Cinta Yang Dalam - Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci

Perkataannya sudah seperti ini, Julia langsung mengerti maksud Lexi menelepon.

Emosinya naik, Neva si miskin ini, mana mungkin mempunyai uang sebanyak itu, jadi pasti Gandi yang mengeluarkan uang ini.

Terhadap kenaikan status Neva, dia masih belum mendapatkan cara untuk melawan Neva.

Sikap Gandi aneh sekali, terkadang jelas-jelas sangat menyukainya, terkadang juga menjaga jarak dengannya.

Jadi Julia selalu menganggap Neva adalah orang yang paling dia benci, sekarang maksud Lexi ini adalah membalaskan dendam untuk dirinya, tidak peduli demi dirinya atau tidak, asal Neva bisa kena masalah, jadi dia tidak akan duduk dan diam saja.

Dia bertanya harganya, Lexi mengatakan harga sesuai tanda yang membuat hati Julia semakin sakit.

Tapi akhirnya dia juga memberikannya kepada Lexi , karena Lexi adalah orangnya.

Tau asal mula peribahasa "bersatu kita kuat" ini, untuk membeli hati orang lain, Julia sangat royal terhadap pasukannya.

Setelah dia mematikan telepnnya, langsung mentransfer kepada Lexi uang dengan jumlah tertentu dari m-banking.

Setelah Lexi mendapatkan uang, hatinya senang, lalu kembali sombong seperti sebelumnya, berjalan ke hadapan Neva, menghidupkan handphonenya dan berkata: "Sini, keluarkan nomor kartumu, kita selesaikan hutang diantara kita. "

Neva melihat total uang di handphonenya, tersenyum dan mengangguk, mengeluarkan blackcard yang dikeluarkan Shinta, dalam sekejap tatapan panas Lexi langsung membara.

Dia bukan idiot, blackcard berarti saldo yang tak terbatas. Dia menahan kuat keinginannya untuk merebut, menyelesaikan hutangnya.

Melihat begitu banyak uang diambil, Lexi mereka dirinya kehabisan nafas, jantungnya sampai berhenti berdetak.

Neva keluar dari toko, langsung melihat Gandi yang berdiri di samping, dari kejauhan berkumpul segerombolan penggemar perempuan, berdiri disana sambil berkata 'ganteng sekali' dan kata-kata semacam lainnya.

Dia berjalan ke sebelah Gandi, berkata: "Pak Gandi, aku sudah menyelesaikannya."

Gandi berdehem, sepertinya dia sudah tau hasilnya.

Gandi melihat sekumpulan orang yang ada di latai bawah, tiba-tiba berkata: "Kedepannya kalau mau melakukan sesuatu tidak perlu bertanya padaku, lakukan sesuai caramu, kamu buat keputusan sendiri saja."

Neva tau Gandi sedang menyalahkan tadi dia saat menyelesaikan masalah sedikit lambat.

Dia mengangguk pelan, dengan pelan berkata aku tau.

Gandi membawanya pergi menonton film lagi, di ruangan VIP. Jelas-jelas sofanya tidak begitu besar, begitu melihat mereka berdua tentunya harusnya seperti pasangan kecil.

Tapi Gandi malah bersandar di samping sofa, setelah menonton film sampai habis, lalu berdiri dan memanggil Neva yang sudah tertidur karena tidak suka film action pulang kerumah.

Setelah Lexi ditertawai oleh sekumpulan orang yang makan kuaci, merasa dirinya juga tidak sanggup terus diam disini lagi.

Dia melajutkan mobilnya, seperti mau kabur, pergi ke lokasi syuting Julia

Julia baru saja menyelesaikan adegannya, perias kebetulan sedang serius mengubah makeupnya untuk episode yang diperlukan selanjutnya.

"Nona Julia, kulitmu benar-benar bagus sekali, artis lain semua harus diphotoshop, hanya kamu, benar-benar cantik alami!" Ucap penata rias.

Julia tertawa ringan, wajahnya juga menampilkan senyuman senang, berkata: "Aku ini alami semua, aku juga sangat membenci orang memakai bedak yang tebal, orang yang sangat berdialog."

Penata rias itu sedikit lambat berbicara, sebenarnya dia hanya memuji Julia saja, kulit Julia tidak termasuk bagus, dan juga ada sedikit kasar karena memakai makeup yang berlebihan.

Dalam sekejap, pintu tiba-tiba terbuka, melihat Lexi muncul di depan, Julia langsung terpikir kejadian tadi, dalam sekejap hatinya berdenyut, dengan tidak ramah berkata: "Untuk apa kamu datang kemari?"

"Kak Julian, aku sudah tidak bisa tahan lagi. Rubah kecil itu, bisa-bisanya menggoda kakak ipar membawanya pergi berbelanja, dan juga intim sekali, dia darimana ada kemampuan untuk menikmati kebaikan kakak ipar kepadanya!" Sambil berkata, tangan Lexi memberikan handphone kepada Julian, didalamnya ada beberapa foto yang dia dapatkan tadi.

Karena Neva dan Gandi harus mempertahankan hubungan damai setiap saat, jadi mereka berdua terus bergandengan tangan.

Tadinya mood Julia barusan membaik karena perkataan tata rias tadi, setelah mendengar perkataan Lexi , mengerutkan keningnya, langsung merebut handphonenya.

Mereka berdua sama-sama bergandengan tangan, membuat api di hati Julian, menyala dan membara.

Awalnya, beberapa tahun lalu harusnya dia adalah Nyonya muda keluarga Tirta.

Tapi karena penolakan Nyonya Tirta, membuatnya hanya bisa meminjam kekuasaan Gandi di industri hiburan, membuatnya kesulitan.

Untungnya dia pintar meminjam kekuasaan, bagaimana juga Gandi merasa dirinya harus bertanggung jawab pada dirinya.

Kalau tidak mana mungkin dia begitu mudah bisa terkenal.

Meskipun dia sangat marah, tapi masih ada orang lain disini, jadi hanya bisa dengan santai berkata: "Gandi sudah menikah, Lexi , jangan berbicara seperti itu, mereka adalah suami istri secara hukum."

Dua kata suami istri, Julia merasa giginya sudah mau retak.

Ekspresi Lexi berubah, dia tau Julia ini mundur untuk mau, menunggu dirinya memuji dan menghiburnya.

"Sembarangan, kak Julian, kenapa kamu berkata dirimu seperti itu? Kakak ipar tidak suka wanita sampah seperit itu, reputasinya begitu buruk, dulu masih dibilang wanita berbakat nomor satu di kota Z apanya, benar-benar tidak tau malu. Kak Julian, yang pantas dengan kakak ipar hanya kamu seorang, pria tampan dengan wanita cantik, pasangan dari surga, tidak bisa digantikan."

Kata-kata menjilat ini membuat hati Julia sejuk sekali.

Benar, Neva menikahi Gandi, tapi apa gunanya?

Gandi membelikan villa, membelikan mobil bagus, memberikan peranan kepadanya, bisa dibilang, ada apa kasih apa.

Tapi sebaliknya dengan Neva, hidup layaknya seekor anjing.

Hanya saja Lexi berpikir lama sekali, tidak berani menceritakan masalah blackcard kepada Neva, memberitahu Julian, dia tidak berani mendekati kesialan ini.

"Gandi juga tidak bisa apa-apa, Ibu Tirta memaksanya seperti itu, dia tidak ada pilihan lain. Kalau tidak, menurutmu bagaimana dia akan menikahi seorang wanita yang tak berkeluarga?"

Setelah Julia selesai berkata, Lexi juga mempunyai rasa yang sama dan mengangguk.

Kedua orang baru saja mencari topik pembicaraan, saat bersiap ingin melanjutkan pembicaraan, pintu ruangan Julia terdorong buka lagi.

Staff karyawa yang masuk sedikit terkejut, tatapannya berhenti pada Lexi sebentar, lalu dengan hormat berkata kepada Julian: "Kak Julian, sudah saatnya masuk ke lokasi."

Julia dan Lexi janjian untuk makan malam bersama, lalu keluar.

Neva ikut Gandi dalam perjalanan pulang, tiba-tiba mendapatkan telepon dari Ibu Tirta.

Ibu Tirta menyuruh Neva pergi membeli bahan seperti sayur dan daging, malamnya pergi ke rumah untuk makan bersama.

Neva mengatakannya kepada Gandi, Gandi berhenti di parkiran supermarket, Neva sendirian setelah selesai membeli barang disupermarket, baru ikut dia pulang ke keluarga Tirta.

Ibu Tirta mengambil bahan langsung masuk ke dapur.

Akhir-akhir ini anak dan menantunya lebih sering pulang, Ibu Tirta sudah menjadi koki, pembantu hanya bertanggung jawab membantu saja.

Gandi duduk di sofa, sudah membuka televisi, sedang menonton perlombaan lomba.

Neva juga ikut masuk ke dapur, melihat Ibu Tirta sedang membereskan sayur, dia langsung pergi membantu.

"Neva, hari ini Gandi membawamu pergi bermain ya?"

Ibu Tirta berkata dengan santai, sepertinya sedang mengobrol.

Neva berpikir masalah mengobrol, mengangguk, berkata: "Gandi membawaku pergi membeli banyak baju, aku merasa aku sama sekali tidak bisa memakai sampai habis, nantinya tahun kedua ganti model, semuanya menjadi sia-sia."

Ibu Tirta mengulurkan tangannya, dengan manja menggosok hidung Neva, seperti berhadapan dengan anak perempuan sendiri.

"Kamu ini, mau hemat juga tidak hemat di kebutuhan primer. Menantu keluarga Tirta apa masih kekurangan uang untuk beberapa baju? Nantinya asal mau pakai uang, kamu pakai saja ......"

Ibu Tirta tiba-tiba kepikiran black card yang dia berikan untuk Neva, Neva langsung memotong, dengan pelan berkata: "Aku tau, ma, aku hanya merasa boros sekali."

Karena tau selera makan Gandi, jadi malam ini Neva yang memasak.

Menunggu Fandi pulang, mereka sekeluarga berempat mulai makan.

Wajah Shinta tersenyum ramah, baginya, tidak ada hal yang lebih senang dibandingkan dengan sekeluarga bisa dengan damai makan bersama.

Aura seperti ini membuatnya lebih baik. Dulunya anaknya paling kecil tidak suka Neva, tapi seiring waktu berputar, sepertinya dia sudah menerima kakak ipar ini.

Sedangkan sekarang, sebelumnya Gandi karena Neva menolongnya, bagi Neva, terdengar informasi dari kejauhan, sepertinya sudah lebih baik.

Shinta tiba-tiba sedikit berharap, kalau terus seperti ini lagi, mungkin saja, dia akan segera bisa menggendong cucu.

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu