi mengambil sebotol Brendi di atas meja yang telah dibuka tetapi tidak diminum itu, dan langsung meminum habis satu botol.
Dia sekarang merasa sangat kacau, seperti hanya dengan minum yang bisa menenangkan suasana hatinya sepenuhnya.
Di kamar tidur di rumah Tirta, Neva selalu menunggu kepulangan Gandi.
Saat makan malam, Fandi menelepon dan mengatakan mereka tidak kembali, dia bersama Gandi mengadakan pertemuan di luar.
Tapi pertemuan ini sudah sampai tengah malam, mengapa dia masih belum kembali?
Pada akhirnya, Neva masih tidak bisa menahan rasa kantuknya itu dan tertidur.
Dia bermimpi bahwa orang tuanya muncul di depannya, lalu menyuruhnya segera lari, lari dengan secepat mungkin.
Neva sangat merindukan orang tuanya, jika itu bukan mimpi, akan sulit baginya untuk mengingat suara dan senyum orang tuanya.
Dia maju dan ingin memeluk orang tuanya, tetapi asap hitam bergulung pun datang, dan sosok orang tuanya meregang lalu menghilang.
Tampilan itu dengan cepat berubah, Neva melihat Nana dan Tante Chen, yang sedang berjalan di sisi jalan.
Itu adalah jalan yang sama ketika dia diselamatkan oleh Gandi hari itu, tetapi dua orang jahat yang satu gemuk dan kurus itu malah mengelilingi putrinya dan Tante Chen.
Kedua orang itu tertawa cabul lalu mengepung Tante Chen dan Nana.
Neva merasa gila, dia berteriak keras, dan ingin bergegas ke sana untuk menyelamatkan mereka.
Kali ini mungkin karena kemauannya yang begitu keras, dia akhirnya bisa maju ke depan.
Tetapi ketika dia tiba di depan, dia malah ditahan oleh pria gemuk itu, sambil memandang Neva dengan meneteskan air liur, dan kemudian merobek pakaian Neva.
Neva dipeluk oleh pria gemuk itu, kemudian adalah gerakan memuaskan pria wanita yang paling primitif itu.
Dia memberontak dengan keras, tetapi itu tidak membantu sama sekali.
Dan putrinya sudah ditekan di atas lantai oleh pria kurus itu, sedangkan Tante Chen sudah jatuh ke dalam genangan darah.
Neva menggila, dan dia berteriak dengan suaranya yang keras.
Membuka matanya dengan terengah-engah, dan sekarang baru menyadari dirinya sedang dibalik oleh seseorang.
Pria itu menahan kedua tangannya, dan kemudian diikuti sesuatu yang panas yang sepenuhnya masuk ke dalam tubuhnya.
Novel Terkait
Kamu Baik Banget
Jeselin VelaniCinta Dan Rahasia
JesslynLove Is A War Zone
Qing QingTakdir Raja Perang
Brama aditioTen Years
VivianBretta’s Diary
DanielleMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip