Cinta Yang Dalam - Bab 169 Difitnah

"Tidak ada, aku tidak melakukan apa pun. Tuan Tirta, aku bersumpah, dia itu terjatuh dengan sendirinya. Mengenai permasalahan blokir, aku tidak memahami apa yang kamu katakan?"

Neva menjawab dengan jujur, semakin mengatakannya suasana hatinya semakin tenang.

Pertama kali difitnah, dia akan menjelaskannya.

Kedua kalinya difitnah, dia masih akan menjelaskannya.

Akan tetapi ketiga kalinya, keempat kalinya, kelima kalinya?

Telah difitnah begitu banyak, dia pun sudah terbiasa, hanya tersisa kekuatan untuk menjelaskan dengan satu kalimat yaitu percaya atau tidak itu terserah kamu.

"Sudah sampai situasi seperti ini, kamu ternyata masih tidak mengakuinya! Jikalau bukan karena aku ada di lokasi saat itu, bukankah kamu ingin mendorongnya hingga ia berdarah dan meninggal disana!" Perkataan Gandi kata per kata menyakiti hatinya, Neva ingin membuka mulut untuk membantah, akan tetapi melihat tatapan yang membunuh dari Gandi, yang tersisa dari nya hanyalah senyuman pahit.

"Tuan Tirta berpikir bagaimana, maka biarkanlah begitu! Bagaimanapun juga aku di dalam hati kamu, seumur hidup ini adalah seorang perempuan murahan yang licik!"

Sebentar lagi juga akan berpisah, Neva juga tidak berencana untuk terus-menerus menahannya.

Perasaan marah sepertinya sudah akan membakar kewarasan Gandi, dia dengan satu tangan membidik tenggorokan Neva, kapan pun juga dapat mencengkramnya, dengan marah ia berkata : "Kamu..."

Neva mengangkat kepalanya, bertatap-tatapan dengan Gandi, wajahnya dipenuhi dengan rasa keras kepala.

Melihat penampilan Neva yang begitu keras kepala, tanpa terduga di dalam hati Gandi merasakan semacam perasaan tersentuh yang tidak dapat dijelaskan.

Jangan-jangan, memang benar bahwa dirinya telah salah sangka terhadap dia?

Tidak benar, tidak mungkin! Dia melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri, pasti Neva lah yang melakukannya.

Perempuan ini, benar-benar jago berakting!

Ia pun mendorong Neva, dengan suara yang dalam ia berkata : "Minggir! Jangan mengotori kasurku!"

Alam bawah sadar Neva berpikir untuk bergerak, akan tetapi setelah mengingat perkataan Gandi sebelumnya, dia pun duduk kembali : "Tuan Tirta pernah berkata, aku boleh beristirahat di atas kasur. Selain itu kita adalah suami istri ... "

Belum sempat Neva menyelesaikan perkataannya, pergelangan tangannya sudah dicengkram oleh Gandi, dan langsung menekannya di atas kasur, ia menatap dia dengan tatapan yang merendahkan dan marah kemudian berkata : "Bagi aku, kamu hanyalah seorang perempuan murahan! Sejak sebelum menikah sudah demikian, setelah menikah pun semakin demikian. Kamu kira dengan menipu ibuku, maka kamu sudah datang berdiam diri menduduki posisi mu? Neva, aku katakan kepadamu, hari ini setelah kamu mendorong Julia jatuh kebawah, maka disisi aku sudah tidak akan ada posisi apa pun lagi untuk mu!"

"Aku tidak mendorongnya, Julia terjatuh dengan sendirinya." Neva pun dengan keras kepala membantah.

"Hehe .. Masih tidak mengaku? Perempuan beracun seperti kamu ini, dengan menyentuh mu sebentar saja, aku sudah merasa sangat jijik!"

Neva memandang Gandi, raut wajahnya terlihat muram, tatapan matanya sangat dingin, menusuk hingga hatinya terasa sakit.

Perasaan sakit hati seperti ini, membuat dia pada detik berikutnya merasa seperti ingin pingsan.

Dia membuka mulutnya, akan tetapi perkataan yang keluar dari mulutnya malah sangatlah lemah : "Bukan, bukan begitu ..."

"Kalau begitu bagaimana?" Tangan Gandi telah diletakkan di atas tubuh Neva, mencengkramnya dengan kuat.

Neva merasa kesakitan, namun tidak berani untuk bersuara.

Walaupun Gandi tidak percaya kepadanya, akan tetapi hal yang tidak pernah ia lakukan, maka dia harus membantahnya dengan keras kepala.

"Sudah tidak berbicara? Sudah tidak membantah? Tidak memutar balikkan fakta dan memaksakan argumen mu lagi?" Setiap perkataan Gandi, sepertinya memukul-mukul otak Neva.

Mata Neva pun sudah mulai lembab, namun dia sama sekali tidak ingin menyerah.

"Baiklah, sudah berbuat salah namun tidak mau mengakuinya bukan? Maka aku hari ini akan membongkarnya untukmu!"

Setelah selesai mengatakannya, Gandi pun merobek pakaian Neva.

Neva pun sudah mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, dia tidak ingin dirusak dengan hina seperti ini oleh Gandi.

Ini bukanlah hal mengenai suami istri, melainkan pemaksaan.

Dia dengan sekuat tenaga ingin mendorong Gandi, dan berteriak dengan keras : "Tuan Tirta, tidak mau, jangan begini! aku tidak ingin ... Julia terluka, sungguh tidak ada hubungannya dengan saya!"

Akan tetapi semakin dia seperti ini, maka akan semakin merangsang Gandi.

Dia mengatakan tidak mau terhadap dirinya? Bagaimana dengan sewaktu pria lain menindih tubuhnya? Bagaimana dengan Dunhil?

"Kenapa? Orang lain dapat sesukanya berhubungan seksual denganmu, aku yang merupakan suami sah mu tidak boleh? Neva, bukankah kamu ingin mempertahankan posisi mu sebagai nyonya mudah Keluarga Tirta? Kalau begitu kamu berperilaku baiklah ketika aku berhubungan seksual dengamu, jika melayani aku hingga puas, maka posisi ini barulah akan menjadi milikmu seutuhnya."

Setelah selesai mengatakan hal tersebut, Gandi pun telah dengan kasar melucuti pakaiannya.

Rasa sakit ketika ia disobek hingga rusak membuat matanya menggelap, hampir saja ia pingsan.

Tanpa sedikitpun perasaan kesenangan seksual, gerakannya yang bergelombang naik turun, membuat yang tersisa dari Neva hanyalah ratapan dan rintihan.

Seluruh tubuhnya menolak dia untuk memasuki dirinya, tersentak-sentak seperti memanggang Neva diatas api.

"Aku mohon, sangat sakit, pelan sedikit ..."

Pada akhirnya Neva sudah tidak dapat menahannya lagi, ia pun mulai menangis dan memohon.

Akan tetapi Gandi benci dengan Neva, benci mendengar suara Neva, benci dengan tubuh Neva, benci dengan semua yang ada pada diri Neva.

Dia dari samping mengambil kain bantal, kemudian langsung memasukkannya ke dalam mulut Neva.

"Diam! aku berhubungan seksual dengan dirimu itu karena memandangmu, bukankah kamu sangat haus akan semua ini? Hari ini aku akan memuaskan kamu dengan baik!"

Neva hanya dapat tersedu-sedu, dengan mata yang bergelimang air mata memandang kepada Gandi, ia pun menjulurkan tangannya ingin mengeluarkan kain bantal dari mulutnya.

Akan tetapi satu tangan Gandi pun dengan kuat mengunci kedua tangannya, membuat Neva yang ingin berjuang melepaskannya, pun tak berdaya.

Air matanya pun mengalir tanpa dapat dikendalikan, emosi Neva seluruhnya sudah kehilangan kendali.

Dia tidak ingin diperlakukan seperti ini, ingatan buruk itu pun, membuat Neva saat itu juga ingin bunuh diri dengan sekuat tenaga menggigit putus lidahnya.

Akan tetapi pemikirannya yang seperti itu, karena kain bantal yang disumpal kedalam mulutnya oleh Gandi, menjadi semacam hal yang sulit digapainya.

Gandi dengan gerakan naik turun lalu menusuk masuk ke dalam Neva, membuat tubuh Neva tersentak, seolah-olah dari dalam tubuhnya pun menolak dia.

Hal ini membuat hatinya semakin penuh dengan amarah : "Perempuan murahan, meresponlah sedikit, jangan sama seperti mayat!"

Dia dengan ganas beberapa kali menusuk ke dalam, sebaliknya Neva berusaha sekuat tenaga untuk meringkukkan badannya, ingin menghindari dia.

Saat ini Neva hanya tersisa tenaga untuk bernafas saja, dia merasa tubuh bagian bawahnya telah tersobek-sobek. Secara anehnya, perutnya juga terasa sangat sakit, seperti ada sebuah cairan hangat yang mengalir disana.

Gandi pun melancarkan lebih banyak serangan, yang membuat Neva kesakitan hingga rasanya nafasnya seperti ingin terputus.

Dia mengelengkan kepalanya dengan mengemis dan memohon, akan tetapi Gandi pun langsung menutupi wajahnya dengan menggunakan bantal.

"Jangan melihat aku, aku merasa kotor!"

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu