Cinta Yang Dalam - Bab 71 Satu-Satunya

Neva merasa ragu, namun tetap maju menghampiri dan berkata : “Gandi, kamu…”

Gandi langsung membuang muka, seolah menganggap Neva tidak ada, lalu melewatinya begitu saja.

Namun ketika melewatinya, Neva bisa mendengar Gandi mengancam : “Neva, apa yang kamu lakukan sangat hebat, aku akan mengingatnya!”

Setelah Gandi mengatakannya dengan suara lirih, ia langsung menuju sofa dan duduk di sana.

Sekarang, hanya tersisa Neva yang berdiri membatu disana, membuatnya entah harus berdiri atau duduk.

Nyonya Tirta melirik Gandi dengan dingin dan berkata : “Siapa yang menyuruhmu duduk!”

Dalam hati Gandi menghela nafas, tadi berlutur sehingga dia masih bisa melawan dengan cara diam.

Namun sekarang ini hanya masalah harga diri yang kecil, dibandingkan dengan kesehatan ibunya, dia tahu jelas mana yang lebih penting.

Sehingga dia bangkit dengan sadar diri.

“Keluar kamu, membuat kesalahan yang begitu besar, berdiri didepan sana sambil merenungkannya.” Kata Nyonya Tirta dengan dingin.

Kali ini cukup memicu emosi Gandi.

Awalnya berlutut, lalu memukul dan memarahinya, barusan tidak membiarkannya duduk, sekarang masih ingin menyuruhnya keluar.

Meskipun manusia yang terbuat tanah liat pun punya emosi.

Apalagi Gandi merasa kalau dia tidak melakukan kesalahan.

Tatapan matanya yang dingin menyapu wanita yang mengganggu pemandangan didalam ruang tamu, berkata dengan datar : “Ibu, aku bisa menerima semua kritika dan juga amarahmu. Namun dalam hati aku tidak merasa punya salah. Aku bukan boneka yang kamu gerakkan, kamu menyuruhku menikahi wanita ini, aku sudah melakukannya. Tapi aku tidak akan meyukainya, aku punya orang yang kusukai, juga punya orang yang ingin kunikahi. Gossip kali ini memang salahku. Namun wanita dalam gossip itu juga satu-satunya wanita yang kusukai.”

Apa yang Gandi katakan kali ini sepenuhnya membuat Fandi tercengang mendengarnya.

Kakak kedua ini sebenarnya ingin membuat ibu mati kesal atau ingin mati dipukuli ibu!

Dia segera memberi isyarat pada kakak keduanya, berkata sebagai orang baik : “Kakak kedua, apa yang kamu katakan, bukankah apa yang ibu lakukan semua demi kebaikanmu? Kamu mengaku salah pada ibu, lalu keluar untuk interospeksi diri sebentar saja sudah!”

Neva berdiri dengan bingung di tengah ruang tamu, tiba-tiba merasa kehadirannya disini seperti tidak diharapkan.

Mereka bertiga adalah satu keluarga, meskipun saling melukai pun, tidak akan bisa memutus hubungan darah dalam tubuh mereka.

Kalau dirinya? Dia hanya wanita yang menjalankan pernikahan paksa?

Diperlakukan dengan dingin oleh suami sendiri. Hatinya ini, meskipun penuh dengan lubang dan luka, dia tetap tidak akan terbiasa.

Namun yang boleh muncul diwajahnya hanya matanya yang memerah. Itu pun harus menundukkan kepalanya agar tidak ada yang menyadarinya.

Kalau sampai terlihat oleh Gandi, mungkin dia akan mengatakan kalau dia sedang berakting untuk dikasihani.

Jari Nyonya Tirta menunjuka Gandi sampai gemetar, ia mengambil gelas yang ada di meja dan melempar kearahnya.

Gandi tidak menghindar, dia membiarkan gelas itu dilempar ke tubuhnya.

Lalu menangkan gelas yang hampir jatuh ke lantai dan meletakkannya di meja.

“Kalau ibu ingin aku keluar untuk introspeksi diri, maka aku akan segera pergi. Mengenai salah, aku tidak akan mengakuinya.” Setelah Gandi mengatakannya, ia langsung melangkah keluar pintu.

Membuat Nyonya Tirta menggebrak-gebrak meja sambil meneriakinya sebagai anak durhaka.

Neva tidak menyangka akan terjadi keributan sampai seperti itu, dia perlahan mendekat dan berkata : “Ibu, jangan marah lagi, ini semua salahku, kalau aku tidak menikah dengan Gandi, mungkin tidak akan ada masalah seperti ini.”

Ketika Neva berkata sampai disini, suaranya terdengar tercekat.

Dia pernah membayangkan memiliki pernikahan yang begitu membahayakan, namun yang sekarang dia miliki dalam pernikahan ini hanya kekerasan dalam bentuk sikap dingin setiap waktu.

Fandi membalikkan bola matanya, seolah tiba-tiba menjadi dewasa, dia tahu kalau kakak kedua dan kakak ipar keduanya segera pergi sekarang, mungkin amarah ibunya akan lebih cepat reda, sehingga tidak akan marah lagi.

“Kakak ipar, kamu dan kakak kedua pulanglah dulu. Aku aka menjaga ibu!”

Fandi berkata sambil memberi isyarat pada Neva.

Mengenai apa yang dikatakan adik iparnya, sebenarnya Neva merasa setengah percaya, karena adik iparnya sudah terkenal tidak bisa diandalkan.

Namun cara terbaik sekarang, adalah dia dan Gandi pergi dulu. Dengan begitu Nyonya Tirta tidak akan teringat hal-hal yang tidak menyenangkan ketika melihat mereka.

Dia pergi ke dapur untuk mengambil telur rebus, setelah mengupasnya lalu memasukkannya kedalam plastic, dan berjalan keluar dari kediaman keluarga Tirta.

Sekarang Gandi sedang berdiri didepan pintu, terlihat tangannya memegang sebatang rokok, namun dia tidak menghisapnya, ia membiarkan rokoknya terus membakar, seolah sedang memikirkan sesuatu sampai melamun jauh.

“Gan, Tuan Tirta, kita, kembali saja?” Neva berjalan perlahan ke sisi Gandi, hatinya merasa tidak tenang, seolah takut salah bicara dan membuat Gandi langsung melampiaskan semuanya padanya.

Sekarang Gandi sedang duduk di tangga depan pintu, dia tidak mengangkat kepalanya, ia merasa kalau sampai melihat wajah wanita ini, dia pasti akan muntah.

“Sudah selesai mengadu pada ibuku?” Gandi berkata dengan dingin.

Hati Neva terasa tercengkram, ia berkata dengan lemah : “Bukan, aku tidak……”

“Bukan?” Gandi langsung berdiri, lalu membuang rokoknya ke tanah dan menginjaknya.

Ia mencengkram baju Neva, menariknya keluar dari halaman, membuka mobil, lalu mendorongnya masuk.

Telur yang dibawa oleh Neva terjatuh dan terguling ke bawah mobil.

Lampu dalam mobil menyala secara otomatis, Neva bisa melihat ekspresi wajah Gandi, wajahnya sekarang terlihat sangat menakutkan.

Dia mengambil telur, ingin mengulurkan tangannya dengan gemetar, namun ia baru sedikit mengulurkan tangannya, langsung ditepis oleh Gandi dengan sadis : “Jauhkan tanganmu yang kotor itu, jauh-jauh dariku!”

Hati Neva terasa sakit, ia memegang telur dan memasukkannya kembali ke dalam kantung.

Gandi menyalakan mobil, melepas rem tangan, lalu menginjak gas sampai maksimal, mobilnya melaju dengan cepat.

Karena terhempas dengan kuat, membuat Neva refleks memegang sabuk pengaman dengan wajah ketakutan.

Namun karena panic, dia tidak terus gagal mengaitkan sabuk pengaman.

“Gan, Tuan Tirta, pelanlah sedikit………..”

Dia tidak bicara masih jauh lebih baik, Gandi yang tadinya sudah menurunkan kecepatan, langsung menginjak gas lebih dalam lagi, kecepatannya sampai menembus lima ribu, suara alarm berbunyi, hampir membuat seisi mobil berdengung oleh suaranya.

Neva ketakutan sampai menjerit, ia mencengkram sabuk pengaman dengan erat, sampai masuk kota, Gandi baru mengurangi kecepatannya, kepala Neva membentur sandaran kursi depan, membuat lehernya terasa hampir patah.

Neva tidak berani bersuara, dia mengamati pemandangan diluar jendela dengan hati-hati, ini, sepertinya bukan jalan pulang kerumah?

Dia melihat ekspresi wajah Gandi yang menakutkan dari balik kaca spion, lalu berkata dengan lirih : “Gan, Tuan Tirta, masalah hari ini, sebenarnya bukan aku yang………”

“Kalau bukan kamu siapa lagi?” Gandi berkata dengan dingin.

“Aku juga dipanggil oleh ibu kesana……” Neva menjawab dengan suara pelan.

Gandi langsung merasa lucu, wanita ini, semakin lama semakin pandai berbohong.

Ibunya sendiri, dia yang paling tahu.

Dia bisa membaca Koran, menonton berita di televisi.

Namun untuk siaran dan juga berita gossip di internet, dia tidak akan meliriknya sekali pun, ia selalu merasa dunia ini terlalu kacau.

Fandi tahu, namun Fandi pasti akan menekan masalah ini, bagaimana mungkin membiarkan masalah ini terus membesar.

Sehingga satu-satunya orang yang menjadi biang dari masalah ini adalah Neva.

Dia yang hari ini datang mengadu!

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu