Cinta Yang Dalam - Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi

Sejak melihat Neva kemarin, Doremi merasa dirinya telah jatuh cinta.

Dia pernah mendengar tentang Neva, di dalam kesannya, Neva seharusnya adalah seorang wanita yang memiliki kehidupan pribadi kacau dan menggunakan segala cara untuk mendapatkan barang atau orang yang dia ingin miliki.

Tetapi, setelah menjumpai orang asli Neva, hati Doremi langsung tertarik olehnya setelah melihat auranya yang jernih dan polos dari dalam sampai luar.

Menyukai seseorang itu memang sesederhana ini.

"Kamu menggambar siapa?" Melihat suasana sedikit canggung ditambah pria itu terus menatap kepadanya, Neva akhirnya pun bersuara duluan.

Jantung Doremi mengerat, dia ditarik kembali ke realitas dan tersenyum: "Seorang teman kampusku"

Dia tersenyum dengan lembut kepada Neva, kemudian menambah di dalam hati, ini juga merupakan orang yang dia sukai.

Neva hanya berkata oh, dia tidak menyangka di dunia ini masih ada orang yang begitu mirip dengannya.

"Apakah kamu berjurusan di seni rupa?" Neva tidak bermaksud memperdalam masalah tadi, jadi dia pun mengalihkan topik lagi.

Wajah Doremi memerah, dia mengangguk kemudian menggelengkan kepalanya: "Aku bukan, tetapi aku menyukai seni rupa, aku selalu menghadiri kelas seni rupa pada waktu luangku"

"Bisa menggambar sampai begini sudah termasuk sangat bagus"

Neva memuji dengan tulus. Dia adalah orang yang berpengalaman di industri ini, keterampilan dasar seseorang bisa dilihat hanya dari garis lukis dia.

Doremi tertawa dengan malu dan berkata: "Menggambar hanya hobiku saja. Kalau kakak menyukainya, aku berikan ini kepada kamu saja!"

Kalimat ini membuat tubuh Neva menjadi kaku.

Kalimat ini terdengar sangat familier, sepertinya adegan ini juga pernah terjadi waktu Neva bertemu dengan Nardi untuk pertama kali.

Waktu itu Nardi Aska sedang bermain permainan, Neva menatapnya untuk waktu yang sangat lama kemudian memujinya "Mainan kamu sangat bagus" dan pada akhirnya Nardi memberikan mainannya kepada Neva.

Suara Nardi yang kekanakan masih jelas di ingatan Neva.

Mengapa waktu bisa berjalan begitu cepat, cepat sampai Neva tidak bisa menahan diri.

Bagaimana kehidupan Nardi di luar negeri beberapa tahun ini? Neva sepertinya sudah lama tidak tahu kabarnya.

Berpikir tentang Nardi, Neva pun melamun sejenak. Melihat penampilan Neva yang diam dan lembut, Doremi merasa tempat terlembut di dalam hatinya sudah tersentuh.

Waktu Neva tersenyum, sudut bibir Doremi akan terangkat juga secara refleks. Waktu Neva terasa sedih, dia juga akan merasa sakit hati.

Melihat gelas di depan Neva telah kosong, Doremi pun berdiri, bermaksud untuk menuangkan Neva segelas air.

Pada saat dia baru berputar balik badan, dia melihat beberapa temannya sedang berdiri di belakangnya dan menatap ke dia dan Neva dengan asyik.

"Bang Doremi, dia adalah gadis yang kamu dekati tadi? Lumayan cantik ya" Yang bersuara adalah seorang pria yang tinggi dengan wajah yang cerah dan tampan.

Doremi berkata dengan cemas: "Jangan sembarang berkata, hati-hati kena masalah"

"Kena masalah?" Salah satu dari mereka mengomel, selanjutnya semua orang mulai tertawa, sepertinya mereka sedang menertawakan ketakutan Doremi yang kekanakan ini.

"Bang Doremi, kamu terlalu pelit! Kami tidak menganggu kamu mendekati gadis, tetapi kamu malah mulai mengancam kami. Kamu kapan mengenalnya? Dia terlihat sangat polos dan muda! Apakah dia ada kakak adik lain? Perkenalkanlah kepada kami!"

Seorang pria yang berambut kuning berkata, Doremi memasang gaya mau memukul dia dan dia pun sibuk bersembunyi ke samping.

"Jangan sembarang berkata, dia sudah menikah" Doremi berkata dengan nada suara agak marah.

Kalau berkata tentang ini secara pribadi, Doremi tidak merasa membantah. Tetapi sekarang Neva di sini, Doremi tidak berharap kata-kata temannya yang sembarang membuat Neva tidak senang.

Pria berambut kuning berkata dengan puas: "Bang Doremi, kalau begitu kamu salah. Kalau sudah menikah berarti dia itu nyonya muda, meskipun nyonya muda lebih terasa daripada gadis muda, tetapi orang sudah berkeluarga, hati-hati keceplosan dan kamu dihukum bersamanya!"

Pria yang tinggi itu juga berkata: "Benar, benar. Lanaya masih menunggu kamu dengan penuh semangat, kamu malahan mendekati nyonya muda di sini"

Meskipun kata-kata mereka itu terkesan seperti mempertahankan kebenaran dan keadilan dunia.

Doremi tetap mendengar sesuatu yang masam dari nada suara mereka.

Doremi menampar mereka masing-masing satu kali dan berkata: "Kalian jangan berkata lagi. Ini adalah kakak ipar aku, temparemen abangku tidak baik, kalau dia tahu kalian sembarang berkata, kalian sudah sial nanti!"

"Sial apa?"

Neva ditarik kembali ke realitas karena suara berantem yang bising, kemudian dia pun melihat ke Doremi dengan meragu.

Doremi terlihat seperti bebek yang ditekan lehernya, dia berkata dengan wajah memerah: "Kak Neva, tidak ada apa-apa. Mereka sedang berkata, aku sedang mengingatkan mereka"

Melihat sekelompok pemuda cerah yang berusia pada umur paling cantik dan cerah, Neva tertawa: "Berantem antar teman itu sangat normal, asal jangan kelewatan saja"

Pada saat ini ekspresi pria tinggi sudah terlihat sangat kaget, dia tidak pernah menyangka senyuman seorang wanita itu bisa begitu cantik dan hangat.

Dia terus menatap ke Neva, sampai pria berambut kuning menariknya pun dia tidak sadar.

Pada akhirya, Doremi mendorong pria tinggi ke samping dan membiarkan pria berambut kuning menarik dia pergi.

Pada saat itu ponsel Neva berdering, dia melihat ke ponselnya dan menyadari ibu Tirta menelpon dia.

Neva menarik telpon: "Ibu, kenapa?"

Suara Shinta berdering: "Neva, aku dan Nana keluar dari sisi lain, kamu juga keluar sekarang biar kita pulang saja. Sini terlalu ramai"

Neva berkata iya, kemudian berdiri dan menoleh Doremi: "Aku harus pergi dulu, apakah kamu masih sangat lama di sini?"

Doremi melamun sejenak, ekspresinya terlihat tidak tega untuk sesaat, dia baru bersama Neva tidak lama saja.

Doremi juga iktu berdiri: "Kak Neva, aku juga sudah selesai. Ayo kita pulang bersama saja"

Neva melihat ke lukisan yang Doremi menyimpan tadi dan bertanya: "Bukannya beberapa temanmu masih belum pulang? Kamu mau mengikuti aku pulang sekarang?"

"Apa? Mereka belum pulang ya?" Doremi memasang ekspresi baru menyadarinya.

"Tidak apa-apa, jangan peduli mereka. Tujuan mereka datang ke sini hanya demi mendekati adik kelas saja" Neva tertawa setelah mendengar kata-katanya, Doremi menjadi sedikit konyol lagi.

Pada saat Neva dan Doremi baru berjalan beberapa langkah, Doremi pun tiba-tiba memberikan lukisan itu kepada Neva dan berkata, "Kakak Neva, semakin melihat, aku merasa orang di lukisan ini mirip dengan kamu, aku berikan kepada kamu saja!"

Jangan Doremi berkata wanita di lukisan mirip dengan Neva, Neva Aksa sendiri melihat saja merasa bagaimana di dunia ini bisa ada orang yang begitu mirip pada dirinya.

Neva bukan orang yang pandai berkata, dia juga tidak pandai bersikap munafik, jadi setelah mengambil lukisan dia pun berkata: "Kalau begitu aku mengucapkan terima kasih, anggap saja kamu melukis potret aku!"

Pada saat tiba di gerbang, Neva pun melihat pria tinggi dan pria berambut kuning yang bersama dengan Doremi sedang berdiri di samping dengan wajah pahit.

Sementara di sisi mereka masih berdiri seorang gadis.

Melihat Neva berdiri di samping Doremi, wajah gadis itu langsung tenggelam.

Lanaya melangkah dengan cepat, pada saat ini dia merasa Doremi itu seorang pria jahat.

"Doremi!"

Lanaya berteriak dengan kuat, suaranya kuat sampai Neva merasa gendang telinganya sudah mau pecah.

Teriakan Lanaya berhasil membuat semua orang mengalihkan perhatian mereka kepadanya, Doremi mengerutkan alisnya dan berkata: "Kamu datang buat apa?"

Lanaya berjalan beberapa langkah dan berkata dengan nada suara marah dan sedikit manja: "Bang Doremi, kenapa sisi kamu memiliki berbagai jenis orang!?"

Sambil berkata, Lanaya melihat ke Neva dengan tatapan menantang, kemudian dia pun menambah: "Sementara dia, tidak terlihat seperti seorang wanita yang serius dan beretika!"

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu