Cinta Yang Dalam - Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
“Ayah, bisakah kamu berjanji kepadaku agar tidak pernah menyerah untuk mencari ibu?”
Walaupun Nana masih kecil namun karena dia tumbuh di lingkungan seperti itu membuat dirinya lebih bijak dari anak seumurnya.
Dia samar-samar pernah mendengar berita bahwa ibunya telah tiada dari nenek, Nenek Ting, Nenek Chen dan dari mulut banyak orang.
Dengan umurnya yang masih kecil namun terhadap kematian dia telah memiliki pemikirannya sendiri.
Akan tetapi dia sama seperti Gandi yang merasa kalau ibunya tidak mati, tapi sedang berada di sebuah tempat, diam-diam menyaksikannya tumbuh besar.
Seperti permainan petak umpet yang sering mereka mainkan bersama, setiap kali Nana bersembunyi pasti akan ditemukan oleh ibunya.
Akan tetapi setiap kali ibunya yang bersembunyi, Nana tidak dapat menemukannya.
Gandi mengulurkan tangan dengan pelan menyeka air mata Nana, dengan suara pelan namun pasti berkata “Ayah berjanji pada Nana, bisa menemukan ibu, pasti akan menemukannya!”
Mendengar janji Gandi membuat Nana mengedip-ngedipkan matanya dan tampak sedikit senyuman di wajahnya kemudian ia tertidur karena capek.
Nana terbaring seminggu di rumah sakit dan terdapat perubahan pada dirinya, dia sudah mau sedikit berbicara dengan orang rumah dan selera makannya juga telah mulai membaik.
Walaupun hanya perubahan yang kecil, namun membuat semua anggota keluarga merasa sangat gembira.
Saat keluar dari rumah sakit, Gandi mengantarkan Nana ke rumah tante Chen.
Ia menyetir sendiri dan pergi ke pemakaman keluarga Aska.
Di depan kuburan Neva terdapat dua pohon pinus kecil yang sudah tumbuh, di bagian depannya Gandi telah menatanya dengan sehamparan bunga lavender.
Ini adalah bunga kesukaan Neva, walaupun Neva tidak pernah mengatakannya, namun di setiap karya yang dirancangnya sering terdapat unsur bunga lavender.
Gandi bersandar pada batu nisan Neva, batu nisan yang dingin mengingatkannya kalau itu sudah bukan orang yang memiliki kehangatan itu lagi.
“Neva, Nana sudah akan memasuki sekolah dasar, aku sudah mengatur sekolah yang terbaik untuknya agar dia mendapatkan pendidikan yang paling baik.”
“Tapi kamu tenang saja, aku tidak akan membiarkannya menjadi korban dari pendidikan yang berorientasi pada ujian. Apa yang ingin dia pelajari, apa yang ingin dia lakukan, aku akan memberikannya kebebasan untuk memilih. Asalkan putri kita senang itulah yang terpenting…”
“Menurutmu mengapa waktu berlalu dengan begitu cepat, aku merasa diri sendiri seperti sudah bertambah tua. Ibuku sudah terus mendesak Fandi agar segera menikah, coba kamu tebak siapa wanita yang paling disukai Fandi itu? Dia adalah Shivas sahabatmu! Mereka berdua sudah akan mempunyai akhir yang bahagia, apakah kamu senang mendengarnya?”
“Kamu berkata kepadaku saat Nana menikah nanti, kamu akan membiarkanku menghadiri acara pernikahannya. Akan tetapi Nana sekarang tumbuh besar di sisiku, saat dia menikah nanti apakah kamu akan kembali?”
“Apabila kamu tidak kembali, maka aku akan pergi untuk mencarimu. Kalau aku menemukanmu maka aku akan menghukummu dengan berat, walaupun hukuman yang paling ringan, kamu juga pasti tidak akan mampu turun dari ranjang!”
……
Gandi sedang mengobrol dengan Neva membicarakan hal-hal antara mereka berdua.
Setelah itu ada yang mengantarkan air dan makan siang namun ia tidak menyentuhnya sama sekali.
Gandi berdiri setelah tubuhnya terasa kaku karena duduk terlalu lama, ia menggambarkan pemandangan di kejauhan kepada Neva setelah itu mengulurkan tangan memegang batu nisan dengan erat seperti sedang mendekap Neva dalam pelukannya.
Hingga matahari terbenam ia baru pergi.
Bulan Agustus, Nana sudah memasuki SD kelas satu.
Gandi memegang tangan Nana dan mengantarkannya ke sekolah.
Dia seperti orang tua pada umumnya, berdiri di samping kerumunan orang-orang sambil melihat Nana yang duduk dengan rapi di dalam kelas.
Ini adalah sekolah orang ningrat, yang bersekolah di sini pasti memiliki status yang tidak biasa.
Saat melihat Gandi, ada beberapa orang tua murid yang mengantarkan anaknya secara pribadi ingin menyapanya.
Akan tetapi aura dari Gandi yang seperti mengatakan orang asing dilarang mendekat membuat mereka menghentikan langkah kakinya saat berada pada kejauhan satu meter.
Masyarakat kalangan atas di kota Z semua mengetahui bahwa tuan muda kedua dari grup Tirta beberapa waktu yang lalu sepenuhnya mengendalikan grup Tirta.
Dia dingin dan tidak berperasaan serta tidak pandai berpura-pura.
Masalah apapun diselesaikan secara langsung tanpa kompromi.
Ini adalah pantangan di dunia bisnis, akan tetapi grup Tirta mempunyai kekuatan untuk melakukannya.
Tidak sedikit wanita yang mengandalkan paras dan anggota keluarga untuk menaiki ranjangnya, akan tetapi semuanya gagal.
Oleh karena itu, ada yang diam-diam menggosipkan bahwa CEO dari grup Tirta yaitu Gandi tidak menyukai wanita akan tetapi menyukai pria.
Untuk menambah kebenaran dari informasi ini, ada yang sengaja menyebarkan foto Gandi dan Rey yang terlihat sangat dekat.
Akan tetapi sehari setelah rumor tersebut keluar, orang yang menyebarkannya mengalami kecelakaan hingga cacat seumur hidup.
Gandi terus menunggu diluar hingga kelas dimulai, guru sedang mengabsen dan setiap murid memperkenalkan diri mereka masing-masing.
Nana berdiri dan duduk kembali dengan biasa, dia baru tenang dan meninggalkan sekolah.
Tiga hari kemudian, sebuah undangan dari Australia terletak di atas meja Gandi.
Setengah tahun yang lalu grup Tirta mengembangkan sayapnya ke Australia, menjalin kerja sama dengan grup lokal disana dan mengembangkan belasan proyek dan semuanya berhasil dijalankan.
Undangan kali ini untuk membahas tender terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia untuk meningkatkan proyek infrastruktur nasional.
Di bidang infrastruktur ini, di seluruh dunia tidak ada yang lebih kompeten dan lebih cepat dari perusahaan partai pemerintah.
Gandi melihat sekilas daftar nama peserta dan ia melihat terdapat nama grup Amazon.
Berbeda dengan grup Tirta, grup Amazon telah berkembang selama belasan tahun di Australia, bahkan tempat penampungan grup Amazon terletak di salah satu tempat yang indah di Australia yaitu Kota Pesisir, Orton.
Awalnya ia hanya perlu mengutus Rey untuk mengurus proyek ini.
Akan tetapi setelah melihat nama grup Amazon, ia menjadi teringat kepada gadis kecil aneh yang bernama Sabrina.
Saat dia memanggil ibu ataupun ayahnya…
Orton, Manor Pinggiran Kota.
Makan malam bisnis malam ini diselenggarakan oleh keluarga Yang dari grup Amazon.
Tempat mereka berada sekarang adalah sebuah rumah besar yang memiliki sejarah yang panjang dengan luas tanah hingga ratusan hektar.
Orang-orang berlalu lalang di atas hamparan rumput hijau dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi dan bintang yang bersinar.
Banyak orang-orang sukses yang menikmati pesta yang meriah ini dan para wanita terhormat sedang bercanda dan tertawa lepas.
Di satu sisi ada seorang wanita berwajah lembut dengan hati-hati melihat sekeliling dan setelah mengetahui tidak ada orang yang menyadari keberadaannya, ia mengeluarkan sebuah piring kecil dari bawah meja dan piring tersebut berisi kue-kue yang enak.
Saat dia baru menusuk salah satu kue dengan garpu dan belum sempat memasukkannya ke dalam mulut kemudian ada sebuah tangan yang menghalanginya dan dengan suara manja berkata dari sampingnya “Kata dokter gula darahmu tinggi, apakah kamu lupa lagi?”
Winda Yang mengangkat kepala dan menatap wajah pria tampan di depannya dengan tatapan sedih dan dengan semangat berkata “Abang kedua, aku makan sesuap saja, sesuap saja!”
Arya tetap menggeleng-gelengkan kepalanya, ia mengambil garpu yang berada di tangan Winda dan seperti sedang memainkan sulap ia mengeluarkan sepiring timun dari balik badannya.
“Boleh makan ini, juga ada sedikit rasa manisnya.”
Wajah Winda terlihat tidak senang, minggu lalu hasil pemeriksaan kesehataannya menunjukkan bahwa gula darahnya agak tinggi.
Setelah itu semua anggota keluarganya menjadi panik, selain buah ia tidak diperbolehkan untuk memakan makanan manis lainnya.
Dan untuk buah-buahanpun tidak boleh memakan yang mengandung gula tinggi.
Akan tetapi hal ini sangat menyiksanya karena ia adalah pecinta makanan manis, hanya saat sedang bersama dengan putrinya ia baru bisa diam-diam memakannya sedikit.
“Sudahlah, aku tidak selera…” Dia sengaja memperlihatkan sikap marah dan mendorong piring tersebut.
Arya yang melihat Winda menggunakan trik kecilnya lagi, dengan tidak berdaya ia menggeleng-gelengkan kepala dan berkata “Kamu ini ya, makanlah satu suap dan tidak boleh lebih. Jika tidak, saat kakak pertama keluar nanti, kamu sesuap pun tidak dapat memakannya.”
Setelah mendengar kakak keduanya menyetujuinya, wajah Winda langsung tersenyum lebar.
Dia tidak mempedulikan penampilannya lagi dengan segera mengambil sepotong kue dan memasukkannya ke dalam mulut, wajahnya terlihat sangat puas.
Melihat adiknya yang sudah puas begitu saja, Arya merasa marah juga lucu.
Apabila dunia luar tahu bahwa nona besar keluarga Yang ini bisa disogok dengan sebuah kue tar, mungkin gudang kue keluarga Yang sudah akan tidak muat lagi.
Saat ini datang pengurus rumah dan berbisik kepada Arya.
Arya menganggukkan kepala dan berkata “Aku segara kesana.”
Setelah mengingatkan Winda untuk tidak berkeliaran, Arya kemudian berjalan pergi.
Tamu kehormatan malam ini telah tiba, kakak pertama sedang melayani tamu lainnya dan hanya dia yang bisa menerima tamu tersebut.
Saat baru sampai di aula terdengar suara teriakan.
Suara teriakan wanita, suara sapaan pria, di depan terasa sangat ramai.
Dan hanya ada satu orang yang bisa menimbulkan keributan ini.
Itu adalah Gandi, pengusaha paling bergengsi di kalangan generasi muda partai pemerintah.
Dua pelayan membuka jalan, Arya muncul dari balik kerumunan orang dan ia melihat seorang pria yang memiliki senyum hangat di wajahnya, lalu berkata “Presdir Tirta, setelah perpisahan saat itu, tidak disangka dapat bertemu kembali setelah sekian lama.”
Gandi tersenyum kecil “Tetapi tuan Yang masih tetap kelihatan tampan.”
Di puji oleh orang lain apalagi oleh Gandi yang memiliki status tidak biasa ini membuat Arya tersenyum lebar.
Dia mengulurkan tangan dan mempersilahkan “Selamat datang Presdir Tirta !”
Setelah Gandi memasuki aula, di belakangnya terdapat beberapa wanita yang menggemarinya.
“Dengar-dengar tuan Tirta ini masih lajang?”
“Sepertinya begitu, dia sangat tampan dan aku sangat ingin menikahinya!”
“Jangan berharap lagi, aku dengar dari temanku di partai pemerintah kalau dia menyukai pria….”
“Hah, apakah benar? Astaga, bukankah sangat menjijikkan? Tidak tahu apakah dia akan suka dengan pria sepertiku ini?”
……
Kata-kata di belakangnya tersebut membuat raut wajah Gandi menjadi berubah.
Saat ini Arya mengangkat gelas anggur dan bersulang dengannya, dia juga mendengar perkataan-perkataan itu, dengan tersenyum berkata “Pesona Presdir Tirta sangatlah besar, tidak peduli kemanapun dapat menarik perhatian baik pria maupun wanita!”
Gandi mengerutkan alis, saat akan berbicara perhatiannya tertuju kepada bayangan seseorang yang sedang berjalan kemari dari kejauhan.
Novel Terkait
Adore You
ElinaPengantin Baruku
FebiMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLove And War
JaneGet Back To You
LexyDon't say goodbye
Dessy PutriMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Yang Dalam×
- Bab 1 Menyelamatkan Hidup Adik Laki-Laki
- Bab 2 Memberi Uang Kepadanya
- Bab 3 Dia Mengatakan Aku Cantik
- Bab 4 Kesepakatan Mendadak
- Bab 5 Neva Mengorbankan Tubuhnya
- Bab 6 Memutar Balikan Fakta
- Bab 7 Tidak Bisa Melarikan Diri Dari Takdir
- Bab 8 Bertaruh Denganku
- Bab 9 Nana yang Baik
- Bab 10 Mengambil Sesuai Keperluan
- Bab 11 Mempublikasikan
- Bab 12 Malam Pernikahan
- Bab 13 Kamu Minum Kebanyakan
- Bab 14 Penuh Cinta
- Bab 15 Pak Gandi, Jangan Begitu!
- Bab 16 Tidak Kenal Lelah
- Bab 17 Datang Memprovokasi
- Bab 18 Pacarku Sangat Lembut Padaku
- Bab 19 Kita Suami Istri
- Bab 20 Terluka
- Bab 21 Perselisihan
- Bab 22 Konyol
- Bab 23-24 Lempar Keluar
- Bab 25 Tidak Peduli
- Bab 26 Hilang ?
- Bab 27 Dokumen
- Bab 28 Ayah Yang Tampan
- Bab 29 Badut
- Bab 30 Berita Utama Di Instagram
- BAB 31 Sikap Ibu Tirta
- Bab 32 Harus Pulang
- Bab 33 Gandi Terluka
- Bab 34 Nasehat
- Bab 35 Merepotkan
- Bab 36 Maaf
- Bab 37 Air mata
- Bab 38 Sebuah Tamparan Diwajah
- Bab 39 Apakah Bisa Lebih Dekat Sedikit Lagi?
- Bab 40 Penampilan Saling Mencintai
- Bab 41 Sampai Jumpa Kamu
- Bab 42 Orang Berubah Keadaan Sama
- Bab 43 Keraguan Gandi Tirta
- Bab 44 Berlagak Pahlawan
- Bab 45 Habiskan Bersamaku
- Bab 46 Berbelanja
- Bab 47 Sangat cocok
- Bab 48 Tunggu Sebentar
- Bab 49 Wanita Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 50 Orang Yang Paling Dibenci
- Bab 51 Tersadarkan
- Bab 52 Pria Harus Menyayangi Istri
- Bab 53 Mati Memegang Kedudukan
- Bab 54 Meremehkan
- Bab 55 Menunggu Suamiku Datang Menjemput
- Bab 56 Ke Kiri Pulang Ke Kanan Menjemputnya
- Bab 57 Gadis Yang Baik
- Bab 58 Kalah
- Bab 59 Berubah
- Bab 60 Wanita Paling Berbakat
- Bab 61 Tidak Menyukainya
- Bab 62 Keuntungan
- Bab 63 Makan Bersama
- Bab 64 Berakting Sebagai Istri Yang Baik
- Bab 65 Kehangatan Neva
- Bab 66 Hal Besar Terjadi
- Bab 67 Pura-Pura Oon
- Bab 68 Si Jelek
- Bab 69 Kenyataan
- Bab 70 Kalau Ada Pilihan
- Bab 71 Satu-Satunya
- Bab 72 Alasan
- Bab 73 Konyol
- Bab 74 Penyakit Datang Tidak Terduga
- Bab 75 Pesta Kelas Atas
- Bab 76 Memandang Rendah
- Bab 77 Otaknya Rusak
- Bab 78 Pilihan Paling Sulit
- Bab 79 Kabar Baik
- Bab 80 Seperti Burung
- Bab 81 Bahkan Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 82 Berita Heboh
- Bab 83 Menambah Minyak Di Api Yang Membara
- Bab 84 Membatasi Hubungan
- Bab 85 Bayangan Tubuh
- Bab 86 Orang Baik
- Bab 87 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 88 Romantis
- Bab 89 Kegelisahan
- Bab 90 Situasi Membaik
- Bab 91 Kejadian Masa Lalu
- Bab 92 Adik Ipar
- Bab 93 Anemia
- Bab 94 Intuisi
- Bab 95 Mengecilkan Masalah
- Bab 96 Takdir
- Bab 97 Kakak Ipar Yang Hebat
- Bab 98 Jaga Baik Anj*ngmu
- Bab 99 Rindu
- Bab 100 Marah
- Bab 101 Ayah Dan Putri Itu Bertemu Secara Tidak Disengaja
- Bab 102 Tempatnya Bersandar Seumur Hidup Ini
- Bab 103 Tercengang
- Bab 104 Neva Dalam Bahaya
- Bab 105 Pahlawan
- Bab 106 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 107 Kenyataan
- Bab 108 Perhatian
- Bab 109 Demam
- Bab 110 Jebakan Julia
- Bab 111 Hukum Karma
- Bab 112 Anak Bandel
- Bab 113 Kartu Orang Baik
- Bab 114 Cinta Milik Dirinya, Dia Tidak Tahu
- Bab 115 Penjelasan Gandi
- Bab 116 Alergi
- Bab 117 Mengabaikan
- Bab 118 Dilukai
- Bab 119 Cinta Yang Pura-Pura
- Bab 120 Serakah
- Bab 121 Mabuk
- Bab 122 Bawa Wanita Ini Pergi
- Bab 123 Depresi
- Bab 124 Bakti Anak Yang Tidak Dikenal
- Bab 125 Kasih Sayang Ibu Dan Anak
- Bab 126 Meminta Uang
- Bab 127 Dua Ratus Miliar
- Bab 128 Mimpi Karena Rindu
- Bab 129 Berkompromi
- Bab 130 Kecantikan Neva
- Bab 131 Minta Tolong
- Bab 132 Memukulnya Sampai Mati
- Bab 133 Tidak Tahu Bersikap Lembut
- Bab 134 Kontrak
- Bab 135 Telpon Dari Dia Lagi
- Bab 136 Pelacur Centil
- Bab 137 Umpan
- Bab 138 Menyebutkan Kelemahan
- Bab 139 Pesta
- Bab 140 Saksi
- Bab 141 Perlakukan Diri Sendiri Dengan Baik
- Bab 142 Uang Kaget
- Bab 143 Biar Dia Datang Mencariku
- Bab 144 Lubang Tanpa Dasar
- Bab 145 Ada Orang Yang Bertindak
- Bab 146 Kesukaan Yang Tersembunyi
- Bab 147 Dia Masih Merupakan Seorang Siswa
- Bab 148 Orang Yang Berwajah Dingin Tetapi Berhati Hangat
- Bab 149 Tahun-Tahun Mengenal Tuan Tirta
- Bab 150 Mengantar Diri Untuk Dipermalukan
- Bab 151 Kamu Takut Aku
- Bab 152 Cari Mati
- Bab 153 Kritis
- Bab 154 Vegetatif
- Bab 155 Mimpi Buruk
- Bab 156 Bangun
- Bab 157 Blokir Jalan
- Bab 158 Kala Itu dan Sekarang
- Bab 159 Sudah Cukup Belum
- Bab 160 Tahu Diri
- Bab 161 Kamu Tidak Pantas
- Bab 162 Arogan
- Bab 163 Dilema
- Bab 164 Mengadu
- Bab 165 Sukses Atau Gagal Tergantung Pada Ini
- Bab 166 Terjebak
- Bab 167 Apakah Kamu Sudah Senang
- Bab 168 Cinta Yang Tak Berbalaskan
- Bab 169 Difitnah
- Bab 170 Hidup Atau Mati
- Bab 171 Kematian Nyawa Kecil
- Bab 172 Kakak Telah Datang Melihatmu
- Bab 173 Kesempatan Untuk Mengakui Kesalahan
- Bab 174 Tidak Mau Pergi Ke Manapun
- Bab 175 Kekejaman Dunia Maya
- Bab 176 Bertambah Satu Orang
- Bab 177 Berpisah
- Bab 178 Pernikahan Yang Buruk
- Bab 179 Kesepian
- Bab 180 Kelak Jangan Datang Lagi
- Bab 181 Tidak Ada Yang Enak Dipandang
- Bab 182 Istriku Tidak Bisa Minum Bir
- Bab 183 Menyusahkan
- Bab 184 Tatapan Matanya
- Bab 185 Melahap Kue Besar Sendiri
- Bab 186 Gadis Kecil Lebih Manis Darimu
- Bab 187 Membeberkan
- Bab 188 Aku Adalah Masalah
- Bab 189 Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 190 Merasa Bersalah
- Bab 191 Minum Bir
- Bab 192 Sampai Jumpa Di Kehidupan Selanjutnya
- Bab 193 Membunuh Orang
- Bab 194 Balas Dendam
- Bab 195 Perempuan Yang Merepotkan
- Bab 196 Setumpuk Sampah
- Bab 197 Ketulusan Keluarga Garfid
- Bab 198 Kamu Telah Menebaknya Dengan Benar
- Bab 199 Tiga Detik Tidak Pukul, Menjadi Nakal
- Bab 200 Sudut Bibir Yang Naik Ke Atas
- Bab 201 Ancaman Julia
- Bab 202 Kehangatannya
- Bab 203 Sengaja Ya?
- Bab 204 Seluruh Penjuru Dunia
- Bab 205 Burung Unta
- Bab 206 Membunuh Sekeluarganya
- Bab 207 Wanitaku Hanya Dirimu Saja
- Bab 208 Hanya Diriku Yang Pernah Menjadi Wanitanya
- Bab 209 Aku Benar-Benar Sudah Sangat Lelah
- Bab 210 Bos Richie yang Berprinsip
- Bab 211 Ciuman Halus
- Bab 212 Kewajiban Suami Istri
- Bab 213 Apakah Kamu Menyukaiku?
- Bab 214 Jangan-Jangan Otaknya Sudah Rusak?
- Bab 215 Pemicu Terakhir
- Bab 216 Aktif
- Bab 217 Kontroversi Kontrasepsi
- Bab 218 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan?
- Bab 219 Melebih-lebihkan
- Bab 220 Kakak Ipar
- Bab 221 Jalan Shivas
- Bab 222 Paling Parah Mengulang Kembali Dari Awal
- Bab 223 Merundingkan sesuatu
- Bab 224 Hal Yang Benar Dengan Orang Yang Tidak Tepat (1)
- Bab 224 Membicarakan Kejadian Tidak Membicarakan Orangnya
- Bab 225 Rasa Air Mata
- Bab 226 Kebetulan
- Bab 227 Apakah Sudah Sampai Waktu Yang Hancur Sepenuhnya?
- Bab 228 Perlu Pertukaran
- Bab 229 Sebenarnya Aku Juga Pernah Menyukaimu
- Bab 230 Orang Yang Tak Berperasaan
- Bab 231 Hancurkan Dia
- Bab 232 Permainan
- Bab 233 Genit
- Bab 234 Suasana Hati Richie Yang Buruk
- Bab 235 Dia Telah Kembali
- Bab 236 Pria Yang Memanjat Balkon
- Bab 237 Tidak Cinta
- Bab 238 Memalukan
- Bab 239 Dukungan
- Bab 240 Satu-Satunya Orang Cerdas Di Dunia
- Bab 241 Pulang
- Bab 242 Kamu Sendiri Yang Memilih
- Bab 243 Kemana Saja Tidak Lupa Menggoda
- Bab 244 Ada, Tapi Sudah Meninggal
- Bab 245 Dikurung
- Bab 246 Mak Comblang Paruh Waktu
- Bab 247 Datang Seorang Teman
- Bab 248 Kesalahan Sendiri Ditanggung Sendiri
- Bab 249 Aku Ingin Menunggumu Pulang
- Bab 250 Wajah Adalah Benda Yang Bagus
- Bab 251 Perbedaan Cinta Murni
- Bab 252 Berasa Naik Ke Surga
- Bab 253 Dia Menyukainya Tetapi Tidak Mau
- Bab 254 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Lagi
- Bab 255 Marah
- Bab 256 Terjadi Sesuatu Dengan Tuan Muda
- Bab 257 Terima Kasih, Neva
- Bab 258 Mengapa Kecelakaan Tidak Terjadi Padamu
- Bab 259 Dia Menang
- Bab 260 Ketidaknyamanan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 261 Berbagi Suka Dan Duka
- Bab 262 Kakek
- Bab 263 Semua Pria Itu Sama
- Bab 264 Tokoh Besar
- Bab 265 Tidak Bagus!
- Bab 266 Legal Officer Wanita
- Bab 267 Gadis Kecil Yang Dipungut
- Bab 268 Wow, Harum Sekali!
- Bab 269 Petani Dan Ular
- Bab 270 Darah Daging Keluarga Yang
- Bab 271 6 Orang Mama
- Bab 272 Permintaan Berty
- Bab 273 Masuk Dapur
- Bab 274 Maksud Hatinya
- Bab 275 Putus Harapan
- Bab 276 Peperangan
- Bab 277 Mengembalikannya Berlipat Ganda
- Bab 278 Aku Sangat Mengganggu Ya
- Bab 279 Perubahan Di Acara Pernikahan
- Bab 280 Menginginkan Anak
- Bab 281 Memberikan Sebuah Kejutan Kepadanya
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Dia Yang Mana Yang Asli?
- Bab 284 Aku Memanggilmu Adik, Kamu Juga Tidak Menjawabnya
- Bab 285 Orang Yang Paling Lembut Di Dunia
- Bab 286 Tes DNA
- Bab 287 Dua Buah Mayat
- Bab 288 Selamat Tinggal Cintaku
- Bab 289 Kemanapun Tidak Boleh Pergi
- Bab 290 Aku Mencintaimu
- Bab 291 Kemanusiaan Dan Ancaman
- Bab 292 Penjahat Mutlak
- Bab 293 Enam Puluh Milyar Dan Nyawa Manusia
- Bab 294 Empat Triliun, Kamu Pergilah Sana
- Bab 295 Surat Yang Dia Tinggalkan
- Bab 296 Perusahaan Aska Bangkrut
- Bab 297 Kebaikannya
- Bab 298 Dia Sudah Tiada
- Bab 299 Maaf
- Bab 300 Paman Dan Anak Perempuan
- Bab 301 Bertumbuh Bersama
- Bab 302 Paman Harus Melindungi Nana Dan Ibu
- Bab 303 Keputusan Gandi
- Bab 304 Julia Morez diculik
- Bab 305 Perdagangan Web Gelap
- Bab 306 Hatinya Hanya Ada Satu Orang
- Bab 307 Pasti Bisa Ditemukan
- Bab 308 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 309 Yang Terindah Di Lubuk Hati
- Bab 310 Aku Bersedia Dimarahi Olehmu Seumur Hidup
- Bab 311 Wanitaku
- Bab 312 Jongkok Di Pojokan
- Bab 313 Aku Menganti Kerugian Kamu
- Bab 314 Kamu Sangat Tertarik Kepada Dia
- Bab 315 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 316 Apakah Rasanya Seperti Yang Kamu Inginkan?
- Bab 317 Aku Hanya Ingin Mendekatimu
- Bab 318 Membutakan Matanya
- Bab 319 Pasti Sangat Bahagia
- Bab 320 Mengunci Hati Kamu
- Bab 321 Orang Asing di Meja Makan
- Bab 322 Orang Yang Mengganggu, Kakinya Akan Dipotong
- Bab 323 Aku Suka Kamu Menemaniku
- Bab 324 Kebenaran
- Bab 325 Sejarah Tersembunyi Keluarga Yang
- Bab 326 Ada Apa Ini?
- Bab 327 Berbohong
- Bab 328 Dia Hampir Mati
- Bab 329 Permohonan Untuk Tetap Hidup
- Bab 330 Penyelamat
- Bab 331 Merahasiakan Identitas Orang Yang Mendonorkan Darah
- Bab 332 Nyonya Presdir
- Bab 333 Pria Jahat
- Bab 334 Biaya Terima Kasih
- Bab 335 Apa yang Kamu Inginkan Dariku, Agar Kamu Merasa Puas
- Bab 336 Kedepannya Jangan Menangis Lagi
- Bab 337 Impian Kehidupan Cinta
- Bab 338 Pak Tua Yang Memancing Ikan
- Bab 339 Bertindak Terlalu Berlebihan
- Bab 340 Wanita Bikini
- Bab 341 Barter
- Bab 342 Anak
- Bab 343 Tidak Selezat Pangsit
- Bab 344 Bawa Ibu Kembali
- Bab 345 Seolah Tidak Mengenal Sanak Keluarga
- Bab 346 Menjauhlah Dariku
- Bab 347 Kemesraan Di Sisi Gelap
- Bab 348 Ayo Kita Pacaran
- Bab 349 Karier
- Bab 350 Posisi Yang Didapatkan Dengan Menaiki Ranjang
- Bab 351 Aku Akan Bertanggung Jawab Padamu
- Bab 352 Bertaruh Dengan Ayah
- Bab 353 Ayahku Adalah Kepala Sekolah
- Bab 354 Aku tidak keberatan membantumu mendisiplikannya
- Bab 355 Nyali cukup besar
- Bab 356 Hal yang mengerikan
- Bab 357 Kamu Jangan Bicara Sembarangan Ya
- Bab 358 Menerima Resikonya
- Bab 359 Dia Bilang, Itu Putrinya
- Bab 360 Merokok Buruk Bagi Kesehatanmu
- Bab 361 Apakah Ada Sesuatu di Wajahku
- Bab 362 Pergi Membuka Kamar?
- Bab 363 Ingatan Hancur
- Bab 346 Tuan Tirta, Berbicaralah Dengan Baik
- Bab 365 Tidak Ada Yang Berani Mengatakan Keburukan Aku Dan Kamu
- Bab 366 Antar Saudara
- Bab 367 Karena Direktur Yang Memiliki Temperamen Baik
- Bab 368 Kamu Bisa Belagu Sampai Kapan
- Bab 369 Aku Orangnya Lebih Cinta Damai
- Bab 370 Semuanya Mengandalkan Sponsor Elit
- Bab 371 Penasihat
- Bab 372 Masalah Sepele Ini, Kapan Saja Dikerjakan Juga Sama
- Bab 373 Seratus Tangkai Bunga Mawar Ungu
- Bab 374 Nasib Akhir Penyanjung
- Bab 375 Keputusasaan Dan Harapan
- Bab 376 Utarakan Perasaanmu, Bersikap Lebih Berani
- Bab 377 Setiap Perbuatanku Hanya Boleh Dilakukan Untukmu
- Bab 378 Tuan Gandi, Kamu Benar-benar Buta
- Bab 379 Melakukan Sesuatu Yang Penting
- Bab 380 Hal Yang Hanya Terjadi Pada Sepasangan Kekasih
- Bab 381 Aku Di Sini Melihatmu Kembali
- Bab 382 Akankah Ibu dan Paman Gandi tidur bersama?
- Bab 383 Pikiran Gadis
- Bab 384 Kamu pernah kehilangan ingatan, Apa kamu lupa
- Bab 385 Kesehatan Tubuh Pertama, Jangan Kecapekan
- Bab 386 Pakaian Tidak Rapi Dan Kaki Lemas
- Bab 387 Pacar Gosip